Share

12. Get Exposed?

Dion berjalan ragu dengan sandal rumahan yang telah bersamanya lima jam hari ini. Setelah berlatih selama tiga jam penuh dengan si pemilik tubuh asli yang sekarang sedang dia gunakan untuk tetap dinyatakan hidup, dia kelaparan. Sudah hampir menyentuh angka empat dan satu gedung terasa tak berpenghuni.

Lima menit yang lalu, Leyna telah dibawa pergi kembali ke tahanan bersama dua penjaga yang juga ikut berdiri di depan pintu ruang rapat selama mereka di dalam. Tentu saja, Dion mengatakan untuk memindahkan Leyna ke sel nomor satu sesuai permintaannya.

Dion baru tahu kalau fasilitas tahanan memiliki hierarki, ada lima belas sel tahanan di bawah tanah Red House. Tapi, hanya ada tiga sel yang lebih baik dari yang lainnya. Menurut pengakuan Leyna, Chayton membuat tiga sel terlihat istimewa karena berdasarkan kasus yang ada. Kalau hanya berada di tingkat ringan, maka akan dimasukkan ke dalam tiga sel tersebut. Kalau berat, maka akan langsung dibawa ke pengadilan.

"Seharusnya, dapur akan ada di ... sini! Akhirnya, ketemu!" ucap Dion dan memasuki dapur yang sepi. Ada dua kulkas dengan masing-masing empat pintu berada di bawah lemari yang tergantung. Dua buah kompor listrik terpasang. Dion merasa kalau peralatan masak dimasukkan ke dalam lemari yang menggantung atau mungkin di lemari bawah. Juga ada oven terletak di bawah lemari.

Tetapi, jiwa laki-laki dalam raga perempuan itu berjalan membuka kulkas dan menemukan satu rak yang berisi susu coklat dan vanilla. Es krim diletakkan di dalam lemari yang lebih dingin. Dion mengambil susu kotak vanilla dan meminumnya sambil melihat sekitar.

Sebelah tangannya aktif membuka tutup kabinet atas dan berbinar ketika menemukan kaleng transparan terisi sereal. Tangan tersebut membawa turun kaleng dan bersiap mengambil sebuah mangkuk kosong kalau saja tidak ada suara yang menginterupsi.

"Nona Muda Olivia, ada yang bisa saya bantu?"

Dion mengutuk dirinya sendiri ketika melihat seorang wanita berdiri di ambang batas dapur dengan bagian yang lain. Daun kabinet yang terbuka ditutup terlebih dahulu, "Ah! Tidak ada. Kamu boleh melanjutkan pekerjaanmu."

Wanita yang berdiri di ambang batas dapur itu tersenyum kecil, nona muda mereka yang satu ini memang tidak suka menyulitkan sekitarnya, sebisa mungkin melakukan semua hal dengan sendirian, "Anda menginginkan sereal? Saya akan buatkan untuk Anda, Nona Muda. Saya mendengar dari Kepala Asisten, kalau Anda belum makan siang."

Dalam hati dia merasa lega karena ingat dengan perkataan Leyna kalau gadis itu lebih suka mandiri, sehingga dia tidak perlu repot-repot memikirkan kalimat yang bagus. Karena dia sendiri juga sama. "Tidak, tidak perlu. Saya akan membuatnya sendiri." tolak Dion sehalus dan sesopan mungkin.

"Kalau begitu, saya ambilkan peralatannya untuk Anda," kata wanita yang berpakaian formal kemeja putih dengan blazer dan rok span selutut berwarna biru gelap. Langkah ketuka high heels yang dipakai terdengar, diiringi dengan daun pintu lemari yang terletak di atas kompor listrik berderit dua kali sebelum menghampiri Dion.

"Terima kasih." Dion berucap setelah membisu sejenak. Pekerja tersebut mengundurkan diri, Dion menghembuskan napasnya karena itu adalah suatu yang mendadak. Dia mengambil susu kental manis dari kulkas dan menyeduh dengan air panas ke dalam mangkuk. Kemudian menuangkan sereal tersebut dan membawanya ke meja makan.

Tidak lupa dengan sebatang coklat yang memang sengaja dibawa olehnya untuk mengganjal perut lebih lama. Leyna mengatakan mereka selalu makan malam di jam tujuh kalau tidak ada acara mendesak. Berarti masih ada dua jam baginya. Dion menyuap sereal ke dalam mulut dengan tenang.

Leyna juga mengatakan kalau jam lima adalah waktu para pekerja bersipa-siap untuk kembali bekerja. Dion merasa menghargai Chayton karena membiarkan para asisten rumah tangga untuk beristirahat selama dua jam dan diberi waktu satu jam untuk bersiap-siap.

"Leyna,"

Dion menghentikan acara makan telat dan meneguk ludah, seorang anak gadis yang bersama dengannya sarapan berdiri di depan meja makan sembari melihatnya dengan tatapan menyelidik. Dia sudah tahu kalau itu adalah Quinza, setelah ditunjuk oleh Leyna dari galeri foto yang ada di ponsel wanita tersebut.

"How was you day?" tanya Dion basa-basi.

"Not going well. I don't understand about math today. Learning algorithm is the difficult thing in the world." balas Quinza yang mengambil tempat di depan kakaknya. Dia bersandar lesu pada kepala kursi karena memang pantang bagi mereka untuk bersandar pada meja makan.

"Can I help you?" tawar Dion yang segera dibalas dengan picingan dari lebih muda. Apa dia salah bicara?

Quinza memicing dan mendekatkan wajahnya ke arah Dion yang tengah gugup mendadak, "Selama yang aku tahu ... Leyna tidak pernah suka belajar algoritma. Makanya, Leyna tidak mau dimasukkan ke dalam kedokteran."

Dion tersentak kecil, dia membuat kesalahan fatal, padahal telah Leyna beritahu padanya. Dia merutuk dirinya sendiri karena melupakan fakta terdepan yang menyangkut hidup Leyna Olivia.

Kalau sudah begini, dia bisa berbuat apa?

_The Stranger's Lust_

To Be Continue

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status