Beranda / Romansa / The Mafia Billionaire / 3. Mysterious Aiden Miller

Share

3. Mysterious Aiden Miller

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 13:03:38

((FLASHBACK SETENGAH JAM SEBELUMNYA))

"Kita sudah sampai, Tuan Miller."

Lelaki bersurai gelap itu pun sontak mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang sejak tadi ia tekuri, ketika mendengar supirnya memberitahunya.

Manik coklatnya mengedarkan pandangan ke luar jendela untuk menatap gedung yang bertuliskan "Choose Love Charity Foundation (Yayasan Amal Choose Love)."

Akhirnya ia tiba juga.

Aiden Miller tersenyum samar, seraya menatap lekat bangunan sepuluh tingkat di depannya. Waktunya untuk menyelesaikan misi.

Ia mengincar lukisan "The Mistress" dari seorang pelukis Indonesia bernama Renata Green, yang rencananya akan menjadi salah satu barang yang dilelang dalam acara penggalangan dana hari ini.

Sesuatu yang ada pada lukisan itu membuatnya tertarik dan ingin membelinya, berapa pun harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.

Lelaki itu meraih dan mengenakan kaca mata serta topi flat cap dari tempat duduk di sampingnya, yang akan menutupi setengah wajahnya.

Ketika pintu mobilnya terbuka dari arah luar, Aiden pun segera keluar sembari merapikan jas hitamnya.

Sosoknya yang tegap dengan otot yang menonjol halus dibalik balutan jas mahal yang ia kenakan, terlihat dingin dan tak tersentuh.

"Terima kasih." Lelaki itu tersenyum singkat dan berterima kasih kepada supir yang membukakan pintunya, lalu dengan langkahnya yang tegas ia pun berjalan memasuki gedung Yayasan.

Belum terlalu banyak orang yang datang, mungkin karena ia tiba agak sedikit lebih cepat dari waktu terselenggaranya acara.

Manik gelap Aiden berkelana secara diam-diam ke seluruh penjuru gedung, lalu menyeringai samar ketika melihat beberapa 'orangnya' yang sedang menyamar di sana sedang berbaur di antara orang-orang.

Bagaimana pun, ini adalah kemunculan pertama dirinya di depan khalayak publik.

Untuk saat ini, tak kan ada yang mengenali dirinya. Namun jika nanti ia membawa lukisan itu, mau tak mau Aiden akan menunjukkan wajahnya kepada dunia.

Hari ini akan menjadi hari yang bersejarah, karena seorang Aiden Miller yang misterius akan tampil.

Menunjukkan sosoknya yang selama ini berdiam di balik tabir kegelapan, bersembunyi, menunggu saat yang tepat untuk menampakkan diri di hadapan para musuh yang akan mengincar dirinya.

'Dan pertunjukan yang seru pun akan dimulai,' ucapnya dalam hati sembari menyeringai.

Seperti yang sudah diduga, tak ada seorang pun yang mengenali dirinya kecuali bawahan Aiden yang sedang menyamar.

Lelaki itu menyerahkan undangan VIP kepada penerima tamu yang juga sepertinya kurang informasi tentang siapakah Aiden Miller, karena dia hanya bersikap biasa saja walaupun tetap penuh hormat kepada Aiden.

Jika saja para wartawan tahu... pasti akan ada kehebohan besar di sini saat ini juga.

Aiden memasuki ruangan yang tidak terlalu luas namun dihias dengan apik dan elegan bernuansa putih.

Ada panggung yang cukup luas di bagian depan, yang digunakan untuk acara lelang dipenuhi beberapa petugas keamanan yang menjaga barang lelang berkualitas dengan harga selangit.

Manik kelam lelaki itu menatap satu-persatu dari beberapa lukisan yang diletakkan di atas panggung.

Tatapannya kemudian tertuju satu lukisan dengan latar putih yang menggambarkan dua siluet abstrak berbentuk manusia, lelaki dan perempuan, dalam percampuran berbagai macam warna yang indah.

Aiden mengerutkan keningnya. Ia tidak terlalu mengerti dengan lukisan, namun aneh rasanya jika itu dinamakan "The Mistress".

Tapi entahlah, mungkin dia saja yang buta seni.

Lagipula tidak terlalu penting juga apa barang lelangnya, meskipun memiliki kualitas seni yang baik atau buruk.

Yang terpenting adalah orang-orang kaya yang akan berlomba-lomba untuk memamerkan uang yang mereka sumbangkan untuk amal.

Wartawan akan memberitakan kedermawanan mereka, yang sesungguhnya tak lebih dari sandiwara belaka. Karena biasanya ada agenda tersembunyi atas kemurahan hati mereka.

Entah karena ingin dikenal sebagai jutawan yang gemar bersedekah untuk orang yang membutuhkan, atau karena ada sebab lain.

Aiden pun kemudian memutuskan untuk mencari kursi dengan posisi yang cukup strategis, terutama harus dapat melihat jelas bagian panggung.

"Ck. Aku paling benci segala sesuatu yang tidak tepat waktu," gerutunya, karena acara penggalangan dana ini masih juga belum dimulai padahal sudah lima belas menit lewat dari waktu yang telah ditentukan.

Namun beberapa saat kemudian terdengar suara dari atas panggung.

Tampak seorang Auctioneer (MC dalam acara lelang) telah menyapa para tamu peserta lelang dengan ramah, juga sekaligus menyapa para donatur tetap dari Yayasan Choose Love Charity.

Bla bla bla. Membosankan.

Aiden hampir saja tertidur mendengar Auctioneer yang tak henti-hentinya berbicara, ketika ia mendengar sebuah nama seorang wanita sedang disebutkan.

Nama Direktur dari Yayasan ini, Trixie Bradwell.

Gemuruh tepuk tangan mengiringi langkah kaki jenjang bersepatu heels itu. Seorang wanita yang masih sangat mudah berjalan dengan elegan menuju ke atas podium, setelah sebelumnya menyapa sang Auctioneer dengan ramah diiringi senyuman yang menawan.

Trixie Bradwell. Wow.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Mafia Billionaire   98. Extra Part

    Sepanjang makan malam itu, Aiden hanya bisa menjaga ekspresi wajahnya datar seperti biasa, padahal dalam hati ia meringis Bagaimana tidak? Tristan Bradwell, salah satu saudara kembar istrinya itu sejak tadi seolah tak lepas menatapnya dengan sangat tajam, seolah ingin mengulitinya hidup-hidup. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah karena perkataan dari putrinya yang bernama Ailee. Aiden pun hanya bisa mendesah pelan sembari mengusap bibirnya dengan serbet. Rasanya ia sudah kenyang, meskipun makanannya belum habis di dalam piringnya. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Ailee malah menatap dirinya dengan manik yang berbinar-binar. Gadis kecil berusia 5 tahun itu seolah kini telah resmi menjadi penggemarnya sejak Ailee melihat bagaimana Aiden menghajar empat orang musuhnya di tanah kosong samping villa. "Uncle, ini minumnya." Dengan cekatan, Ailee menuangkan teko kaca bening yang berisi air putih di gelas Aiden yang telah kosong. "Terima kasih, Ailee. Kamu manis se

  • The Mafia Billionaire   97. Runtuh Dan Bangkit Kembali

    "AIDEEN!!" Senyum bahagia terkembang di wajah tampan namun penuh lebam itu kepada kekasihnya yang datang menyongsong dirinya sambil berlari. Pelukan erat disertai tangisan penuh kelegaan itu diberikan oleh kekasihnya, membuat Aiden mengangkat tubuh Trixie dan mendaratkan ciuman dengan segenap perasaan cinta yang membuncah di dadanya kepada sosok rupawan ini. "Kamu benar-benar telah kembali..." isak Trixie di sela-sela pagutan bibir mereka. "Aku pasti kembali, Angel. Aku sudah berjanji padamu kan?" Aiden pun semakin memperdalam ciumannya, membuat kedua insan itu larut dalam lautan euforia. Trixie melepaskan bibirnya dan menyusupkan wajahnya di dada bidang Aiden. Ia bisa merasakan irama jantung yang berdetak dengan kuat dan membuatnya semakin terisak. "A-aku mengira... kamu tidak selamat..." Aiden mendaratkan kecupan lembut di puncak kepala Trixie. "Sejujurnya, aku pun tadinya mengira begitu," ungkap Aiden jujur. "Ada masanya aku mengira bahwa langkahku akan terhenti, k

  • The Mafia Billionaire   96. Gadisku Yang Manja

    Aiden memang telah mematuhi persyaratan untuk menjadi manusia yang bebas dari jeratan hukum, namun entah kenapa kini hatinya makin terasa kosong. Perasaan bersalah yang menggerogoti batinnya membuat wajah dan tubuhnya membeku layaknya patung. Benarkah apa yang ia lakukan saat ini? Menjadi pembelot ke arah kebenaran, dengan menjatuhkan orang yang seharusnya ia berikan kesetiaan? Aiden melihat dua orang sedang berjalan ke arahnya setelah menuruni salah satu tangga helikopter yang masih melayang di udara. Monica dan Nathan. Mereka datang untuk menjemputnya pulang. "Oh ya, satu lagi." Tiba-tiba Agent Gale kembali berkata. "Pengampunan dari Pemerintah Inggris Raya tidak serta merta memberikan kembali semua kehidupanmu seperti semula, Mr. Miller. Mengingat sepak terjangmu sebelumnya sebagai pimpinan mafia, maka semua asetmu telah diambil alih. Jadi dengan kata lain, kamu telah 'dibangkrutkan'." Monica yang baru saja sampai, seketika membelalakkan mata mendengar perkataan Agent

  • The Mafia Billionaire   95. Tak Lagi Menjadi Buronan

    Hujan salju ternyata telah terjadi sejak Aiden memasuki kediaman milik Ryuuto. Dan kini, di tengah-tengah hujan salju dan deru angin yang meniupkan butirannya ke segala arah, Aiden berdiri berhadapan dengan Ryuuto. Sebilah katana tajam telah berada di tangan mereka, dengan posisi yang sama bersiap waspada. "Ingatkah dengan sumpah setiamu sendiri, Aiden-kun?" Kalimat itu membuat Aiden mendesah pelan. Sumpah setia, adalah bentuk pengabdian seorang murid kepada sensei-nya. "Kitsune no me," guman Aiden pelan. Semua murid Ryuuto telah mengucapkan sumpah setia, yang berupa tak akan pernah menyerang gurunya sendiri. Namun jika itu terjadi, maka mereka harus bertarung dengan kondisi kedua mata yang tertutup, yang disebut dengan istilah kitsune no me. Aiden telah mendapat pelatihan kitsune no me, bahkan ia mendapatkan peringkat pertama. Tapi melawan Ryuuto-sensei yang ahlinya ilmu bertarung dengan mata tertutup, adalah sama halnya dengan mustahil. SRAAKKK!!! Ryuuto melempar ikat kep

  • The Mafia Billionaire   94. Duel Sampai Mati

    Lokasi : Utashinai, Pulau Hokkaido - JepangMusim dingin tahun ini sangat menggigit. Salju yang tebal bagaikan selimut dingin yang bukan saja telah membekukan bumi, tapi juga waktu yang seolah terhenti dalam keheningannya.Setelah berjalan kaki sejauh tiga kilometer dan beberapa kali terperosok ke dalam salju, akhirnya pria itu sampai juga pada tujuannya.Yaitu sebuah rumah yang luas bergaya Jepang dengan bangunan yang didominasi dari bahan kayu.Manik coklat gelap itu pun tercenung menatap pemandangan familier di depannya.Semuanya masih sama. Rumah besar ini sama sekali tak berubah, meski sepuluh tahun telah berlalu sejak ia pergi.Memori masa lalu pun seketika menyerbu ke dalam ingatannya, menghantarkan ribuan kenangan yang telah membentuk jati diri dan turut mengokohkan namanya di dunia hitam kriminal."Aiden-kun!"Suara pria tua yang memanggil namanya dengan nada gembira, membuatnya mengalihkan pandangan ke seseorang yang ternyata telah berdiri di hadapannya sambil tersenyum."Ry

  • The Mafia Billionaire   93. Cinta

    Trixie pun sontak menahan napas saat ibunya memotong perkataannya dengan mengajukan pertanyaan kepada Aiden! Jika saja bisa, rasanya ia ingin sekali menyusut menjadi partikel atom terkecil sekarang. Aiden bermaksud untuk keluar dari persembunyiannya agar dapat menemui Arabella Bradwell secara langsung, namun Trixie menahannya sambil menggelengkan kepala. "Ck. Baiklah. Mungkin untuk saat ini Trixie belum ingin mempertemukan ibunya dengan kekasihnya, bukan begitu?" Cetus Arabella sambil menatap tajam putrinya. "Mom... ini rumit, dan aku butuh waktu," jelas Trixie dengan wajah serius. "Berilah kesempatan kepada kami, Mom. Biarkan Aiden memperbaiki semua dengan caranya sendiri." Ibu dan putrinya yang saling beradu pandang itu pun kemudian tak ada lagi yang bersuara, hingga akhirnya desahan napas pelan Arabella mulai terdengar di udara. "Fine," guman wanita paruh baya elegan itu. "Untuk satu kali ini saja, Mom tidak akan mengadukan kepada ayahmu tentang kedatangan Aiden yang menemuim

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status