The Horizon of Jiu

The Horizon of Jiu

Oleh:  Sei_30  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 Peringkat
65Bab
455Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ditabrak truk langsung pindah dunia. Oh, kali ini beda caranya. Shi Jiu pindah dunia setelah disambar petir saat bersantai di Pantai Selatan. Begitu pindah dunia, yang menyambutnya adalah dua naga dari sembilan naga yang turun ke bumi. Shi Jiu mencoba mencari jalan pulang dan bersama dengan dua naga serupa yin dan yang. Mereka mengumpulkan sembilan pusaka yang dijaga sembilan naga. "Namaku Shenlong dan aku merindukanmu, Jiu." "Mengapa kau mau melakukan ini? menolongku yang bukan siapa-siapa.” "Kau lebih dari yang dirimu pikirkan, Jiu.” Perjalanan ini akan panjang, penuh liku, dan menguak masa lalu Jiu yang tidak pernah dia sangka. Mimpi yang kerap kali singgah bersama ramalan ratusan tahun ternyata tertuju pada dirinya. Mampukah dia bertahan, atau memilih menyerah pada takdir.

Lihat lebih banyak
The Horizon of Jiu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
KarlTzy
cerita yg menarik, lanjutkan dan tetap semangat menulisnya ya.
2023-12-21 21:24:01
1
user avatar
Lenny Asnita
Diksinya sederhana tapi ngena. ceritanya juga fresh orisinil. karakternya lucu. si huanglong udah kayak duta meme anjir. kocak bener. shenlong manis bener perlakuannya ke Jiuuu
2023-10-12 21:16:13
1
65 Bab
1. Ramalan Tua
“Apa yang dilakukan bocah ini?”Seorang pria tua menendang kaki kecil seorang anak lusuh yang berdiri diam di tengah jalan. Para pejalan kaki hanya memandang sesaat, tidak peduli, lantas melanjutkan langkah menyusuri jalan. Malam di desa paling kumuh dalam kekuasaan Dinasti Zhou sangat dingin. Sebagian rakyatnya berusaha hidup dengan perut lapar. Termasuk anak kecil yang kini tidak kunjung bangun setelah ditendang pria tua tadi.“Ma-maka ta-tampaklah… suatu tanda.” Bibir kering dan pucat itu bersuara lirih, mata hitamnya nampak kosong tanpa cahaya kehidupan. “Besar… di langit, seorang perempuan–”‘–Berselubung matahari, dengan bulan dibawah kakinya dan sebuah mahkota dari sembilan bintang di atas kepalanya.’“Maka tampaklah suatu tanda besar di langit. Seorang perempuan berselubung matahari, dengan bulan dibawah kakinya dan sebuah mahkota dari sembilan bintang di atas kepalanya!”Orang-orang sekitar sontak menatap anak lusuh itu. Bocah yang belum genap sepuluh tahun, dengan badan kuru
Baca selengkapnya
2. Shi Jiu
“Jiu….”Sekelebat bayangan hilang-timbul bersama gemuruh ombak memekakan telinga. Butiran pasir terasa kasar dan nyata di bawah kaki. Namun embusan angin serasa fatamorgana. Gumpalan awan sehitam arang, kilatan petir bagai amukan dewa Zeus. Dan seorang pemuda bermata emas, menatapnya lekat-lekat.“Jiu…, kami me–”Suaranya kembali hilang, tertelan keheningan diikuti bising panjang seperti ketukan nada tinggi. Gadis itu mengulurkan tangan, mencoba meraih sosok yang mulai menjauh. Jauh dan semakin jauh, bagai tertelan kegelapan tanpa ujung.“Tunggu!!” Jiu berseru keras dan terbangun dari tidurnya.Keringat dingin sebesar biji jagung, jatuh perlahan dari pelipis yang basah. Jantungnya berdebar, bersama deru nafas bergemuruh. Jiu menarik nafas panjang sebelum beranjak duduk dari tidurnya. Gadis itu mengusap kasar wajahnya sebelum melihat jam digital di atas nakas.Pukul tiga pagi.“Ck, lagi-lagi bangun jam segini.” Merasa tidak bisa tidur kembali, dia memutuskan bangun dan pergi ke dapur u
Baca selengkapnya
3. Jiu dan Huanglong
“Hei, keluarkan aku! KE-LU-AR-KAN AKU! Kalian dengar, tidak?!” Jiu tanpa lelah berulang kali berteriak di dalam jeruji kayu.Sudah hampir dua jam dia dikurung, tanpa tahu alasannya. Mendekam di dalam penjara yang terletak di bawah tanah, cahaya samar dari satu-satunya obor menjadi penerang. Terkadang embusan angin dari ventilasi alami membuat bulu kuduk Jiu meremang, Terlebih bau kayu lapuk bercampur bangkai hewan membuat perutnya bergejolak.“Sial betul nasibku!” sungutnya lalu menendang kurungan kayu dan berakhir mengaduh pelan sambil memegang kaki.Suara kunci dibuka terdengar nyaring, membuat rasa sakit di kaki hilang seketika. Jiu menatap seorang perempuan muda berjalan ke arahnya. Gadis itu memakai pakaian berwarna hitam, dengan garis merah tua. Dia membawa satu set pakaian ganti.“Ini pakailah, sangat tidak enak melihatmu berkeliaran dengan pakaian dalam dan basah.”“Pakaian dalam?” Jiu terdiam sejenak, tidak mengerti sebelum melihat pakaiannya sendiri lalu menunjuk diri dengan
Baca selengkapnya
4. Jiu dan Shenlong
Daya jangkau suara gemuruh dan tanah bergetar sampai ke tempat Feng Yi dan Feng Ju berkemah. Dua pria dari dua sekte berbeda itu saling pandang, kecemasan terpancar jelas dari mata mereka. Perwakilan dari sekte Lingyin, Feng Ju seakan bersiap mengambil kuda dan pergi ke arah asal suara. Namun langkahnya ditahan oleh Feng Yi.“Kita tidak boleh ikut campur!”“Tapi dia hanya seorang perempuan. Bahkan kita jelas tahu kalau inner qi gadis itu tidak terbuka. Dia bisa mati, Kak Feng Yi!”Pria paruh baya itu tetap diam, lebih mempertahankan perintah dari hati nuraninya. Bukan dia tidak punya hati, jelas Feng Yi sadar bahwa tindakan ini penuh resiko dan kejam tentunya. Namun perlu digaris bawahi, keputusan tidak rasional dari sembilan sekte menunjukan, betapa mereka tengah diambang keputus asaan.“Kita akan menunggu di sini. Jika gadis itu tidak kembali, maka dia memang bukan gadis dalam ramalan.”“Kak Feng Yi–”“–Aku paham Feng Ju,” sebelum pemuda di depannya protes lebih lanjut, dia lebih du
Baca selengkapnya
5. Pusaka Mutiara Hitam
Shenlong mengalihkan atensinya dari Naga Huanglong ke pedang di genggaman Jiu. Tangannya terulur dan bersandar di atas punggung tangan Jiu. Tubuh mungil dalam pelukan sang pria tersentak pelan, agaknya terkejut dengan sentuhan tiba-tiba. Shenlong tersenyum tipis, kemudian menatap lekat pada sosok besar di depannya.“Ini akan sedikit sakit,” katanya menarik perhatian Jiu. “Karena aku hanya membuka aliran qi untuk sementara. Cukup untuk mengalahkan Huanglong. Tapi tidak cukup untuk membuatmu baik-baik saja setelah ini.” Manik emas itu beralih ke arah sepasang manik coklat yang menatapnya lekat.“Mengapa kau mau melakukan ini? Menolongku yang bukan siapa-siapa.” Tanya Jiu setelah lama terdiam.“Kau lebih dari yang dirimu pikirkan, Jiu.” Shenlong mulai mengalirkan kekuatannya sedikit demi sedikit melalui sentuhan tangan.“Bagaimana kau tahu namaku? Aku belum memberitahukannya padamu!”Jiu merasakan adanya suatu energi merambat naik di bawah nadi. Dia sontak menoleh ke arah tangan yang men
Baca selengkapnya
6. Kepingan ke Delapan
“Kak He Ting!”Gadis bermata hitam itu mengerjap, tersentak pelan, lalu menoleh ke belakang. Seorang anak perempuan berusia delapan tahun, berlari sedikit tertatih ke arahnya. Wajahnya pucat, air mata mengalir deras dari mata bulatnya.“Kak He Ting! Tolong…,” katanya terisak pelan. Dia jatuh berlutut di depan He Ting dan menarik rok sambil tersedu-sedu. “Tolong selamatkan nenek!”“Adik, ada apa dengan Nenek Tao Lan?” Wanita muda dengan rambut hitam panjang sepunggung itu berlutut. Bertanya lembut sambil menyeka wajah dengan ujung lengan. “Bicaralah pelan-pelan, Kakak mendengarmu.”“Ta-tadi ada beberapa pria dewasa datang ke rumah. Nenek keluar untuk bicara dengan mereka, tiba-tiba terdengar suara ribut. A-aku segera keluar untuk melihat, ternyata mereka membawa paksa nenek dan menuduhnya telah mencuri.”Tangan He Ting yang sejak tadi mengusap punggung gadis kecil itu seketika terhenti. Dia berusaha mengatur kembali ekspresi kagetnya.“Apa adik tahu, mereka membawa nenek kemana?”Gadis
Baca selengkapnya
7. Keputusan Bag. 1
“...Jiu.”Suara hilang-timbul tidak asing itu terdengar sayup-sayup. Memanggilnya berulang kali, seakan memberitahu sudah waktunya dia kembali. Gadis itu menoleh untuk terakhir kali, pada seorang perempuan muda tengah meregang nyawa sendirian di ranjang jerami. Air mata jatuh membasahi pipi. Hatinya sakit, semakin sakit saat seorang laki-laki muda menerobos masuk dan memeluk He Ting yang telah tiada. Pemuda itu memiliki mata kuning cerah, rambut hitam yang diikat tinggi. Dia menangis tersedu-sedu, beberapa kali membelai hati-hati wajah putih kian memucat itu. “Tidak, jangan tinggalkan aku, He Ting!” Pria itu memohon, suaranya serak dan bergetar.“Mengapa… harus berapa kali lagi kau menderita karena manusia?!” Pria itu mencium kening dan pipi He Ting. Pundak lebarnya bergetar pelan, mencoba menahan rasa sakit di dada dan amarah yang kian menumpuk. “Maaf…” Jiu tiba-tiba berucap. Matanya merah dan sembab, “Maafkan aku… maaf….”“Jiu…”Sekali lagi suara itu memanggilnya. Jiu menoleh, b
Baca selengkapnya
8. Keputusan Bag. 2
Dua hari sebelumnya…Feng Ju tidak beranjak dari tempatnya sejak melepas kepergian Jiu. Pemuda itu menunggu dengan sabar dan diam-diam berharap. Semoga dewa berbelas kasih pada sang gadis, dan membiarkan Naga Huanglong tidak membunuhnya. Namun doa dalam diam itu terpaksa pupus. ketika gemuruh langit, dan tanah bergetar tidak lagi nampak. Feng Ju menatap cemas, apakah itu artinya pertempuran telah usai? Lalu bagaimana kabar sang gadis dalam ramalan?Feng Yi menghampiri, begitu juga para anggota dua klan ternama saat ini. Mereka memandang jauh pada lembah di belakang bukit. Mereka semua menunggu, sampai bulan purnama tepat di atas kepala. “Inilah jawabannya, wahai saudaraku.” Feng Yi menepuk pundak Feng Ju. “Dia bukan yang kita cari. Mari pergi tidur. Besok kita harus kembali dan melaporkannya pada sembilan pemimpin sekte.”Feng Ju tidak kunjung bergeming, kakinya seakan mengakar di tanah. Tak lama dia menghela napas panjang. Mengapa pula dia keras kepala seperti ini? padahal gadis it
Baca selengkapnya
9. Kota Shihezi
Perjalanan menuju kota Shihezi membutuhkan waktu satu hari bagi para pejuang murim. Untuk manusia biasa, tentu saja lebih lama. Terlebih selama perjalanan ini, Shenlong menggunakan waktu untuk mengajari Jiu mengenai inner ki. Pemuda itu juga membimbing sang gadis melakukan Teknik Enam Kombinasi. Sehingga perjalanan ini menjadi lebih panjang dari yang seharusnya. “Cara mempelajari inner ki bagi pemula adalah melalui latihan pernapasan. Sebab saluran pernapasan adalah kunci tubuh bisa mendapatkan asupan oksigen dengan maksimal.” Shenlong menaruh kedua telapak tangannya di punggung Jiu. “Selain itu dengan pernapasan yang baik, kau bisa membangun fondasi dasar yang kuat untuk menara tenaga dalam dalam tubuhmu.”Jiu menarik napas panjang selama tujuh detik, tahan napas lima detik, lalu menghembuskannya perlahan selama tujuh detik. Dia melakukannya berulang kali sesuai arahan Shenlong. Sementara pemuda itu menyalurkan energi pada tubuh sang gadis. Dia memastikan secara tepat membersihkan e
Baca selengkapnya
10. Jalan di Taman Kota
Suara guntur semakin sering terdengar, perubahan cuaca ekstrim ini kerap terjadi di wilayah sekitar Gunung Tianzi. Padahal tidak sampai setengah jam lalu, sinar matahari terasa hangat. Kini udara dingin disertai angin kencang menerpa. Sebagian pedagang sudah menutup jualan mereka, tidak ingin terlambat berteduh. Suara langkah kaki kecil bertalu cepat, dalam gendongannya terdapat bingkisan daging dan keranjang bunga. Gadis kecil dengan rambut dikuncir dua itu sesekali menoleh kebelakang. Dia berlari seakan dikejar sesuatu. Zhang Xue, gadis penjual bunga itu belok kiri, masuk ke gang sempit. Napasnya sudah putus-putus akibat lelah berlari. Namun dia harus secepatnya pergi ke tempat aman. Sayangnya, kaki kecil itu terantuk batu, membuatnya jatuh tersungkur. Belum sempat Zhang Xue beranjak, sesuatu memegang kedua kakinya. “Ti-tidak!! Lepaskan aku!” Dia meronta, kedua tangan menggapai apapun yang bisa dijadikan pegangan. “Tolong! Tolong aku!!” Namun kekuatan tangan besar yang mencengkr
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status