Share

Chapter 5 (pertemuan)

Empat mobil mewah terlihat saling berdampingan di garasi rumah Bima. Mereka berempat Rendra, Bima, Dewa dan Bayu langsung masuk kedalam rumah. Mereka semua sangat penasaran dengan kabar yang diterima Rendra. Tingkat penasaran mereka semua pun berbeda-beda. Rendra penasaran kenapa Non bisa ada dirumah Bima. Bima penasaran siapa gerangan saudara si Rendra sehingga bisa nyangkut dirumahnya. Dewa dan Bayu penasaran dengan sikap Rendra yang tampak cemas setengah mati hanya karena saudaranya yang pingsan. Jauh dari sikap keseharian Rendra yang cuek tingkat akut. Lagian Saudara dari mana coba?secara si Rendra anak tunggal, dan semua sepupu-sepupunya juga mereka kenal dengan baik.

Tok tok tok

Bima mengetuk pintu kamar adiknya. Karena menurut Bik Asma, teman Intanlah yang pingsan dan sekarang sedang beristirahat dikamar adiknya itu. Menurut Bik Asma juga, teman adiknya itu sudah siuman beberapa jam yang lalu.

Ceklek!

Saat Intan membuka pintu kamarnya, tampak seorang gadis cantik imut sedang berbaring di ranjangnya. Ke empat pria itu sejenak menahan nafas saat melihat gadis itu hanya mengenakan kaus daleman putih saja. Ory yang tidak tahu bahwa akan ada laki-laki yang masuk kedalam kamar Intan, refleks segera menyambar selimut dan menutupi sekujur tubuhnya.

"Lho Non! Ory! Oryza Sativa Wiryawan!"

Ketiga pria itu memanggil nama Ory dengan tiga panggilan yang berbeda.

"Kalian kenal dengan Non juga? Bima? Dewa?" Rendra tampak takjub melihat dua temannya mengenal Non.

"Ya kenal lah Ren, Ory ini temen SD adek gue sekaligus OG gue dikantor. Nah lo bisa sodaraan dari mana sama si Ory? Trus kenapa lo manggil dia Non?"

Sekarang gantian Bima yang mengintrogasi Rendra.

"Lah si Non ini kan tinggal di rumah gue sekarang. Dia dibawa sama asisten rumah tangga gue buat numpang tinggal diapartemen gue. Dan kami biasa manggil dia dengan sebutan Non."

Rendra mulai menjelaskan tentang Non kepada Bima. Sekarang Rendra dan Bima menatap Dewa meminta penjelasan.

"Dan lo Wa, lo kenal dimana dengan si Non gue, dan darimana lo bisa tau namanya selengkap itu."

"Ya jelaslah gue tau nama lengkap dia. Gue kan bulan lalu baru ngucap ijab kabul dirumahnya, jadi namanya masih nempel diotak Gue. Supaya lebih lengkap lagi, nih gue kasih tau lo pada nama dia yang selengkapnya sekarang adalah Oryza Sativa Dewangga. Dia ini istri gue yang kabur itu!"

Dewa dengan gemas menatap tajam Ory yang sudah begitu ketakutan melihat kedatangan Dewa. Ory bahkan sudah gemetar saat pintu kamar Intan terbuka dan melihat Dewa ada diantara Rendra dan Bima.

"Istri lo yang kabur?" Otak Rendra langsung dengan cepat menyambung-nyambungkan beberapa kejadian yang diucapkan ibu Dewa tadi.Yatim piatu, Ibu tiri, ayah yang baru saja meninggal.

"Jadi kamu ini anak Om Restu Wiryawan? Anak tiri Ibu Wina?" Sekarang gantian Rendra yang menatap tajam Ory yang sedari tadi sudah tampak begitu gelisah dan serba salah.

"I—iya Tuan. Tuan kenal dengan almarhum Ayah dan Ibu tiri Saya?" Entah mengapa sekarang Ory merasa dunia ini begitu sempit, karena dia bertemu dengan orang yang itu-itu juga. Bahkan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

"Jelas saya mengenal mereka semua Non. Bahkan Saya sangat mengenal mereka berdua. Karena Saya adalah anak kandung ibu tirimu. Dengan kata lain, kamu ini adalah adik tiriku!"

Ory membelalakkan dua mata bulat almond nya. Kepalanya mendadak merangkai-rangkai akibat yang akan ditimbulkan akibat sudah diketahuinya identias aslinya. Bagaimana nanti jikalau Dewa atau ibu tirinya kembali mengekangnya?

Dewa bahkan seolah-olah bisa melihat otak kecil berandal cilik itu berputar-putar penuh rencana. Tapi kali ini Dewa tidak akan lagi melepas istri ciliknya ini. Dia sudah sangat menyesal membuat ibu nya sedih dan kecewa. Sekarang dia bertekad untuk memenuhi semua keinginan ibunya.

"Ayo Ory, sekarang kita pulang." Dewa langsung mencoba meraih lengan Ory. Mendengar perkataan Dewa, Ory langsung melompat turun dari ranjang dan bersembunyi dibalik punggung kekar Rendra yang secara otomatis langsung pasang badan untuk melindunginya.

"Ory nggak mau pulang sama Mas Dewa. Ory mau pulang ke apartemen sama Tuan Rendra. Tuan, Ory masih boleh tinggal diapartemen kan Tuan?boleh ya ya ya ?" Ory mulai mengguncang-guncang lengan kekar Rendra. Mata bulatnya menatap penuh harap pada Rendra.

"Kamu tidak usah memanggil Saya dengan sebutan Tuan lagi Non. Saya ini kakak kamu. Panggil saja saya Kak Rendra, ok? Dan tentu saja kamu masih boleh tinggal di apartemen saya sesuka kamu sampai ka-pan-pun. Sesuka kamu, sayang."

Rendra mengelus sayang  surai indah Ory.

"Lepasin tangan lo dari bini gue Ndra. Dan kamu Ory, ayo kita pulang sekarang. Memangnya kamu mau masuk neraka karena sudah melawan suami?" Wajah Dewa sudah memerah karena emosi melihat Ory yang terus saja berlindung pada Rendra. Bahkan saat ini Ory malah sudah berada dalam pelukan protektif Rendra.

"Lo jangan main paksa begitu sama adek gue ya, Wa. Kalo dia emang nggak mau pulang sama lo, lo gak berhak maksa dia." Rendra pun sudah mulai terkait emosinya.

"Udah udah kalian jangan pada ribut disini. Demi kebaikan bersama, untuk sementara Ory tinggal disini aja bareng adek gue dan Gue. Ntar kalo dia udah baikan, baru kita tanya dia mau tinggal dimana."

Bima mencoba menengahi pertikaian antara dua temannya ini. Walau jujur di lubuk hatinya yang terdalam, dia tidak rela si cantik ini menjadi istri si playboy mesum Dewa. Karena sebenarnya dia juga masih mencari celah untuk mendapatkan hati Ory. Dari Ory SD dulu, sebenarnya Bima sudah suka pada Ory.

Tapi kenyataan yang diterima sekarang malah seperti ini. Tapi Bima bukanlah type laki-laki lembek yang gampang menyerah. Lihat saja, dia akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan Ory.

"Enggak bisa!" Teriak Dewa dan Rendra berbarengan.

"Kalian tadi denger kan nyokap gue nyuruh gue nyari bini gue? Lagian paling bentaran lagi juga nyokap gue bakalan nyampe sini. Dan kamu Ory denger ya,Saya mau membawa kamu pulang itu bukan karena Saya ingin dekat-dekat dengan kamu. Tapi ini pure karena Saya tidak mau mengecewakan Ibu Saya yang sudah berjanji pada ayahmu untuk selalu menjaga dan melindungi kamu. Jadi kamu tidak usah besar kepala dan berasumsi yang tidak-tidak. Faham?"

Tett..tett..tett..

"Nah itu pasti nyokap gue sampe." Dewa langsung keluar untuk menyambut ibunya.

Ory makin ketakutan dan makin memeluk erat Rendra. Jantung Rendra mendadak berdetak lebih cepat dari yang seharusnya, saat menghirup harum rambut Ory dan hangatnya tubuh mungil Ory dalam dekapannya.

"Ory kenapa Sayang? Tadi sempat pingsan ya kata Dewa? Sini sayang duduk dekat Mama." Bu Mita menghampiri Ory masih berada dalam pelukan Rendra. Ory nampak bimbang dan memandang bolak balik antara Bu Mita dan Rendra.

"Kamu itu punya telinga atau tidak? Dipanggil ibu mertua bukannya salim cium tangan. Ini malah diam seperti patung."

Dewa kembali memelototi Ory. Ory bukannya tidak tahu sopan santun. Dia hanya bingung harus bersikap seperti apa dan mempercayai siapa. Saat ini orang yang dia kenal cukup dekat hanya Rendra. Jadi kepadanya lah Ory mencari perlindungan.

"Dewa! Jangan bersikap kasar begitu dengan istrimu. Sini Ory, duduk dekat Mama. Mama tidak akan memarahimu Nak, Mama cuma ingin mendengar semuanya dari mulut Ory sendiri."

Bu Mita menepuk-nepuk sofa yang sedang didudukinya di kamar Intan.

Perlahan Ory melepas pegangan tangannya pada Rendra, dan mulai duduk dengan kaku disamping mertuanya. Ory menarik nafas panjang beberapa kali sebelum memulai ceritanya.

"Ory minta maaf ya Ma, kalau sudah membuat mama malu dan marah. Sebenarnya Ory tidak bermaksud seperti itu.Ory cuma belum ingin menikah diusia Ory yang masih tujuh belas tahun ini Ma. Ory masih ingin sekolah dan juga kuliah. Makanya Ory kabur dengan Bik Asih dan tinggal di apartemen majikan barunya, Tuan Rendra. Ory sama sekali tidak tahu kalau Tuan Rendra itu kakak tiri Ory Ma."

Ory terus menundukkan wajahnya selagi menjelaskan alasan kepergiannya sesaat setelah akad.

"Jadi semua ini Bik Asih yang mengaturnya? Baiklah Mama bisa mengerti alasanmu. Tapi Nak, kamu itu sekarang sudah sah menjadi istri Dewa, menantu Mama. Tidak baik suami istri itu tinggal terpisah Ory. Jadi mari sekarang kita pulang ya?" Bujuk Ibu Mita.

"Lagi pula, papamu sudah berpesan pada mama sebelum kepergiannya,nuntuk selalu menjaga dan melindungimu, Sayang. Kalau Ory memang tidak mau menikah dengan Dewa,tidak apa-apa.Mama akan melakukan pembatalan pernikahan, dengan syarat, kamu akan mama adopsi secara legal untuk menjadi putri mama. Sehingga mama dapat menjagamu dan melindungi kamu setiap saat, Sayang. Tetapi ada baiknya semua keputusan yang akan kamu ambil itu dipikirkan terlebih dahulu masak-masak. Mama pribadi lebih menyukai kamu menjadi menantu mama daripada anak mama, Sayang." Ibu Mita mengelus surai indah Ory penuh rasa sayang.

Ory mulai menggigit-gigit bibir bawahnya karena bingung harus bersikap bagaimana. Pemandangan Ory yang sedang menggigit bibirnya sontak membuat empat pria dewasa diruangan itu merasa on seketika. Masing-masing dari mereka mencoba membuang pandangan mereka kearah lain, agar junior mereka tidak menggeliat bangun.

"Beri Ory waktu untuk berfikir beberapa hari boleh Ma? Nanti kalau Ory sudah siap mental, Ory sendiri yang akan kerumah mama dan tinggal disana. Saat ini biar Ory ikut dengan Tuan Rendra ya Ma?"

"Kak Rendra Non. Jangan panggil saya dengan sebutan Tuan lagi. Ingat, saya ini kakakmu sekarang,"Lagi-lagi Rendra mengingatkan Ory akan status mereka berdua sekarang.

"Adik-adikan! adik ketemu gede. Mana tiri lagi!" Dewa terus saja menyindir-nyindir Rendra.

"Gue heran ngeliat lo Wa. Katanya lo ga suka sama Ory, tapi kenapa kata-kata lo malah berbanding lurus dengan  sikap lo."

Rendra menaikkan satu alisnya,menggoda sekaligus mengejek Dewa.

Dewa cuma mendengus sambil melengos menuju ke garasi. Dia sangat lega, karena ibunya sudah tidak marah lagi karena istri ciliknya sudah ditemukan. Tetapi kenapa dia merasa ikut senang juga ya? Dewa menggeleng-gelengkan kepalanya,mengusir perasaan baru yang mulai tumbuh dihatinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status