Share

Bab 21 Pernikahan

Penulis: Fit Tree Fitri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-04 12:40:33
Alina berjalan mendekati Bramasta. Wanita itu benar-benar sudah tidak sabar ingin menjadi istri dari pria paling mempesona. Lelaki tampan dengan sikapnya yang angguh dan tidak tersentuh.

“Bram,” sapa Alina.

“Pakaian kamu berlebihan,” tegas Bramasta.

“Apa?” Alina terkejut.

“Bramasta kapan kalian akan memulai acaranya?” tanya Marlina sudah tidak sabar.

“Sebentar lagi,” tegas Bramasta.

“Siapa yang ditunggu?” tanya Anggara.

“Istriku.” Bramasta melihat ke arah pintu menunggu kedatangan Aqeela.

“Alina ada di sini,” ucap Marlina memegang tangan Alina yang berdiri di samping Bramasta.

“Aqeela belum datang,” tegas Bramasta.

“Apa?” Alina dan Marlina saling pandang dalam bingung.

Aqeela masih berada di dalam kamar mandi. Dia memikirkan cara untuk kabur, tetapi itu tidak mungkin. Mereka berada di hotel milik keluarga Bramasta. Tidak ada celah sama sekali.

“Aahhhh! Sampai kapan aku terus berada di dalam kamar mandi ini?” Aqeela merengek.

“Nyonya, apa Anda baik-baik saja? Apa Anda sakit?” tanya
Fit Tree Fitri

Terima kasih. Semoga suka.

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
lanjut kk fitri
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 25 Target Semua Orang

    Aqeela bangun lebih pagi. Dia bersemangat untuk kuliah.“Nyonya, Tuan menunggu di ruang makan.” Pelayan menghentikan langkah kaki Aqeela.“Aku akan sarapan di luar,” ucap Aqeela.“Sarapan di rumah,” tegas Bramasta.“Aku sudah janji dengan teman-temanku,” ucap Aqeela.“Apa kamu mau makanan yang telah disajikan dibuang?” Bramasta menatap tajam pada Aqeela.“Ada banyak pelayan di rumah ini. Mereka bisa memakannya.” Aqeela tersenyum dan tidak peduli.“Baru hari pertama. Kamu sudah membantah.” Bramasta memegang tangan Aqeela.“Ingat, Om. Perjanjian pernikahan kita. Tidak boleh ikut campur urusan pribadi,” tegas Aqeela menepis tangan Bramasta.“Ini urusan makan, Aqeela. Aku tidak mau kamu sakit. Mulai hari ini kamu akan magang di perusahaanku. Aku sudah menghubungi kampus,” tegas Bramasta.“Apa?” Aqeela menatap tajam pada Bramasta.“Sekarang sarapan.” Bramasta menarik tangan Aqeela berjalan ke ruang makan.“Kamu itu sangat kurus karena makan yang tidak teratur dan sembarangan.” Bramasta men

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 24 Kontrak Pernikahan

    Aqeela benar-benar tidak pemilih. Dia memakai apa pun yang ada di lemari. Baju tidur seksi dengan lengan kecil dan celana hanya sebatas paha berwarna putih.“Belum lengkap.” Ageela membaca kontrak pernikahannya dengan Bramasta.“Aku revisi.” Aqeela mengaktifkan computer dan melengkapi dokumen sesuai keinginannya. Dia keluar dari kamar dengan membawa laptop dan bertemu pelayan.“Di mana Om Bramasta?” tanya Aqeela.“Tuan ada di kamar. Anda bisa langsung pergi ke sana,” jawab pelayan tersenyum. Mereka semua selalu merasa lucu karena Aqeela memanggil suaminya Om.“Terima kasih.” Aqeela berjalan menuju kamar Bramasta.“Om, apa sudah tidur?” tanya Aqeela mengetuk pintu kamar Bramasta.“Permisi.” Aqeela membuka pintu yang tidak terkunci. Dia melihat ruangan yang sangat rapi dan bersih.“Apa dia mandi malam?” Aqeela duduk di sofa. Dia meletakkan computer di atas meja.“Tidak ada apa pun di ruangan ini.” Aqeela memperhatikan kamar Bramasta yang cukup luas dan kosong. Hanya ada tempat tidur, le

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 23 Menahan Diri

    Aqeela rebahan di sofa. Tidak ada yang bisa dia lakukan. Tanpa ponsel dan komputernya. Wanita itu merasa tidak berguna.“Kamu mau diantar kemana?” tanya Bramasta.“Rumah Rangga. Aku mau mengambil motor,” jawab Aqeela duduk.“Baiklah.” Bramasta berjalan menuju garasi dan Aqeela mengikuti pria itu.“Wah!” Aqeela terkejut melihat koleksi mobil mewah dan motor milik Bramasta.“Apa kamu mau pakai motor ini saja? Aku akan meminta orang untuk mengambil motor kamu?” tanya Bramasta melihat Aqeela yang tertarik pada kendaraannya.“Apa boleh?” Aqeela menatap Bramasta.“Tentu saja,” ucap Bramasta.“Tuan. Ini computer, ponsel dan jam tangan Nyonya muda.” Pelayan memberikan tas kepada Bramasta.“Berikan padanya!” perintah Bramasta.“Silakan, Nyonya.” Pelayan menuruti perintah Bramasta.“Selesai kuliah langsung pulang,” tegas Bramasta.“Tidak bisa. Aku akan pulang setelah semua kegiatanku selesai.” Aqeela memakai tas di punggungnya.“Ambilkan kunci motor untuk Nyonya!” perintah Bramasta kepada petug

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 22 Marah dan Kesal

    “Aqeela.” Bramasta terkejut melihat Aqeela yang sudah tidak sadarkan diri di kursi.“Kalian nikmati saja pestanya. Aku akan membawa Aqeela pulang.” Bramasta menggendong Aqeela. Wajah wanita muda itu tampak pucat. “Bram, apa kamu sudah….” Kakek menatap Bramasta. “Tidak, Kek. Pasti Aqeela terlalu lelah.” Bramasta keluar dari pintu belakang. Beni dan sang bodyguard mengikuti majikan mereka.“Tidak heran. Pengantin baru. Pasti lembur semalaman. Hahaha.” Para tamu undangan yang merupakan keluarga mulai mengolok Bramasta. “Benar-benar. Mereka sudah sah menjadi suami istri. Ayo kita nikmati pesta ini. Kakek sangat senang karena Bramasta telah memiliki istri.“Hah! Kak Bram benar-benar menikahi Aqeela.” Jordi mengepalkan jarinya. “Tidak mungkin aku memanggil gadis itu kakak. Usia dia masih jauh di bawahku,” ucap Jordi. “Permisi. Aku akan melihat Alina.” Anggara pergi ke ruangan Alina. “Alina.” Anggara sangat khawatir. Dia lupa bahwa putrinya yang lain juga pingsan.“Pa!” Alina berteriak

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 21 Pernikahan

    Alina berjalan mendekati Bramasta. Wanita itu benar-benar sudah tidak sabar ingin menjadi istri dari pria paling mempesona. Lelaki tampan dengan sikapnya yang angguh dan tidak tersentuh. “Bram,” sapa Alina.“Pakaian kamu berlebihan,” tegas Bramasta.“Apa?” Alina terkejut.“Bramasta kapan kalian akan memulai acaranya?” tanya Marlina sudah tidak sabar.“Sebentar lagi,” tegas Bramasta. “Siapa yang ditunggu?” tanya Anggara.“Istriku.” Bramasta melihat ke arah pintu menunggu kedatangan Aqeela. “Alina ada di sini,” ucap Marlina memegang tangan Alina yang berdiri di samping Bramasta.“Aqeela belum datang,” tegas Bramasta. “Apa?” Alina dan Marlina saling pandang dalam bingung.Aqeela masih berada di dalam kamar mandi. Dia memikirkan cara untuk kabur, tetapi itu tidak mungkin. Mereka berada di hotel milik keluarga Bramasta. Tidak ada celah sama sekali.“Aahhhh! Sampai kapan aku terus berada di dalam kamar mandi ini?” Aqeela merengek.“Nyonya, apa Anda baik-baik saja? Apa Anda sakit?” tanya

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 20 Masih Menunggu

    Para wartawan yang entah tahu dari mana akan pernikahan Bramasta melihat kedatangan mobil Alina yang dihiasi bunga. Mereka segera mendekat.“Itu Dokter Alina. Ayo ambil gambar dan video.” Para wartawan segera mewawancarai Alina yang baru keluar mobil.“Dokter Alina, apa benar Anda akan menikah dengan Tuan Bramasta?” tanya wartawan.“Dari mana kalian tahu kami akan menikah di sini? Pernikahan ini diadakan tertutup,” jawab Alina menutupi wajahnya.“Anda benar-benar beruntung bisa menjadi istri Tuan Bramasta,” ucap semua orang.“Kami sudah lama bertunangan,” tegas Alina tersenyum puas. “Tolong jangan menghambat kami. Alina harus segera masuk karena Bramasta sudah menunggu.” Marlina terlihat tersenyum lebar.“Permisi, kami harus masuk.” Anggara membawa anak dan istrinya masuk dengan bantuan para pengawal.“Selamat dokter Alina,” ucap para wartawan.“Dokter Alina sangat cantik.” Siaran langsung telah disaksikan banyak orang melalui ponsel.Alina benar-benar puas karena akan menikah dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status