Share

Chapter 6

"Kenzo ! Saat kau pergi, seorang gadis menelpon mensionmu."

Dahi Kenzo  berkerut menatap Mirai.

"Dia menyebut dirinya silla. Dia memintamu untuk menjemputnya besok siang."

"Dia kembali?'' monolognya.

Mirai tertegun sejenak memikirkan pertanyaan Kenzo .

"Aku tidak yakin siapa yang kau tanya'i dan siapa yang kau tanyakan."

"Dia Putri dari bibiku . Sudah cukup lama dia berada di USA. Kurasa ibuku sudah membuat keributan di group keluarga tentang pernikahan kita. Tidak heran Mac silla memutuskan untuk kembali."

Mirai mengerucutkan bibirnya. Dia pernah mendengar sedikit tentang keluarga Mac . Pendiri MY Corp  memiliki seorang Adik perempuan bernama Mac dilli yang menikah dengan Keluarga aristokrat Swan. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai sepasang anak. Yang tertua  adalah Kai Swan dan yang lebih Muda bernama Silla Swan.

Silla Swan  begitu dekat dengan Kenzo , tidak heran jika silla memutuskan untuk kembali ke Korea begitu mendengar berita bahwa sepupunya telah menikah.

"Jam berapa temanmu akan datang?"

"Pukul 8 malam, jika tidak ada kendala. Alex mengambil bagian untuk proyek Han River, pertemuan hari ini sangat memakan waktu baginya. Sementara Duan   aku tidak yakin. Dia berbeda denganku dan juga Alex . Dunianya jauh lebih sibuk dari kami."

Mirai tidak mengerti dengan istilah berbeda yang di gunakan Kenzo . 

Menyadari kerutan di dahi Mirai, Kenzo  mengusap kepalanya pelan " kau akan mengerti saat bertemu dengannya."

Ada keragu-raguan pada Mirai, dia ingin mengatakan sesuatu namun dia urung untuk mengatakannya. Dia terus menggigit bibir bawahnya sebagai bentuk kegugupan.

Kenzo menyadari akan sikap Mirai, tapi dia tidak berusaha mengulik sebelum Mirai sendiri yang memutuska untuk mengatakannya.

Kenzo  masih sabar menunggu Mirai membuka suara. "Kenzo, tentang pekerjaan. . . . Kau. . . Kau tidak akan memecat ku, bukan?"

Kenzo tersedak mendengar pertanyaan Mirai. " Kenapa kau berfikir begitu?"

"Aku. . . Aku hanya takut kau malu memiliki istri yang bekerja sebagai bawahan mu."

"Lantas, bagaimana menurutmu?"

"Aku tidak tahu. yang aku tahu, aku tidak boleh kehilangan pekerjaan ini."

Satu alis Kenzo terangkat " kenapa?"

"Ada hal yang harus ku lakukan dengan penghasilan ku."

Kenzo menatap Mirai penasaran, namun dia tidak memaksakan diri untuk bertanya, bagaimanapun Mirai juga memiliki privasi nya sendiri. Saat Mirai akan mengatakannya maka dia pasti akan mendengarkannya.

Tatapan Kenzo  pada Mirai berubah melembut " aku tidak akan memecat mu." Kenzo telah menyelesaikan makan siangnya. "Bibi Pan , tolong bereskan semuanya. Aku akan mengantar Mirai kembali ke kamar."

"Baik tuan Kenzo ." Bibi Pan bergegas melakukan pekerjaannya.

"Aku bisa melakukannya sendiri.!" Protes Mirai. "Kenapa kau memperlakukanku seperti bayi?" Lanjutnya.

"Kau cidera. Saat aku sakit, aku yakin kau juga akan melakukan hal yang sama padaku." Kata Kenzo  begitu yakin.

Mirai memicingkan matanya, bagaimana Kenzo  bisa memiliki kepercayaan diri yang begitu super? Ya Tuhan. . . . Penyakit terlalu percaya diri adalah jenis penyakit yang sulit di sembuhkan dan bersifat menjengkelkan. Mirai tidak tau harus menangis atau tertawa.

.

.

.

.

.

Waktu menunjukan pukul 7 malam, Kenzo  baru saja menyelesaikan mandinya, dia keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi dan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.

"Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu mandi, pergilah sebelum airnya jadi dingin."

Awalnya Mirai fokus pada percakapan teks nya dengan Denise. Saat suara Kenzo  menyapa pendengaran, ia mengangkat pandangannya. Mirai sangat terkejut dengan tampilan seksi dan segar yang Kenzo suguhkan dihadapannya. Dia menelan ludahnya dalam ketertegunan.

"Aku tau aku tampan, tapi ini sudah waktunya untukmu mandi atau airnya akan dingin."suara Kenzo menyadarkan Mirai.

Terasa gugup, Mirai tidak tau bagaimana cara membalas ucapan Kenzo . Semakin lama dia berada di dekat Kenzo , semakin banyak kesalahan yang akan dia lakukan.

"Bibi Pan  membawa beberapa setel pakaian untukmu dari ibu. Aku menaruhnya di almari. Pakailah itu, saat kau lebih baik, aku akan mengantarmu mengemasi barang-barang di apartemen lamamu."

Tidak ada jawaban, Mirai langsung berlari menyembunyikan dirinya didalam kamar mandi. Jantung Mirai berdetak kencang, dia ingin mengubur dirinya ke lubang yang gelap. Kenzo  pasti akan meledek nya atas reaksinya terhadap tubuh berotot Kenzo  yang begitu konyol. Mirai benar-benar merutuki reaksinya.

.

.

.

.

Kenzo tersenyum kecil melihat tingkah polah Mirai saat malu. Namun pemikirannya terhenti saat bibi Pan  mengetuk pintu kamar.

"Tuan Kenzo , tuan Duan  sudah datang."

"Biarkan dia menunggu. Aku akan menemuinya 5 menit lagi."

"Baik tuan."

Kenzo mengganti jubah mandinya dengan pakaian santai. Dia menggunakan celana kain berwarna hitam, dengan atasan kaos navi kerah rendah dan berlengan panjang. Penampilannya begitu kontras dengan Kulit Kenzo  yang putih.

.

.

.

.

Kenzo menuruni tangga, dia melihat Duan   tengah duduk santai di ruang tamunya. Begitu mendengar langkah kaki, Duan   mengalihkan perhatiannya pada sumber suara.

"Kau terlihat luar biasa untuk ukuran seorang CEO." Ujar Duan   berdiri menyambut tuan rumah.

Kenzo menjabat tangan Duan   yang terulur. "Tidak seluar biasa dirimu. Kau benar-benar semakin luar biasa. Bagaimana album mu?"

"Cukup memuaskan. Eoh lupakan! Aku sedang berpikir cukup keras. Ada apa? Tidak biasanya kau membiarkan kami berulah dirumah mu, apa ada yang spesial?"

"Apa Alex belum memberitahu mu?"

"Jika dia sudah memberitahu ku, apa kau pikir aku masih bertanya? Kalian berdua membuatku sakit kepala, sepanjang acara aku terus berpikir kemungkinan apa yang terjadi tapi aku tidak mendapatkan nya. Sekarang katakan, apa itu?"Duan  menuntut penjelasan dari Kenzo .

"Aku. . . ."

"Kau datang lebih awal dariku?" Suara Alex menghentikan ucapan Kenzo .

"Aaaaaa akhirnya kau sampi juga? Ayo. .  Ayo. .  Sekarang beritahu aku, apa ini?"

"Kenzo belum memberitahu mu?"

Duan memukul lengan Alex. " Apa kau pikir aku masih akan bertanya jika Kenzo  telah memberitahu ku?"

Alex tersenyum geli. " Biarkan tersangka kita yang mengakuinya."

"Tersangka? Apa maksudmu? Kasus apa ini?" Duan   dibuat semakin penasaran.

Namun Kenzo  berlaku seperti biasa seolah tidak ada apapun yang terjadi.  " Bukan hal besar, hanya aku sudah mendaftarkan pernikahanku."

"Aaaaaa. . . . Jadi kau sudah mendaftarkan pernikahanmu." Duan  mengangguk mengerti dengan apa yang  Kenzo  ucapkan namun detik berikutnya " APA? Kau sudah mendaftarkan pernikahanmu?"

Suara Duan begitu keras. Alex harus menutup telingan untuk menyelamatkan pendengaran nya. " Kau terkejut bukan? Aku mengetahui ini saat bibi Yoora membicarakannya dengan ibuku. Jika tidak ada hal itu aku tidak tau apakah aku akan pernah tau."

"Kau terlalu berlebihan. Tentu aku akan memberitahumu."

"Kau sudah menikah? Sejak kapan? Dengan siapa? Kau tidak menghamilinya lebih dulu, bukan? Oh My God! Aku terkejut! Wahhh. . .!!! Wahhhh!!!" Duan  benar-benar tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

"Belum lama ini aku mendaftarkan pernikahanku."

"Dengan siapa?"

"Direktur Mirai dari MY Corp " Sela Alex .

"Apa? Mirai MY Corp? Kau benar-benar  memakan rumput di sekitarmu, huh? Wahhhhh kau benar-benar tidak terduga. Kupikir kau tidak akan menikahi karyawan mu sendiri. . .  Tunggu! siapa namanya?" Duan berfikir sejenak.

"Mirai Gotardo dari MY Corp." Jawab Alex.

"Mirai? Jangan katakan direktur Mirai yang sering Kakek mu bicarakan di kediaman penatuaku?"

"Apa Kakek ku melakukannya?"

"Eoh ya Tuhan! Jadi benar gadis itu yang kau nikahi? Ya Tuhan, aku mendengar dari Kakek mu betapa luar biasanya gadis itu. Ku dengar dia mendapatkan jabatannya di usia relatif muda, pasti dia sangat luar biasa. Aku sangat penasaran saat kakekmu terus membanggakan gadis Mirai ini dan sekarang dia sudah menjadi istrimu sebelum aku sempat  mengenalinya lebih dulu? Eoh ya Tuhan betapa adilnya hidup ini." Duan  terus berbicara tanpa jeda.

"Kau terlalu melebih-lebihkan. Istriku sama seperti gadis pada umumnya."

"Ooooooo istriku?" Goda Duan  .

"Ya istriku, Ran. . . ." Lanjut Alex  menimpali goda'an Duan  .

"Temanku sudah memiliki seorang istri." Gumam Duan  tidak percaya. "Dimana dia sekarang?"

"Dia akan turun tidak lama lagi."

Tidak lama setelah Kenzo  mengatakannya, Mirai datang dengan ponsel di tangannya.

Mirai tersenyum canggung pada Alex  namun dia terkejut saat mendapati Moran penyanyi kelas dunia tengah duduk di kursi di dalam rumah Kenzo , menghirup udara yang sama dengan nya. Mulut Mirai terbuka lebar.

"Tidak bisakah melihatnya dengan biasa saja?" Geram Kenzo  saat melihat reaksi Mirai bertemu Duan  .

"Eoh?! Maaf. Agh! Silla menelpon mu. Dia ingin berbicara dengan mu."

"Silla?" Tanya Alex  terkejut.

Kenzo memicingkan matanya. Dia menatap Alex penuh ancaman. " Dia ingin berbicara denganku, kau tidak perlu seantusias itu." Sergahnya.

Entah apa yang terjadi namun Mirai bisa merasakan perubahan pada Alex . 

Begitu Kenzo  mengambil ponsel dari tangan istrinya, dia bergegas pergi ketempat yang lebih privasi.

Mirai memandang punggung kenzo  saat pergi sebelum dia berkata "Silla meminta Kenzo untuk menjemputnya besok. Ku dengar dia akan memasuki industri music Korea. Untuk itu dia kembali."

"Dia kembali? Maksudmu dia akan menetap di Korea?" Tanya Alex  antusias.

"Yang ku dengar seperti itu, tadi."

Duan  menepuk pundak Alex . " Jangan melakukan kesalahan lagi."

Mendengar itu Mirai tidak tau yang dilakukannya benar atau salah saat dia memberikan informasi kepada Alex .

"Kau Mirai istri Kenzo ?" Tanya Duan. mengalihkan pembicaraan.

"Ya aku Mirai. Istri Kenzo " Ada rasa canggung menyergap Mirai.

"Senang bertemu denganmu. Aku Duan , teman Kenzo  dan Alex sejak kecil." Duan mengulurkan tangannya pada Mirai.

Mirai adalah penggemar Duan  , tentu dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menjabat tangan Duan .  Mirai tersenyum lebar, dia bersyukur atas Kenzo , berkatnya, dia bisa bertemu dengan Duan. Pengalaman yang begitu langka. Bahkan suaminya adalah teman masa kecilnya? 

.

.

.

.

.

Kenzo kembali setelah menyelesaikan panggilannya dengan Silla . 

"Alex! Dapatkan satu unit apartemen eksklusif di tempatmu besok."

"Kau akan pindah ke apartemen?" Tanya Duan.

Kenzo  berjalan mengambil botol anggur yang sudah disiapkan bibi Pan. "Bukan aku, tapi Silla Swan . Dia akan menetap. Dia memintaku mencarikan apartemen untuknya."

Alex tersedak menyadari permintaan Kenzo . " Kau yakin, membiarkan Silla  berada satu gedung denganku?"

"Apa masalahnya? Aku yakin kau tidak akan berbuat macam-macam padanya. Kalaupun kau memiliki niat, aku tidak yakin Silla  akan membiarkan mu."

Duan tertawa keras. "Seolah Alex  berani melakukannya. Yang ada dia akan membatu saat bertemu dengan Silla ."

Mirai tidak mengerti dan sedikit penasaran dengan semua pembicaraan mereka. Namun dia bukanlah tipe orang yang akan ikut campur dalam urusan orang lain.

Kenzo menepuk punggung tangan Mirai " Akan ku jelaskan nanti." Janjinya.

"Agh! Kenzo, tentang Jacob Gotardo. Orangku menemukan sesuatu yang menarik." Sudut bibir Alex  tertarik.

Dahi Kenzo  berkerut penasaran. " Apa itu?"

"Dia pergi ke Golden cost beberapa hari yang lalu. Dan membeli seorang gadis untuk menanam cabai. Kau tau, dia meminta petugas menyediakan obat pencegah kehamilan namun seorang gadis datang menyabotase obat tersebut dan menukarnya dengan obat penyubur rahim. Kau bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika obat itu bekerja. . ." Tawa Alex menggema memenuhi sudut ruangan.

.

.

.

.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status