Home / Romansa / The Prosecutor Secret Lust / Ch.05 Habis Kesabaran

Share

Ch.05 Habis Kesabaran

Author: Rein_Angg
last update Last Updated: 2025-03-01 11:09:27

Hanae meronta sekencang yang ia bisa meski tubuh dicengkeram oleh lima lelaki kampungan yang ingin menodainya. Sudah lelah bekerja 12 jam tanpa makan siang, tanpa makan malam, di penghujung hari justru ia hendak dinodai.

Wanita berusia 22 tahun itu masih suci. Hidup di panti asuhan dan memakai berbagai barang bekas dari sumbangan membuat tak ada lelaki ingin mendekatinya.

Tidak usah lelaki, wanita saja enggan bersahabat dengannya. Sejak dulu dia hanya berkawan dengan diri sendiri, fokus pada pendidikan beasiswa dan mencoba mengubah nasibnya tanpa bergantung pada siapa pun.

Jeritannya sudah dibungkam, jari-jari kotor sudah mulai memasuki balik rok spannya. Ia terus diseret, digeret, dan dijambak paksa menuju pojok jalan yang gelap.

Tepat sebelum para lelaki biadab itu menghilang di belokan jalan menuju gang sempit tempat mereka berniat melancarkan aksi mesumnya ....

Sebuah Bentley berwarna hitam legam mendekat. Bunyi ban berdecit mencakar aspal terdengar akibat rem yang diinjak sangat dalam. Deru kendaraan mewah terdengar di sisi jalan, bersamaan dengan seorang lelaki turun.

Mengenakan longcoat panjang berbahan kulit berwarna hitam legam, tubuh tinggi gagah mengangkat lengan. Sebuah Revolver yang sudah terkokang siap melesakkan peluru ada di genggaman.

Lelaki itu berteriak lantang, “Lepaskan karyawan magangku atau kuledakkan kepala kalian!”

Lima pemuda berandalan tengik terkejut melihat seorang pria dewasa sedang menghunus senjata api ke arah mereka. Tak mau mengambil resiko, mereka langsung melepaskan Hanae dan lari tunggang-langgang.

Begitu dilepaskan, tubuh Hanae yang sudah lemas tak bertenaga sontak tersungkur ke atas jalanan. Ia bersimpuh sambil bernapas memburu.

Lelehan air mata berderai seiring isak mulai meluncur keluar dari bibirnya yang masih gemetaran. Wajah lusuh tertunduk, tak berani menatap lelaki yang barusan menyelamatkan nyawanya.

“Apa kamu tolol? Kenapa sudah semalam ini masih menunggu bus? Apa kamu tidak tahu kalau daerah ini rawan perampokan dan tindak kejahatan lainnya, hah!” bentak Xavion.

Jaksa tampan itu tidak paham kenapa bisa ada seorang wanita yang menurutnya bagai alien, makhluk asing! Hanae seolah tak tahu apa pun mulai dari pekerjaan hingga cara yang aman untuk pulang.

“Kamu seharusnya naik taksi saja!” lanjut sang lelaki berkacak pinggang sambil membentak sekali lagi. “Mau apa lama-lama duduk di atas jalan? Bangun! Pulang sana!”

Hanae mengangguk, lalu menghapus air matanya meski masih terus mengalir. Sambil sesenggukan, ia menapakkan dua telapak tangan di atas trotoar, mencoba bangkit walau sekujur tubuh sangat lemah. Tenaganya habis untuk melawan para berandalan.

Meskipun demikian, ia berusaha berdiri tegak. Dengan kaki gemetaran, tangan berayun lemah mengambil tas bekas yang bolong dan menyampirkan di pundak.

Xavion mengamati setiap gerakan karyawan magangnya, “Kamu bergerak seperti orang kelaparan di Ethiopia sana. Bisa lebih cepat, tidak? Sana panggil taksi!”

“S-saya ... saya menunggu b-bus ... T-Tuan Xa-Xavion,” geleng Hanae terengah.

Sambil memeluk dirinya sendiri, dia berjalan tertatih menuju halte kosong.

“Fuck!” erang Xavion masih berkacak pinggang dan menggeleng. “Ini sudah mau jam 12 malam! Sudah hampir tidak ada bus yang beroperasi, Bodoh!”

Hanae makin kebingungan mendengarnya. Hari pertama bekerja magang adalah hari paling sial dan menyakitkan baginya.

Kalau bisa juga sudah sejak tadi dia memanggil taksi. Akan tetapi, ia tidak mempunyai uang yang cukup untuk membayar taksi. Hanya tersisa tidak lebih dari $10 di dompetnya.

Xavion melangkah gusar. Ia bisa saja cuek bebek, tetapi kenyataannya saat dari kejauhan melihat Hanae hendak dibawa ke gang sempit tangannya mengarahkan setir ke kiri dan membantu sang gadis.

“Heh! Aku sudah menyelamatkanmu dari berandalan punk tadi! Sekarang, kamu mau tetap di sini? Kamu cari mati? Kamu mau mereka kembali dan menyeretmu lagi, hah! The fuck is wrong with you!”

Suara Xavion bergema di sekitara halte yang kosong. Udara malam membawa suara jaksa muda tersebut ke udara.

Hanae menunduk, lalu menangis terisak. Membayangkan para berandal datang kembali membuat tubuhnya kian gemetar ketakutan.

Hanya saja, Xavion habis kesabaran. “Fine! Suka-suka kamu saja! Jangan harap aku mau membantumu lagi kalau mereka kembali! Jangan-jangan kamu memang suka dirudapaksa ramai-ramai?”

Saking kesalnya dia sampai menghina Hanae seperti itu. Lelaki yang tidak peka. Akan tetapi, dia juga bukan cenayang. Mana mungkin tahu kalau Hanae tidak ada uang?

Langkah tegap berbalik, lalu memasuki Bentley Continental GT berwarna hitam yang mesinnya masih menyala sejak tadi. Saat melintasi Hanae dia menekan pedal gas sehingga terdengar raungan deru mesin.

Niatnya memperlihatkan pada wanita itu betapa jengkel dan marah dirinya. Akan tetapi, justru dia melihat Hanae menunduk dan kian menangis sambil memeluk diri sendiri.

Satu detik, dua detik ... lima ... sepuluh ...?

Akankah jaksa tampan itu benar-benar meninggalkan Hanae untuk didatangi para berandalan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.127 Dasar Gelas Champagne

    Tepat saat dia berkata begitu, munculah dua orang polisi masuk ke dalam ruangan. “Selamat siang, saya adalah Letnan Jackman, dan ini Letnan Cruz. Kami yang menyelidiki pembunuhan Lilac Cheng.”“Atas dasar apa kepolisian menahan klien saya?” senyum Corry menghadapi polisi dengan tenang.Salah satu detektif berkata, “Kami berhasil menangkap pembunuh bayaran yan disewa oleh Gladys Young untuk membunuh Lilac Cheng. Dia sudah mengakui semuanya dan memberikan bukti-bukti berupa uang yang diserahkan oleh Nyonya Young di sini.”“Jadi, sepertinya Anda memilih pembunuh bayaran yang salah, Nyonya Young. Karena dia adalah pembunuh bayaran yang menyimpan semua bukti-bukti pembunuhan yang dia lakukan, serta siapa yang menyuruhnya.”Detektis satunya tertawa pelan, “Ya, dia sudah sedia payung sebelum hujan.”Xavion saling pandang dengan Corry sang pengacara. Di mana pembela tersebut merasa kasus ini akan menjadi kasus yang sulit.“Mom? Please, M

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.126 Sebaiknya Mengaku Bersalah

    Mendengar ibunya ditangkap polisi atas kasus pembunuhan Lilac Cheng, betapa terkejut hati Xavion. Ia memang sudah menduga ibunya yang melakukan hal tersebut, hanya saja tidak menyangka akan sampai terungkap oleh polisi. Meninggalkan klinik tempatnya mengetes DNA dengan Hanae, mobil Bentley mewahnya segera meluncur ke kantor polisi tempat ibunya ditahan. Sempat berselisih paham dengan beberapa orang petugas polisi yang melarangnya menemui Gladys, tetapi akhirnya ia diijinkan. Mengingat yang datang adalah jaksa terbaik di Los Angeles, orang yang berjasa memenjarakan banyak tangkapan polisi, maka ia mendapatkan perlakukan khusus. “Jangan lama-lama. Maksimal 10 menit saja dan kamu sudah harus keluar. Dari apa yang aku dengar, ibumu sudah memanggil pengacara terbaik.” Mengangguk, Xavion kemudian bergegas menuju ruang interogasi di mana ibunya sedang disekap di sana. “Mommy!” engahnya saat melihat sang ibu duduk d

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.125 Persaingan Telah Usai

    Ezra memandangi dengan gamang. Meski ada keraguan, tetapi dia juga tahu Xavion tidak segila itu merancang semua kebohongan ini hanya untuk bisa bersama Hanae. Tahu kalau sahabatnya tidak segila itu untuk meniduri adiknya sendiri.“Kita tes DNA siang ini saja. Aku ada sidang sebentar lagi, jadi sebaiknya kita bergegas,” ucap Ezra menghela pasrah. Baginya, kebahagiaan Hanae adalah yang terpenting. Kalau memang ternyata Xavion dan adik angkatnya tidak memiliki hubungan darah, apa haknya untuk melarang mereka bersatu?Bergandengan tangan, Hanae bergelayut mesra di lengan kekar mantan kekasih yang sebentar lagi akan kembali menjadi kekasih. “Xavion,” panggilnya manja.“Apa?” jawab jaksa tampan dengan gemas.“Selama tidak bersamaku, kamu tidak bersama wanita lain, ‘kan?” kikik Hanae berbisik.Tawa Xavion berderai. Tawa lepas pertama yang ia keluarkan dari bibir setelah hampir satu bulan terakhir didera berbagai rasa pilu menyayat.

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.124 Bisa Bersama Kembali

    Ezra merasa heran dengan permintaan Xavion. Apalagi, sahabatnya itu memintanya untuk mengajak Hanae dalam pertemuan mereka. Namun, karena terdengar sangat penting dan mengingat situasi saat ini tidak setenang serta seaman sebelumnya, tidak ada salahnya jika dia memenuhi keinginan tersebut, bukan?Duduk berdampingan dengan adik angkatnya di sebuah meja restoran, Ezra melihat bagaimana wajah Hanae nampak tegang. Tahu kalau sang wanita pasti gugup akan bertemu dengan lelaki yang dicintai.“Itu dia datang,” gumam Ezra menunjuk ke arah pintu masuk.Mata Hanae mengikuti gerakan telunjuk sang kakak. Dari pintu masuk restoran nampak seorang lelaki tinggi besar dan gagah sedang berjalan menggunakan longcoat ke arah meja mereka.‘Tuhan, kenapa dia terlihat semakin tampan?’ engah Hanae menahan rasa pedih dalam hati. Ia remas jemarinya yang ada di bawah meja. Kegugupan melanda, bingung harus bersikap apa.Xavion segera duduk di kursi yang b

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.123 Kebohongan 22 Tahun

    “Bagaimana caramu tes DNA? Ayahmu sudah meninggal dan dikubur selama 22 tahun. Hasil tes DNA ini pasti palsu. Siapa yang memberikannya padamu? Kamu tidak boleh percaya berita bohong seperti ini, Xavion!” engah Nyonya Besar Young masih mencoba keberuntungan di detik-detik terakhir.“What do you think I am, Mom? Stupid? Aku tidak bodoh, Mommy!” kekeh Xavion menatap kian tajam dan benci pada ibunya. “Aku menggali makam Daddy dan melakukan tes DNA sendiri. Hasilnya, sangat akurat dengan semua yang kuketahui akhir-akhir ini!”Gladys terengah. Jika ada pepatah mati kutu, itulah yang dia rasakan sekarang ini. Tidak bisa menjawab apa pun, tak mau mengakui apa pun.“Aku anak siapa, Mommy?” seringai Xavion, meski ia sudah tahu jawabannya. Sunyi, ibunya menunduk dan terdiam.Ejekan Xavion kembali terdengr, “Ironis sekali, bukan? Aku yang biasa disebut Tuan Muda Young ternyata bukanlah putra kandung Billy Young.”“Justru Hanae yang dari pan

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.122 Hasil Tes DNA

    “Hemofilia adalah kelainan yang terjadi akibat keturunan. Orang dengan hemofilia tidak memiliki zat tertentu secara cukup untuk bisa membuat darah beku dan berhenti menetes saat luka,” terang dokter pada Xavion. “Ayah atau ibumu tidak pernah mengatakan ini padamu? Apa sejak kecil kamu tidak pernah terluka?”Xavion terengah mendengar hal itu. Batin sontak mengorek kenangan, mencari apakah ia pernah terluka dan mengalami kondisi hemofilia seperti sekarang.“Aku ... uhm, tergores pisau atau pinggiran kaleng tajam sepertinya pernah. Hanya luka kecil? Aku tidak tahu, aku tidak ingat,” gelengnya bingung. Dokter kemudian menunjuk keningnya. “Bagaimana dengan luka di pojok dahi Anda? Itu seperti bekas jahitan. Mungkin dulu saat kecil Anda pernah mengalami kepala bocor?”Secara reflek, Xavion mengusap kepalanya. Ia rasakan di pojok dahi bahwa memang ada seperti bekas jahitan di mana kulit terasa bergelombang. “Kalau tidak salah, saat usiaku 11 tahun ... a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status