Share

6. Rich guy

Author: Liachuu
last update Last Updated: 2024-10-21 19:58:00

Aldrich terdiam. Dia terkejut saat Stacy berkata demikian.

"Jangan mengira aku sama seperti wanita lainnya, Aldrich!"

Stacy kira, dia berhasil membalikan keadaan karena Aldrich sudah terdiam begitu saja. Dia kira mungkin dirinya sudah mampu melawan Aldrich dengan segala keberanian yang dia kumpulan dengan susah payah.

Namun semuanya berubah saat Aldrich mencondongkan tubuhnya pada Stacy dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat. "Apa aku ketahuan sekarang?"

Dan beberapa detik berikutnya Aldrich lantas malah tertawa hingga terbahak. Membuat Stacy semakin yakin, jika Aldrich memang merencanakan semuanya sejak awal.

Stacy merubah raut wajahnya begitu tawa Aldrich terdengar. Sungguh, melihatnya membuat Stacy menjadi ketakutan sendiri. Meski dia masih berusaha untuk tetap terlihat tenang.

"You got me, honey?" tanya Aldrich saat dia pada akhirnya menghentikan tawa yang dia lakukan.

Tangan Aldrich terulur untuk mengusap pipi Stacy dengan lembut. "Sepertinya, kau memang pintar sekali membaca situasi. Such a good girl!"

Stacy terdiam. Tubuhnya menegang. Semakin dia memperhatikan Aldrich, semakin dia menyadari jika Aldrich tak hanya licik. Tapi, dia juga begitu kejam.

"Jadi, benar kau yang memerintahkan pria itu hingga akhirnya dia mati di tanganku?" tanya Stacy dengan gugup.

Bukan tak mungkin jika Stacy merasa berdebar di dalam dadanya. Jika memang Aldrich yang merencanakannya, berarti memang benar dirinya telah terjebak di dalam permainan Aldrich yang tak hanya licik, tapi juga kejam.

Aldrich tak segera menjawab pertanyaan Stacy. Dia lebih memilih untuk bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan mendekat pada Stacy. Dan duduk tepat di atas meja di hadapan Stacy setelah menggeserkan beberapa barang yang ada di meja tersebut.

"Menurutmu bagaimana?" tanya Aldrich begitu dia sudah menunduk dan mendekatkan wajahnya pada wanita itu.

Stacy terdiam, dia semakin gugup saat jarak wajahnya dengan Aldrich hanya tinggal beberapa senti saja. Bahkan, membuat Stacy menelan ludahnya dengan kasar.

"Kau takut? Oh, ayolah. Masa kau takut padaku? Setelah kau bahkan membunuh Aaron dengan tanganmu sendiri?" ujar Aldrich penuh penekanan.

Stacy tahu jika Aldrich tengah sengaja mengatakan hal seperti itu karena dia ingin membuat Stacy semakin terpojok. Bahkan kembali mengingat spa yang terjadi pada malam itu. Malam dimana Stacy harus menghunuskan sebilah pisau pada tubuh Aaron.

Pria yang baru saja dia ketahui jika dia adalah salah satu bawahan Aldrich. Dia mengetahuinya dari salah satu penjaga rumah Aldrich.

"Kau yang merencanakan semuanya brengsek! Kau memanfaatkan aku untuk semua ini, hah?!" Stacy berucap dengan berani.

"Wow! Tenang, Stacy. Pikirkan baik-baik. Memangnya siapa yang membunuh Aaron? Bukankah itu kau sendiri? Membuat Aaron mati tidak ada di dalam rencanaku."

Terdengar gila. Tapi, pada akhirnya Aldrich memang secara tak langsung mengakui jika dirinya merencanakan semua ini sejak awal. Dia menyuruh Aaron untuk melakukan sesuatu yang gila pada Stacy. Hingga pada akhirnya, Stacy bisa berada d dalam jangkauan Aldrich.

"Brengsek!" Maki Stacy dengan kedua tangan yang sudah mengepal dengan kuat hingga kukunya memucat.

Stacy masih mengingat betapa ketakutannya dia malam itu. Dimana dia yang saat itu sedang berada di tengah keramaian pesta dipanggil oleh seorang pria. Itu Aaron, yang saat itu mengaku sebagai rekan kerja sang ayah. Mengajaknya pergi dengan alasan akan mengajak Stacy bekerja sama untuk sebuah bisnis.

Siapa sangka Aaron malah membawanya ke tempat yang sepi. Dimana pria itu menarik Stacy dengan kasar dan berniat melecehkannya, bahkan mengeluarkan pisau untuk mengancam dirinya. Membuat Stacy dengan sekuat tenaga melawan dan lantas merebut pisau tersebut dan menusukkannya pada tubuh pria itu. Dan begitulah pada akhirnya Aldrich muncul seolah menjadi malaikat penolong untuk Stacy.

Dimana kenyataannya, Aldrich hanyalah iblis yang licik.

"Aku hanya menyuruh Aaron untuk sedikit saja menyentuhmu. Aku tidak tahu kalau ternyata dia malah kelewatan. Tapi, aku cukup kagum denganmu yang bahkan bisa menusukkan pisau pada tubuhnya," ujar Aldrich dengan tepukan tangannya bangga.

Stacy memicing menatap Aldrich. Bisa-bisanya pria itu merasa bangga saat satu nyawa melayang karenanya.

"Ceraikan aku sekarang juga," ujar Stacy.

Tidak ada alasan lagi untuk Stacy tetap berada di sana dan melanjutkan kontraknya.

Aldrich yang merencanakan semuanya, jadi dengan Aaron yang terbunuh, itu bukan salah Stacy sepenuhnya. Tak perduli saat rasa bersalah itu tetap menghantui Stacy hingga saat ini.

Untuk pertama kalinya Stacy membunuh seseorang membuatnya tak dapat berpikir lagi dengan baik hingga dengan gegabah menerima tawaran Aldrich begitu saja.

Aldrich menggelengkan kepalanya. "Bercerai? How about the contract?"

"Masa bodoh dengan kontrak! Salah besar aku menyetujui kontrak bodoh ini!"

Stacy hendak bangkit dari duduknya. Akan tetapi, Aldrich sudah terlebih dahulu menahan lengannya. Membuat Stacy kembali terduduk di kursi tersebut.

Aldrich juga mencengkram rahang Stacy hingga membuat wanita itu mendongak menatap ke arahnya.

"Kau tidak bisa melarikan diri, Stacy. Kita sudah terikat kontrak, dan tak bisa diakhiri begitu saja. Atau kau, akan kehilangan perusahaan ayahmu yang berharga itu," ujar Aldrich sembari tersenyum miring.

Stacy sadar, Aldrich tengah meremehkannya. Pria itu dengan sengaja menyebutkan kelemahan Stacy. Tentang Stacy yang begitu mengharapkan perusahaan ayahnya.

"Perusahaan itu bahkan akan jatuh ke tangan kakakku!" seru Stacy tak ingin kalah.

Dia mencoba terlihat tak perduli atas perusahaan itu.

"Ya benar. Tapi, menurutmu apa yang akan terjadi kalau pada kenyataannya sebagian besar saham di perusahaan kecil seperti itu, adalah milikku?"

Stacy membulatkan matanya tak percaya. Dia menatap Aldrich yang terus saja menunjukan sikap arogannya.

"A–apa maksudmu?" tanya Stacy penasaran.

"Kau hanya tinggal memilih, Stacy. Mau memiliki perusahaannya, atau membiarkannya hancur?" tanya Aldrich dengan penawaran yang dia berikan.

Stacy seperti tengah berada di sebuah persimpangan jalan yang sulit. Dia tidak tahu jalan mana yang harus dia tempuh sekarang.

"Stacy, jangan lupakan juga kalau aku tetap masih bisa memenjarakanmu karena membunuh Aaron. Memangnya kau ingin, dipenjara dan akhirnya melihat perusahaan ayahmu itu hancur, keluargamu kacau balau. Boom! Hancur berkeping-keping."

Ancaman Aldrich jelas tak main-main. Pria itu memiliki kekuasaan yang besar. Hartanya begitu berlimpah. Saham dimana-mana, belum lagi citra baiknya di mata orang lain. Tanpa mereka tahu bagaimana kejamnya Aldrich sebenarnya.

"Lepaskan!" seru Stacy yang kini sudah menepis tangan Aldrich yang mencengkram rahangnya.

Aldrich menurut, dia melepaskan tangannya dari wajah Stacy dengan senyuman yang dia tunjukan.

"Bagaimana? Masih tetap ingin bercerai? Aku bahkan bisa memberikan kemewahan untukmu. Mansion? Mobil? Barang branded? Jet pribadi? I can give you everything, if you can give me what i want!"

Tawaran menarik, tapi menyulitkan.

Siapa yang akan tidak tergoda jika ditawari kekayaan seperti itu? Kata 'Uang bukan segalanya' itu adalah omong kosong belaka! It's a big bullshit!

Karena nyatanya, segalanya butuh uang.

"Kau, bisa memberikan semuanya?" tanya Stacy yang mulai tergiur.

Aldrich menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Jangan lupakan, Rich adalah nama tengahku."

Mengingat betapa mewahnya tempat yang sekarang Stacy tinggali bersama Aldrich saja membuat Stacy bisa membayangkan betapa kayanya Aldrich. Membuat Stacy semakin yakin jika Aldrich memang memiliki harta yang berlimpah.

Meski Stacy tak pernah tahu apa saja rahasia yang disembunyikan Aldrich darinya. Atau bahkan, dari mana Aldrich mendapatkan uang sebanyak itu.

"Aku bahkan bisa membelikan pulau untukmu," tambah Aldrich dengan tawaran menggiurkan lainnya.

Dan itu membuat Stacy semakin yakin. Aldrich memang pantas mendapatkan kata 'Rich' pada nama tengahnya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Perfect Hot Wife   20. Keuntungan yang besar

    "Perkenalkan, ini istriku, Stacylia Frey. Dia yang akan menjadi Presdir sementara untuk menggantikan Pak Yovi."Itulah bagaimana Aldrich memperkenalkan Stacy pada beberapa orang yang sudah duduk di kursinya masing-masing. Sebuah perkenalan yang lantas membuat Stacy harus bersikap elegan sembari tersenyum dan memperkenalkan dirinya sendiri. Seperti yang diinginkan oleh Aldrich, Stacy sedang berusaha untuk menjadi seorang istri yang sempurna, untuk bisnisnya."Duduklah," ucap Aldrich pada Stacy.Stacy mengangguk dengan lembut. Dia pada akhirnya duduk tepat di samping Aldrich. Dan sekali lagi, Stacy tengah berusaha bersikap baik dengan segala manner yang dia miliki. Tak lupa, Stacy juga mencoba untuk terlihat angkuh.Membutuhkan waktu beberapa puluh menit untuk mereka semua membahas beberapa hal tentang perusahaan dan semacamnya. Stacy tak begitu tahu banyak hal tentang itu. Tapi, sedikitnya dia yang sudah paham dengan bisnis sedikit menger

  • The Perfect Hot Wife   19. Pria yang dikenal

    "Karena dengan menjadi istriku, keamananmu adalah nomor satu. Kau tak pernah tahu bahaya yang mungkin akan datang saat menjadi bagian dari diriku."Bisikan yang diberikan Aldrich di telinganya jelas membuat Stacy tidak bisa tenang begitu saja. Jelas yang dikatakan pria itu mampu membuat kecemasan dalam dirinya bangkit. Tidak mungkin Stacy tidak khawatir kalau Aldrich mengatakannya dengan begitu serius.Sebab, di sisi lain, Stacy juga tak pernah benar-benar mengenal bagaimana Aldrich sebenarnya. Bagaimana pria itu menjalani kehidupannya. Meski lelah dengan hidupnya, tapi Stacy juga tidak mau kalau dia harus mati konyol hanya karena telah menjadi istri seorang Christian Aldrich Devoire.Stacy menelan ludahnya sendiri. "Apa orang-orang mencoba memburumu atau semacamnya?" tanya Stacy pada akhirnya.Rasa penasaran dalam dirinya tak bisa dielakkan lagi.Bukannya menjawab, Aldrich justru malah tersenyum dan mengangkat kedua bahunya."Ay

  • The Perfect Hot Wife   18. Bahaya yang mengancam

    Cukup memalukan untuk Stacy saat Levin berucap demikian. Dimana itu berarti, Levin benar-benar mengetahui apa yang terjadi semalam. Tentang apa yang dia lakukan bersama Aldrich di dalam kamar hingga membuat Stacy melenguh dan mendesah dengan begitu keras. Nyaris seperti jeritan, tepat dengan yang dikatakan oleh Levin.Pun begitu, Stacy sudah mendapati Levin pergi dari mereka. Pria itu sudah berlalu meninggalkan Stacy dan Aldrich di sana. Bahkan, membuat Aldrich bisa merasakan bahunya sengaja ditabrakkan oleh tubuh Levin. Membuat Aldrich ingin sekali memberikan pukulan pada Levin, jika saja Stacy tidak mengalihkan fokusnya."Dari mana? Kenapa tidak mengatakan akan pergi?" tanya Stacy penasaran pada Aldrich.Nyatanya, wanita itu lebih memilih untuk memberikan pertanyaan, daripada membahas apa yang sebelumnya dikatakan oleh Levin."Ada urusan," jawab Aldrich singkat."Kenapa tidak membangunkan aku? Kau malah meninggalkan aku sendiri," ujar S

  • The Perfect Hot Wife   17. Jeritan yang terdengar

    Stacy cukup terkejut saat dia telah berjalan keluar kamar pagi ini. Dimana dia yang tengah mencari Aldrich yang entah kemana sejak pagi buta, malah menemukan suasana Mansion itu yang sudah rapi. Dengan beberapa pelayan yang ada di sana. Padahal, sebelumnya suasana di sana begitu ramai dan dapat dipastikan jika pagi ini tempat itu akan begitu berantakan.Mungkin, karena memang Aldrich atau entah siapa yang mengurus tempat itu telah mengerahkan puluhan pekerja untuk membereskan semua itu. Hingga akhirnya, semuanya cepat beres dalam waktu singkat. Saat waktu baru menunjukan pukul tujuh pagi."Selamat pagi, Nona Stacy."Sapaan itu terus terdengar selama Stacy berjalan ke sana kemari untuk mencari Aldrich. Ya, itu adalah sapaan dari beberapa pelayan yang berpapasan dengannya selagi dia menyusuri beberapa tempat yang ada di sana."Ya. Apa kau melihat Suamiku?" tanya Stacy saat dia mulai merasa lelah mencari Aldrich ke sana kemari."Ah, Tuan Ald

  • The Perfect Hot Wife   16. Fantasi liar

    "Jangan melakukan hal lain selain dengan menuruti perintahku dan menjadi istri yang baik untukku, Stacy. Atau kau, akan terluka. Lebih buruknya, kau mungkin akan mati."Kalau sudah seperti ini, jelas Stacy sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia hanya bisa menjadi seorang wanita yang telah patuh pada suaminya. Ah, atau mungkin lebih tepatnya itu adalah tuannya.Karena Stacy sendiri sadar kalau Aldrich tak benar-benar menganggapnya sebagai istri saja. Nyatanya pria itu juga menganggapnya sebagai seseorang yang bisa dia perbudak di antara bisnis dan urusan ranjangnya."Aku ingin beristirahat," ucap Stacy kemudian. Dia berusaha menghindari Aldrich di sana dengan bangkit dari duduknya.Aldrich malah menunjukan senyumnya pada Stacy yang sudah berdiri dari sampingnya."Memangnya siapa yang mengizinkanmu untuk beristirahat, sayang? Kau bahkan sudah menghabiskan beberapa waktu mu untuk tertidur di kamar Levin," ucap Aldrich dengan jari telunjuk yang sudah bergerak menggaruk pelipisnya yan

  • The Perfect Hot Wife   15. Jadilah istri penurut

    Tidak seperti Stacy yang terlihat begitu gelisah mendengar suara Aldrich di luar sana. Levin justru terlihat santai dan tenang-tenang saja, seolah kehadiran Aldrich bukanlah hal yang akan menjadi masalah untuk dirinya. Padahal dari suaranya saja terdengar jelas jika Aldrich tengah berada di dalam sebuah amarah."Tenang saja, jangan khawatirkan apapun. Biar aku yang menjelaskan pada pria itu," ucap Levin saat melihat kekhawatiran Stacy.Dia juga sudah berjalan melewati Stacy di sana. Dimana dia kini telah membukakan pintu kamar tersebut.'Levin, benar-benar tidak merasa takut untuk berhadapan dengan Aldrich?' tanya Stacy dalam hati.Menghela nafasnya dalam, Stacy sempat memejamkan matanya untuk beberapa detik. Dia mempersiapkan diri jika saja Aldrich memarahi dan melemparkan makian padanya."Hai! Lama tidak bertemu, Aldrich. Kakakku!"Stacy kembali dikejutkan dengan hal lain. Kakak, katanya? Stacy sampai harus berpikir dengan baik, dia takut jika memang telinganya salah mendengar Levin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status