Share

Chapter 3

Hari sudah mulai larut saat nyonya Mac menginjakan kakinya di Mension Bear Tree Park. 

Yooraa menerobos masuk ke dalam Mension Kenzo . Mata indah Yoora terbelalak mendapati seorang gadis tergeletak di tempat tidur dengan wajah penuh lebam.

"Mac kenzo apa yang telah kau lakukan?" 

Kenzo dan Ray  kaget mendengar suara tinggi Yoora. Mata tajam Kenzo  menyipit saat menyadari kehadiran Yoora di dalam mansionnya. Kenzo melirik Ray  sejenak sebelum kembali menatap ibunya yang terlihat begitu marah.

"Aku memintamu untuk menikahi seseorang bukan memaksa seseorang untuk menikahimu. Beraninya kau mengangkat tangan pada seorang wanita? Dimana otak mu?"

Kenzo mencubit celah diantara kedua alisnya. "Ibu. Ini kesalah pahaman. Aku tidak memaksanya, dan luka- luka itu bukan karena aku."

Nafas Yoora masih memburu karena amarah. Dia menatap Ray , berharap Ray  menjelaskan yang sebenarnya. 

Sekilas Ray  menatap Kenzo  sebelum ia memberi jawaban untuk Yoora. "Nyonya Mac, tuan Kenzo  mengatakan yang sebenarnya. Nyonya Mirai terluka karena orang lain."

Kenzo tidak mengerti dengan pemikiran ibunya, dia jauh lebih mempercayai keterangan Ray  dari dirinya sendiri? Bagaimanapun dia adalah putranya namun memang sifat Kenzo  yang keraslah, yang membuat hubungan ibu dan anak terasa begitu jauh.

Kenzo Melihat ibunya yang sedikit tenang setelah mendengar penjelasan dari Ray . Dia menatapnya dan mendengus pelan.

Yoora terus menatap lekat wajah Mirai, dan sesekali menatap wajah putranya yang terlihat datar seperti batu marmer.

" Jadi kau benar- benar sudah mendaftarkan pernikahan kalian?"

Satu Alis tegas Kenzo  terangkat "bukankah Ray  sudah memberitahumu?"

Sontak Ray  tersedak ludahnya sendiri mendengar Kenzo  menyeret namanya. Punggung jaehyun bergetar mendapatkan tatapan dingin dari Kenzo . 

"Aku hanya ingin memastikan, apa sulitnya memberitahuku secara langsung?"

Kenzo kembali fokus pada dokumen ditangannya. " Hemm." Jawab Kenzo  singkat.

Yoora merasa geram dengan cara putranya berbicara. Baik Kail  suaminya ataupun Kenzo  selalu membuatnya sakit kepala saat mereka diajak untuk berbicara. "Hemm? Apa itu hemm? Tidak bisakah kau memberiku jawaban yang lain?" Yoora menatap putranya dengan geram.

Kenzo menyerahkan dokumen kepada Ray . Mata gelap dan tenang Kenzo  menatap wajah ibunya yang semakin suram. " Sudah."

Yoora tidak tau harus menangis atau tertawa mendengar jawaban dari Kenzo  yang begitu singkat. Namun Yoora merasa lega, putranya Kenzo  telah menikah. Itu artinya rumor yang beredar hanyalah rumor. Putranya tidak benar- benar lengan potong. Yoora menyentuh dadanya dan menghembuskan nafas lega.

Yoora menepuk pundak Kenzo . " Itu bagus. . . Itu bagus. . . . Ibu bahagia, setidaknya kau tidak benar- benar gay."

Mendengar kekhawatiran ibunya yang ekstrem mata gelap Kenzo menjadi semakin gelap. Bagaimana ibunya bisa berfikir bahwa putranya seorang gay? Atas dasar apa dia menjadi gay? Kenzo memijit pelipisnya. " Ibu kau terlalu jauh berfikir. Aku tidak berkencan bukan berarti aku seorang gay. Aku hanya belum menemukan yang sesuai dengan keinginanku. Tapi tidak untuk sekarang. Aku sudah menemukannya. Ibu tidak perlu khawatir lagi mulai sekarang."

"Kau benar. Aku sudah tidak khawatir lagi. Tapi bagaimana dengan keluarganya? Kau menikah begitu tiba-tiba, apa keluarganya mengetahui hal ini?" 

"Belum, aku berencana akan mengunjungi kedua orang tuanya setelah lukanya membaik." Kenzo berdiri dari duduknya, berjalan kesisi Mirai yang masih terlelap. Tangan Kenzo  terulur merapikan selimut Mirai.

Yoora mengamati tindakan putranya tanpa terlewat satu detail pun. Yoora tersenyum cerah, putranya yang dingin memiliki sisi hangat dan begitu perhatian pada menantunya. 

"Lebam itu, bajingan mana yang berani menyentuh menantu Mac kami? Gadis ini sudah menjadi bagian dari Mac, tidak ada satu orangpun yang diijinkan menyentuh anggota keluarga Mac. Ibu akan meminta ayahmu untuk mengurus semua ini. Ibu tidak akan pernah membiarkan mereka lolos."

"Aku akan menanganinya." Kenzo tidak melihat Yoora saat dia mengatakan hal tersebut, dia terus menatap wajah damai Mirai.

"Bagus, itu yang aku harapkan dari putraku. Aku akan memberitahu ayahmu." Yoora menatap Mirai lagi dan berkata " ya tuhan keluarga kita benar- benar terberkati. Mirai adalah salah satu orang pilihan kakek mu. Aku tidak bisa membayangkan betapa kakek dan nenekmu akan bahagia begitu mereka mendengar kau menikahi Mirai." 

"Ibu mengenalnya?" Kenzo menatap Yoora dengan satu alis terangkat.

Yoora tertegun." Maksudmu Mirai Gotardo? Tentu ibu mengenalnya. Dia Putri dari bibi Mikhaila. Meskipun ibu tidak mengenal dengan begitu dekat tapi ibu mengenalnya, kami satu universitas sebelumnya. Sayang sekali suaminya mengalami kecelakaan. sebenarnya, ibu sudah lama mendengar desas-desus tentang hubungan Vin  suami khaila dengan keluarga Gotardo. Ayah Mirai adalah anak dari mendiang istri pertama penatua Go. ibu dengar, ibu sambungnya sangat kejam, dia selalu mempersulit hidup ayah mirai. Dan kecelakaan yang menimpanya terakhir kali bukanlah insiden biasa,. . . . seperti ada unsur kesengajaan didalamnya." Yoora menghela nafas panjang merasa iba atas kehidupan suram teman lamanya. " Berjanjilah padaku, kau akan menjaga gadis ini dengan sangat baik. Meskipun aku tidak begitu dekat dengan jieun tapi ibu bisa merasakan. Khaila telah mendidik putrinya dengan sangat baik. Kau benar-benar diberkati. Jangan kau sia- siakan karena tidak akan ada lagi wanita buta yang Sudi dengan orang keras kepala seperti mu." 

Kenzo tertawa getir atas komentar ibunya. Kenapa dia selalu terdengar seperti orang brengsek untuk ibunya. Meskipun Kenzo  tau yang sebenarnya ada di dalam hati Yoora adalah rasa bangga atas putranya. 

Sedingin apapun Kenzo , sebebas apapun kehidupannya dan seglamor apapun itu, Kenzo  tidak pernah berperilaku negatif. Segala hal yang berhubungan dengannya selalu membawa dampak positif. Dia tidak pernah bermain dengan wanita, menggunakan obat-obatan dan kenakalan- kenakalan remaja lainnya benar-benar tidak pernah Kenzo  lakukan.

"Aku akan melakukannya."

Mendengar kesanggupan Kenzo , Yoora merasa lega. "Ini sudah sangat larut, ibu harus kembali. Ibu sudah berjanji pada nenekmu akan menemaninya pergi ke kuil. Saat istrimu lebih baik, ingatlah untuk membawanya berkunjung kekediaman utama. Nenekmu akan terus mengomel sebelum dia bisa melihat langsung cucu menantunya. aku akan menyuruh bibi Pan datang untuk merawat istrimu. Pastikan kau merawat menantuku dengan baik. Jangan buat dia tertekan." 

Kenzo mendengus mendengar ucapan ibunya yang begitu peduli dengan Mirai dibandingkan dengan dirinya. " Hari sudah sangat larut, sebaiknya ibu menginap. Aku akan meminta Ray  menyiapkan kamar untuk mu." Kenzo berdiri hendak memanggil Ray , namun Yoora menghentikan langkahnya. 

"Tidak perlu, aku harus kembali. Ayahmu akan kembali hari ini. Kau sangat mengenal ayahmu, dia akan panik jika tidak melihatku dirumah. Kau rawat saja istrimu. Biarkan Ray  mengantarku." Yoora menepuk pundak Kenzo  sebelum ia pergi meninggalkan kamar Mirai.

Kenzo mengantarkan kepergian Yoora sampai di depan pintu, setelah mobil Yoora tidak terlihat, Kenzo  kembali kedalam kediamannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status