Share

BAB. 2 Carrel Lois Vegaan

Paris, Perancis.

5 tahun kemudian ,

Di kediaman Vegaan, Enzo, isteri dan anaknya beserta Thalita hidup sangat bahagia. Mereka hidup rukun di mansion mewah itu kemudian sampai dimana Thalita di vonis terkena penyakit mematikan stadium 4 hidup keluarga itu tidak lagi sebagaimana mestinya, yang tadinya mereka hidup bahagia kini mereka selalu mengutamakan kebahagiaan Thalita beserta puteri semata wayangnya. Sebelum Thalita menghembuskan nafas terakhir kalinya dia berpesan agar anaknya bisa keluarga Enzo rawat dan mereka besarkan dengan baik, Thalita benar-benar menjatuhkan harga dirinya demi kebahagiaan puteri semata wayangnya di masa depan.

Kini Enzo dan Sherin lah yang membesarkan puteri Thalita itu, dia mengganti nama puteri Thalita Menjadi Carrel Lois Vegaan nama puteri Thalita sebelumnya adalah Carella Jeny White. Ketiga anak Enzo benar-benar menyayangi Carrel sebagaimana mereka menyayangi adik kandung mereka sendiri yaitu Calista. Carrel menjadi anak pendiam semenjak ibunya meninggal dunia, dia benar-benar tidak terima atas kematian ibunya,dan dia sangat iri dengan Calista yang selalu menjadi puteri nomor 1 dirumah itu. Dia mulai menjadi gadis licik dan pura-pura baik terhadap Calista, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik dan menghasut Calista agar berbuat nakal dan menyebalkan sehingga nantinya Calista akan dibenci oleh semua orang yang ada di rumah itu.

Terbukti dengan sekarang ini semua anggota keluarga termasuk para maid membenci Calista, hal ini dimulai dari sebuah kecelakaan yang membuat kaki Carrel lumpuh karena ulah Calista yang saat itu masih berumur 5 tahun. Carrel dan Calista lahir di tahun yang sama, hanya saja lebih tua Carrel 3 bulan dari Calista, oleh karena itu Calista menjadi puteri bungsu di keluarga itu. Semenjak kejadian kecelakaan yang membuat kaki Carrel lumpuh kedua orang tua Calista membencinya, bahkan ketiga kakak kandungnya langsung memusuhi Calista dan tidak mau mengakui Calista sebagai adik mereka.

Di pagi hari yang cerah keluarga Vegaan melakukan liburan ke danau pribadi mereka yang terletak di kota Annecy, Perancis. Mereka memboyong semua anggota keluarga beserta para maid untuk ikut bersama mereka. Di dalam mobil paling depan berisikan Enzo dan isterinya dan ketiga puteranya juga Carrel anak mendiang Thalita, sementara Calista di rombongan mobil terakhir dengan para maid.

Setelah mereka sampai di villa, mereka mulai berjalan-jalan dan melakukan kegiatan masing-masing. Tiba-tiba dari arah pintu belakang villa terdengar suara anak kecil berteriak minta tolong, ternyata anak kecil itu adalah Carrel yang berusaha menyelamatkan diri karena hampir tenggelam di danau. Carrel tidak sendirian disana dia bersama Calista dan juga beberapa maid, lalu mereka semua langsung menolong Carrel dan  memberikan pertolongan pertama. Badan Calista mulai gemetaran karena dia tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba dituduh mendorong Carrel ke danau oleh para maid.

Dengan wajah berlinang air mata Calista berusaha menjelaskan pada ayah dan ibunya bahwa bukan dia yang melakukan itu semua. " Mommy, Daddy, please belive me. aku benar-benar tidak melakukan hal itu pada kak Carrel, kumohon percayalah."

Mata Enzo berkilat marah, dia tidak percaya puteri kandungnya sejahat itu terhadap saudaranya sendiri, ya Carrel mereka anggap puteri pertama di keluarga itu sementara Calista adalah puteri kedua. " Apa kau punya pembelaan lain selain berkata tidak? Apa kau mempunyai bukti jika bukan kau pelakunya? Mengapa kau selalu menyangkal perbuatan jahatmu itu anakku, daddy fikir kau sudah menerima bahwa Carrel sekarang adalah puteri daddy. Untuk merenungi perbuatanmu kau di hukum tidak boleh keluar rumah selama sebulan setelah kita pulang nanti."

Calista berusaha mengejar daddynya dan berteriak sekuat tenaga. " Daddy, mengapa kau tidak mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu dan kau lebih mendengarkan penjelasan orang lain, dad ku mohon percayalah dan jangan hukum aku."

Enzo menghampiri puteri kecilnya setelah dia menyuruh anak buahnya untuk mengantar Carrel kerumah sakit. " Daddy tidak akan mendengarkan semua pembelaanmu, terima saja dan jalani hukuman dengan baik jika tidak hukumanmu akan daddy tambah menjadi berkali-kali lipat, mengerti?"

Calista menundukkan kepalanya dengan berurai air mata." Baik dad aku mengerti, maafkan aku karena tidak punya bukti apa-apa."

Enzo menghampiri Calista kembali. " Hey anak nakal, jika bukan karena wajahmu yang sangat mirip denganku sudah ku buang kau sejak lama, karena ulahmu terhadap Carrel benar-benar membuatku kecewa dan sangat malu, renungi kesalahanmu dan jauh-jauh dari anak dan isteriku, ingat itu!"

Calista semakin menangis menjadi-jadi setelah di marahi daddynya, dia benar-benar tidak habis fikir apa kesalahannya mengapa semua orangs selalu menilainya salah dan berfikir kalau dia adalah gadis bodoh. Calista lalu pergi ke kamarnya dan mengurung diri seharian. Tidak akan ada yang peduli dengannya meskipun dia mati saat ini karena semua keluarganya hanya mementingkan kebahagiaan Carrel. Calista berharap dimasa depan dia dapat menjadi orang terkuat sehingga tidak ada lagi yang dapat menindasnya.

Selama seminggu berlibur di kota Annecy mereka semua sangat bahagia tidak terkecuali Calista, gadis kecil itu selalu tidak ikut saat kedua orang tuanya berjalan-jalan menyusuri kota itu. Orang tua dan ketiga kakaknya bersenang-senang di kota itu dengan adik mereka Carrel tanpa memikirkan perasaan adik bungsu mereka Calista.

Calista memandangi pemandangan villa dari balkon kamarnya, gadis sekecil itu sudah dipaksa berfikir dewasa di usianya yang sangat muda. Dia berfikir mungkin sekitar 10 tahun lagi dia akan pergi dari rumah dan hidup mandiri. Biarlah Carrel menjadi puteri satu-satunya di keluarga itu asal mereka semua tidak mengusik hidupnya lagi.

Saat Calista berdiri memandangi pemandangan dari atas sana, seseorang memandanginya dan berkata." Tunggulah sedikit lagi gadis kecil, maka semua penderitaanmu akan ku hilangkan, akan ku bebaskan dirimu dari sangkar itu, tunggulah akan tiba saatnya kau ku bawa kepada mereka dan kau pasti akan lebih bahagia dari ini."

Seseorang yang berkata itu adalah kaki tangan petingi organisasi rahasia Al Reint, dia yang mereka sebut sang pencabut nyawa, sang hades, malaikat kematian dan masih banyak lagi julukan untuknya. Yang pasti jangan pernah sebut namanya atau kau akan kehilangan hidupmu, pekerjaanmu, bahkan keluargamu. Alorest adalah sebutan yang disematkan kepadanya, setiap periode akan ada pergantian Alorest guna mereset sistem Alorest yang ada dan meremajakan Alorest itu jika dia sudah tua. Jika Alorest itu dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik selama masa jabatannya maka gelar itu akan cepat di cabut darinya dan digantikan oleh yang lain. Selama Al Reint berdiri baru 2 kali Alorest berganti sementara Azqadam pemimpin mereka dikabarkan sudah berganti 5 kali selama Al Reint berdiri, hal itu disebabkan oleh banyaknya pesaing-pesaing yang saling berebut kedudukan Azqadam. Ketahuilah bahwa pemimpin mereka yang asli tidak disebut Azqadam melainkan Reint De Luca, rahasia itu dipegang rapat oleh salah satu tetua suku. Dan tetua suku itu kabarnya tetua kesepuluh yang tidak diketahui keberadaanya apakah dia benar-benar ada apakah hanya bualan semata.

Original story by Cerberus Blaze

Rabu, 1 September 2021

Paris, Perancis.

5 tahun kemudian ,

Di kediaman Vegaan, Enzo, isteri dan anaknya beserta Thalita hidup sangat bahagia. Mereka hidup rukun di mansion mewah itu kemudian sampai dimana Thalita di vonis terkena penyakit mematikan stadium 4 hidup keluarga itu tidak lagi sebagaimana mestinya, yang tadinya mereka hidup bahagia kini mereka selalu mengutamakan kebahagiaan Thalita beserta puteri semata wayangnya. Sebelum Thalita menghembuskan nafas terakhir kalinya dia berpesan agar anaknya bisa keluarga Enzo rawat dan mereka besarkan dengan baik, Thalita benar-benar menjatuhkan harga dirinya demi kebahagiaan puteri semata wayangnya di masa depan.

Kini Enzo dan Sherin lah yang membesarkan puteri Thalita itu, dia mengganti nama puteri Thalita Menjadi Carrel Lois Vegaan nama puteri Thalita sebelumnya adalah Carella Jeny White. Ketiga anak Enzo benar-benar menyayangi Carrel sebagaimana mereka menyayangi adik kandung mereka sendiri yaitu Calista. Carrel menjadi anak pendiam semenjak ibunya meninggal dunia, dia benar-benar tidak terima atas kematian ibunya,dan dia sangat iri dengan Calista yang selalu menjadi puteri nomor 1 dirumah itu. Dia mulai menjadi gadis licik dan pura-pura baik terhadap Calista, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik dan menghasut Calista agar berbuat nakal dan menyebalkan sehingga nantinya Calista akan dibenci oleh semua orang yang ada di rumah itu.

Terbukti dengan sekarang ini semua anggota keluarga termasuk para maid membenci Calista, hal ini dimulai dari sebuah kecelakaan yang membuat kaki Carrel lumpuh karena ulah Calista yang saat itu masih berumur 5 tahun. Carrel dan Calista lahir di tahun yang sama, hanya saja lebih tua Carrel 3 bulan dari Calista, oleh karena itu Calista menjadi puteri bungsu di keluarga itu. Semenjak kejadian kecelakaan yang membuat kaki Carrel lumpuh kedua orang tua Calista membencinya, bahkan ketiga kakak kandungnya langsung memusuhi Calista dan tidak mau mengakui Calista sebagai adik mereka.

Di pagi hari yang cerah keluarga Vegaan melakukan liburan ke danau pribadi mereka yang terletak di kota Annecy, Perancis. Mereka memboyong semua anggota keluarga beserta para maid untuk ikut bersama mereka. Di dalam mobil paling depan berisikan Enzo dan isterinya dan ketiga puteranya juga Carrel anak mendiang Thalita, sementara Calista di rombongan mobil terakhir dengan para maid.

Setelah mereka sampai di villa, mereka mulai berjalan-jalan dan melakukan kegiatan masing-masing. Tiba-tiba dari arah pintu belakang villa terdengar suara anak kecil berteriak minta tolong, ternyata anak kecil itu adalah Carrel yang berusaha menyelamatkan diri karena hampir tenggelam di danau. Carrel tidak sendirian disana dia bersama Calista dan juga beberapa maid, lalu mereka semua langsung menolong Carrel dan  memberikan pertolongan pertama. Badan Calista mulai gemetaran karena dia tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba dituduh mendorong Carrel ke danau oleh para maid.

Dengan wajah berlinang air mata Calista berusaha menjelaskan pada ayah dan ibunya bahwa bukan dia yang melakukan itu semua. " Mommy, Daddy, please belive me. aku benar-benar tidak melakukan hal itu pada kak Carrel, kumohon percayalah."

Mata Enzo berkilat marah, dia tidak percaya puteri kandungnya sejahat itu terhadap saudaranya sendiri, ya Carrel mereka anggap puteri pertama di keluarga itu sementara Calista adalah puteri kedua. " Apa kau punya pembelaan lain selain berkata tidak? Apa kau mempunyai bukti jika bukan kau pelakunya? Mengapa kau selalu menyangkal perbuatan jahatmu itu anakku, daddy fikir kau sudah menerima bahwa Carrel sekarang adalah puteri daddy. Untuk merenungi perbuatanmu kau di hukum tidak boleh keluar rumah selama sebulan setelah kita pulang nanti."

Calista berusaha mengejar daddynya dan berteriak sekuat tenaga. " Daddy, mengapa kau tidak mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu dan kau lebih mendengarkan penjelasan orang lain, dad ku mohon percayalah dan jangan hukum aku."

Enzo menghampiri puteri kecilnya setelah dia menyuruh anak buahnya untuk mengantar Carrel kerumah sakit. " Daddy tidak akan mendengarkan semua pembelaanmu, terima saja dan jalani hukuman dengan baik jika tidak hukumanmu akan daddy tambah menjadi berkali-kali lipat, mengerti?"

Calista menundukkan kepalanya dengan berurai air mata." Baik dad aku mengerti, maafkan aku karena tidak punya bukti apa-apa."

Enzo menghampiri Calista kembali. " Hey anak nakal, jika bukan karena wajahmu yang sangat mirip denganku sudah ku buang kau sejak lama, karena ulahmu terhadap Carrel benar-benar membuatku kecewa dan sangat malu, renungi kesalahanmu dan jauh-jauh dari anak dan isteriku, ingat itu!"

Calista semakin menangis menjadi-jadi setelah di marahi daddynya, dia benar-benar tidak habis fikir apa kesalahannya mengapa semua orangs selalu menilainya salah dan berfikir kalau dia adalah gadis bodoh. Calista lalu pergi ke kamarnya dan mengurung diri seharian. Tidak akan ada yang peduli dengannya meskipun dia mati saat ini karena semua keluarganya hanya mementingkan kebahagiaan Carrel. Calista berharap dimasa depan dia dapat menjadi orang terkuat sehingga tidak ada lagi yang dapat menindasnya.

Selama seminggu berlibur di kota Annecy mereka semua sangat bahagia tidak terkecuali Calista, gadis kecil itu selalu tidak ikut saat kedua orang tuanya berjalan-jalan menyusuri kota itu. Orang tua dan ketiga kakaknya bersenang-senang di kota itu dengan adik mereka Carrel tanpa memikirkan perasaan adik bungsu mereka Calista.

Calista memandangi pemandangan villa dari balkon kamarnya, gadis sekecil itu sudah dipaksa berfikir dewasa di usianya yang sangat muda. Dia berfikir mungkin sekitar 10 tahun lagi dia akan pergi dari rumah dan hidup mandiri. Biarlah Carrel menjadi puteri satu-satunya di keluarga itu asal mereka semua tidak mengusik hidupnya lagi.

Saat Calista berdiri memandangi pemandangan dari atas sana, seseorang memandanginya dan berkata." Tunggulah sedikit lagi gadis kecil, maka semua penderitaanmu akan ku hilangkan, akan ku bebaskan dirimu dari sangkar itu, tunggulah akan tiba saatnya kau ku bawa kepada mereka dan kau pasti akan lebih bahagia dari ini."

Seseorang yang berkata itu adalah kaki tangan petingi organisasi rahasia Al Reint, dia yang mereka sebut sang pencabut nyawa, sang hades, malaikat kematian dan masih banyak lagi julukan untuknya. Yang pasti jangan pernah sebut namanya atau kau akan kehilangan hidupmu, pekerjaanmu, bahkan keluargamu. Alorest adalah sebutan yang disematkan kepadanya, setiap periode akan ada pergantian Alorest guna mereset sistem Alorest yang ada dan meremajakan Alorest itu jika dia sudah tua. Jika Alorest itu dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik selama masa jabatannya maka gelar itu akan cepat di cabut darinya dan digantikan oleh yang lain. Selama Al Reint berdiri baru 2 kali Alorest berganti sementara Azqadam pemimpin mereka dikabarkan sudah berganti 5 kali selama Al Reint berdiri, hal itu disebabkan oleh banyaknya pesaing-pesaing yang saling berebut kedudukan Azqadam. Ketahuilah bahwa pemimpin mereka yang asli tidak disebut Azqadam melainkan Reint De Luca, rahasia itu dipegang rapat oleh salah satu tetua suku. Dan tetua suku itu kabarnya tetua kesepuluh yang tidak diketahui keberadaanya apakah dia benar-benar ada apakah hanya bualan semata.

Original story by Cerberus Blaze

Rabu, 1 September 2021

Paris, Perancis.

5 tahun kemudian ,

Di kediaman Vegaan, Enzo, isteri dan anaknya beserta Thalita hidup sangat bahagia. Mereka hidup rukun di mansion mewah itu kemudian sampai dimana Thalita di vonis terkena penyakit mematikan stadium 4 hidup keluarga itu tidak lagi sebagaimana mestinya, yang tadinya mereka hidup bahagia kini mereka selalu mengutamakan kebahagiaan Thalita beserta puteri semata wayangnya. Sebelum Thalita menghembuskan nafas terakhir kalinya dia berpesan agar anaknya bisa keluarga Enzo rawat dan mereka besarkan dengan baik, Thalita benar-benar menjatuhkan harga dirinya demi kebahagiaan puteri semata wayangnya di masa depan.

Kini Enzo dan Sherin lah yang membesarkan puteri Thalita itu, dia mengganti nama puteri Thalita Menjadi Carrel Lois Vegaan nama puteri Thalita sebelumnya adalah Carella Jeny White. Ketiga anak Enzo benar-benar menyayangi Carrel sebagaimana mereka menyayangi adik kandung mereka sendiri yaitu Calista. Carrel menjadi anak pendiam semenjak ibunya meninggal dunia, dia benar-benar tidak terima atas kematian ibunya,dan dia sangat iri dengan Calista yang selalu menjadi puteri nomor 1 dirumah itu. Dia mulai menjadi gadis licik dan pura-pura baik terhadap Calista, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik dan menghasut Calista agar berbuat nakal dan menyebalkan sehingga nantinya Calista akan dibenci oleh semua orang yang ada di rumah itu.

Terbukti dengan sekarang ini semua anggota keluarga termasuk para maid membenci Calista, hal ini dimulai dari sebuah kecelakaan yang membuat kaki Carrel lumpuh karena ulah Calista yang saat itu masih berumur 5 tahun. Carrel dan Calista lahir di tahun yang sama, hanya saja lebih tua Carrel 3 bulan dari Calista, oleh karena itu Calista menjadi puteri bungsu di keluarga itu. Semenjak kejadian kecelakaan yang membuat kaki Carrel lumpuh kedua orang tua Calista membencinya, bahkan ketiga kakak kandungnya langsung memusuhi Calista dan tidak mau mengakui Calista sebagai adik mereka.

Di pagi hari yang cerah keluarga Vegaan melakukan liburan ke danau pribadi mereka yang terletak di kota Annecy, Perancis. Mereka memboyong semua anggota keluarga beserta para maid untuk ikut bersama mereka. Di dalam mobil paling depan berisikan Enzo dan isterinya dan ketiga puteranya juga Carrel anak mendiang Thalita, sementara Calista di rombongan mobil terakhir dengan para maid.

Setelah mereka sampai di villa, mereka mulai berjalan-jalan dan melakukan kegiatan masing-masing. Tiba-tiba dari arah pintu belakang villa terdengar suara anak kecil berteriak minta tolong, ternyata anak kecil itu adalah Carrel yang berusaha menyelamatkan diri karena hampir tenggelam di danau. Carrel tidak sendirian disana dia bersama Calista dan juga beberapa maid, lalu mereka semua langsung menolong Carrel dan  memberikan pertolongan pertama. Badan Calista mulai gemetaran karena dia tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba dituduh mendorong Carrel ke danau oleh para maid.

Dengan wajah berlinang air mata Calista berusaha menjelaskan pada ayah dan ibunya bahwa bukan dia yang melakukan itu semua. " Mommy, Daddy, please belive me. aku benar-benar tidak melakukan hal itu pada kak Carrel, kumohon percayalah."

Mata Enzo berkilat marah, dia tidak percaya puteri kandungnya sejahat itu terhadap saudaranya sendiri, ya Carrel mereka anggap puteri pertama di keluarga itu sementara Calista adalah puteri kedua. " Apa kau punya pembelaan lain selain berkata tidak? Apa kau mempunyai bukti jika bukan kau pelakunya? Mengapa kau selalu menyangkal perbuatan jahatmu itu anakku, daddy fikir kau sudah menerima bahwa Carrel sekarang adalah puteri daddy. Untuk merenungi perbuatanmu kau di hukum tidak boleh keluar rumah selama sebulan setelah kita pulang nanti."

Calista berusaha mengejar daddynya dan berteriak sekuat tenaga. " Daddy, mengapa kau tidak mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu dan kau lebih mendengarkan penjelasan orang lain, dad ku mohon percayalah dan jangan hukum aku."

Enzo menghampiri puteri kecilnya setelah dia menyuruh anak buahnya untuk mengantar Carrel kerumah sakit. " Daddy tidak akan mendengarkan semua pembelaanmu, terima saja dan jalani hukuman dengan baik jika tidak hukumanmu akan daddy tambah menjadi berkali-kali lipat, mengerti?"

Calista menundukkan kepalanya dengan berurai air mata." Baik dad aku mengerti, maafkan aku karena tidak punya bukti apa-apa."

Enzo menghampiri Calista kembali. " Hey anak nakal, jika bukan karena wajahmu yang sangat mirip denganku sudah ku buang kau sejak lama, karena ulahmu terhadap Carrel benar-benar membuatku kecewa dan sangat malu, renungi kesalahanmu dan jauh-jauh dari anak dan isteriku, ingat itu!"

Calista semakin menangis menjadi-jadi setelah di marahi daddynya, dia benar-benar tidak habis fikir apa kesalahannya mengapa semua orangs selalu menilainya salah dan berfikir kalau dia adalah gadis bodoh. Calista lalu pergi ke kamarnya dan mengurung diri seharian. Tidak akan ada yang peduli dengannya meskipun dia mati saat ini karena semua keluarganya hanya mementingkan kebahagiaan Carrel. Calista berharap dimasa depan dia dapat menjadi orang terkuat sehingga tidak ada lagi yang dapat menindasnya.

Selama seminggu berlibur di kota Annecy mereka semua sangat bahagia tidak terkecuali Calista, gadis kecil itu selalu tidak ikut saat kedua orang tuanya berjalan-jalan menyusuri kota itu. Orang tua dan ketiga kakaknya bersenang-senang di kota itu dengan adik mereka Carrel tanpa memikirkan perasaan adik bungsu mereka Calista.

Calista memandangi pemandangan villa dari balkon kamarnya, gadis sekecil itu sudah dipaksa berfikir dewasa di usianya yang sangat muda. Dia berfikir mungkin sekitar 10 tahun lagi dia akan pergi dari rumah dan hidup mandiri. Biarlah Carrel menjadi puteri satu-satunya di keluarga itu asal mereka semua tidak mengusik hidupnya lagi.

Saat Calista berdiri memandangi pemandangan dari atas sana, seseorang memandanginya dan berkata." Tunggulah sedikit lagi gadis kecil, maka semua penderitaanmu akan ku hilangkan, akan ku bebaskan dirimu dari sangkar itu, tunggulah akan tiba saatnya kau ku bawa kepada mereka dan kau pasti akan lebih bahagia dari ini."

Seseorang yang berkata itu adalah kaki tangan petingi organisasi rahasia Al Reint, dia yang mereka sebut sang pencabut nyawa, sang hades, malaikat kematian dan masih banyak lagi julukan untuknya. Yang pasti jangan pernah sebut namanya atau kau akan kehilangan hidupmu, pekerjaanmu, bahkan keluargamu. Alorest adalah sebutan yang disematkan kepadanya, setiap periode akan ada pergantian Alorest guna mereset sistem Alorest yang ada dan meremajakan Alorest itu jika dia sudah tua. Jika Alorest itu dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik selama masa jabatannya maka gelar itu akan cepat di cabut darinya dan digantikan oleh yang lain. Selama Al Reint berdiri baru 2 kali Alorest berganti sementara Azqadam pemimpin mereka dikabarkan sudah berganti 5 kali selama Al Reint berdiri, hal itu disebabkan oleh banyaknya pesaing-pesaing yang saling berebut kedudukan Azqadam. Ketahuilah bahwa pemimpin mereka yang asli tidak disebut Azqadam melainkan Reint De Luca, rahasia itu dipegang rapat oleh salah satu tetua suku. Dan tetua suku itu kabarnya tetua kesepuluh yang tidak diketahui keberadaanya apakah dia benar-benar ada apakah hanya bualan semata.

Original story by Cerberus Blaze

Rabu, 1 September 2021

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status