Share

53. Koin

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 22:15:52

Yukine menyebar koin pada kolam yang memiliki kedalaman tiga meter, mengelilingi kolam itu memastikan koin akan menyebar ke seluruh kolam.

"Ambi koin-koin itu," ujar Yukine pada Geum yang sejak tadi hanya memperhatikan Yukine menabur koin-koin itu.

Yukine pernah bertanya sebelumnya jauh sebelum hari ini, bertanya apakah dirinya bisa berenang, Geum ingat betul jika saat itu menjawab jika dirinya bisa berenang namun tidak mahir dan hari ini baru mengerti mengapa perempuan itu bertanya demikian. Semalam Yukine mengirimkan sebuah alamat dan Geum harus menemui perempuan ini di alamat itu dirinya tidak pernah berpikir jika itu adalah kolam renang. Sepanjang perjalanan Geum bertanya-tanya ide gila apa lagi yang dipikirkan oleh perempuan itu yang harus dilakukannya, benar saja perempuan ini selalu punya gebrakan baru.

"Setiap satu koin aku akan menukarnya dengan lima puluh ribu."

Mata Geum melebar mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Yukine.

"Kau yakin?" Geum memastikan.

"Apa aku pernah bermain-main?"

"Ok."

Geum setuju dengan senang hati, melihat permukaan kolam yang tenang sambil tersenyum bahagia, membayangkan memunguti koin dalam air yang akan berubah menjadi lembaran uang sudah membuatnya bersemangat terlebih Geum melihatnya sendiri jika koin-koin itu cukup banyak.

Yukine tersenyum mengejek melihat reaksi Geum yang penuh dengan nafsu, Yukine menyilangkan tangannya melihat laki-laki itu sudah melepaskan pakaian dan juga celananya menyisakan hanya boxernya saja ketika Geum sudah akan melompat dengan tidak sabar dihentikan oleh Yukine.

"Lakukan pemanasan dulu," ujarnya membuat gerakan Geum yang sudah akan masuk dalam air terhenti olehnya.

"Kenapa harus pemanasan dulu?" tanya Geum dengan tatapan tidak senang.

"Kamu bisa melakukan pemanasan ataupun tidak semua terserah padamu, jika nanti di dalam air kamu mengalami kram dan tenggelam aku tidak akan berbaik hati menolong mu."

Yukine berbalik dan mencari tempat duduk tidak peduli dengan keputusan apa yang akan diambil oleh Geum.

Geum yang melihat sifat acuh tak acuh Yukine mulai berpikir, menatap dalamnya kolam membuatnya membayangkan bagaimana jika dirinya mengalami kram di dalam air dan melihat sekeliling jika tempat ini cukup sunyi tidak banyak orang yang menggunakan kolam renang umum ini. Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan maka Geum melakukan pemanasan ringan selama lima menit sebelum masuk ke dalam air.

Di permukaan Yukine memang nampak tidak peduli dengan hasil Geum namun hati kecilnya merasa gelisah dan memiliki harapan tinggi pada laki-laki ini.

Setelah menyelam beberapa saat kepala laki-laki itu muncul dipermukaan dan di tangannya menunjukkan sebuah koin.

"Aku mendapatkannya," ujar Geum dengan senyuman lebar.

"Lakukan lagi! Sampai kamu tidak dapat menyelam lagi," sahut Yukine di pinggir kolam.

Yukine sengaja duduk sedikit lebih jauh dari bibir kolam karena tiap kali melihat permukaan kolam membuatnya sedikit pusing. Padahal perasaan takut ini sudah pernah di atasi saat itu dengan bimbingan Balryu namun ketika saudara laki-lakinya itu tidak ada di sini perasaan takut itu kembali lagi.

Karena tidak ingin terlalu fokus pada Geum yang menyelam yang dapat membuatnya pusing Yukine lebih memilih menggulir layarnya dan menemukan pesan baru dari Khia Na.

"Kamu sibuk?" tanya Khia Na.

"Ada apa?"

"Aku sangat bosan, ayo main."

"Kemana?"

"Ada festival di pusat kota."

"Malas," jawab Yukine dengan cepat sebenarnya Yukine masih memiliki hal-hal yang perlu dilakukan.

"Otakmu perlu diistirahatkan, jangan belajar setiap waktu. Ayolah aku sangat ingin pergi ke festival itu. Sebenarnya Kun yang punya ide ini, laki-laki itu tidak punya nyali untuk mengajakmu langsung jadi aku yang jadi tumbalnya lagi."

"Kapan?" Mengingat jika ini adalah Kun Yukine tidak enak hati menolaknya, hitung-hitung Yukine ingin berterima kasih karena tempo hari Kun sudah pernah membantunya.

"Malam ini, kita berangkat lebih awal. Aku akan menjemputmu."

"Tidak perlu kita bertemu di sana saja."

"Baiklah, aku akan mengatakannya pada Kun."

Saat Yukine melihat ke arah Geum laki-laki itu masih ada di dalam air dan sudah terdapat tiga koin di pinggir kolam. Saat Geum naik di permukaan lagi wajah ceria penuh nafsu beberapa saat yang lalu sudah hilang hanya tersisa wajah kelelahan depan dada yang naik turun.

Geum menaruh koin bersama dengan koin yang lain, laki-laki itu tidak langsung masuk kembali kedalam air melainkan beristirahat terlebih dulu namun tidak keluar dari air.

"Sepertinya kamu butuh banyak latihan dan kurangi rokok mu," ujar Yukine.

Geum tidak menyahut laki-laki itu mengambil napas panjang kemudian kembali lagi masuk ke dalam air. Sedangkan Yukine mengirimkan pesan lain pada Balryu.

"Sepertinya aku akan pulang terlambat malam ini."

Yukine tidak berharap mendapatkan balasan dengan cepat dari Balryu namun ketika akan menyimpan ponselnya laki-laki itu sudah mengirimkan pesan balasan.

"Mau kemana?"

"Pergi ke festival."

"Dengan siapa?"

"Khia Na."

"Hanya Khia Na?"

"Kun."

"Siapa lagi?"

"Tidak ada."

Yukine menunggu balasan lagi namun setelah lama menunggu Balryu tidak lagi mengirimkan balasan lagi. Melirik ke arah Geum masih terus berusaha untuk mengambil koin sebanyak-banyaknya. Yukine bangkit untuk pergi ke kamar mandi setelah kembali bertepatan melihat Geum keluar dari kolam dengan napas yang memburu.

"Aku sudah tidak kuat lagi," ujar Geum sambil menaruh koin terakhirnya. Tubuh laki-laki itu terlentang di pinggir kolam Yukine menghampirinya dan menghitung seberapa banyak koin yang didapatkan oleh Geum.

"8,9,10,11,12,13. Tidak buruk tapi masih mengecewakan," ujar Yukine kemudian mengambil uang kertas untuk menukarnya dengan koin-koin itu.

Tanpa banyak bicara lagi Yukine pergi begitu saja meninggalkan Geum yang masih dengan napasnya yang belum stabil.

"Sepertinya aku memang butuh banyak latihan. Dengan begitu lain kali aku akan mendapatkan lebih banyak lagi koin-koin itu."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   59. Live streaming

    Yukine menikmati helai demi helai bunga Soka Jawa tidak untuk mencicipinya seperti biasanya melainkan menghisap cairan pada pangkal bunga Soka Jawa tiap kali di cabut dari batangnya, besarnya hanya lebih besar daripada jarum namun rasa manisnya membuat Yukine tidak bisa berhenti. Yukine membuang bunga terakhir saat akan menaiki tangga di rooftop itu.Saat sampai yang dilihatnya Geum sedang berkeliling seperti mencari sesuatu sedangkan adik perempuannya hanya duduk manis namun ekspresinya sangat jelek."Berhentilah bergerak aku pusing melihatmu!" seru Ischa yang sudah muak melihat Geum terus bergerak kesana kemari sejak tadi."Maka bantulah, jangan diam saja," sahut Geum sambil terus mencari kesemua sudut tempat itu."Aku sudah bertahun-tahun di sini dan sudah tidak pernah lagi melihat ulat merayap dari bawah hanya musim buah saja beberapa kali, tapi nona besar mu itu selalu saja kena ruam di sini karena ulat namun ulatnya pun aku tidak bisa menemukannya."Ischa terus mengomel karena G

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   58. Bermain-main dengan nyawanya

    Keesokan harinya Yukine benar-benar membawa Khia Na pulang untuk menginap di rumahnya, pertama untuk membuat alibi karena Yukine tidak ingin Balryu terus curiga padanya, agar Yukine punya alasan lebih mudah untuk tidur di luar rumah tanpa harus menjawab deretan pertanyaan dari Balryu di masa depan.Sebenarnya Yukine ingin sekali kembali ke kota itu akan tetapi jika dilihat dari keadaannya sekarang itu jauh lebih sulit daripada waktu pertama kali kembali kala itu. Yukine ingat Balryu pernah berpesan jika laki-laki itu akan mengantarkan ke sana jika dirinya ingin pergi lagi. Apalagi saat ini Yukine dan Balryu sudah sangat dekat hampir tidak ada celah untuk dirinya pergi sendiri lepas dari pengawasan saudaranya itu."Waaaaaa ... aaaahhhh. Apa ini?" Mata Khia Na terbelalak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ingatannya sudah terpatri dengan kamar Fe Fei yg sangat feminim namun yang dilihatnya sekarang sangat jauh dengan apa yang ada diingatannya.Khia Na langsung melemparkan tasnya

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   57. Almond atau ulat bulu

    Yukine menatap bungkusan di tangannya, makanan ini sudah dibelinya satu bulan yang lalu namun dirinya belum berani untuk membukanya apalagi menikmatinya.Suara seseorang merintih karena kedinginan terdengar dari samping, itu adalah Geum yang baru saja keluar dari bathtub masih seperti yang sudah-sudah itu bathtub penuh dengan es."Aku sudah melakukan ini berkali-kali namun masih saja tubuhku sulit beradaptasi," ujar Geum sambil pergi ke kamar mandi dengan bertelanjang dada.Laki-laki itu sudah sering menunjukkan tubuhnya pada perempuan yang hanya duduk layaknya seorang pengawas, Geum sama sekali tidak canggung padanya meskipun hanya menggunakan boxer. Yukine hanya meliriknya sekilas situasi seperti ini sudah berkali-kali dilihatnya sungguh tidak ada yang istimewa di matanya."Aku akan menghubungi gege dulu," gumam Yukine sambil membuat panggilan video tidak membutuhkan waktu lama panggilan itu terhubung."Ada apa?" sahut Balryu yang nampaknya sedang sibuk, laki-laki itu berjalan bers

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   56. Dua saudara kembar

    Di tempat terbuka yang layaknya lautan manusia ini dua saudara kembar itu tidak butuh ijin untuk bergabung bersama lima orang itu, tapi semua orang bisa melihatnya jika Anila sangat ketara jika ingin mendekati Balryu dengan berdiri di sisinya juga mangajukan pertanyaan-pertanyaan kecil pada Balryu. Setelan beberapa waktu berlalu perempuan itu mengatakan isi otaknya."Jika aku tidak mengenal kalian mungkin aku akan berpikir jika kalian adalah pasangan," ujar Anila yang mengomentari Balryu yang terus merangkul Yukine sejak kedatangannya sampai detik ini.Balryu menggunakan tangan kanannya untuk merangkul Yukine dan ketika merasa lelah maka akan menggantinya dengan kanan kirinya. Balryu masih harus menemani Anila berbicara yang ada di sebelah kanannya dari waktu ke waktu karena masih menghormati perempuan itu tidak sepenuhnya bisa mengabaikan begitu saja seperti yang dilakukannya pada wanita-wanita yang lain.Yukine sudah lelah melihat modus yang digunakan oleh Anila terlebih teringat a

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   55. Tiga bodyguard

    Yukine dan Khia Na seperti memiliki tiga bodyguard di belakang mereka, keduanya menikmati pertunjukan sedangkan tiga laki-laki itu nampak canggung dan kaku namun tampang mereka begitu mencuri perhatian terlebih itu Balryu yang membuat banyak orang melihat ke mereka meskipun itu hanya sekilas, tidak hanya gadis yang tertarik namun karena wajahnya sungguh enak dipandang bahkan ibu-ibu maupun laki-laki juga melihatnya."Aku merasa seperti idola, padahal mereka melihat Balryu bukan aku," bisik Khia Na ke Yukine sambil melirik ke arah Balryu."Kamu juga cantik, itu buktinya," ujar Yukine sambil melihat ada dua laki-laki yang nampaknya sejak tadi melihat kearah mereka."Sayang bukan seleraku," sahut Khia Na.Semakin malam ruang bergerak mereka semakin menyempit karena banyak orang yang baru berdatangan yang membuat mereka semakin berhimpitan namun tidak terasa karena suasana yang menyenangkan dan alunan musik yang semangat. Yukine melirik ke arah dua laki-laki itu yang nampaknya sedikit dem

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   54. Festival

    Tiba-tiba kepala Yukine merasa pusing melihat lautan manusia di depan matanya dan harus menemukan dua orang itu diantara manusia-manusia ini. Yukine tidak mau menggunakan otak dan matanya secara berlebihan untuk mencari keberadaan Khia Na dan Kun maka yang dilakukannya adalah mengirimkan pesan pada Khia Na."Aku ada didekat maskot sapi, di sebelah kiri pintu masuk."Dengan cepat Khia Na membalasnya. "Ok, aku dan Kun masih terjebak mencari tempat parkir."Yukine cukup lama menunggu dua manusia itu, Yukine dilanda kebosanan karena mereka tidak kunjung juga menunjukkan tampang mereka."Xiao Gui."Awalnya Yukine kira jika dirinya salah dengar, di lautan manusia seperti ini ada yang memanggilnya menggunakan panggilan itu. Yukine mengabaikan itu kepalanya tertunduk melihat sepatunya sendiri sambil terus berpikir keras, meskipun Yukine nampak tenang namun otaknya sangat berisik. Ada banyak hal yang dipikirkan, siasat demi siasat dikumpulkannya untuk menghadapi laki-laki bernama Alga yg ada d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status