Share

7

Keiko mengayuh sepedanya disepanjang perjalanan panjang. Jalanan yang sepi dengan pemandangan pantai yang sangat indah. Keiko mulai mencoba mengakrabkan diri dengan penduduk. Disini sangat terpencil, namun penduduk sangat ramah dan baik. Keiko disambut baik oleh penduduk dan banyak mendapat bantuan dari penduduk. Kehidupan baru yang membuat Keiko nyaman dan semangat untuk menjalani kehidupannya.

"Kamu akan berhasil menjadi seorang dokter Kei." Ucap Keiko berteriak ke arah pantai. "Semangat...Kamu bisa melewati ini semua."

Sudah hampir 3 bulan Keiko tinggal di kota Asia, Keiko bekerja di sebuah toko buku, dengan harapan dia bisa bekerja sekaligus belajar dengan gratis di toko itu. Namun di toko itu Keiko hanya mendapatkan gaji yang kecil, karena kurangnya pembeli. SDM kota Asia hanya mengenal melaut dan bercocok tanam untuk mendapatkan uang. Belum ada yang benar-benar sukses keluar dari kota kecil ini. Keiko hanya menyayangkan kurang adanya ambisi untuk penduduk disini.

Setelah bekerja di toko buku, sorenya Keiko akan bekerja di kedai makan pinggir pantai yang menjadi pusat keramaian. Pemandangan yang indah di pantai ini menarik para wisatawan. Sebenarnya penduduk kota ini sering kedatangan orang luar karena daya tarik alamnya. namun penduduk seolah membentengi diri untuk tidak meniru kebudaan luar yang datang dan masih bersih teguh untuk memegang kebudaayan sendiri. Rasa nasionalisme yang tinggi.

Keiko wanita yang ramah dan disukai banyak orang, dan menjadi terkenal di kota karena kecantikan dan keramahannya. Banyak pemuda yang mendekatinya, namun Keiko tidak punya waktu untuk meladeni mereka. yang Keiko inginkan adalah mencari banyak uang untuk mengobati ibunya, dan biaya kuliah kedokteran dia nantinya. Selama Keio bekerja, Keiko meminta tolong kepada tetangganya untuk menjaga ibunya dirumah. Uang yan ditawarkan oleh Papa Jonatan tidak diambil sepeserpun oleh Keiko. Uang yang besar itu mampu membiayai biaya pengobatan ibu Keiko dan membuat Keiko kuliah kedokteran. Namun dengan tegas Keiko menolaknya. karena jika dia menerimanya, dia seolah menjual Jonatan kepada papanya. dan Keiko tidak ingin rasa bersalah menghantuinya seumur hidup.

"_"

Satu tahun kemudian.

Di Kota X, Jonatan telah memutuskan untuk kuliah kedokteran di universitas J. Univeristas terbesar di kota X. Jonatan memutusakan untuk kuliah di universitas itu, karena Keiko pernah berkata ingin kuliah disini. Jonatan berharap jika dia kuliah disini, dia bisa bertemu Keiko. Namun harapan tetaplah menjadi semu tanpa kepastian.

Jonatan meggunakan identitas aslinya di kampus itu, sehingga banyak mahasiswi yang pergi menggodanya. Tampan, Kaya dan Genius, kata-kata itu yang selalu melekat pada Jonatan, namun sikap dinginnya juga bukan hal yang baru. Jonatan hanya memiliki satu sahabat karib, dia Robby. Teman sekelasnya yang cerdas, tapi kurang beruntung dalam hal ekonomi. Robby kuliah di kedokteran universitas J karena beasiswa. Untuk menghidupi kehidupannya selama kuliah, dia bekerja paruh waktu. biarpun dekat dengan Jonatan, Robby tidak pernah sama sekali menerima bantuan Jonatan dalam hal materi, harga dirinya terlalu tinggi untuk menerima sebuah bantuan. Jonatan dan Robby menjadi mahasiswa terbaik selama setahun ini, peringkat satu dan dua. Robby selalu di urutan kedua setalah Jonatan. kedua lelaki yang tampan ini selalu menjadi pusat perhatian publik karena kecerdasan dan persahabatan mereka. 

Di sebuah apartemen mewah dekat kampus J, Robby berjalan menyelusuri ruangan. bukan pertama kali Robby ke apartemen itu. namun rasa takjub dan kagun akan desain apartemen ini membuat Rooby selalu penasaran. Apartemen milik Jonatan ini selalu terbuka untuk Robby, namun karena kesibukan Robby yang harus kuliah dan bekerja, membuat robby jarang ke apartemen ini dan memilih untuk langsung pulang setelah bekerja. Jonatan pernah menawari Robby untuk tinggal bersama, karena Apartemen ini sangat luas untuk ditinggali sendiri. namun Robby selalu menolaknya.

"Kamu masih saja menyimpan foto Keiko Jo." Ucap Robby yang melihat foto Keiko terpampang besar di kamar Jonatan. "Tidak inginkah kamu menurunkan atau mengganti foto ini." Ucapa Robby saat melihat kamar Jonatan yang terlihat beberapa foto Keiko mendominasi dalam ruangan ini. Bukan pertama kalo Robby menlihat pemandangan ini, namun ini sudah satu tahun foto itu masih terpampang di kamar ini. 

"Aku hanya penasaran, dan tidak pernah menanyakan ini kepadamu, sebenarnya apa yang membuat kalian berpisah?" Tanya Robby sambil duduk di sofa. Jonatan menyodorka segalas jus kepada Robby.

"Keiko membenci Jonatan yang kaya." Ucap Jenotan dingin. Ucapan Jonatan membuat robby tersedak.

"What?" Ucap Robby kaget.

"Selama bersamaku, dia tidak tahu siapa aku. yang dia tahu Jonatan yang dia kenal adalah, Jonatan si cucu nenek yang malas, dan tidak punya masa depan." Ucap Jonatan dingin sambil memandang foto Keiko yang terpampang jelas di dinding.

"Itulah kenapa kamu tidak bisa melupakannya. Dia berbeda dengan wanita lain. Aku mengerti perasaannya." Ucap Robby.

"Itukah yang kau rasakan selama ini?" Tanya Jonatan.

"Yaaa kurang lebih, tapi aku bisa menerimamu sebagai sahabatku." Ucap Robby santai yang membuat Jonatan tersenyum sinis.

" Aku juga menyukaimu karena sifatmu mirip dengan Keiko." Balas Jonatan. 

"Tapi jangan pernah jatuh cinta kepadaku yaa, aku masih normal." Timpal Robby.

"Tidak bolehkah?" Ucap Jonatan menggoda Robby.

"No Way." Balas Robby tegas dengan mengerutkan dahi.

"Aku lebih senang bersamamu, dari pada bersama gadis-gadis keganjenan itu. mereka hanya melihat uangku, dan mereka tidak selevel denganku. Ku rasa hanya kamu dan Keiko yang bisa masuk dalam level ku." Ucap Jonatan yang membuat Robby semakin cemberut.

"Kalau begitu, akan ku bantu kau menemukan Keiko, agar aku bisa terbebas darimu." Ucap Robby.

Merekapun tertawa setelah membicarakan hal konyol yang mereka lakukan.

"Aku harus pergi." Ucap Robby.

"Kerja lagi?" Tanya Jonatan.

"Yaa iyaa lah tuan Jonatan, aku hidup dengan bekerja, kalau tidak bekerja bagaimana aku bisa makan." Jawab Robby dengan santai.

"Kenapa kau tidak menerima bantuanku saja?" Tanya Jonatan.

"Aku tidak mau menggantungkan hidupku kepada mu." Ucap Robby dengan tegas.

"Apa aku tidak bisa begitu bisa diandalkan?" Tanya Jonatan dengan mengerutka dahi.

"Hemmm..Setelah kamu mewarisi semua aset bokapmu, mungkin aku bisa bekerja kepadamu." Ucap Robby dengan meledek.

"Dan itu tidak akan pernah mungkin." Jawab Jonatan tegas. Robby tahu sahabatnya itu tidak ingin menjadi pewaris semua aset Pak Hermawan. dia lebih suka menjadi dokter ahli untuk saat ini. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status