Share

Delapan

  Hujan semakin deras di luar, banyak orang yang berteduh di pos-pos dan halte, sementara Xavier dan Nadia malah menikmati hujan sore ini yang deras dengan kegembiraan. Mereka seperti merasakan kembali suasana masa kecil.

   Xavier dan Nadia berlarian, saling menyiram dan tertawa di bawah langit hitam dan hujan sore ini, semua pakaian mereka basah tak ada sedikit pun yang tertinggal kering, sungguh mereka sangat menikmatinya.

"Xavier.... kejar aku kalau bisa!" teriak Nadia dengan gembira dan ia berlari.

"Tungguin...." teriak kembali Xavier dan ia berlari mengejar Nadia.

"Ayo cepetan kalau bisa hahaha..." Nadia tertawa.

   Xavier mempercepat larinya hingga ia sampai mendekati Nadia.

"Ah... capek" Xavier berhenti di hadapan Nadia dengan lelah.

"Gitu aja kok capek..." Nadia tersenyum.

"Tapi kalo ngejar cinta gak capek kok" Xavier tersenyum dan menatap tajam Nadia.

"Ih.. apaansih bucin hahah" ujar Nadia tertawa.

"Hahah kok jadi bucin sih.." tawa Xavier.

"Eh kita kesana yuk!" ajak Nadia menunjuk keberadaan anak-anak yang juga sedang menikmati hujan.

"Ngapain? Itu anak-anak semua" Xavier heran.

"Udah.. ayo.."

   Nadia dan Xavier bergabung dengan anak-anak yang sedang menikmati hujan sama hal nya seperti mereka. Mereka seperti berlari dan saling mengejar satu sama lain, Nadia dan Xavier terlihat bahagia begitu juga dengan anak-anak itu.

   Nadia dan Xavier beserta anak-anak itu saling kejar-kejaran di tengah-tengah hujan yang deras, sungguh keadaan yang sangat nikmat.

"Kalian pacaran ya kak?" tanya seorang anak ketika mereka berhenti kejar-kejaran.

"Kami tem..."

"Iya ini pacar kakak!" Xavier memotong perkataan Nadia yang belum selesai dan tersenyum menatap anak yang bertanya demikian.

"Gak kok dek... kami temenan!" ujar Nadia.

Anak tersebut terlihat heran.

"Yang benar mana kak?" tanya anak  tersebut.

"Teman!" ujar Nadia.

"Pacar!" ujar Xavier.

   Xavier dan Nadia menjawab pertanyaan anak tersebut bersamaan dengan jawaban yang berbeda.

   Anak tersebut memasang raut wajah yang sangat heran dengan jawaban Xavier dan Nadia, anak tersebut tersenyum lebar dan berlari kembali bersama teman-temannya meninggalkan Xavier dan Nadia.

"Maksud kamu pacar tadi gimana Vier?" tanya Nadia membalikan pandangannya ke Xavier setelah melihat anak-anak tadi berlari meninggalkan mereka.

"Mmm gimana ya..." Xavier tersenyum kepada Nadia.

"Ih apaan sih.." ujar Nadia. "Serius dong Vier... maksud kamu tadi bilang kita pacaran kenapa?" Nadia semakin penasaran.

"Gak ada apa-apa kok.. ya cuma cari hiburan aja"

"Gak jelas..." raut wajah Nadia terlihat kesal.

"Hahah jangan ngambek gitu..." tawa Xavier.

Nadia tidak menjawab, ia hanya diam merasa kesal dengan Xavier.

"Jangan ngambekan gitu dong... aku tadi cuma bercanda aja elah.." Xavier memegang tangan Nadia dan menatap dekat Nadia dengan senyuman lebar.

Deg! Nadia merasakan sesutau yang belum pernah ia rasakan, wajahnya terlihat memerah, Nadia langsung melepas tangannya dari genggaman Xavier dan mengalihkan pandangan.

"Iya.. aku gak ngambek kok, tapi lain kali jangan bercanda dengan perasaan.." ujar Nadia.

"Bercanda dengan perasaan?" tanya Xavier.

Nadia lagi-lagi tidak menjawab pertanyaan Xavier, mulutnya terasa kaku untuk menjawab pertanyaan itu, ia sangat merasa canggung.

"Nadia? Kamu baik-baika aja kan?" tanya Xavier lagi.

"Eh... kita kesana yuk!" ajak Nadia sembari mengalihkan pembicaraan dan berlari menuju halte yang di penuhi orang-orang yang singgah berteduh dari hujan.

"Tungguin... woy..." teriak Xavier.

    Setelah sampai di halte tersebut, semua orang melihat Nadia dan Xavier yang basah kuyup. Nadia tak memperdulikan pandangan orang-orang tersebut, ia langsung duduk di halte itu. Sementara Xavier merasa malu dengan keberadaannya yang basah kuyup yang dilihat oleh seluruh orang-orang yang berada di halte tersebut.

"Kamu gak malu?" bisik Xavier kepada Nadia yang duduk santai.

"Malu? Kenapa? Emang kita pencuri?" tanya Nadia.

"Bukan itu... maksudnya... kita basah kuyup gini jadi tontonan orang-orang... kamu gak malu gitu?"

"Buat apa malu? Emang ini halte mereka? Ini kan halte milik negara... jadi bebas siapa saja yang duduk disini..." ujar Nadia.

"Huufft.. ya udah" ujar Xavier. "Eh tunggu... Emang kamu duduk disini mau ngapain?" tanya balik Xavier.

"Nungguin hujan reda..." jawab Nadia.

Xavier melihat langit, dan langit masih terlihat memiliki segerombolan awan hitam.

"Reda? Kayaknya sore ini hujannya awet" ujar Xavier dan masih menatap langit.

"Kalo hujannya awet.. kita gak akan pulang.." tanya Nadia.

"Tapi kamu yakin hujan akan reda?" tanya balik Xavier.

"Yakin.." ujar Nadia tersenyum.

   Selama berada di halte, orang-orang yang singgah berteduh tersebut tidak menimbulkan percakapan diantara mereka kecuali percakapan Nadia dan Xavier yang dapat terdengar oleh semua orang.  Dan Tak sadar orang-orang yang berada di halte pun mendengar percakapan Nadia dan Xavier yang membuat semua penghuni halte menatap mereka berdua, namun mereka membalasnya dengan senyuman.

"Kenapa mereka tidak bicara?" bisik Xavier.

"Mmm.. mungkin mereka belum saling mengenal" Nadia membalas bisikan Xavier.

Xavier mengangguk.

***

  Setelah beberapa jam kemudian akhirnya hujan sedikit mulai reda, orang-orang yang singgah untuk berteduh mulai memakai mantel dan jaket mereka bersiap melanjutkan perjalanan.

  Satu per satu orang-orang yang berada di halte tersebut mulai menyalakan kendaraan mereka dan menorobos hujan yang telah reda. Xavier dan Nadia masih duduk di halte tersebut, sedangkan semua orang telah pergi.

   Cahaya matahari sore berubah menguning mulai nampak di celah-celah, awan-awan hitam sedikit demi sedikit menghilang dan digantikan oleh awan putih begitu juga dengan langit biru yang mulai terlihat.

"Pulang yuk!" ajak Xavier dan ia berdiri.

"Mmm.." gumam Nadia.

"Kenapa? Gak mau pulang?" tanya Xavier.

"Kalau kamu mau pulang silahkan, aku masih betah disini" ujar Nadia.

"Betah? Tapi liat badan kamu tuh masih basah!"

"Biar aja.. ya udah sana kamu pulang aja.."

"Aku pulang dulu..." Xavier membalikan badan.

"Hati-hati ya.."

Tiba-tiba Xavier kembali duduk di samping Nadia.

"Gak jadi pulang? Atau gak tau jalan pulang?" tanya Nadia melihat Xavier yang kembali duduk disampingnya.

"Aku gak tega ninggalin kamu sendiri..."

"Ya elah... aku bisa jaga diri kok"

"Sejak kapan?"

"Sejak dulu kala..."

   Mereka berdua masih berada di halte tersebut sambil menikmati reda nya hujan, sementara badan mereka masih basah sebab hujan yang mereka nikmati tadi.

   Xavier dan Nadia masih duduk di halte tersebut, sepoy angin berhembusan membuat mereka kedinginan. Nadia terlihat menggigil.

"Mulai dingin kan? Ayo.. kita pulang!" ajak Xavier.

"Gak mau.." ujar Nadia sedikit menggigil.

"Beneran?"

"Iya.. beneran!"

"Kamu gak kedinginan?"

"Dikit"

"Butuh pelukan?"

"Ih apaan sih... gak mau"

"Hahah bercanda.. kok.." tawa Xavier.

"Xavier..." ujar Nadia

"Ada apa?" tanya Xavier.

"Apakah kau pernah merasakan jatuh cinta dengan orang yang baru kau kenal?"

"Kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu?"

"Gak kenapa-kenapa kok... jawab aja"

"Mmm kayaknya belum pernah!"

"Ooh gitu..."

"Kalau kamu?" tanya Xavier pada Nadia.

"Belum pernah.. tapi sekarang aku sedikit merasa bahagia dengan orang yang baru ku kenal"

"Kita sama.... sekarang aku juga bahagia dengan orang yang baru ku kenal beberapa hari yang lalu!"

"Siapa orang itu?" tanya Nadia.

"Kalau kamu siapa?" tanya balik Xavier.

"Kamu dulu yang jawab... pertanyaanku!"

"Kamu dulu... kamu kan cewek!"

"Apa hubungannya?"

"Mmm gak ada. Ya udah jawab aja! Siapa orang itu?" tanya Xavier makin penasaran

"Rahasia... hahah" tawa Nadia.

"Hmm... gak asik main rahasia-rahasiaan gitu,"

"Rahasia tetap rahasia Vier.. gak boleh diganggu gugat!" ujar Nadia sarkas.

"Terserah..." ujar Xavier

"Kalau orang yang baru kamu kenal dan bisa buat kamu bahagia siapa?" tanya Nadia.

"Mau tau?"

"Iya..."

"Yakin?"

"Iya Xavier... yakin.."

"Kamu!"

"Hah?"

"Orang yang baru aku kenal dan bisa membuatku bahagia adalah kamu... Nadia.." ujar Xavier menatap Nadia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status