Share

kasihan

Di dalam kebingungan dan kegalauanku, aku tak mampu lagi memejamkan dan sibuk mondar-mandir saja di kamar, menerawang ke luar jendela dan memikirkan keadaan Mas Ikbal. Jujur meski aku marah, namun ia adalah orang yang pernah aku cintai, juga ayah dari Raisa.

Tiba-tiba putriku terbangun dan menangis tersedu-sedu, kuhamliri dia dan kurangkul dengan erat.

"Ada apa, Sayang?"

"Raisa takut, Raisa lihat ayah meninggal," ucapnya sambil menangis sedih.

"Ayah baik-baik aja, Sayang." Aku mencoba berbohong untuk menghiburnya.

"Tapi ayah akan mati, Bun," tuturnya sedih.

"Raisa tahu darimana?"

"Raisa lihat ayah sesak, ayah minta tolong, ayah panas," ucapnya semakin terisak keras.

Ibu yang mendengar Raisa langsung mendatangi dan bertanya padaku.

"Ada apa anakmu, Nduk?"

"Ga tahu, Bu. Mungkin mimpi," jawabku pada ibu.

"Enggak Nek, Raisa gak mimpi, ayah mau meninggal, Nek, ayah mau ninggalin Raisa," bantahnya dengan air mata kian deras.

Ibu menatap cucunya menangis sedih, ikut prihatin.

"Mungkin rindu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nur Aliq
seru... semcm cerita hayat, nyata
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
80% sh tipis bgt harapannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status