Share

51. Rayi dan Keke

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-06-15 22:02:45

Yukine tidak bisa menahan air matanya sendiri ketika melihat seorang gadis menangis di depannya, Rayi menceritakan semuanya yang telah dialaminya di masa itu dengan sedetail-detailnya. Awalnya Rayi ragu, takut namun mendengar ucapan Yukine yang bersungguh-sungguh membuatnya tidak lagi menutupinya padahal dengan ibunya saja Rayi tidak pernah terbuka seperti ini.

"Awalnya aku bisa mengenal laki-laki bernama Alga itu karena aku mempunyai seorang teman bernama Keke, temanku itu menjalin hubungan dengan Alga dan itu sudah cukup lama. Sebenarnya Keke ingin mengakhiri hubungan mereka namun tidak bisa karena tiap kali ingin putus Alga terus mengancamnya." Dengan perlahan Rayi menceritakan kisahnya.

"Mengancam bagaimana?"

"Keke bodoh saat itu karena mau berhubungan dengan Alga dan mereka merekamnya dengan suka rela. Alga menggunakan itu untuk mengancam Keke, jika ingin putus maka rekaman itu akan disebar luaskan."

Rayi tidak tahu jika temannya itu memiliki hubungan dengan seorang laki-laki toxic seperti Alga. Rayi tahu disaat yang tidak tepat, malam itu ketika mereka mengerjakan tugas bersama Rayi kemalaman karena rumahnya jauh memutuskan untuk menginap setelah meminta ijin kepada ibunya.

Ibunya juga mengenal Keke jadi tanpa ragu langsung memberikannya ijin. Tidak ada yang salah mereka berbincang-bincang terlebih dahulu sebelum tidur. Di sepertiga malam ketika mereka sudah tertidur pulas Rayi merasa jika ada seseorang yang menindihnya.

Rayi bangun karena mereka ada yang mengganggu tidurnya, alangkah kagetnya karena ada seseorang diatasnya. Nampaknya pihak lain juga terkejut namun segera sadar dan menutup mulut Rayi ketika Rayi siap untuk berteriak minta tolong.

"Kamu siapa?" tanya Alga bingung namun terlihat cukup bahagia.

Seharusnya yang berada di atas ranjang ini adalah Keke namun malam ini berubah menjadi seorang gadis lain, alih-alih membatalkan niat buruknya Alga malah merasa bahagia. Ternyata Keke sedang pergi ke kamar mandi dan saat kembali gadis itu terkejut melihat pemandangan di depannya.

"Keke ... tolong aku," ucap Rayi dengan tidak jelas karena tangan Alga masih membungkam mulutnya.

Alih-alih takut saat melihat kedatangan kekasihnya Alga malah tersenyum mengejek dan nyatanya itu bukan tanpa alasan karena Keke tidak datang membantu, gadis itu malah terperosok sambil menutup mulutnya sendiri dengan tangan bergetar. Rayi yang melihat temannya itu ikutan tidak berdaya, harapan yang semula ada kini hilang habis tidak tersisa.

Malam itu menjadi malam terkelam bagi Rayi tidak pernah terpikirkan olehnya jika kerja kelompok menjadi awal mula semua bencana ini. Malam berjalan sangat lambat, tiga orang dalam ruangan itu hanya Alga yang merasa jika waktu berjalan begitu cepat dan menyenangkan, setelah puas laki-laki itu pergi begitu saja tanpa menimbulkan suara apapun. Di saat itu Rayi sempat berpikir bagaimana Alga bisa datang dan pergi begitu mudah seakan rumah ini sudah seperti rumahnya sendiri.

"Rayi maafkan aku," ujar Keke yang masih mempertahankan posisinya semula bahkan tubuhnya masih bergetar dengan hebat.

Rayi tidak menanggapi ucapan temannya, gadis itu masih terisak tidak dapat berkata-kata.

"Aku tidak bisa menolong mu, jangankan untuk menolong mu untuk menolong diriku sendiri saja aku tidak mampu."

Keke bangkit menghampiri Rayi yang masih ada di atas ranjang dengan segala kekacauan yang ada.

"Jika tahu akan seperti ini aku pasti akan melarang mu menginap di rumahku."

Awalnya Rayi ingin menyalahkan Keke karena tidak melakukan apapun ketika dirinya mendapatkan musibah namun melihat Keke saat ini Keke malah berpikir apa yang telah dilakukan laki-laki itu pada temannya ini.

Rayi mencoba menenangkan dirinya sendiri, mengusap air matanya. "Kita lapor polisi," ujar Rayi masih dengan suara seraknya.

Namun tanggapan Keke malah membuat Rayi bingung.

"Tidak jangan," sahut Keke sambil menggeleng cepat.

"Kenapa?"

"Itu tidak akan banyak membantu yang ada malah semakin runyam."

"Kamu sudah melakukannya?"

"Aku sudah pernah mencoba tapi laki-laki itu mengancam ku menggunakan video kami."

"Kamu tidak bisa melakukan tapi aku bisa," Rayi sudah akan memperbaiki keadaannya yang memprihatinkan namun Keke malah memegangi tangannya.

"Dengarkan aku dulu." Keke berusaha agar Rayi menatap matanya dan memahami apa yang dikatakan olehnya.

Setelan Rayi lebih tenang barulah Keke bicara lagi. "Aku sudah pernah berpikir untuk melakukan itu namun laki-laki itu manipulatif, dia pandai membolak-balikkan keadaan meskipun kamu korban namun di depan orang lain dia akan mengatakan jika melakukan itu secara sukarela. Jika kamu masih terus memberontak maka keluargamu yang akan diganggu olehnya apalagi ibumu punya rumah makan."

"Dia ...?" Rayi mengerti semua yang dikatakan oleh Keke namun gadis itu masih memperjelas.

"Dia akan melakukan apapun untuk membuat mangsanya terjerat."

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Jika aku tahu tidak mungkin sampai detik ini aku masih bertahan dalam keadaan seperti ini."

Dua gadis yang kini berada dalam jurang yang sama dan tidak tahu uluran tangan dari mana yang dapat membantu mereka berdua.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   51. Rayi dan Keke

    Yukine tidak bisa menahan air matanya sendiri ketika melihat seorang gadis menangis di depannya, Rayi menceritakan semuanya yang telah dialaminya di masa itu dengan sedetail-detailnya. Awalnya Rayi ragu, takut namun mendengar ucapan Yukine yang bersungguh-sungguh membuatnya tidak lagi menutupinya padahal dengan ibunya saja Rayi tidak pernah terbuka seperti ini."Awalnya aku bisa mengenal laki-laki bernama Alga itu karena aku mempunyai seorang teman bernama Keke, temanku itu menjalin hubungan dengan Alga dan itu sudah cukup lama. Sebenarnya Keke ingin mengakhiri hubungan mereka namun tidak bisa karena tiap kali ingin putus Alga terus mengancamnya." Dengan perlahan Rayi menceritakan kisahnya."Mengancam bagaimana?""Keke bodoh saat itu karena mau berhubungan dengan Alga dan mereka merekamnya dengan suka rela. Alga menggunakan itu untuk mengancam Keke, jika ingin putus maka rekaman itu akan disebar luaskan."Rayi tidak tahu jika temannya itu memiliki hubungan dengan seorang laki-laki tox

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   50. Korban yang lain

    Ponsel Yukine bergetar dan itu pesan dari Balryu, menanyakan keberadaannya dan akan menjemputnya."Sepertinya aku harus pulang," ucap Yukine pada Rayi yang ada di sampingnya, masih menutup mulutnya rapat-rapat.Yukine yakin Rayi masih menyembunyikan sesuatu namun dirinya tidak dapat memaksa perempuan itu untuk bicara semua padanya."Kamu akan pergi?" tanya Rayi sambil mendongak melihat ke arah Yukine."Kakakku akan segera datang menjemput. Selamat tinggal," ujar Yukine sambil beranjak.Yukine sudah berjalan beberapa langkah namun berhenti dan melihat ke arah Rayi yang masih di tempatnya."Terima kasih untuk semuanya, sedikit apapun informasinya itu sangat berguna untukku. Cepat atau lambat aku pasti akan berurusan dengan laki-laki itu. Aku juga harus menemukan kebenaran temanku," ucap Yukine sambil tersenyum tipis dan kembali melanjutkan perjalanannya.Yukine berjalan ke jalan utama dan berhenti di sebuah halte, sengaja Yukine menunggu Balryu di halte agar laki-laki itu mudah menemuka

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   49. Rayi

    Senyuman kecil terlihat di sudut bibir Yukine ketika dari sudut matanya melihat jika Geum masuk ke dalam bathtub yang suhunya menusuk kulit dan tulangnya. Meskipun mulutnya terus mengumpat karena tidak terbiasa akan suhu ekstrem ini."Aku tidak kuat lagi," ujar Geum setelah berendam selama dua menit di dalam bathtub itu."Cukup untuk hari ini namun setiap hari harus ada kemajuan walaupun itu satu detik," ujar Yukine sambil membereskan semua tugas-tugasnya. Yukine melirik pada kantong belanjaannya yang belum tersentuh kemudian mengambil satu botol minuman dan juga almond itu."Sebisa mungkin aku akan datang lebih sering untuk melihat kemajuannya."Saat Yukine sudah akan mencapai pintu Geum tidak tahan akhirnya bertanya juga."Sebenarnya untuk apa aku melakukan semua ini, ini sangat menyiksa."Yukine berhenti dan hanya setengah menoleh pada Geum. "Anggap saja sebagai latihan kamu akan tahu setelah waktunya tiba pada akhirnya kamu yang akan diuntungkan."Yukine segera pergi tidak memped

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   48. Es kristal

    Ruangan itu redup hanya ada cahaya dari lampu kecil di samping ranjang, namun Yukine merasa jika tempat tidur itu tidak senyaman tempat tidur miliknya di rumah dan saat Yukine mengangkat tangannya terdapat sebuah selang yang terhubung ke infus yang menggantung di atasnya."Rumah sakit? Lagi? Kenapa?"Yukine bertanya-tanya mengapa dirinya bisa kembali lagi di tempat ini dan mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi sebelum dirinya tidak sadarkan diri. Namun bagaimanapun Yukine memikirkannya dirinya tetap tidak bisa menemukan apa yang salah karena seingatnya diri sendiri hanya merasa sesak napas setelah itu tidak ingat apapun."Kamu sudah bangun?"Suara berat Balryu memecahkan kesunyian. Karena suasana yang redup juga keadaan Yukine yang baru saja sadar sampai dirinya tidak menyadari jika ada orang lain di ruangan itu padahal tangan kanannya masih di genggem erat oleh laki-laki itu."Jam berapa sekarang?" tanya Yukine dengan suara rendah."Hampir pagi," jawab Balryu dengan cepat."S

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   47. Ide gila Balryu

    Yukine merasa jika lehernya terasa gatal, berpikir jika itu karena sudah beraktivitas seharian tubuhnya kotor dan perlu mandi namun permainan Bege sungguh apik hingga Yukine mengabaikan rasa gatalnya dan malah semakin bersemangat menonton pertunjukan yang disuguhkan oleh Balryu."Bagus, pukul kepalanya," ucap Yukine begitu bersemangat.Merasa belum cukup hanya dengan satu coklat Yukine mengambil snack lainnya dan itu sebuah almond, suapan demi suapan Yukine lakukan dengan cepat terlebih tontonan yang dilihatnya begitu seru setiap pukulan yang dilayangkan Bege Yukine akan memasukkan beberapa butir almond pada mulutnya.Yukine melihat tendangan apik dari Bege yang mengenai dada Beru namun anehnya Yukine juga merasakan sakit pada dadanya. Yukine memukul-mukul dadanya sendiri karena seperti ada sesuatu yang besar di sana. Almond itu di kunyah dengan cukup baik dan sudah menelannya namun Yukine merasa itu menyesakkan dadanya dan sekarang seperti tersedak padahal tidak ada apapun di tenggor

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   46. Xiao Gui

    "Lalu aku anak siapa?"Bagaikan di sambar petir di siang bolong Xiyun mendapatkan pertanyaan semacam ini dari seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh tangannya sendiri sejak bayi.Awalnya Balryu tidak pernah memikirkan hal ini karena di rumah ini begitu banyak dokumentasi tentang dirinya bahkan ketika Balryu berusia dua hari dan tidak menemukan keganjalan apapun, Bumantara dan Xiyun mengetahui semua kebiasaan dan apapun tentang dirinya karena memang mereka mengasuhnya sejak bayi."Tentu saja kamu putra ibu." Xiyun masih berusaha menyembunyikannya hal besar itu dari Balryu.Bumantara dan Xiyun sudah hampir lupa jika Balryu bukanlah darah daging mereka sendiri namun sekarang dihadapkan dengan pertanyaan dari anak itu membuat Xiyun tidak bisa berkata-kata. Anak ini terlalu pintar hingga Xiyun tidak bisa membodohinya sedikit pun.Dengan amat terpaksa Bumantara dan Xiyun menceritakan semuanya pada anak berusia 10 tahun itu padahal mereka berencana akan jujur padanya setelah Balryu suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status