Aku berlarian di tepi pantai, dalam gelap dan hanya bergantung pada cahaya bulan sebagai penerangku, debur ombak menemaniku dalam sunyi, dari kejauhan kulihat sebuah kapal kecil mendekat, sepertinya itu kapal nelayan yang sedang mencari ikan. Setelah merapat dekat pantai aku dapat melihat ada tiga orang dalam kapal itu, semuanya laki laki, benar kan mereka adalah nelayan. Kulangkahkan kakiku hendak mendekati mereka, namun tiba tiba dari balik semak semak keluarlah dua orang wanita, salah satunya mendekap bayi mungil, dan .. hey, bukankah itu wanita yang pernah aku lihat?"Luna, mari silahkan naik, kami akan menjaga dan mengawalmu"Salah satu nelayan itu mempersilahkan kedua wanita tersebut untuk menaiki kapal, namun tiba tiba saja ada empat serigala menyerang mereka, aku memekik dan reflex berlindung di balik batu besar yang ada di sana, serigala serigala itu hampir saja mencelakai bayi dalam gendongan salah satu wanita tersebut. Sang bayi menangis keras, mungkin ada bagian tubuhnya y
Aku membuka mata saat sinar mentari pagi menerpa mataku. Aku menatap sekeliling ruangan, dan seketika aku bernapas lega karena aku masih berada di dalam kamar Alex. Lalu aku teringat akan suara yang terus memanggil namaku tadi malam.Aku langsung bangun dan mencari keberadaan Alex, namun tak kutermukan sosoknya di kamar ini. “Pasti dia sudah bangun dan keluar dari kamar ini”Pagi ini aku kembali sarapan bersama mereka, kaum werewolf di ruang makan, Liam dan Susan sudah meninggalkan pack dari pagi tadi untuk bersekolah, hanya aku dan Alex yang belum kembali ke sekolah.“Alex, ada yang ingin keceritakan padamu” ucapku di sela-sela sarapan kami.“Iya sweety, aku juga ingin membicarakan soal mimpimu semalam dengan yang lainya, jadi setelah ini kita akan membahasnya di ruang meeting”Usai sarapan, aku, Alex, Paman Taylor, Aunty Martha, Dokter Leana dan juga Beta Nickolas berkumpul kembali di ruang meeting yanga da di lantai satu istana tersebut. Kami membahas tentang kesamaan mimpiku dan p
Pagi hari kami dijamu sarapan bersama dengan Alpha Adam dan Luna Cassandra, ternyata mereka juga memiliki seorang anak laki laki yang usianya hampir sama denganku dan Alex. Atau mungkin dia berusia dua atau tiga tahun lebih tua. Dia adalah Xavier. Calon penerus dari Silver Moon Pack.Usai sarapan Xavier mengajak kami berkeliling istana mereka, kami pun dibuat kagum atas kemewahan istana tersebut. Kami mengelilingi seluruh ruangan yang ada di istana itu dan berakhir di ruang perpustakaan mereka yang besar."Ini adalah perpustakaan kami, tidak hanya buku-buku bacaan tapi juga terdapat catatan penting dari para alpha pendahulu kami, ada juga buku harian dari kakek buyutku, dan juga album foto seluruh keluargaku turun temurun." Xavier menjelaskan tentang isi perpustakaan tersebut.Aku berdecak kagum melihat sekeliling bangunan perpustakaan ini, sepertinya mereka adalah keluarga yang hobi membaca, sehingga membangun sebuah perpustakaan sebesar ini dan juga design bangunya mewah dan artisti
"Paman, jika Helena Anderson dan Richard John Larsson adalah benar kakek dan nenek buyut kita, lalu apakah kita juga werewolf? mengingat mereka berdua adalah werewolf"Aku kembali membuka pembahasan mengenai leluhurku dengan Paman Taylor saat kami hanya berdua saja di ruang santai yang berada diantara kamarku dan kamar Paman Taylor.Setelah pembicaraan di ruang perpustakaan, mereka mengadakan rapat di ruang kerja Alpha Adam untuk membahas mengenai penyerangan ke penjara rahasia milik Diamond River Pack, hanya aku dan paman Taylor yang tidak di ikut sertakan, karena mereka juga tidak akan menyertakan kami dalam team mereka besok, dan tentu saja itu atas permintaan Alex.Sebenarnya ini sangat menyebalkan untukku, karena aku penasaran apa yang akan mereka rencanakan untuk besok, tapi sesungguhnya aku juga sependapat dengan Alex, karena jika aku dan Paman Taylor ikut bisa saja kami hanya akan menjadi beban bagi mereka. Akhirnya harus pun menerima keputusan Alex bahawa aku dan Paman Taylor
Xavier menepati kata-katanya, dia membuatku melawanya. Xavier juga mampu membangkitkan amarahku sehingga aku terpancing untuk menyerangnya.Aku langsung menyerangnya dengan tendanganku keatas dan hampir mengenai kepalanya, Xavier menangkap kakiku namun dengan cepat aku memutar badan dan kembali menyapukan tendangan, kali ini tepat mengenai dada Xavier."Ternyata kau boleh juga Vaness, kurasa aku tak perlu menahan diri kali ini""Kau lawan saja aku" ucapku karena karena ingin segera mengakhiri pertandingan ini.Xavier mundur beberapa langkah, namun aku tak memberinya ruang, aku mencecarnya dengan serangan bertubi tubi, dan kali ini dia terjatuh di bawahku, namun hanya sesaat, detik berikutnya Xavier bangkit dan memutar tubuhku juga melipat tanganku ke belakang, aku meringis, namun aku tak kehilangan akal, ku hentakan kepalaku ke belakang dan mengenai kepalanya dengan keras, dia kembali mundur dan tanganku terlepas bebas, aku memutar kembali tubuhku, bersiap untuk menyerangnya kembali,
Karena aku tak ingin membuat keributan di tempat orang, aku buru-buru berjalan menghampiri Alex dan duduk di kursi kosong di sebelahnya. Makan malam kali ini diliputi suasana tegang, atau mungkin hanya aku saja yang merasakanya?.Aku memang masih merasa tidak enak akan sikap Alex terhadap Xavier, disamping khawatir dengan apa yang akan terjadi esok hari, sekaligus aku juga merasa aneh dan sedikit risih akan sikap Xavier yang sering kali kedapatan sedang menatapku."Semua sudah siap untuk misi kita besok, kuharap kalian semua mempersiapkan diri"Alpha Adam membuka percakapan. Untuk itu aku sangat berterimakasih padanya, karena mampu mencairkan suasana diantara kami."Kami semua juga sudah siap alpha" jawab Alex.Aku menoleh ke arah Alex yang duduk disampingku, dia pun sedang menatapku. “Tak ada yang perlu kau khawatirkan sweety, semua akan baik-baik saja”Aku hanya menganggukan kepala, entah apa yang dimaksud Alex dengan mengatakan semua akan baik-baik saja. Apakah dia merasakan ketega
Entah berapa lama aku tak sadarkan diri. Saat aku membuka mata, aku merasa saat ini aku tengah duduk di kursi empuk, tubuh dan kepalaku bersandar pada sandaran sofa di belakangku, lalu aku melihat sekeliling sepertinya ini adalah sebuah rumah.“Dimana aku?”Aku menatap dengan penuh keheranan karena apa yang kulihat bukanlah seperti istana Silver Moon Pack.Aku berdiri dan mulai mengamati keadaan sekeliling, dan aku mulai beranjak memasuki lebih dalam rumah yang entah kediaman siapa. Langkahku sampai pada halaman belakang rumah tersebut, disana terlihat pekarangan yang luas, dengan taman bunga yang indah, dan yang lebih menakjubkan pandanganku adalah, taman itu di penuhi bunga anggrek, bunga favoriteku, ada berbagai macam varian anggrek tertanam disana, ini sungguh pemandangan yang benar benar memanjakan mataku."Kau menyukainya?"Aku terkejut mendengar suara dari arah belakangku, suara lembut dan keibuan. Serta merta aku berdiri dan membalikan tubuhku melihat sumber suara tersebut, se
Aku menatap Helena dan tetap menunggu hingga ia melanjutkan kembali ceritanya."Pada saat Richi akan menghembuskan napas terakhirnya, dia mengucapkan sumpah di depan Henry bahwa suatu hari nanti keturunanya yang akan membalas dendam, tidak perduli butuh berapa generasi untuk itu, dan Richi juga bersumpah untuk meminta keadilan kepada Moon Goddess atas apa yang menimpanya, karena dia sama sekali tidak bersalah. Richi memimpin rakyat Blood Moon Pack dengan arif dan bijaksana, memperlakukan rakyatnya dengan penuh kasih, dan setelah Moon Goddess mempertemukanya dengan wanita yang menjadi matenya, dia juga memperlakukan pasangan jiwanya itu dengan cinta yang tulus, itulah sebabnya dia tidak terima dengan ketidak adilan yang menimpanya, dan saat itu juga Moon Goddess turun dan memberikan restunya untuk sumpah yang diambil, tepat di hadapan Henry, yang membuat Henry gemetar ketakutan"Helena terdiam sesaat dan memejamkan matanya, aku masih menunggu dia melanjutkan ceritanya, karena aku penas