Home / Romansa / The Prosecutor Secret Lust / Ch.101 Bukti Anak Pembunuh

Share

Ch.101 Bukti Anak Pembunuh

Author: Rein_Angg
last update Last Updated: 2025-05-18 11:13:24

Sambaran petir melanda batin Xavion saat mendengar apa yang dikatakan ibunya. Detak jantung hilang dari rongga dada. Napas berentu mengembus di pucuk hidung.

Ia hanya membeku sekian detik, menatap tak percaya, menolak apa yang dihantamkan ke depan wajahnya sedemikian kencang.

Namun, Gladys mengulang kembali kalimatnya. “Kamu sama sekali tidak tahu kalau dia anak Violet Cheng, bukan?” Berkata dengan tawa remuk redam dan air mata yang menetes di pipi.

“Kamu ingat ruangan ini, Nak? Dulu, taman ini adalah ruang kerja ayahmu. Kamu yang menemukannya dalam keadaan bersimbah darah dengan 27 tusukan. Kamu yang kemudian selama bertahun-tahun sesudahnya tak pernah bisa tidur, selalu bermimpi buruk.”

Gladys kian terisak perih, “Kamu yang selalu menjerit setiap malam ketika hujan datang, ketika guntur bertalu. Kamu yang sealu terbayang detik di mana saat air deras tercurah dari langit, kita meletakkan peti jenazah ayahmu di dalam tanah.”

Xavion masih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.101 Bukti Anak Pembunuh

    Sambaran petir melanda batin Xavion saat mendengar apa yang dikatakan ibunya. Detak jantung hilang dari rongga dada. Napas berentu mengembus di pucuk hidung.Ia hanya membeku sekian detik, menatap tak percaya, menolak apa yang dihantamkan ke depan wajahnya sedemikian kencang.Namun, Gladys mengulang kembali kalimatnya. “Kamu sama sekali tidak tahu kalau dia anak Violet Cheng, bukan?” Berkata dengan tawa remuk redam dan air mata yang menetes di pipi.“Kamu ingat ruangan ini, Nak? Dulu, taman ini adalah ruang kerja ayahmu. Kamu yang menemukannya dalam keadaan bersimbah darah dengan 27 tusukan. Kamu yang kemudian selama bertahun-tahun sesudahnya tak pernah bisa tidur, selalu bermimpi buruk.”Gladys kian terisak perih, “Kamu yang selalu menjerit setiap malam ketika hujan datang, ketika guntur bertalu. Kamu yang sealu terbayang detik di mana saat air deras tercurah dari langit, kita meletakkan peti jenazah ayahmu di dalam tanah.”Xavion masih

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.100 Serangan Balik

    Menjelang pukul tujuh malam, Xavion meninggalkan Hanae untuk tertidur lelap di hotel. Ada obat penenang yang diberikan oleh dokter agar malam ini bisa dilalui tanpa mimpi buruk.Ia menggelindingkan roda Bentley ke rumah Jessica. Memasuki pagar, memarkir di depan teras, lalu turun memasuki rumah yang sudah dibukakan oleh pelayan.Jessica menuruni tangga dengan memakai baju tidur berbahan satin. Warna pink terangnya sungguh menggugah selera. Belahan dada berbentuk V, tali kecil hinggap di pundak, dan panjangnya setengah paha. Jelas ia tidak memakai bra di balik baju tidur tersebut karena putik dadanya membentuk bundaran sendiri di balik baju.Xavion menarik panjang, menahan rasa mual melihat sambutan Jessica seperti itu. Begitu sang tunangan sudah mendekatinya, ia mendadak meraih leher Jessica dan mendorong wanita itu hingga punggung menubruk dinding.“X-Xavion!” pekik Nona Mendoza dengan mata terbelalak. Ia mencengkeram tangan besar dan kokoh yang

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.99 Bersiap Membuat Perhitungan

    Dua jam kemudian mereka sudah keluar dari rumah sakit. Xavion mengambil sebentar peralatan golf-nya, lalu kembali menaiki kendaraan. Keningnya mengerut seperti sedang berpikir keras. “Aku akan mengganti seluruh kunci rumah. Lain kali, kalau ada yang mau memasuki rumah saat aku tidak ada, kamu harus melihat dulu di CCTV siapa yang datang, ya?”“Aku tidak mau kembali ke rumahmu. Aku takut, Xavion. Aku lebih baik kembali ke panti asuhan saja,” isak Hanae lirih, terkulai layu di atas jok penumpang sebelah kanan.Namun, kekasihnya menggeleng. “Jangan, aku tidak mau mereka mendatangimu. Aku tidak mau kamu bertemu dengan mereka lagi untuk selamanya. Kalau di panti asuhan, mereka akan mudah mendatangi dan berbicara denganmu.”“Selama aku belum mengganti kunci rumah, kita akan berada di hotel saja. Kamu lebih aman di sana. Tidak akan ada yang bisa menyakitimu di sana. Pokoknya, jangan buka pintu untuk siapa pun selain aku.”Lalu, Xavion meremas erat jemari di tangan kiri Hanae yang tidak terlu

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.98 Mengutamakan Kekasih

    Karena Hanae tidak mau mengatakan siapa yang telah menyakitinya, maka Xavion mengeluarkan ponsel dan melihat di aplikasi CCTV rumahnya. Begitu melihat ibu serta tunangannya mendatangi rumah, jantung lelaki itu seperti berhenti mendadak. “Ibuku dan Jessica yang berbuat ini padamu?” engahnya menatap remuk pada Hanae. Memandang wajah yang sudah penuh luka lecet di bibir dan pipi. Lalu, pandang lanjut pada tangan yang melepuh parah hingga kulit terkelupas dan sedang ditangani oleh para perawat. Hanae hanya menangis dan tidak menjawab apa-apa. Dirinya masih dilanda syok teramat berat, ketakutan hebat. Ia bertanya dengan terengah pada perawat, “Apa yang terjadi dengan tangannya. Kenapa kulitnya melepuh merah parah begitu?”“Kata Nona Hanae tersiram air mendidih,” jawab perawat, lalu memandang ragu pada Hanae. Wanita memakai seragam biru tua lanjut berucap, “Meski melihat luka di wajah, saya meragukan kata tersiram yang beliau ucapkan. Sudah saya tawarkan untuk memanggil polisi dan melapo

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.97 Pergi dari Xavion

    Hanae tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk sambil terus menahan sakit nyeri tak terkira. Dua tangannya mengepak baju dengan gemetar hebat. Bibir masih berdarah, tulang dada serta rusuk sakit semua karena ditendangi Gladys, dan tangan kanannya yang paling parah.Kulit melepuh akibar direndam air mendidih mulai terkelupas sedikit-sedikit karena digunakan mengepak barang-barang. Sakitnya jangan ditanya, perih dan panas menusuk tak ada henti.Adalah ketakutannya yang membuat ia bertahan untuk tidak pingsan. Adalah kengeriannya yang membuat ia ingin cepat pergi dari penyiksaan ini.Kemudian, sekitar setengah jam kemudian barang-barangnya sudah selesai dipak dann taksi online sudah dipanggil. Satu tamparan mendarat lagi dari Jessica di wajahnya, padahal ia tidak berbuat apa-apa.“Ponselmu, Whore!” desis Jessica menyeringai sambil menadahkan tangan.Masih dengan jemari yang gemetar dan luka parah, Hanae menyerahkan ponsel barunya yang dibelikan Xavion beberapa waktu lalu sebagai pen

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.96 Siksaan Hebat Untuk Hanae

    “AAAAAKKK! SAKIIIIT! HENTIKAAAAN!” Jeritan sang wanita yatim piatu menggelegar di udara. Apa yang seharusnya menjadi hari libur menyenangkan telah berubah menjadi hari paling mengerikan dalam hidupnya. Gladys dan Jessica terbahak melihat kesakitan yang diderita Hanae. Mereka benar-benar tak memiliki hati nurani! Bukannya merasa kasihan dan berhenti menyiksa, keduanya justru kembali menampar wajah dan menendangi perut Hanae secara bergantian. Bibir Hanae sudah berdarah tak karuan akibat ditampar terus menerus oleh Gladys dan Jessica. Lima jari terluka parah akibat injakan sepatu hak tinggi Jessica juga sudah terlihat merah dan melepuh karena diceburkan ke dalam panci berisi air mendidih.“Tinggalkan Xavion sekarang juga! Pergi dari rumah ini sekarang juga! Kalau kamu tidak pergi, aku akan membunuhmu!” teriak Gladys mengancam sekali lagi. Jessica berbisik sambil tekekeh bengis di telinga Hanae. “Kami beri waktu setengah jam untuk kamu memasukkan semua barang-barangmu ke dalam koper,

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.95 Bayi yang Ditukar

    “Saat Violet Cheng melahirkan di rumah sakit Sinai’s Hospital, memang benar adiknya yang bernama Lilac Cheng juga sedang bekerja di sana.” Seorang lelaki berbicara pada pihak lain melalui sambungan telepon. Yang diberi informasi menghela napas panjang, berat, lalu merasa dadanya sesak sendiri. “Kamu yakin?” “Yakin. Saya sudah mengecek daftar karyawan hingga 25 tahun ke belakang. Ada nama Lilac Cheng bekerja di sana pada saat tahanan bernama Violet Cheng melahirkan seorang bayi yang kemudian dinyatakan mati.” Pria itu lanjut berucap, “Di saat yang bersamaan, ada seorang wanita lain melahirkan pula pada detik yang sama. Masih muda, berusia 16 tahun. Begitu selesai melahirkan, wanita itu kabur dari rumah sakit dan meninggalkan bayinya begitu saja di rumah sakit, tak pernah kembali lagi.” “Menurut data, bayi itu kemudian diambil oleh Lilac Cheng dan dimasukkan ke sebuah panti asuhan. Tapi, datanya dirahasiakan. Menurut saya, bisa saja pada saat itu Lilac menukar bayi Violet dengan b

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.94 Serangan yang Menyakitkan

    Sebuah tamparan sangat keras mendarat di pipinya. Hanae masuk dalam kondisi syok hingga detak jantung menghentak sangat kuat. Mata terbelalak saat melihat Jessica ada di depan pintu bersama seorang wanita berusia lebih dari paruh baya.Ia merasa pernah melihat wanita itu, tetapi lupa di mana. Dia lupa kalau foto Gladys ada di ruang kerja Xavion. Dan sebelum ingatannya bisa mengarah ke sana, satu tamparan kencang kembali mendarat di pipinya.“Kamu pelacur kecil! Wanita murahan! Selalu jual kemaluan untuk mendapatkan lelaki kaya raya! Jauhi anakku atau aku bersumpah akan membuat hidupmu menyesal!” Gladys berteriak histeris, lalu menampar untuk yang kedua kalinya.Jessica mendorong Hanae hingga terjungkal ke belakang. Gadis itu tersungkur sambil memegangi dua pipinya sisi kanan-kiri yang terasa perih dan panas akibat ditampar sebanyak tiga kali.Terengah, air mata ketakutan dan sakit menetes begitu saja dari mata Hanae seiring langkah kaki dua wanita kejam itu memasuki rumah Xavion.Di b

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.93 Benarkah Hanae Putri Pembunuh

    Orang-orang di restoran cepat mengerumuni Gladys dan mencoba membuat wanita itu sadar kembali. Jessica sampai terisak ketakutan. Dia takut calon mertuanya sakit dan meninggal karena kalau begitu impiannya menikah dengan Xavion bisa dipastikan tinggal menjadi kenangan.Setelah beberapa menit dalam keadaan tidak sadarkan diri, akhirnya Gladys kembali membuka mata. Wajahnya yang pucat pasi menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu bertanya apa yang terjadi? Orang-orang membantunya kembali duduk ke atas kursi setelah tadi sempat merosot dan tersungkur ke atas lantai.Jessica perlahan memberi minum air mineral kepada Gladys. “Aunty, Aunty kenapa? Apa Aunty sakit? Aku antar ke rumah sakit, ya?” isaknya bingung.Namun, Nyonya Besar Young menggeleng. “Tidak, tidak usah ke rumah sakit. Aku baik-baik saja. Aku hanya syok karena mengetahui Xavion berhubungan dengan orang miskin bahkan sampai membawa ke rumahnya.”Ia terengah-engah, lalu berkata, “Antar aku pulang saja, Jessica. Aku akan beristirahat di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status