Share

BAB 23

Beberapa hari sudah aku menemani Zia dirumah almarhum ayahnya, kadang kami bercanda kadang pula kami menangis mengenang ayah mertua. Seringkali kakak-kakak Zia datang dengan suami mereka untuk saling menguatkan satu sama lain. Terkadang aku dan Zia hanya berdua saja berbincang berusaha mengalihkan kesedihan agar tak berlarut-larut.

Seperti saat ini, kami sedang mengobrol santai sambil minum teh ditemani kue bolu buatan kak Bilqis.

"Sayang, kuliah kamu gimana?" Tanyaku

"Ya ini aku tinggal selesaikan dinas yang terakhir ini, tugas akhirku juga sudah selesai." Jawabnya santai sambil menyomot bolu lembut buatan sang kakak.

"Oh, terus rencanamu kedepannya gimana?" Tanyaku lagi.

"Entahlah kak, awalnya aku ingin kembali kerumah ini menemani ayah dan bekerja di klinik bersalin dekat sini saja. Tapi Ayah..." Kalimatnya terpotong dan terdengar isakan tangisnya lagi.

"Maaf sayang, aku nggak bermaksud membuat kamu sedih lagi." Ucapku tak enakan.

"Nggak apa-apa kok kak, aku mungkin..." Ucapannya ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status