"Hei aku Keiko. Selamat datang di sekolah kami." Ucap Keiko dengan mengulurkan tangannya kepada Jonatan.
Hari ini adalah hari pertama Jonatan sekolah setelah kepindahannya dirumah neneknya. Jonatan yang menaruh wajahnya di meja, melihat Keiko dengan malas dan mengabaikan Keiko.Keiko meraih tangan Jonatan dan memaksanya untuk menyambut uluran tangannya. Jonatan terpaksa menatap Keiko. Senyuman manis Keiko berikan saat Jonatan memandangnya."Apa kamu ingin bergabung dengan kami ke kantin?" Ucap Keiko."Enyah9lah." Balas Jonatan dengan malas menanggapi Keiko dan kembali menenggelamkan wajahnya."Baiklah, tapi jika butuh sesuatu jangan sungkan, aku ketua kelas disini." ucap Keiko dan perlahan meninggalkan Jonatan untuk bergabung dengan teman-temannya.Diam-diam Jonatan memandang tubuh mungil Keiko yang perlahan menghilang dari hadapannya. Jonatan sedikit salut dengan keberanian Keiko mendekatinya, padahal beberapa jam masuk di sekolah ini, tidak ada yang benari mendekatinya, karena aura dinginnya yang membuat semua takut dan pergi menjauh.Satu bulan berada di sekolah, Keiko tidak berhenti mendekati Jonatan. Tentunya penolakan terus menerus dilakukan oleh Jonatan. Namun suatu hari, saat pulang sekolah, Keiko berhenti disebuah kedai untuk membeli beberapa barang. tanpa sengaja Jonatan mengetahui itu dan mengikuti Keiko secara diam-diam. Keiko berjalan ke arah sebuah rumah yang Jonatan tahu benar rumah siapa itu. Keiko mengetuk pintu, dan masuk ke rumah itu setelah seorang nenek menyuruhnya masuk dengan ekspresi bahagia. Jonatan bertanya-tanya kenapa Keiko pergi kerumah neneknya. rasa penasaran memenuhi pikiran Jonatan.Akhirnya Jonatan memutuskan untuk masuk ke rumah. dan seketika Keiko terkejut melihat Jonatan berapa di rumah nenek itu."Kamu...!" Keiko terkejut melihat Jonatan tiba-tiba muncul di ruang tamu."Kamu ngikutin aku?" Tanya Keiko. Jonatan dengan wajah cuek mengabaikan Keiko dan mendekati neneknya." Aku pulang nek." Ucap Jonatan. Jonatan sangat menyayangi neneknya, karena dia satu-satunya keluarga dari pihak ibunya yang tersisa. Jonatan berpura-pura cuek melewati nenek dan Keiko. Namun dengan cepat neneknya menarik tangan Jonatan."Jo ini Keiko, dia yang selama ini menemani nenek setelah Mamamu meninggal." Ucap Nenek Jonatan, yang membuat Jonatan terdiam cukup lama. " Satu tahun lalu, Keiko harus pindah karena Ayahnya pindah pekerjaan. dan baru kembali baru-baru ini." Ucap nenek.Jonatan terkejut dengan penjelasan neneknya, karena setahu Jonatan, Keiko sudah menjadi ketua kelas dari kelas 1. itu artinya sudah 2 tahun yang lalu." Hai, Aku Keiko. salam kenal." Ucap Keiko mengulurkan tangannya, dengan tatapan mata penuh isyarat. Jonatan hanya terdiam tanpa berkata apapun."Tinggallah sehari disini, besok baru pulang." Ucap nenek kepada Keiko."Iya nek." Jawab Keiko."Jo, ajak Keiko ke kamar tamu, nenek mau pergi ke warung sebelah dulu untuk membeli sayur." Ucap nenek kepada Jonatan. Jonatan mengangguk tanpa menjawab.Nenek sudah tidak ada dirumah, hanya tinggal Keiko dan Jonatan."Apa kamu ingin menjelaskan sesuatu kepadaku." Ucap Jonatan dengan nada dingin dan menginterogasi."Enggak, gak ada yang perlu aku jelaskan kepadamu, karena aku tidak memiliki urusan apapun denganmu. Tapi ku harap kamu tahu diri untuk tidak mengatakan apapun kepada nenek. Kecuali kamu orang yang ember." Ucap Keiko membalas dengan cuek.Tidak ada arah pembicaraan lagi setelah itu. Jonatan juga tidak mau mengganggu urusan Keiko. Nenek pulang dari warung. Dengan cekatan keiko membantu nenek, dan membantu membawa barang belanja ke dapur. Keiko benar-benar tidak menganggap Jonatan ada. Keiko hanya memperhatikan nenek, dan berbicara dengan nenek. Ada rasa kesal yang menjalar di hati Jonatan karena keiko bersikap dingin kepadanya, tidak seperti di sekolah. Seolah Jonatan telah memergoki kelemahan Keiko, yang membuat Keiko tiba-tiba membuat batas yang besar, sehingga Jonatan tidak bisa menembusnya.Saat makan malam, Keiko terus berbicara dengan nenek. terkadang Keiko juga mengajak Jonatan berbicara seolah mereka baru bertemu."Nek aku akan pergi ke rumah paman dulu, sebelum besok kembali." Ucap Keiko."Malam-malam seperti ini?" Tanya nenek." Ini masih jam 7 kok nek, belum begitu malam, lagian rumah paman dari sini kan cuma 10 menit jika bersepeda." Jawab Keiko."Biarkan Jonatan mengantarmu." Ucap nenek."Aku?" Jonatan mengangkat bicara."Iyaa, rumah paman Ke berada di desa sebelah, jika dia kesana sekarang akan sangat sepi dan berbahaya untuk gasid cantik seperti Keiko." Ucap nenek."Tapi nek." Protes Jonatan."Tidak ada tapi tapian Jo, kamu ini lelaki, harus melindung perempuan." Ucap nenek tanpa bisa dibantah oleh Jonatan. Mendengar itu, Keiko tertawa pelan. Jonata seolah anak itik yang tidak bisa membantah ucapan neneknya.Makan malam selesai, Jonatan mengantar Keiko ke rumah pamannya dengan mengendarai sepeda. Jonatan belum terbiasa menaiki sepeda butut milik neneknya itu, apalagi kini dia harus menggendong Keiko dibelakang. Jonatan takut membuat Keiko tahu dia tidak mahir menaiki sepeda. Di jalan menanjang dan tidak rata, Jonatan sedikit kehilangan keseimbangannya dan akhirnya mereka terjatuh."Awas Jo." Keriak Keiko ketika sepeda yang mereka naiki hampir terjatuh."Aduhhhhh..." gerutu Keiko. Jonatan dnegan segera menghampiri Keiko yang jatuh tidak jauh darinya."Kamu gak apa-apa ke?" Tanya Jonatan cemas dengan melihat Keiko, apa ada yang terluka."kamu bisa naik sepeda gak sih." Ucap Keiko protes."Aku bisa kok, tapi kamu nya terlalu berat, makanya aku kehilangan keseimbangan." Ucap Jonatan lega, karena Keiko tidak terluka."Ihhh kok jadi aku yang disalahin, beratku ringan kok. kamu aja yang gak pinter naik sepeda." Ucap Keiko membela diri.Jonatan tersenyum mendengar kecerewetan Keiko."Kok kamu tertawa sih." Protes Keiko."Kenapa kamu begitu berani kepadaku sejak awal, apa kamu benar-benar tidak tahu siapa aku." ucap Jonatan menatap Keiko."Aku tahu siapa kamu, kamu cucu dari nenek yang tidak pandai naik sepeda dan selalu payah dalam akademis." ucapa Keiko sambil membersihkan bajunya. Jonatan terkejut mendengar jawaban Keiko. baru kali ini ada yang mengatai dia payah."Seperti itukah aku dihadapanmu." Batin Jonatan."Aku gak mau naik sepeda lagi, kita jalan kaki aja. rumah paman sudah dekat." ucap Keiko sambil berjalan lurus meninggalkan Jonatan. Jonatan mengikuti langkah Keiko dengan menuntun sepedanya. Ada senyuman hangat dari bibir Jonatan yang selama ini tidak pernah dia lihatkan kepada orang lain. Keiko menyadari senyuman Jonatan, keiko pun tersenyum dalam diam.Sampai dirumah paman, Keiko memeluk pamannya itu dnegan kerinduan."Bagaimana keadaanmu Ke, Apa ibumu baik-baik saja?" Tanya Paman Keiko."Ibu baik kok paman." Jawab Keiko dengan nada yang berbeda, seolah ada yang disembunyikan."Lalu bagaiman dengan ayahmu?" Apa dia masih sering memukulmu?" Tanya paman Keiko dengan nada khawatir. mendengar pertanyaan paman Keiko, tatapan Jonatan berubah menjadi dingin. Ada rasa penasaran dan gelisah di hati Jonatan mendengar itu."Tidak paman, setelah aku dan ibu pergi dari rumah, kami belum bertemu dengan ayah sama sekali." Jawab Keiko."Lalu kenapa kamu kembali kesini.?" Ucap Pamannya cemas."Aku harus melanjutkan sekolahku paman. setelah lulus nanti, aku akan membawa ibu pergi jauh dari sini." Ucap Keiko menenangkan pamannya, sambil menatap Jonatan yang sedari tadi terdiam. Seoalh tahu apa yang di fikirkan Jonatan. Keiko mencoba untuk tersenyum agar Jonatan tidak mengasihinya."Lupakan yang kamu dengar tadi, dan jangan mencoba mengasihaniku." ucap Keiko yang memecah keheningan suasana saat pulang dengan Jonatan. " Dan jangan pernah memberi tahu nenek soal ini." Pinta Keiko sambil menatap Jonatan. Jonatan menghentikan langkahnya dan memandang Keiko. "Karena kamu satu-satunya orang yang mengetahui rahasiaku saat ini, apakah kamu mau menjadi temanku?" Ucap Keiko sambil mengulurkan tangannya. Jonatan semakin dalam memandang Keiko, dan akhirnya muncul seutas senyuman di wajah Jonatan. Jonatan pun membalas uluran tangan Keiko untuk pertama kalinya.Keiko tersenyum puas mendapat balasan tangan Jonatan. Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk pulang.Hari-hari Jonatan yang membosankan selama ini, menjadi sedikit ramai karena kehadiran Keiko. Keiko selalu bisa membuat Jonatan menuruti semua perintahnya dengan kepintarannya. Jonatan belum pernah menemui wanita yang enerjik dan cerdas seperti Keiko. Selama ini, wanita hanya mendekati Jonatan karena ketampa
Keiko berlari meninggalkan Jonatan dengan senyuman bahagia di wajahnya. Entah sejak kapan Jonatan telah mendominasi dalam kehidupannya. Keiko selalu berusaha membuat Jonatan berada di dekatnya. Ada rasa nyaman yang tidak pernah dia dapatkan selama ini. Jonatan sudah menjadi pelindung dan penyemangatnya selama ini. Keadaan keiko yang membuatnya harus bertahan untuk hidup seolah menjadi ringan kerena Jonatan. biarpun hanya kata-kata yang terucap, namun seolah menjadi motivasi tersendiri. Hari itu Keiko pulang kerumah sendirian, karena Jonatan ada urusan. entah urusan apa, Keiko tidak ingin mencampuri urusan Jonatan. Di pintu masuk rumah, pintu sudah tidak terkunci lagi. Keiko masuk kedalam rumah dengan perasaan khawatir."Maaa...." Keiko memanggil ibunya dan mencarinya di setiap penjuru ruangan. Keiko berhenti di salah satu ruangan dan melihat sesosok laki-laki yang sangat dia kenal."Kamu sudah pulang Ke?" ucap lelaki itu."Pa..Pa..." Ucap Keiko dengan nada gemet
Jonatan menatap Keiko selama acara wisuda, ada rasa kekhawatiran yang menyusup dalam hatinya."Apa yang sedang kamu rencanakan Ke?" Batin Jonatan. Namun Jonatan tidak ingin mengungkapkan rasa penasarannya. Setelah acara wisuda, Jonatan menarik tangan Keiko dan mengajaknya pergi."Ayuks kita pergi dari sini." Ucap Jonatan,.Keiko melepaskan tangan Jonatan, dan menatap wajahnya."Mari kita akhir Jo." Ucap Keiko. "Ahh bukan, bukan mengakhiri, karena selama ini kita tidak pernah benar-benar memulai suatu hubungan." Ucap Keiko tersenyum getir."Mari kita berjalan ke arah dunia kita masing-masing. itu yang benar." Ucap Keiko. Jonatan terkejut mendengar ucapan Keiko."Kei." Suara Jonatan sedikit meninggi."Selama ini kita hanya berteman Jo. Dan ini sudah kelulusan. Aku akan berjalan ke arah mimpiku, begitupun dengan kamu." Ucap Keiko dengan menahan air matanya."Mimpiku adalah kamu Kei."
Keiko mengayuh sepedanya disepanjang perjalanan panjang. Jalanan yang sepi dengan pemandangan pantai yang sangat indah. Keiko mulai mencoba mengakrabkan diri dengan penduduk. Disini sangat terpencil, namun penduduk sangat ramah dan baik. Keiko disambut baik oleh penduduk dan banyak mendapat bantuan dari penduduk. Kehidupan baru yang membuat Keiko nyaman dan semangat untuk menjalani kehidupannya."Kamu akan berhasil menjadi seorang dokter Kei." Ucap Keiko berteriak ke arah pantai. "Semangat...Kamu bisa melewati ini semua."Sudah hampir 3 bulan Keiko tinggal di kota Asia, Keiko bekerja di sebuah toko buku, dengan harapan dia bisa bekerja sekaligus belajar dengan gratis di toko itu. Namun di toko itu Keiko hanya mendapatkan gaji yang kecil, karena kurangnya pembeli. SDM kota Asia hanya mengenal melaut dan bercocok tanam untuk mendapatkan uang. Belum ada yang benar-benar sukses keluar dari kota kecil ini. Keiko hanya menyayangkan kurang adanya ambisi untuk penduduk disini.
"Karena itu aku bisa menyukai mu Jo. Kamu anak orang kaya, tapi memilih tidak menikmati kekayaan orang tua mu seperti anak orang kaya lainnya." Robby menepuk bahu Jonatan. "Aku harus pergi." Ucap Robby dan berlalu keluar apartemen. Jonatan tersenyum melihat sahabatnya itu pergi. Jonatan menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. Rasa rindu akan sosok Keiko masih saja mendomonasi hatinya. "Sebentar lagi Ke. Setelah aku menjadi dokter yang sukses, kamu tidak akan bisa pergi lagi dariku." Ucapa Jonatan dalam hatinya. "_" Di Kota Asia, Keiko sedang mengayuh sepedanya ke tempat kerjanya. Seperti biasanya, Keiko selalu membawa satu kotak nasi untuk diberikan kepada seorang nenek yang berjualan di dekat toko buku tempat dia bekerja. "Pagi Nek, Ini sarapan untukmu." Ucap Keiko sambil memberikan sekotak nasi kepada nenek itu. "Terima kasih nak." Ucap nenek itu kepada Keiko. "Sama-sama nek, cepat
"Tapi sebentar, apakah Keiko akan kembali setelah dia selesai kuliah? " Tanya salah satu penduduk yang membuat semua orang tiba-tiba terdiam. "Pasti Keiko kembali, karena dia bagian dari kita." Ucapa Dion yang membuat semua penduduk merasa tidak puas. "Setelah kamu selesai kuliah kamu akan kembali kan nak? menjadi dokter untuk kita semua." Tanya bibi tiba-tiba dengan tatapan penuh harap. "Keiko akan kembali bibi. keluarga ku ada disini semua, tidak ada alasan bagiku untuk tidak kembali." Ucap Keiko dengan senyuman manis. Bibi langsung memeluk Keiko. "Kamu adalah anakku." Ucap bibi. Mendengar itu Keiko sangat terkejut. Selama ini bibi memang sangat baik kepadanya. setelah mama meninggal, bibi yang merawatnya. "Mau kah kau menjadi anakku Kei. bibi tidak punya anak selama ini, dan hanya hidup sendiri. bibi ingin menjadi ibumu." Ucap bibi serius. Air mata Keiko tiba-tiba jatuh karena terharu. "Terima kasih bi." ucap Keiko. "Bukan b
"Jo, tahun ini mau gabung jadi panitia gak?" Tawar Robby."Enggak." Jawab Jonatan tegas."Tahun ini ada mahasiswa yang dapat beasiswa di fakultas kita. Cantik lho katanya. Yakin gak mau ikut.? Bujuk Robby." seorang mahasiswi baru dapat beasiswa kedokteran seperti aku, hebat juga dia. Pasti dia pintar. " Tebak Robby." Dia sudah tiba kemarin, dan tinggal di asrama. Kamu gak ingin lihat?" goda Robby. Barang kali sahabatnya itu tertarik dan menghilang kan nama Keiko di hatinya.Jonatan terdiam dan tidak merespos permintaan Robby. Kediaman Jonatan menjawab pertanyaan Robby, dan dia tidak ingin memaksa nya. Hanya seperti biasanya, Jonatan hanya akan melihat kegiatan sambutan mahasiswa baru dari dekat tanpa terlibat. Ini tahun terakhir Jonatan dan Robby di kampus ini sebelum mengambil profesi.Jonatan dan Robby berjalan di koridor kelas, tanpa sengaja melihat sosok yang tidak asing. Jonatan berhenti dan mencari sosok yang membuat terpaku, namun sosok itu
Acara penyambutan tiba, semua mahasiswa baru sudah berkumpul di gedung pertemuan. setelah acara pembukaan dilakukan oleh Rekto Universitas J, semua kegiatan dikembalikan kepada Robby sebagai ketua panitia.Mahasiswa dipecah berdasakan jurusan masing-masing. dan di pegang oleh panitia yang bertugas. Keiko dan Raysa berdiri berdampingan, mereka adalah sahabat yang baru saja kenal, namun serasa sudah bertahun-tahun menjadi sahabat.Ada hampir 150 mahasiswa baru jurusan kedokteran, Siska meyuruh mereka untuk berkumpul di depan gedung kedokteran.Siska menggunakan otoritasnya untuk membuat mahasiswa baru ketakutan. Namun karena ada Jonatan, Siska selalu melembutkan suaranya. Dia tidak ingin terkesan galak dihadapan Jonatan.Jonatan duduk di ujung sambil mencari sosok Keiko. Setelah beberapa saat, Jonatan menemukan sosok Keiko disana. masih sama seperti dulu, Keiko begitu cantik, tapi polos. sifatnya yang energik terpancar dari luar. Ada begitu banyak per