Share

06. Strange Situation

Sinar mentari yang mulai menyusup dari ventilasi udara membuat seseorang yang tinggal ruangan tersebut berbalik dan terjatuh dari tempat tidurnya yang keras. Matanya yang terasa berat, mau tidak mau harus terbuka melihat sekitar yang terasa asing.

"Ini dimana?!"

Sepasang mata itu segera kembali fokus melihat sekitar, ruangan sempit yang jelas bukan tempat tidurnya, sebuah tempat tidur sederhana yang terbuat dari kayu tak berkaki dan digantung rapat ke dinding tepat di belakangnya. Pantatnya yang terasa nyeri karena terjatuh dari alas keras itu mendarat di lantai beraspal dengan beberapa lubang serta lumut.

Dia tahu Red House punya penampungan tahanan sementara sebelum kembali dieksekusi lebih jauh oleh ayahnya. Jelas dia tahu kalau dia berada di bawah tanah. Leyna hanya tak habis pikir, kenapa putri pemimpin dijebloskan ke dalam pernjara?

Semalam tidak ada peristiwa mengerikan yang hinggap di benaknya, tidak ingat kapan dia masuk ke dalam penjara. "Sebenarnya, apa yang terjadi?" pekik Leyna yang masih terduduk di lantai.

"Diam! Kepala penjara bisa memindahkan ke sel yang lebih parah, Tuan."

Ucapan seorang pengawal bangunan yang berdiri di belakang sel membuat Leyna membulatkan matanya, begitu juga dengan bibirnya yang terbuka lebar tanpa suara. Siapa yang berani menjebloskannya ke dalam penjara? Dan sekarang akan memindahkannya ke sel tahanan yang lebih parah? batin Leyna yang memencak kesal.

Tanpa sadar, dia menelusupkan tangannya ke belakang, menggaruk punggungnya yang terasa gatal. Namun, kemudian merasa kejanggalan. Tidak biasanya dia sebebas ini? Dengan ragu, dia mengeluarkan tangannya dari belakang.

Kepalanya melihat ke depan dengan horor. Lalu, menunduk dengan tak percaya.

"Aaa! Apa yang terjadi denganku?!"

_The Stranger’s Lust_

07.45 a.m

Burk's Falls, Ontario

"Ini kenapa jadi begini?" ucap seorang gadis yang mondar-mandir di depan kaca diri. Lalu, refleks menutup mulutnya, merasa aneh ketika suara lembut khas wanita keluar dari bibirnya sendiri. Tapi setelah itu memukul labium merah muda itu pelan.

Merutuki kebodohan sendiri.

Segala bagian tubuh ini bukan punya dia. Berhenti di depan kaca dan memutar badan ke kiri dan kanan, sesekali putar penuh. Rambut brunette ashy tanpa poni karena panjang menyampai bahu tergurai jelas lah bukan punya dia, wajah mungil dengan iris mata abu-abu yang menenangkan terasa asing saat berkaca. Belum lagi saat dia melihat ke bawahnya.

Oh! Jangan dilihat, Dion! Tutup mata, batin gadis tersebut yang gusar saat tanpa sengaja menatap bahu ke bawah dengan lekat. Dia tidak pernah berniat untuk memiliki pinggang ramping dengan perut datar mulus yang ditutup dengan piyama satin berwarna biru laut terang.

Celana piyama yang kebesaran dan menutupi separuh punggung kaki, dalam pakaian seperti ini, dia merasa kecil dan perlu perlindungan. Suara ketukan pintu tiga kali terdengar sebelum knop pintu diputar.

“Nona Muda Olivia, Anda ditunggu Tuan Grissham untuk sarapan.” kata seorang pelayan yang berdiri di depan ambang pintu yang terbuka setengah.

Gadis itu masih memaku di depan kaca panjang vertikal. Tidak ada yang mengetahui kalau jiwa yang menghinggap di dalam tubuh wanita muda adalah seorang lelaki, setidaknya dia bisa selamat kalau pintar-pintar bertingkah.

Dia perlu bersikap setenang mungkin, pemilik tubuh ini adalah Olivia sesuai perkataan sang pelayan. Ini berarti nama lengkap sang pemilik adalah Leyna Olivia, anak kedua Chayton Grissham. Dion yang masih berpikir dalam diam memikirkan segala kemungkinan.

Dia tidak tahu apa jadwal sang pemilik tubuh ini. Dion Addison perlu untuk menemukan tubuh aslinya yang mungkin tergeletak tak berdaya di sana.

“Nona Muda Olivia,” panggil sang pelayan wanita muda sepantaran usianya.

Dion meringis, sebenarnya dia tidak ingin mengeluarkan suara yang masih menggelitiknya, tetapi kalau tidak dijawab, tujuannya tidak akan pernah dicapai. “Baik. Saya akan ke sana.” Ucapnya sesingkat mungkin.

Sang pelayan wanita membungkuk hormat lalu menutup pintu setelah dia keluar dari ruangan pribadi Leyna. Dion berbalik lalu meringis, mau tidak mau dia harus menjalani hari yang tidak tahu akan seperti apa hasilnya.

Tentu saja yang pertama dia akan membersihkan diri. Bagaimana caranya? Tidak pernah sekalipun, dia memandikan tubuh kaum Hawa dan tidak pernah pacaran. Sungguh, ini memusingkan kepala yang harusnya memikirkan cara mengajar pelajaran perkalian kepada siswa yang mungkin sedang dalam perjalanan ke sekolah.

Matanya menangkap sebuah botol tinggi dan lurus, meraih dan membacanya sekilas. Lalu, senyum puas kemenangan terulas di bibirnya. Setidaknya, dia mendapatkan cara untuk tetap tercium wangi seharian, ternyata menjadi anak perempuan ada untungnya juga.

_The Stranger’s Lust_

To Be Continue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status