MasukYukine berjalan pelan dengan bantuan tongkatnya sedangkan Geum lebih banyak bicara dari pada sebelumnya ketika mereka makan, laki-laki itu berjalan di sisi kanannya sambil bercerita juga mempraktekkan sesuatu hingga berpindah ke sisi kiri Yukine, laki-laki itu juga mengitari perempuan itu kadang di depannya juga kadang di belakangnya. Meskipun laki-laki itu terus bergerak mengelilinginya perempuan itu tidak merubah ritme jalannya, Yukine tetap berjalan santai meksipun Geum di depannya perempuan itu masih akan melangkah biasa hingga laki-laki itu minggir dengan sendirinya. Mulut dan tubuh Geum semuanya bergerak namun Yukine masih terus mendengarkan dan sesekali menanggapi dengan ekspresi wajahnya, Geum yang begitu antusias menceritakan pengalamannya bertahun-tahun menjadi tentara bayaran di negara Mosa cukup menarik untuk didengarkan."Dia seperti anjing yang sedang mengitari tuannya," komentar seorang laki-laki yang berdiri di balkon melihat adegan ini. "Kamu tidak cemburu pada lak
Balryu membawa Yukine ke salah satu apartemen milik Imran, sejak saat itu Balryu lebih sering bekerja dari apartemen dengan alasan tindak ingin meningkatkan Yukine sendirian, sedangkan Imran malah lebih sering berkunjung dengan membawa begitu banyak pekerjaan untuk lelaki itu.Balryu dan Imran sedang berdiskusi di sofa panjang dengan banyak berkas yang memenuhi meja dan tidak satupun dimengerti oleh Yukine. Perempuan itu duduk di samping Balryu hanya melihat dan mendengar mereka berdiskusi membuatnya sangat bosan, Balryu tidak mengijinkan dirinya keluar seorang diri membuat Yukine benar-benar jenuh. Jika ketika Yukine sendirian di rumah perempuan itu akan bermain ASMARALOKA tapi sekarang ada Imran di sini Yukine tidak ingin laki-laki itu mengetahui rahasianya."Kamu ingin makan sesuatu?" Balryu bertanya pada perempuan yang sejak tadi hanya diam tidak bersuara ataupun menguyah sesuatu. Balryu bisa membacanya sangat jelas jika perempuan itu sedang dilanda kebosanan hebat.Yukine menggel
Yukine tersenyum sangat lebar menyambut kedatangan Balryu, perempuan itu bersikap manja di depan lelaki itu, Balryu langsung memeluk perempuan itu dengan erat. dadanya berdegup kencang sepertinya lelaki ini kembali secepat yang ia bisa bahkan tubuhnya sampai berkeringat."Kamu tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu sambil menaruh kepalanya di sisi wajah perempuan itu.Perempuan itu menggeleng pelan sambil tersenyum melihat betapa khawatirkan lelaki ini padanya, Balryu memeriksa seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah hingga mengelilinginya untuk mematikan meskipun tidak ada luka tapi ada bercak darah di mana-mana membuat Balryu semakin khawatir padanya. "Ini darah mereka," kata Yukine pelan. "Bagaimana dengan kakimu?" "Ini baik, aku tidak menggunakan kaki kiriku yang sakit untuk melawan mereka." "Baguslah jika baik-baik saja." Yukine tersenyum lebar pada laki-laki itu hingga rasa gugup dan kekhawatiran Balryu berkurang banyak."Aku akan melihat mereka dulu."Balryu pergi ke
Balryu mengucek matanya yang lelah dan berniat untuk istirahat sejenak, mengistirahatkan matanya juga punggungnya yang telah berjam-jam digunakan untuk memandangi layar dan tulisan kecil-kecil. Sambil beristirahat Balryu membuat panggilan video pada orang yang ada di rumah. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Balryu pada Yukine yang sepertinya berada di dapur sedang membelakangi microwave yang masih sedang berputar. "Menunggu itu panas," jawab Yukine sambil mengarahkan kamera pada microwave. Balryu tersenyum melihat Yukine yang nampaknya belum mandi hanya menata rambutnya dengan asal dengan sebuah sumpit, mulut perempuan itu sedang menikmati sebatang es krim yang mudah sekali lumer. "Sepertinya hari ini aku akan pulang lebih awal dari pada kemarin karena semuanya hampir selesai." Yukine hanya mengangguk sambil menikmati es krimnya. "Ingin makan sesuatu? Aku akan membelinya ketika pulang.""Tidak perlu, aku sedang tidak berselera makan," jawab Yukine dengan malas tapi masih men
Lemari pendingin 4 pintu itu besar dan lebar lebih dari cukup untuk Yukine duduk di atasnya bahkan jika ingin meringkuk di sana orang yang ada di bawah tidak akan berpikir jika seorang perempuan cacat akan memanjat setinggi itu untuk bersembunyi. Sayup-sayup terdengar suara mereka berbisik satu sama lain dan langkah mereka menyusuri semua tempat yang ada rumah itu. Yukine menyunggingkan senyumnya sambil bergumam. "Amatir." Hanya dengan mendengar langkah kaki mereka Yukine bisa menyimpulkan jika tiga orang laki-laki yang berperilaku seperti pencuri itu adalah seorang amatir. Mungkin mereka sudah berusaha sebisa mungkin untuk tidak menimbulkan suara ketika menyusup namun mereka belum berpengalaman membuat suara dari langkah kaki berat mereka masih bisa terdengar nyaring untuk Yukine."Mereka tidak bisa bela diri, hanya mengandalkan ototnya yang tidak pernah mendapatkan pelatihan," ucap Yukine dalam hati sambil menggeleng pelan.Yukine dengan santai duduk di atas kulkas menunggu mereka
"Ge kenapa kamu hanya diam saja? Kamu tidak marah pada perempuan itu dia sudah mengikatku seperti itu, apakah aku seorang penjahat?" Fe Fei protes pada Balryu yang hanya diam sambil keluar dari rumah. Balryu melepaskan tangan Fe Fei yang masih melekat padanya kemudian menatapnya dengan tidak senang namun masih tidak mengatakan apapun langsung naik ke mobil dan gadis itu mengikutinya."Ge," panggil Fe Fei dengan manja. "Kamu harus membuat keadilan untukku.""Dokter Ma tidak akan memperlakukanmu dengan buruk jika kamu tidak berulah." Akhirnya Balryu sudah tidak tahan lagi melihat Fe Fei memutar balikkan fakta meskipun Yukine tidak mengatakan dengan jelas tapi Balryu cukup mengenal karakternya."Apa yang aku lakukan? Aku hanya datang untuk mencarimu tapi dia memperlakukan aku seperti itu.""Dari mana kamu tahu di mana kami tinggal?""Ibu." jawab Fe Fei dengan sedikit menurunkan tatapan matanya."Ibu?" Balryu cukup terkejut mendengar ini, ibunya tidak akan dengan santai memberitahu tent







