Share

30. Sebuah kepercayaan

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-06-07 11:31:25

Perlahan Yukine menerima uluran tangan dari laki-laki yang terus menatapnya itu, tangan mereka terpaut Yukine membawa tubuhnya kembali ke dalam air dengan tangan satunya lagi juga berpegangan padanya, perlahan tubuhnya tengelam bersamaan dengan napas panjang yang tertahan.

"Santai saja jangan gugup."

Beberapa saat yang lalu Yukine dan Balryu yang menonton Sagara berserta anjingnya dan dunia berputar begitu sangat cepatnya saat ini Sagara dan anjingnya yang menjadi penonton adegan dimana seorang laki-laki dewasa sedang mengajari seorang wanita dewasa lainnya untuk hanya sekedar masuk di dalam air.

"Kamu tidak lebih buruk dari gadis kota itu," ujar Sagara pada anjingnya.

Sambil menopang dagunya Sagara terus melihat bagaimana laki-laki itu membangun kepercayaan agar pihak lain berani berdiri sendiri di dalam air.

"Aaa ahhhh ...," suara Sagara menguap sangat lebar, setelah mandi rasanya lapar namun bersamaan dengan mengantuk. Sagara mengambil buah yang mereka bawa di keranjang kemudian merebahkan tubuhnya sambil menikmati buah di tangannya tidak peduli lagi dengan dua orang yang masih ada di dalam air.

Sagara tidak menghitung waktu namun karena merasa lelah anak itu jatuh tertidur meskipun tubuhnya masih mengenakan pakaian basah.

Sedangkan dua orang yang ada di dalam air sudah lebih tenang, Balryu perlahan melepaskan tangannya, Yukine masih takut namun percaya jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi Balryu akan dengan cepat menolongnya.

"Berani masuk ke dalam air?" tanya Balryu dan Yukine segera menggeleng jangankan masuk ke dalam air saat ini saja kakinya belum dapat berdiri dengan benar.

"Sambil berpegangan, aku juga akan masuk ke dalam air, jongkok dengan perlahan tutup matamu dan ketika sudah siap buka mata di dalam air," Ujar Balryu dengan sangat lembut memberikan arahan kepada Yukine. "Sekarang atur napas dulu, ambil napas panjang buang ambil napas buang."

Yukine mengikuti arahan dari Balryu kemudian setelah siap Yukine masuk perlahan ke dalam air namun baru juga satu detik Yukine sudah kembali ke permukaan. Setelan mencobanya beberapa kali Yukine dapat bertahan lebih lama. Di cobaan entah yang keberapa Yukine bisa membuka matanya meskipun rasanya aneh Yukine dapat melihat jika laki-laki itu juga melakukan hal yang sama dan dirinya dapat melihat wajah itu di dalam namun tidak begitu jelas meskipun airnya begitu jernih.

Mereka muncul kembali ke permukaan dan sekarang Yukine sudah dapat tersenyum tipis dan itu sebuah kepuasan untuk Balryu.

"Sudah? Merasa lebih baik?"

"Emmm."

"Kita sudah terlalu lama di dalam air takutnya kamu akan demam jika berlebihan."

Balryu mengawasi Yukine dari samping membiarkan gadis itu perlahan berjalan ke tepian. Balryu yang melihat Sagara terlelap segera memercikkan air agar anak itu bangun.

"Hujan hujan," ujar Sagara karena terkena air mimpinya terganggu karena hujan buatan Balryu. Tingkah Sagara membuat suasana lebih cair hingga kedua tertawa dibuatnya.

Mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Nenek yang melihat dua cucunya pulang dengan keadaan basah kuyup tidak dapat berkata-kata bahkan Balryu telanjang karena bajunya hilang kebawa arus.

"Tubuh kalian saja yang besar namun kelakuan masih anak-anak," ujar bibinya yang juga ikut menggelengkan kepalanya namun disertai dengan senyuman.

***

Jam dinding di rumah neneknya sudah menunjukkan pukul jam satu malam namun Yukine tidak bisa tidur meskipun merasa mengantuk namun hidungnya terasa tidak nyaman.

"Apakah aku akan flu?" tanyanya pada diri sendiri.

Yukine masih bisa mendengar televisi yang menyala, Balryu tidur di depan televisi sendirian karena tidak mungkin tidur bersama dengan bibinya di kamar sebelah. Yukine mendengar sebuah suara lainnya dan itu dari nada dering tapi bukan ponselnya melainkan dari depan.

"Hallo," suara Balryu terdengar sedang bicara dengan ponselnya.

Yukine bangkit karena tidak bisa tidur dan tidak nyaman terus berbaring di samping neneknya takut mengganggu tidur wanita tua itu. Yukine menghampiri Balryu yang duduk di sofa panjang sedang bicara dengan orang. Yukine bertanya-tanya telpon dari siapa malam-malam seperti ini, orang seperti apa yang sanggup mengerakkan orang macam Balryu mengangkat telponnya ketika tidur.

Nampaknya Balryu tidak menyangka jika ketika dirinya telpon akan menganggu tidur adik perempuannya.

"Tunggu sebentar," ujar Balryu pada orang di telpon kemudian menatap wanita di depannya.

"Apakah suaraku mengganggu tidurmu?" tanya Balryu.

"Tidak, aku memang belum tidur," jawab Yukine kemudian duduk di sampingnya.

"Kenapa?"

"Tidak bisa tidur, lanjutkan saja aku hanya akan menonton televisi," jawab Yukine. Mengambil remote control untuk mengganti saluran televisi matanya tidak sengaja melihat layar ponsel Balryu yang menyala di dalam kegelapan.

"Beru lagi," ucap Yukine dalam hati kemudian fokus melihat layar 21 inc itu. Ruangan itu redup hanya ada cahaya dari televisi karena Balryu mematikan lampu.

Nampaknya Balryu juga sudah tidur dan terbangun karena Beru menghubunginya dari percakapan yang didengar oleh Yukine merasa sedang membicarakan pekerjaan, Yukine bertanya-tanya mengapa harus jam seperti ini apakah tidak dapat dibicarakan besok ketika langit sudah terang. Meskipun Beru adalah bosnya namun karyawan ini juga butuh tidur.

Yukine mengambil napas dengan sulit karena terasa jalur pernapasannya tertutup namun tidak ada apa-apa di sana itu sangat tidak nyaman. Balryu masih terus membicarakan pekerjaan namun dengan suara lebih lirih takut menganggu tidur penghuni lain rumah ini. Tiba-tiba Yukine bersin sampai dua kali itu membuat Balryu langsung menoleh. Balryu bangkit ke dapur Yukine kira laki-laki itu pergi ke kamar mandi karena ruangan itu bersebelahan namun setelah beberapa saat laki-laki itu kembali dengan sebuah gelas di tangannya kemudian menyerahkan pada Yukine.

Yukine melihat jika itu adalah minuman jahe merah hangat yang dapat meredakan tenggorokannya yang tidak nyaman, senyuman kecil tercipta Yukine dengan hati-hati menikmati minuman hangat buatan Balryu.

"Sekarang kamu dimana? Datanglah ke perusahaan lebih nyaman memprogramnya dari sini," ujar Beru.

"Tidak bisa," jawab Balryu.

"Kenapa? Aku akan menjemputmu di rumah sekarang."

"Bukan seperti itu, aku sekarang ada di rumah nenek tidak bisa langsung pulang kamu tahu sendiri bagaimana medannya. Suruh saja Lopa dia bisa meskipun agak lambat mungkin dia butuh 4-5 jam untuk memprogramnya kembali."

"Kapan kamu berangkat kenapa tidak bilang padaku?"

"Mendadak tidak sempat."

"Kapan kamu pulang?"

"Belum tahu. Bisa besok, bisa lusa ataupun bulan depan tergantung anak ini mau diajak pulang kapan?"

"Siapa? Xiao Gui?"

"Emm."

"Setan kecil ini berulah lagi?"

Yukine yang di sampingnya mendengarkan percakapan mereka dan mulai mengerti jika Xiao Gui adalah nama panggilannya dan dirinya juga sedikit lebih tahu jika Balryu cukup dekat dan terbuka pada atasannya juga sahabatnya yang bernama Beru itu.

"Bilang padanya jika kamu bukan pengangguran tidak selalu bisa menemaninya bermain banyak orang bergantung padamu."

Meskipun Balryu tidak menggunakan speaker namun Yukine sedari awal sudah mengecilkan volume televisi di malam yang sunyi suara Beru itu cukup terdengar bagi Yukine.

"Lagi pula siapa yang mengganggu pekerjaan gege, dia datang sendiri," ujar Yukine tidak terima menjadi kambing hitam.

Balryu yang mendengar komplen dari Yukine hanya tersenyum kemudian mengulurkan tangannya mengacak-acak rambut wanita itu yang susah kusut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   37. Kakak ipar yang dingin

    Baru juga di abaikan sebentar bunga ini sudah didatangi kumbang lagi, Balryu menatap Yukine yang sedang bicara dengan Damar laki-laki ini jauh lebih familiar untuk Balryu karena sudah pernah melihat dari kejauhan sebelumnya.Imran masih mengajaknya bicara namun Balryu mengabaikannya dan lebih memilih untuk menghampiri Yukine dan Damar. Damar lebih dulu mengetahui kedatangan Balryu dan menyapanya."Hallo, saya Damar," ucap Damar dengan senyuman lebar juga mengulurkan tangannya namun Balryu menanggapinya dengan anggukan kepala dan "Emm."Damar sedikit tidak berharap jika akan di perlakukan seperti ini oleh kakak dari temannya karena Damar pernah melihat sendiri bagaimana Laki-laki ini begitu hangat sebelumnya. Uluran tangan dari laki-laki itu sudah akan di tarik namun segera diambil oleh laki-laki lain yang baru saja bergabung."Perkenalkan aku Imran, sahabat baik laki-laki ini." Imran menggunakan tangan kanannya untuk menyambut uluran tangan Damar dan menggunakan tangan yang lain meran

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   36. Penguasa pantai selatan

    Geum tidak tahan melihat perempuan begitu cantik tepat di hadapannya tangannya yang nakal tidak berpendidikan tiba-tiba saja terangkat dan menepuk pelan kepala perempuan itu namun yang tidak disangkanya di detik selanjutnya kepalanya seperti dihantam sesuatu yang begitu kuat, telinganya berdenging hebat dan pandangannya sedikit kabur bahkan tubuhnya goyah hingga terhuyung jatuh untung saja tidak sampai jatuh ketanah karena ada mobil di sampingnya yang digunakannya untuk bersandar.Butuh beberapa saat untuknya untuk kembali pulih dan menyadari apa yang sebenarnya terjadi di sini kejadiannya begitu cepat sampai tidak melihat bagaimana perempuan di depannya ini memberikan pukulan padanya.Geum menggelengkan kepalanya beberapa kali berharap segera pulih kembali namun ketika melihat ke arah Yukine, perempuan itu sedang menatapnya dengan mata lebarnya, penuh intimidasi yang tidak bisa ditolerir oleh Geum."Sepertinya peliharaan ini perlu dijinakkan!" ucap Yukine yang membuat Geum merasa ber

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   35. Nampaknya peliharaan ini perlu dijinakkan

    Yukine mengenakan sepatu yang baru saja sampai setelah beberapa hari menunggu, Balryu juga mencoba sepatunya. Laki-laki itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya."Seleramu bagus juga," ujar Balryu."Aku akan mengambil foto," sahut Yukine.Namun setelah beberapa gaya tidak juga puas."Biarkan aku saja."Balryu mengambil alih menggunakan ponselnya sendiri. "Angkat kaki mu," perintah Balryu.Balryu mengangkat kaki kanannya kemudian menaruhnya di atas bahannya sendiri, Yukine mengikutinya namun segera Balryu menyuruhnya menggunakan kaki kirinya. Jadilah telapak kaki bertemu telapak kaki."Tidak buruk," ujar Yukine yang melihat hasilnya."Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Bumantara yang ikut bergabung di ruang tengah."Tidak ada," jawab Yukine."Aku punya misi untuk kalian," ucap Bumantara hingga dua anaknya itu saling bertatapan. "Taraaa ...." Bumantara menunjukkan sebuah undangan yang nampak mewah juga estetik."Aku punya firasat buruk," gumam Balryu yang hanya dapat di dengar oleh Y

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   34. Peliharaan pertamanya seorang budak

    "Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"Setelan sekian lama akhirnya mulut itu mengeluarkan suara lagi dan kedua tangannya masih sibuk membersihkan sisa-sisa air matanya."Jangan hubungi dia abaikan saja, lihat bagaimana reaksinya ketika kamu marah dan mengabaikannya. Jika dia benar-benar menyukaimu dia akan memperjuangkan mu, membujuk mu lebih bagus jika dia datang malam ini. Mungkin aku yang salah memandangnya terlalu rendah.""Bagaimana jika dia tidak melakukan semuanya?""Buang saja ke laut," jawaban cepat dan spontan itu membuat Khia Na tersenyum kecil."Aku pikir menjalin hubungan dengan laki-laki yang jauh lebih dewasa akan menyenangkan tapi selama ini ketika marah aku belum pernah di bujuk sekalipun dan ketika aku manja dia marah selalu mengatakan untuk tidak manja karena aku sudah dewasa.""Lalu?""Sepertinya semua yang kamu katakan benar, aku tidak perlu menunggu lagi mungkin ini saatnya aku memikirkan diriku sendiri.""Bagus, akhirnya sadar juga.""Terima kasih," ucap

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   33. Kamu buta, bodoh apa bagaimana?

    Mata Yukine berbinar ketika dihadapkan dengan makanan yang memenuhi meja di tempat tinggal sahabatnya itu."Makan, makan tidak perlu sungkan. Anggap saja rumah sendiri," ujar Khia Na."Kamu baik sekali," sanjung Yukine sedangkan wanita di depannya hanya tersenyum lebar.Mereka duduk berhadapan dan mulai menyantap makanan namun hanya Yukine yang makan dengan semangat pihak lain hanya mengambil sedikit makanan itupun tidak segera dihabiskan, awalnya Yukine tidak menyadarinya namun jika diperhatikan ada sedikit keganjalan."Apakah kita sedang berkencan?" ucap Yukine di tengah makanannya."Apakah kamu gila? Sahabatmu ini masih suka yang berbatang," jawab Khia Na dengan cepat, nada bicaranya masih sangat tinggi penuh dengan tenaga."Tapi suasana ini terlalu romantis untukku," sahut Yukine sambil menunjukkan suasana di sekelilingnya yang telah di hias sedemikian rupa nampak romantis."Jangan pikirkan, cepatlah makan," ucap Khia Na mencoba menutupi sesuatu dari Yukine."Aku juga tidak sedang

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   32. Kurir ini begitu cantik

    Yukine menatap pesan yang dikirim oleh Balryu yang mengatakan untuk membawakan satu pasang baju santai dan satu pasang baju kerjanya. Balryu tidak bisa meninggalkan kantor dan harus bermalam di pagi harinya ada meeting pagi-pagi sekali. Ada mandat dari kakaknya tentu dirinya segera mencari semuanya yang dibutuhkan oleh Balryu.Ketika Yukine masuk ke dalam kamar laki-laki itu dan mengemasi barang-barang yang dibutuhkan oleh Balryu tanpa sengaja Yukine melihat sesuatu yang terselip di dalam buku, meskipun tidak membukanya Yukine sudah dapat menebak jika itu sebuah tangkai bunga namun Yukine masih penasaran akan hal itu dan benar saja itu hanya setangkai bunga namun nampak familiar."Sepertinya aku pernah melihatnya, apakah ini bunga yang sama seperti yang aku berikan ataukah memang ini?"Yukine menggelengkan kepalanya menepis pikirannya sendiri, "Lagipula kenapa bunga dariku disimpan?"Karena hanya sendirian di kamar ini tidak mungkin ada yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaannya, Yuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status