Share

mengelus perut

Mas Ikhsan pergi meninggalkanku dikamar sendirian. Seperti itulah dirinya, setiap habis bertengkar pasti langsung pergi entah kemana.

Aku juga tidak mau ambil pusing kemana Mas Ikhsan pergi. Palingan juga nanti juga pulang kalau hatinya sudah tenang.

Benar saja tiga jam kemudian akhirnya Dia pulang. Mas Ikhsan datang dengan membawa beberapa paper bag.

"Dek... Lihat apa yang Mas bawa." ucapnya dengan wajah sumringah sambil menunjukkan barang yang dia bawa.

Aku hanya tersenyum melihat hal itu. Ya walaupun sebenarnya hatiku masih tidak suka dengan apa yang dia katakan tadi.

"Terima kasih Mas."

"Kok kamu seperti tidak suka dengan apa yang aku bawa ini Dek?"

"Suka kok Mas."

"Wajahmu memperlihatkan jika senyum itu paslu."

"Mas tolong! Buat aku nyaman."

"Iya dech... Maaf, bukan maksud Mas membuatmu tidak nyaman, mas hanya ingin berusaha membuatmu bahagia."

"Aku pasti bahagia jika apa yang mas lakukan ini ikhlas bukan karena sesuatu,"

"Mas ikhlas sayang, Mas benar-benar ikhlas melakukan semua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status