Share

berdebar

Kami sampai di tempat kerja dan Mas Rafiq langsung memarkirkan mobilnya di bawah pohon flamboyan tempat biasa ia parkirkan mobilnya.

"Mas, aku turun dulu," ucapku sambil membuka pintu mobil, mengambil tas buru-buru ke luar untuk mengejar absen.

"Eh, ada yang kelupaan,"ucapnya.

Aku membalikkan badan dan bertanya cepat padanya, "Apa Mas?"

"Lupa memberiku senyum?"

"Ya, ampun Mas." Aku hanya menggeleng pelan dan membalikkan badan lagi.

"Ini serius ada yang kelupaan," katanya dengan mimik meyakinkan.

"Apa?" Aku sedikit gusar karena harus buru-buru mengisi absen yang otomatis itu.

"Lupa menerima cintaku," katanya dengan senyum manis.

"Ish ...." Kembali aku memutar bola mata, malas dengan rayuannya di jam genting seperti ini.

"Hayolah, setidaknya beritahu kalo aku boleh berharap," teriaknya dari dalam mobil.

Aku hanya melambai ringan sambil membalas senyumannya dan langsung menuju ke ruang staf dapur untuk mengisi absen dan mulai bekerja.

Bukannya hati ini tidak berdebar-debar atas sikapnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Dokternya ndak ada kerjaan yah? Ngegpmbalin org mulu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status