"Sekali kamu berada di ruang sidang pribadiku, maka tak ada jalan keluar! Tubuhmu hanyalah milikku!" *** Persahabatan tiga Jaksa Penuntut Umum di Kota Los Angeles. Xavion Young, Ezra Wu, dan Chaiden Black. Tiga nama yang selalu menggetarkan hasrat wanita mana pun bila mendengarnya. Berasal dari keluarga politikus serta petinggi gedung kehakiman membuat mereka digilai banyak wanita. Kaum hawa berlomba untuk merasakan satu malam dengan para Tuan Muda. Akan tetapi, siapa yang mengira jika masa lalu ketiga lelaki itu berhubungan dengan seorang wanita yang berasal dari panti asuhan yaitu .... Lelaki macam Xavion Young tidak akan pernah tertarik dengan gadis culun, polos, ceroboh, dan lusuh macam Hanae Liason Tan. Akan tetapi, gadis itu telah membakar sesuatu yang sangat berharga baginya. Sesuatu yang tidak bisa diganti oleh uang dalam jumlah berapa pun. Dan kini Hanae Tan tidak punya pilihan selain membayar atas kesalahan fatal yang sudah dia lakukan. Xavion Young is a beast that no one knows. Hanae Tan adalah wanita pertama yang merasakah gilanya ruang sidang khusus sang jaksa tampan.
Lihat lebih banyak"M-maafkan aku! Sungguh! Aku tidak sengaja membakar mobilmu!" pekik Hanae Liason Tan.
Wanita itu terduduk di atas kedua lutut yang menyentuh tanah kotor berlumpur. Seluruh tubuhnya sudah dipenuhi kotoran tanah, sisa permainan menjijikkan dari para senior. Sementara ia memohon, seorang Jaksa Penuntut Umum pemilik mobil yang kini sudah dilahap jago merah berdiri menatap tajam. Bak elang sedang mengincar anak ayam, begitu pula otaknya bekerja. Xavion Young, lelaki dewasa dengan birahi seperti anak remaja. Tubuhnya gagah, menjulang dengan tinggi yang nyaris mencapai 190cm. Wajah angkuh menyebalkan, tetapi entah kenapa sekaligus menawan. Mungkin ini yang dinamakan aura gila-gilaan? "Gadis bodoh! Sejak pertama yang kamu lakukan hanyalah merusak barang orang! Yang kamu lakukan hanyalah kecerobohan!" dengkus pemilik sebuah mobil tua yang sedang terbakar hebat. Mobil itu memiliki kenangan yang tak akan bisa diganti dengan uang sejumlah apa pun. Ada memori ayah Xavion yang telah meninggal di sana. Lalu, Hanae membakarnya tanpa sengaja. Sebuah kesalahan fatal! Xavion tidak akan melepas Hanae begitu saja. Mata tajamnya sudah menusuk, mencengkeram hingga ke dalam jiwa rapuh anak buahnya tersebut. Menghadirkan rintik air mata ketakutan. Sekeliling bergosip. Para wanita menanti apa yang akan dilakukan idola mereka terhadap Hanae. Tuan Muda Young terkenal kasar jika sudah marah. Di ruang sidang saja kalau emosinya meledak dia bisa begitu berapi-api dan terkadang menerima peringatan dari hakim untuk menjaga sikap. Namun demikian, dialah bintang di gedung kehakiman bersama segala intrik yang menyertai. Tampan, tinggi besar dan kecerdasan di atas rata-rata. Oh, jangan lupakan juga dia berasal dari kaum penegak hukum kelas atas plus keluarga politikus! Yeah, Xavion sesempurna itu di mata banyak orang. Meski berita mengenai kesenangannya di ranjang yang berbeda dengan pria pada umumnya menyebar, nyatanya wanita tetap antri untuk mencicipi rasa semalam bersama di peraduan hangat. Sial bagi Hanae Tan yang sama sekali tidak menginginkan hal tersebut. Dia masuk gedung kehakiman hanya sebagai karyawan magang sebelum lulus pendidikan hukum dan resmi menyandang gelar pengacara. Sialnya lagi, ia kini tak sengaja membakar mobil paling berharga milik Xavion. "Kamu tidak bisa membayar dengan uang gajimu meski 100 tahun bekerja, stupid fuck!" desis Xavion menjambak rambut Hanae hingga kepala basah sang wanita terdongak. Perempuan malang itu menangis takut, apalagi mereka ada di tengah hutan dan banyak pria lain di sekeliling Xavion. Bagaimana kalau ia tak bisa keluar hidup-hidup dari situasi ini? Ketika Xavion mendongakkan kepala Hanae ke atas, ia bisa melihat kulit putih mulus menyelimuti leher jenjang sang gadis polos nan culun. Mendadak, ada sebuah getaran hasrat panas mengalir. Mendadak, ada sebuah ide brilian darinya untuk menyelesaikan masalah ini. "Jadilah pelayanku hingga aku merasa puas! Lakukan itu, maka urusan mobil yang terbakar akan kuanggap lunas!" Mata Hanae terbelalak lebar. "Pelayan? Pelayan seperti apa!" "Apa saja! Yang penting, semua kebutuhanku luar dalam, terpenuhi!" Tenggorokan Hanae tercekat saat mendengar dirinya harus menjadi pelayan. Dia sama sekali tidak punya bayangan apa yang diinginkan Xavion dengannya. Pelayan seperti apa? "A-apakah ... apakah tidak ada cara lain? Aku ... a-aku sedang bekerja ma-magang. B-bagaimana ... bagaimana aku bisa menjadi pe-pelayanmu ...? Sedangkan a-aku ... sedang aku masih bekerja di kantormu?" Xavion tertawa, lalu mencengkeram dagu Hanae. Ia dekatkan wajah dingin menahan geram, lalu berdesis. "Kalau begitu, jadilah pelayan di saat malam hari! Yang mana berarti, kamu akan tidur di dalam rumahku!"Tepat saat dia berkata begitu, munculah dua orang polisi masuk ke dalam ruangan. “Selamat siang, saya adalah Letnan Jackman, dan ini Letnan Cruz. Kami yang menyelidiki pembunuhan Lilac Cheng.”“Atas dasar apa kepolisian menahan klien saya?” senyum Corry menghadapi polisi dengan tenang.Salah satu detektif berkata, “Kami berhasil menangkap pembunuh bayaran yan disewa oleh Gladys Young untuk membunuh Lilac Cheng. Dia sudah mengakui semuanya dan memberikan bukti-bukti berupa uang yang diserahkan oleh Nyonya Young di sini.”“Jadi, sepertinya Anda memilih pembunuh bayaran yang salah, Nyonya Young. Karena dia adalah pembunuh bayaran yang menyimpan semua bukti-bukti pembunuhan yang dia lakukan, serta siapa yang menyuruhnya.”Detektis satunya tertawa pelan, “Ya, dia sudah sedia payung sebelum hujan.”Xavion saling pandang dengan Corry sang pengacara. Di mana pembela tersebut merasa kasus ini akan menjadi kasus yang sulit.“Mom? Please, M
Mendengar ibunya ditangkap polisi atas kasus pembunuhan Lilac Cheng, betapa terkejut hati Xavion. Ia memang sudah menduga ibunya yang melakukan hal tersebut, hanya saja tidak menyangka akan sampai terungkap oleh polisi. Meninggalkan klinik tempatnya mengetes DNA dengan Hanae, mobil Bentley mewahnya segera meluncur ke kantor polisi tempat ibunya ditahan. Sempat berselisih paham dengan beberapa orang petugas polisi yang melarangnya menemui Gladys, tetapi akhirnya ia diijinkan. Mengingat yang datang adalah jaksa terbaik di Los Angeles, orang yang berjasa memenjarakan banyak tangkapan polisi, maka ia mendapatkan perlakukan khusus. “Jangan lama-lama. Maksimal 10 menit saja dan kamu sudah harus keluar. Dari apa yang aku dengar, ibumu sudah memanggil pengacara terbaik.” Mengangguk, Xavion kemudian bergegas menuju ruang interogasi di mana ibunya sedang disekap di sana. “Mommy!” engahnya saat melihat sang ibu duduk d
Ezra memandangi dengan gamang. Meski ada keraguan, tetapi dia juga tahu Xavion tidak segila itu merancang semua kebohongan ini hanya untuk bisa bersama Hanae. Tahu kalau sahabatnya tidak segila itu untuk meniduri adiknya sendiri.“Kita tes DNA siang ini saja. Aku ada sidang sebentar lagi, jadi sebaiknya kita bergegas,” ucap Ezra menghela pasrah. Baginya, kebahagiaan Hanae adalah yang terpenting. Kalau memang ternyata Xavion dan adik angkatnya tidak memiliki hubungan darah, apa haknya untuk melarang mereka bersatu?Bergandengan tangan, Hanae bergelayut mesra di lengan kekar mantan kekasih yang sebentar lagi akan kembali menjadi kekasih. “Xavion,” panggilnya manja.“Apa?” jawab jaksa tampan dengan gemas.“Selama tidak bersamaku, kamu tidak bersama wanita lain, ‘kan?” kikik Hanae berbisik.Tawa Xavion berderai. Tawa lepas pertama yang ia keluarkan dari bibir setelah hampir satu bulan terakhir didera berbagai rasa pilu menyayat.
Ezra merasa heran dengan permintaan Xavion. Apalagi, sahabatnya itu memintanya untuk mengajak Hanae dalam pertemuan mereka. Namun, karena terdengar sangat penting dan mengingat situasi saat ini tidak setenang serta seaman sebelumnya, tidak ada salahnya jika dia memenuhi keinginan tersebut, bukan?Duduk berdampingan dengan adik angkatnya di sebuah meja restoran, Ezra melihat bagaimana wajah Hanae nampak tegang. Tahu kalau sang wanita pasti gugup akan bertemu dengan lelaki yang dicintai.“Itu dia datang,” gumam Ezra menunjuk ke arah pintu masuk.Mata Hanae mengikuti gerakan telunjuk sang kakak. Dari pintu masuk restoran nampak seorang lelaki tinggi besar dan gagah sedang berjalan menggunakan longcoat ke arah meja mereka.‘Tuhan, kenapa dia terlihat semakin tampan?’ engah Hanae menahan rasa pedih dalam hati. Ia remas jemarinya yang ada di bawah meja. Kegugupan melanda, bingung harus bersikap apa.Xavion segera duduk di kursi yang b
“Bagaimana caramu tes DNA? Ayahmu sudah meninggal dan dikubur selama 22 tahun. Hasil tes DNA ini pasti palsu. Siapa yang memberikannya padamu? Kamu tidak boleh percaya berita bohong seperti ini, Xavion!” engah Nyonya Besar Young masih mencoba keberuntungan di detik-detik terakhir.“What do you think I am, Mom? Stupid? Aku tidak bodoh, Mommy!” kekeh Xavion menatap kian tajam dan benci pada ibunya. “Aku menggali makam Daddy dan melakukan tes DNA sendiri. Hasilnya, sangat akurat dengan semua yang kuketahui akhir-akhir ini!”Gladys terengah. Jika ada pepatah mati kutu, itulah yang dia rasakan sekarang ini. Tidak bisa menjawab apa pun, tak mau mengakui apa pun.“Aku anak siapa, Mommy?” seringai Xavion, meski ia sudah tahu jawabannya. Sunyi, ibunya menunduk dan terdiam.Ejekan Xavion kembali terdengr, “Ironis sekali, bukan? Aku yang biasa disebut Tuan Muda Young ternyata bukanlah putra kandung Billy Young.”“Justru Hanae yang dari pan
“Hemofilia adalah kelainan yang terjadi akibat keturunan. Orang dengan hemofilia tidak memiliki zat tertentu secara cukup untuk bisa membuat darah beku dan berhenti menetes saat luka,” terang dokter pada Xavion. “Ayah atau ibumu tidak pernah mengatakan ini padamu? Apa sejak kecil kamu tidak pernah terluka?”Xavion terengah mendengar hal itu. Batin sontak mengorek kenangan, mencari apakah ia pernah terluka dan mengalami kondisi hemofilia seperti sekarang.“Aku ... uhm, tergores pisau atau pinggiran kaleng tajam sepertinya pernah. Hanya luka kecil? Aku tidak tahu, aku tidak ingat,” gelengnya bingung. Dokter kemudian menunjuk keningnya. “Bagaimana dengan luka di pojok dahi Anda? Itu seperti bekas jahitan. Mungkin dulu saat kecil Anda pernah mengalami kepala bocor?”Secara reflek, Xavion mengusap kepalanya. Ia rasakan di pojok dahi bahwa memang ada seperti bekas jahitan di mana kulit terasa bergelombang. “Kalau tidak salah, saat usiaku 11 tahun ... a
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen