Home / Romansa / The Prosecutor Secret Lust / Ch.119 Mengancam Ibu Sendiri

Share

Ch.119 Mengancam Ibu Sendiri

Author: Rein_Angg
last update Last Updated: 2025-05-20 23:17:56

Mendengar pertanyaan putranya, mata Gladys melotot tajam. “Apa kamu sudah hilang akal sehat, hah! Atas dasar apa kamu menuduh Mommy sudah membunuh ayahmu!”

Dada wanita beranak satu itu kembang kempis hebat. Wajah merah padam seiring jemari nampak gemetar menahan kemarahan. “Kamu keterlaluan, Xavion!”

Akan tetapi, sang pemuda yang sudah frustasi itu hanya tertawa dan menggeleng jengah. “Kalau semua penjahat mengaku, maka aku akan jadi pengangguran. Tentu saja Mommy tidak akan mengakuinya.”

“Tapi, aku tahu semua. Aku tahu kalau ternyata Daddy dan Violet Cheng saling mencintai! Dan aku tahu kalau dia sudah beberapa hari pergi dari rumah saat Daddy terbunuh!” desis Xavion.

Mata sembab dan bengkaknya menatap Gladys dengan sorot kekecewaan, juga kebencian. Parau suaranya terdengar, “Kesalahan Violet hanyalah meninggalkan baju pelayannya untuk Mommy tetesi darah Daddy.”

Gladys kian terengah. Saking marahnya ia berdiri sambil menggebrak meja. “Jaga mulutmu! Aku adalah ibumu! Bisa-bisanya kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.119 Mengancam Ibu Sendiri

    Mendengar pertanyaan putranya, mata Gladys melotot tajam. “Apa kamu sudah hilang akal sehat, hah! Atas dasar apa kamu menuduh Mommy sudah membunuh ayahmu!”Dada wanita beranak satu itu kembang kempis hebat. Wajah merah padam seiring jemari nampak gemetar menahan kemarahan. “Kamu keterlaluan, Xavion!”Akan tetapi, sang pemuda yang sudah frustasi itu hanya tertawa dan menggeleng jengah. “Kalau semua penjahat mengaku, maka aku akan jadi pengangguran. Tentu saja Mommy tidak akan mengakuinya.”“Tapi, aku tahu semua. Aku tahu kalau ternyata Daddy dan Violet Cheng saling mencintai! Dan aku tahu kalau dia sudah beberapa hari pergi dari rumah saat Daddy terbunuh!” desis Xavion.Mata sembab dan bengkaknya menatap Gladys dengan sorot kekecewaan, juga kebencian. Parau suaranya terdengar, “Kesalahan Violet hanyalah meninggalkan baju pelayannya untuk Mommy tetesi darah Daddy.”Gladys kian terengah. Saking marahnya ia berdiri sambil menggebrak meja. “Jaga mulutmu! Aku adalah ibumu! Bisa-bisanya kamu

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch. 105 Pergilah Dari Hidupku

    Xavion menggeleng, berucap dengan seribu keraguan di wajahnya. “Bisa saja kamu hanya ingin menghancurkanku! Entah bagaimana caranya! Bisa saja kamu sengaja menjebakku di atas ranjang! Bisa saja kamu sengaja ingin supaya hamil anakku! Lalu, kamu menyebarkan semua itu ke khalayak ramai!”“Atau ... atau ... atau bisa saja kamu sengaja menjebakku ke atas ranjang, lalu menuntutku untuk pelecehan! Aku tidak tahu! Aku  tidak tahu apa niatanmu padaku! Yang aku tahu kamu adalah anak dari pembunuh ayahku dan aku tidak bisa membiarkanmu berada di dekatku!” teriaknya kembali menggelegar. Hanae mengangguk, berucap dengan bibir kian gemetar. “Kalau aku ingin hamil anakmu, lalu kenapa aku terus menerus meneguk pil pengatur kehamilan, bahkan di depanmu aku meneguknya.”“Kenapa aku minum pil Plan B yang cepat-cepat kamu beli setelah kita bercinta untuk pertama kali!”“Kalau aku ingin menuntutmu atas pelecehan, kenapa tidak sejak pertama kamu ambil keperawananku?

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch. 104 Sangkalan Dalam Isak

    Todongan Xavion bagai mimpi buruk yang belum berakhir bagi Hanae. Kenapa bisa tiba-tiba ia ditodong seperti ini? “A-aku ... please, turunkan senjata itu!” gelengnya terisak perih, ketakutan. Tangan yang dibalut perban sampai gemetar karena ia sangat ketakutan. Namun, Xavion menggeleng dan kembali berteriak. “Jawab aku! Apa kamu sengaja mendekatiku untuk membalas dendam! Kamu ternyata anak Violet Cheng! Kamu anak dari wanita yang membunuh ayahku!”Dada lelaki itu tersengal hebat, air mata membanjiri pipi, sama seperti ketika dia kehilangan sang ayah 22 tahun lalu. Wajah hanya melukis duka tak terbantahkan.Hanae menangis, menggeleng bingung, lalu berucap gemetar. “Aku tidak pernah tahu siapa ibuku! Aku tidak punya kenangan apa pun selain besar di panti asuhan!”Ia mengambil koran usang, memegangnya sambil terus gemetaran dan berucap pilu, “Sama sekali tidak tahu menahu mengenai ini!” jelasnya menangis seolah dia dan sang kekasih tengah b

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch. 103 Kenyataan Pahit

    Xavion merasa dadanya sedang ditindih beban sekian juta ton beratnya. Kesulitan bernapas, kesulitan dalam mengatakan apa pun.Wajah Hanae melintas. Semua kepolosan itu, semua keceriaan tulus itu. Apakah semua adalah kebohongan? Pikirnya menjerit remuk redam di dalam batin.Gladys tertawa dingin, tetapi jelas sedih. “Kamu mau mengkasuskan Mommy karena menyiksa Hanae? Kamu membela anak Violet Cheng dan bukan ibumu sendiri? Apa cinta telah membuatmu sebuta itu?”“Silakan serang Mommy kalau memang bagimu Hanae sangat berharga. Jika anak pembunuh ayahmu lebih berharga daripada Mommy yang mencintaimu sejak lahir hingga detik ini, silakan kamu laporkan apa pun yang kamu mau ke polisi. Tuntut Mommy di pengadilan, silakan!” erangnya menggeleng bersama sekian tetes air mata.Mual rasa perut Xavion saat ini. Seluruh kalimat ibunya berputar di kepala dan Demi Tuhan dia tidak bisa lagi menerima lebih banyak dari yang sudah ada sekarang.Tak bisa dia m

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch. 102 Teriakan Gladys

    Dengan tangan bergetar, Xavion mengambil koran serta beberapa foto. Kakinya mendadak kehilangan kekuatan untuk berdiri. Tubuh terhuyung hingga ia langsung terduduk di kursi berseberangan dengan ibunya.“Lord ... fuck ... ini ...,” engah Xavion menggeleng dan air mata kian berderai di pipinya. Menggeleng, meremas-remas jemari sendiri, lalu menggebrak meja. Semua begitu jelas sekarang! Begitu jelas dan begitu menghancurkan hatinya!Wajah Violet Cheng bak pinang dibelah dua dengan Hanae. Dan benar yang berdiri di samping pembunuh ayahnya adalah Ma’am Lilac.“Pantas saja Ma’am Lilac pingsan saat mendengar namaku. Dia tahu kalau Hanae adalah anak Violet! Dia tahu siapa aku dan dia tahu siapa Hanae!” isaknya meraung tak mau memercayai apa yang sudah terlihat jelas bahkan terucap dari bibirnya sendiri.Gladys mengangguk, “Mommy pun pingsan di restoran saat melihat foto dari Jessica. Semua tentang Violet Cheng adalah mimpi buruk yang menusuk sam

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.101 Bukti Anak Pembunuh

    Sambaran petir melanda batin Xavion saat mendengar apa yang dikatakan ibunya. Detak jantung hilang dari rongga dada. Napas berentu mengembus di pucuk hidung.Ia hanya membeku sekian detik, menatap tak percaya, menolak apa yang dihantamkan ke depan wajahnya sedemikian kencang.Namun, Gladys mengulang kembali kalimatnya. “Kamu sama sekali tidak tahu kalau dia anak Violet Cheng, bukan?” Berkata dengan tawa remuk redam dan air mata yang menetes di pipi.“Kamu ingat ruangan ini, Nak? Dulu, taman ini adalah ruang kerja ayahmu. Kamu yang menemukannya dalam keadaan bersimbah darah dengan 27 tusukan. Kamu yang kemudian selama bertahun-tahun sesudahnya tak pernah bisa tidur, selalu bermimpi buruk.”Gladys kian terisak perih, “Kamu yang selalu menjerit setiap malam ketika hujan datang, ketika guntur bertalu. Kamu yang sealu terbayang detik di mana saat air deras tercurah dari langit, kita meletakkan peti jenazah ayahmu di dalam tanah.”Xavion masih

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.100 Serangan Balik

    Menjelang pukul tujuh malam, Xavion meninggalkan Hanae untuk tertidur lelap di hotel. Ada obat penenang yang diberikan oleh dokter agar malam ini bisa dilalui tanpa mimpi buruk.Ia menggelindingkan roda Bentley ke rumah Jessica. Memasuki pagar, memarkir di depan teras, lalu turun memasuki rumah yang sudah dibukakan oleh pelayan.Jessica menuruni tangga dengan memakai baju tidur berbahan satin. Warna pink terangnya sungguh menggugah selera. Belahan dada berbentuk V, tali kecil hinggap di pundak, dan panjangnya setengah paha. Jelas ia tidak memakai bra di balik baju tidur tersebut karena putik dadanya membentuk bundaran sendiri di balik baju.Xavion menarik panjang, menahan rasa mual melihat sambutan Jessica seperti itu. Begitu sang tunangan sudah mendekatinya, ia mendadak meraih leher Jessica dan mendorong wanita itu hingga punggung menubruk dinding.“X-Xavion!” pekik Nona Mendoza dengan mata terbelalak. Ia mencengkeram tangan besar dan kokoh yang

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.99 Bersiap Membuat Perhitungan

    Dua jam kemudian mereka sudah keluar dari rumah sakit. Xavion mengambil sebentar peralatan golf-nya, lalu kembali menaiki kendaraan. Keningnya mengerut seperti sedang berpikir keras. “Aku akan mengganti seluruh kunci rumah. Lain kali, kalau ada yang mau memasuki rumah saat aku tidak ada, kamu harus melihat dulu di CCTV siapa yang datang, ya?”“Aku tidak mau kembali ke rumahmu. Aku takut, Xavion. Aku lebih baik kembali ke panti asuhan saja,” isak Hanae lirih, terkulai layu di atas jok penumpang sebelah kanan.Namun, kekasihnya menggeleng. “Jangan, aku tidak mau mereka mendatangimu. Aku tidak mau kamu bertemu dengan mereka lagi untuk selamanya. Kalau di panti asuhan, mereka akan mudah mendatangi dan berbicara denganmu.”“Selama aku belum mengganti kunci rumah, kita akan berada di hotel saja. Kamu lebih aman di sana. Tidak akan ada yang bisa menyakitimu di sana. Pokoknya, jangan buka pintu untuk siapa pun selain aku.”Lalu, Xavion meremas erat jemari di tangan kiri Hanae yang tidak terlu

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.98 Mengutamakan Kekasih

    Karena Hanae tidak mau mengatakan siapa yang telah menyakitinya, maka Xavion mengeluarkan ponsel dan melihat di aplikasi CCTV rumahnya. Begitu melihat ibu serta tunangannya mendatangi rumah, jantung lelaki itu seperti berhenti mendadak. “Ibuku dan Jessica yang berbuat ini padamu?” engahnya menatap remuk pada Hanae. Memandang wajah yang sudah penuh luka lecet di bibir dan pipi. Lalu, pandang lanjut pada tangan yang melepuh parah hingga kulit terkelupas dan sedang ditangani oleh para perawat. Hanae hanya menangis dan tidak menjawab apa-apa. Dirinya masih dilanda syok teramat berat, ketakutan hebat. Ia bertanya dengan terengah pada perawat, “Apa yang terjadi dengan tangannya. Kenapa kulitnya melepuh merah parah begitu?”“Kata Nona Hanae tersiram air mendidih,” jawab perawat, lalu memandang ragu pada Hanae. Wanita memakai seragam biru tua lanjut berucap, “Meski melihat luka di wajah, saya meragukan kata tersiram yang beliau ucapkan. Sudah saya tawarkan untuk memanggil polisi dan melapo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status