"Jangan khawatir bila kau tak bisa mengumpulkan seluruh karang indah di pantai. Sebab hanya dengan beberapa kerang saja, itu akan membuat mereka lebih cantik dan menarik." — unknown.
*****
Chapter 44
Tiba-tiba, Delina membayangkan dirinya dan Abi berada di atas kapal yacht dan menikmati indahnya lautan. Terlihat para lumba-lumba berenang berlompatan di kanan dan kiri kapal yacht yang mereka naiki.
Pantulan mentari saat keduanya saling berpagut bibir satu sama lain makin menambah suasana romantis di antara keduanya. Lantunan masuk latin juga menambah suasana di antara keduanya.
Namun, sesuatu yang tak terduga membuatnya terkejut. Abi mendorongnya ke la
"Cinta merupakan perwujudan keindahan dari alam semesta, ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka semuanya akan terlihat indah." — unknown.*****Chapter 45Delina dan Abi berhenti di sebuah restoran cepat saji di pinggir pantai. Rata-rata pengunjung restoran itu makan di dalam mobil sambil menikmati suasana pantai. Menu nasi ayam panggang madu lengkap dengan salad dan es teh manis dalam kemasan kotak sudah mereka santap kala itu.Mendadak kemudian, pandangan Delina menuju ke arah pria dan wanita yang masuk ke dalam mobil."Itu bukannya Mark suaminya Silla? Tapi kenapa perempuan lain yang dibawa masuk ke mobil?" tanya Delina.&nbs
"Kenapa move on itu susah? Karena dari SD sampai sekarang yang dipelajari adalah menghafal atau mengingat bukan melupakan." – unknown.*****Chapter 46Tiba-tiba, pintu kamar hotel terbuka. Abi terlihat marah dengan menendang semua yang menghalangi langkahnya. Dia berteriak memanggil Delina dengan suara yang kesal."Duh, monster itu sudah kembali rupanya," gumam Delina.Bug!Siku gadis tak sengaja terantuk pinggiran kayu ranjang saat hendak bersembunyi."Awww sakit!" pekik Delina.
"Saat suasana hati kembali bahagia, semangat di dalam jiwa akan mulai memancar lagi. Otak akan lebih jernih dan kamu bisa memulai hari dengan ceria." – unknown.*****Chapter 47Keesokan harinya seorang dokter masuk ke kamar perawatan Delina."Selamat pagi!” sapa seorang dokter yang bernama Dion pada Delina. Dia datang bersama seorang suster di sampingnya.“Pagi, Dokter!” jawab Delina.“Bagaimana kondisi Anda hari ini, masih terasa lemas apa sudah lebih baik?" tanya dokter itu.“Saya sudah merasa l
"Menjalin hubungan bukan berarti tanpa ada pertengkaran. Kita bertengkar, tapi setelah itu kita saling memaafkan dan mencintai satu sama lain, lebih dari sebelumnya." – unknown.******Chapter 48Malam itu Delina terbangun di kamar VIP nomor 505 di rumah sakit tempat dia dirawat."Duh, aku mau pipis lagi, nih," gumam Delina berusaha mengangkat tubuhnya agar beranjak menuju kamar mandi di ruangan itu."Awww! Duh, sakit sekali tanganku," gumam Delina mencoba mengangkat pakaian pasien yang dia kenakan.Setelah selesai menuntaskan hajatnya, ia meraih tuas kloset yang tiba-tiba berbunyi send
"Cinta sejati berarti saling membantu untuk menggapai surga, bukan saling berpegangan tangan dan berjalan menuju api neraka." – unknown.*****Chapter 49Sinar mentari pagi menyilaukan kedua mata Abi dan Delina kala seorang suster datang dengan membawa obat. Sarapan bubur untuk pasien pun sudah tersedia di atas meja kabinet itu."Pagi Nyonya Delina, nanti infus Anda akan dibuka ya, hanya tinggal meneruskan obat-obatan yang diminum saja," tutur suster itu seraya mengecek suhu tubuh Delina."Lalu, apa saya boleh pulang hari ini?" tanya wanita itu."Nanti dulu ya, sebaiknya tunggu dokter y
"Perempuan, kau pasti tahu sakitnya cinta yang tak terkatakan. Cinta yang hanya mampu didekap dalam bungkam, kata orang bahkan diam berbicara." -Asma Nadia.*****Chapter 50"Berhenti di minimarket dulu ya, ada yang mau aku beli," ucap Delina."Kau mau beli apa lagi?" tanya Abi dengan ketus."Aku mau beli minuman, chiki, cokelat juga ya pokoknya cemilan yang masih kurang aja," sahut wanita itu."Ya ampun, kenapa aku baru tau ya kalau kau makan banyak sekali, cih!" Abi mengacak-acak rambut istrinya itu dengan gemas."Ah ... jangan lak
"Mungkin ada benarnya juga buku-buku itu bilang. Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri." -Tere Liye.*****Chapter 51"Are you ready, Bos Abi?" tanya Delina dengan tatapan penuh menggoda."I am ready, just bring it on!" sahut Abi dengan ketus.Roller coaster itu mulai melaju. Sesekali Delina melirik ke arah Abi yang sebenarnya tampak ketakutan. Mereka mulai melewati belokan demi belokan sampai ada di rel yang menanjak lalu menurun. Abi mulai terdengar berteriak sambil menggenggam tangan wanita itu dengan erat.Dekina tak henti-hentinya me
“Memikirkan bahwa aku akan bersamamu besok memberikan aku kekuatan untuk melalui hari ini.”- unknown.Chapter 52*****Permainan roller coaster telah berakhir, Delina tak henti-hentinya tertawa menertawakan Abi dengan puas. Pria playboy yang gahar itu bisa juga terlihat ketakutan karena sebuah permainan di wahana. Bahkan, pria itu langsung terhuyung-hunyung menuju ke toilet umum untuk muntah. Sungguh pemandangan yang makin membuat Delina puas melihatnya."Delina!" Abi menatap tajam ke arah Delina."Iya, maafkan aku.” Gadis itu langsung menundukkan kepalanya.Lantas gantian Delina yang ingin menuju ke kamar mandi."Kau tunggu di sini, ya!" pinta Delina.“Lekaslah, jangan membuatku makun kesal menunggumu!” seru Abi.Delina menjulurkan lidahnya sesaat sebelum melangkah pergi.***Setelah selesai d