Share

Bab 02 <> Penculikan Inara

Di tengah rasa penasarannya, Inara hanya bisa diam, sepanjang perjalanan yang ada di dalam pikirannya hanya satu pertanyaan. 'Siapa dia?' Dan hal itu membuat Inara terdiam, tidak sepatah katapun terucap dari bibirnya yang manis. Ia hanya diam dalam kebisuan.

Kiev juga tidak ingin terlalu memaksakan keinginannya untuk berbincang lebih lama dengan Inara, karena ia tidak ingin memaksa rangsangan otak wanitanya yang bisa saja berakibat fatal. Kiev yakin meskipun hanya terlihat diam dalam kebisuan, Inara terus saja memutar otaknya untuk mengingat sesuatu atau memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti.

Tidak lama kemudian, mobil pun memasuki area resto 'THE S'QUAD', sebuah restoran mewah tempat Kiev melepas lapar dan dahaga bersama Agam ketika telah jenuh bekerja. Sesuai dengan perjanjiannya dengan Agam, mobilnya pun diparkir di sana. Seperti sebelumnya, Kiev kembali membukakan pintu mobil untuk Inara, dan menggandeng tangannya dengan mesra memasuki area resto. Mereka tampak serasi, tampan dan cantik berjalan beriringan membuat setiap mata yang memandang merasa iri melihatnya.

"Kenapa kita kesini?" tanya Inara tanpa mempedulikan tatapan orang-orang disekitarnya yang memandang dirinya dengan penuh kekaguman.

"Aku seperti manusia setengah alien yang baru saja bertransmigrasi ke dunia ini, lihatlah! Semua orang memandangku dengan aneh," lanjutnya seraya memutar bola matanya dengan malas. ia merasa risih ketika untuk pertama kalinya mendapatkan tatapan mata yang tersorot padanya.

Mendengar ucapan calon istrinya, membuat Kiev tersenyum geli. Ingin rasanya ia mencium pipi Inara yang menggemaskan. Namun, apa daya, dirinya sedang berada ditengah khalayak ramai dan tidak mungkin berbuat semacam itu.

Seraya menarik kursi untuk Inara ia berkata, "Bukan aneh, tapi mereka mengagumi kecantikanmu yang sungguh luar biasa, alien beautifull!" Kiev mengerlingkan sebelah matanya, menggoda Inara.

Inara tersenyum dan tiba-tiba saja senyum itu memudar ketika pandangannya menangkap sosok pria yang sangat familiar baginya, tetapi ia sama sekali tidak mengenalnya.

'Siapa dia? Mengapa sepertinya aku pernah mengenalnya? Tapi, dimana?' Monolog Inara.

Kiev pun merasakan perubahan pada raut wajah Inara dan segera mengikuti arah pandangan calon istrinya itu. Maka pada saat itulah ia melihat Agam pemilik perusahaan 'Galaxy world' tempatnya bekerja, sedang berjalan menuju ke arahnya dengan gaya santai.

"Hai, Kiev! Sudah sejak tadi?" sapa Agam ramah dan langsung disambut hangat oleh sahabatnya itu.

"Baru saja, Tuan." Seperti biasa mereka berpelukan setiap kali bertemu dan ini telah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu.

Sebuah hubungan yang begitu akrab, bahkan seperti hubungan antar saudara. Persahabatan yang terjalin erat saat mereka masih duduk di bangku SMA, hingga kini masih terasa begitu hangat. Agam pula yang telah mempekerjakan Kiev di kantornya sebagai asisten pribadi. Usai berpelukan Kiev mempersilahkan Agam duduk dan mulai memperkenalkan calon istrinya.

"Perkenalkan ini calon istriku!" Kiev menunjuk ke arah kursi Inara, tetapi tanpa sepengetahuannya, wanita itu telah menghilang dari tempatnya, meninggalkan sebuah tas kecil di atas meja.

"Mana calon istrimu, Sobat?" Agam bertanya dengan mengernyitkan dahi.

"Tadi disini, kemana dia? Mengapa menghilang?" Kiev bertanya-tanya dalam kebingungan dengan dahi mengkerut.

Sebelum memutuskan untuk mencari Inara, pria bermata elang itu meminta supaya Agam menunggu hingga ia berhasil menemukan calon istrinya. Lama Kiev mencari, tetapi tidak dapat mengetahui dimana Inara berada. Ia telah memeriksa setiap sudut ruangan resto itu, bahkan menggeledah toilet wanita demi mencari calon istrinya.

Agam terlihat gelisah karena terlalu lama menunggu, akhirnya memutuskan untuk pergi dengan alasan ada meeting hari itu juga. Ia harus selalu siaga dalam dunia bisnisnya karena orang yang selama ini menjadi kaki tangannya telah mengambil cuti selama satu bulan. Agam meraih ponselnya kemudian mengetik sesuatu dan mengirimkannya kepada Kiev lalu pergi dari tempat itu.

"Baiklah, Tuan," balas Kiev dengan merasa bersalah.

Kiev meletakkan kembali ponselnya setelah membaca pesan singkat dari sahabatnya, Pria itu menggelengkan kepala ketika kedua matanya menangkap sosok wanita yang baru saja keluar dari toilet pria. Kiev tidak pernah menyangka jika kekasihnya itu salah masuk toilet, pantas saja ia tidak dapat menemukannya. Kaki mulus Inara tampak begitu santai berjalan ke arah calon suaminya seakan tanpa beban, tangannya yang putih menggelayut manja ditangan Kiev. Setelah menegur dan menasihatinya bahwa tindakannya itu salah, Kiev pun mengajak Inara kembali ke mejanya dan menikmati makanan yang telah mereka pesan sebelumnya.

~~~~~~~~~~~~~~~

Tiba-tiba Inara menginginkan foto prewedding, ia ingin mengabadikan momen indah mereka sebelum hari pernikahan tiba. Awalnya Kiev sempat menolak karena khawatir akan kondisi Inara yang baru saja sembuh dari sakitnya. Namun, pada detik berikutnya ia pun menyetujui saat Inara berhasil meyakinkan dirinya.

Setelah pulang dari resto sontak mereka menghubungi Vendor photographer, dan mulai melakukan foto prewedding. Inara tidak hanya ingin menjadikan foto itu sebagai kenangan, tetapi juga akan dipajang pada saat hari pernikahan mereka nanti. Tepat pada saat pengambilan foto, saat keduanya terlihat bagai bulan dan bintang yang bersanding dengan mesra. Pada saat itulah Agam datang, dengan kedua mata yang membulat sempurna. Darahnya seakan panas membara, membawa dirinya dalam emosional tinggi. Kali ini ia datang bersama dengan istri keempatnya.

"Lepaskan!" teriak Inara ketika dirinya telah dipikul bagaikan karung beras.

"Agam! Apa yang kau lakukan?" Suara lantang Kiev membahana memenuhi ruangan itu. Kiev Terkejut.

Kini hilang sudah panggilan kehormatan atas diri Agam sebagai bosnya. Dengan wajah dipenuhi otot-otot yang menonjol serta rahang yang mengeras, Kiev mengepalkan kedua tangannya lalu melangkahkan kakinya. Ia mengejar Agam yang telah berlalu membawa Inara, tanpa perduli wanita itu yang sedang meronta. Ameena Fatin juga ikut berlari mengejar suaminya.

"Kiev …,tolong aku …!" Inara kembali berteriak dengan tangannya yang menjulur ke belakang, seakan ingin menggapai tangan Kiev.

Airmata Inara berderai membasahi kedua pipinya, suaranya yang memilukan menyayat hati Kiev yang kini sedang mengejarnya. Agam mempercepat langkahnya dan membawa Inara menjauh, hingga akhirnya menghilang dibalik mobilnya.

Ameena Fatin yang saat itu juga berada disana, merasa kebingungan dengan apa yang telah dilihatnya. Ia tidak pernah menyangka suaminya akan berbuat seperti itu didepan matanya sendiri, melihat insiden itu membuat Amee tidak bisa berkata-kata bahkan untuk memanggil nama suaminya saja tidak mampu. Suaranya seolah menghilang ditelan keresahan.

"Kiev, ada apa? S–siapa wanita itu, dan Mengapa dibawa pergi oleh Agam?" tanya Amee dengan suara yang tersendat-sendat, akhirnya ia memberanikan diri, berharap mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang sangat mengganggu pikirannya. Setitik airmata menetes dari kelopaknya.

"Dia calon istriku." Kiev menjawab dengan geram, seraya bergegas ke arah mobilnya hendak mengejar mobil Agam yang telah membawa pergi pujaan hatinya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Irma Fauziah
makin seru ceritanya .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status