Share

57. Almond atau ulat bulu

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 18:53:35

Yukine menatap bungkusan di tangannya, makanan ini sudah dibelinya satu bulan yang lalu namun dirinya belum berani untuk membukanya apalagi menikmatinya.

Suara seseorang merintih karena kedinginan terdengar dari samping, itu adalah Geum yang baru saja keluar dari bathtub masih seperti yang sudah-sudah itu bathtub penuh dengan es.

"Aku sudah melakukan ini berkali-kali namun masih saja tubuhku sulit beradaptasi," ujar Geum sambil pergi ke kamar mandi dengan bertelanjang dada.

Laki-laki itu sudah sering menunjukkan tubuhnya pada perempuan yang hanya duduk layaknya seorang pengawas, Geum sama sekali tidak canggung padanya meskipun hanya menggunakan boxer. Yukine hanya meliriknya sekilas situasi seperti ini sudah berkali-kali dilihatnya sungguh tidak ada yang istimewa di matanya.

"Aku akan menghubungi gege dulu," gumam Yukine sambil membuat panggilan video tidak membutuhkan waktu lama panggilan itu terhubung.

"Ada apa?" sahut Balryu yang nampaknya sedang sibuk, laki-laki itu berjalan bersama dengan kawannya.

"Aku akan menginap di rumah Khia Na malam ini, jadi gege tidak usah menjemput ku."

"Ada acara apa, mengapa menginap di rumah temanmu?" tanya Balryu penuh selidik.

"Tidak ada, aku hanya ingin tidur di tempatnya."

Balryu tidak bertanya lagi namun wajahnya menjadi jelek, karena pengalaman sebelumnya Yukine menyembunyikan sesuatu ketika menginap di rumah Khia Na. Namun setelah memperhatikan tidak ada yang aneh pada wajahnya Balryu tidak terlalu banyak berpikir.

"Lain kali biarkan Khia Na yang menginap di rumah kita jangan terus kamu yang menginap di sana."

"Sepertinya itu ide bangus," sahut Yukine.

"Baiklah, aku akan meeting."

"Ok."

Panggilan itu tertutup kemudian Yukine menata hati lagi, menguatkan niatnya untuk membuka bungkus itu. Yukine cukup lama menatap gambar almond pada bungkusan itu. Namun di detik selanjutnya Yukine merobek bungkus itu dan mengambil satu butir dan memasukkan ke dalam mulutnya, mengunyahnya dengan cepat sebelum menelannya.

Yukine menutup kembali bungkus itu dengan rapat kemudian berdiam diri menunggu reaksi tubuhnya terhadap satu butir almond yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya. Mungkin karena gugup dengan hasilnya mungkin juga karena sinar matahari yang langsung menyinari punggungnya Yukine merasa jika tubuhnya perlahan terasa lebih panas daripada sebelumnya.

"Ada apa denganmu?" tanya Geum yang baru saja selesai mandi dan mendapati Yukine berdiam diri sambil menutup matanya untuk waktu yang cukup lama, Geum sedikit bertanya-tanya karena Yukine tidak bergerak sedikitpun.

"Ambilkan aku minum," sahut Yukine tanpa membuka matanya.

Tentunya Yukine melakukan ide gila ini dengan sedikit persiapan, jika terjadi gejala seperti sebelumnya Yukine hanya perlu minum obat yang dibawanya seperti yang dilakukan oleh Balryu kala itu jika ada reaksi lebih buruk lagi setidaknya masih ada Geum yang akan membawanya ke rumah sakit.

Geum kembali dengan satu gelas air, Yukine mengambilnya dan langsung mengabiskan itu dengan satu napas.

"Lebih banyak lagi," ujar Yukine setelah menaruh gelas kosong itu.

Geum bingung melihat tingkah aneh Yukine namun masih pergi ke bawah untuk mendapatkan air lebih banyak. Setelah Geum pergi Yukine merasa jika suhu tubuhnya semakin panas dan sekarang disertai rasa gatal di tangan dan juga leher sampai tengkuknya.

Yukine menahan tangannya untuk tidak menggaruk di area yang terasa gatal, yang dilakukannya mengambil botol berisi obat dan melemparkan satu butir obat itu ke mulutnya menelannya dengan susah payah tanpa air.

"Jika menunggu laki-laki itu aku akan keburu meninggal," gerutu Yukine sambil memejamkan mata saat menelan obatnya.

Pintu besi itu berbunyi saat tangan Geum sedikit mendorongnya agar terbuka lebar lebar. Laki-laki itu awalnya berjalan santai dengan membawa botol berisi 1,5 liter di tangannya tapi setelah sampai dan melihat tangan juga leher Yukine memerah karena ruam membuat laki-laki itu segera membuka botol minuman itu.

"Apa kamu salah minum obat atau menyentuh ulat? Kenapa tiba-tiba ada ruam di tubuhmu?" tanya Geum dengan heran karena beberapa waktu yang lalu belum ada apa-apa saat dirinya turun untuk membeli air.

Yukine tidak menjawab karena dirinya sedang meminum langsung dari botol besar itu. Begitu kasar dan tergesa-gesa sampai air itu tumpah dari ujung bibirnya. Botol air mineral yang baru dibuka itu kini tinggal setengah. Napas Yukine memburu disertai batuk ringan namun meskipun sudah minum obat dan menghabiskan banyak air itu tidak banyak membantu. Yukine melihat jika bathtub yang tidak jauh darinya itu mungkin akan membantunya untuk meredakan suhu di tubuhnya dan juga rasa gatal yang menyiksa ini.

"Hei ... hei ... kamu mau kemana?" Geum yang masih diabaikan oleh Yukine terus mengikuti perempuan yang bertingkah aneh ini.

Yukine dengan cepat masuk ke dalam bathtub hampir menenggelamkan dirinya hanya tinggal mata dan juga hidungnya, tindakan ini membuat Geum ternganga, bagaimanapun Geum tahu bagaimana rasanya berendam di dalam bathtub itu. Pada cobaan pertama bahkan Geum perlu memasukkan tangannya saja kemudian kakinya saja agar tubuhnya beradaptasi dengan suhu ekstrem itu namun yang dilakukan perempuan itu membuatnya tidak habis pikir.

"Dia hebat sekali," ujar Geum tanpa sadar ketika melihat Yukine bisa bertahan beberapa menit di dalam air es itu.

Yukine merasa lebih baik berendam air es namun setelah suhu semakin turun Yukine dengan pelan keluar bathtub kemudian duduk sambil menunduk membiarkan semua air di tubuhnya menetes. Geum segera menghampirinya dan berjongkok di dekatnya.

"Kamu menyentuh ulat?" tanya Geum sambil melihat reaksi Yukine dan juga memperhatikan ruam di tubuh Yukine.

"Emmm."

Yukine malas bicara terlalu banyak, belum waktunya menanggapi laki-laki ini.

"Di sini memang sering ada ulat bulu yang merayap dari bawah, jika ada buang itu menggunakan ranting ataupun sejenisnya jangan gunakan tangan langsung atau panggil saja aku akan membuangnya."

Yukine tidak menjawabnya hanya sedikit mengangkat pandangannya agar mata mereka bisa bertemu, Geum baru menyadari jika dirinya begitu banyak bicara dan langsung diam karena tahu jika perempuan depannya ini cukup tidak menyukai dirinya yang terlalu banyak omong kosong.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   59. Live streaming

    Yukine menikmati helai demi helai bunga Soka Jawa tidak untuk mencicipinya seperti biasanya melainkan menghisap cairan pada pangkal bunga Soka Jawa tiap kali di cabut dari batangnya, besarnya hanya lebih besar daripada jarum namun rasa manisnya membuat Yukine tidak bisa berhenti. Yukine membuang bunga terakhir saat akan menaiki tangga di rooftop itu.Saat sampai yang dilihatnya Geum sedang berkeliling seperti mencari sesuatu sedangkan adik perempuannya hanya duduk manis namun ekspresinya sangat jelek."Berhentilah bergerak aku pusing melihatmu!" seru Ischa yang sudah muak melihat Geum terus bergerak kesana kemari sejak tadi."Maka bantulah, jangan diam saja," sahut Geum sambil terus mencari kesemua sudut tempat itu."Aku sudah bertahun-tahun di sini dan sudah tidak pernah lagi melihat ulat merayap dari bawah hanya musim buah saja beberapa kali, tapi nona besar mu itu selalu saja kena ruam di sini karena ulat namun ulatnya pun aku tidak bisa menemukannya."Ischa terus mengomel karena G

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   58. Bermain-main dengan nyawanya

    Keesokan harinya Yukine benar-benar membawa Khia Na pulang untuk menginap di rumahnya, pertama untuk membuat alibi karena Yukine tidak ingin Balryu terus curiga padanya, agar Yukine punya alasan lebih mudah untuk tidur di luar rumah tanpa harus menjawab deretan pertanyaan dari Balryu di masa depan.Sebenarnya Yukine ingin sekali kembali ke kota itu akan tetapi jika dilihat dari keadaannya sekarang itu jauh lebih sulit daripada waktu pertama kali kembali kala itu. Yukine ingat Balryu pernah berpesan jika laki-laki itu akan mengantarkan ke sana jika dirinya ingin pergi lagi. Apalagi saat ini Yukine dan Balryu sudah sangat dekat hampir tidak ada celah untuk dirinya pergi sendiri lepas dari pengawasan saudaranya itu."Waaaaaa ... aaaahhhh. Apa ini?" Mata Khia Na terbelalak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ingatannya sudah terpatri dengan kamar Fe Fei yg sangat feminim namun yang dilihatnya sekarang sangat jauh dengan apa yang ada diingatannya.Khia Na langsung melemparkan tasnya

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   57. Almond atau ulat bulu

    Yukine menatap bungkusan di tangannya, makanan ini sudah dibelinya satu bulan yang lalu namun dirinya belum berani untuk membukanya apalagi menikmatinya.Suara seseorang merintih karena kedinginan terdengar dari samping, itu adalah Geum yang baru saja keluar dari bathtub masih seperti yang sudah-sudah itu bathtub penuh dengan es."Aku sudah melakukan ini berkali-kali namun masih saja tubuhku sulit beradaptasi," ujar Geum sambil pergi ke kamar mandi dengan bertelanjang dada.Laki-laki itu sudah sering menunjukkan tubuhnya pada perempuan yang hanya duduk layaknya seorang pengawas, Geum sama sekali tidak canggung padanya meskipun hanya menggunakan boxer. Yukine hanya meliriknya sekilas situasi seperti ini sudah berkali-kali dilihatnya sungguh tidak ada yang istimewa di matanya."Aku akan menghubungi gege dulu," gumam Yukine sambil membuat panggilan video tidak membutuhkan waktu lama panggilan itu terhubung."Ada apa?" sahut Balryu yang nampaknya sedang sibuk, laki-laki itu berjalan bers

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   56. Dua saudara kembar

    Di tempat terbuka yang layaknya lautan manusia ini dua saudara kembar itu tidak butuh ijin untuk bergabung bersama lima orang itu, tapi semua orang bisa melihatnya jika Anila sangat ketara jika ingin mendekati Balryu dengan berdiri di sisinya juga mangajukan pertanyaan-pertanyaan kecil pada Balryu. Setelan beberapa waktu berlalu perempuan itu mengatakan isi otaknya."Jika aku tidak mengenal kalian mungkin aku akan berpikir jika kalian adalah pasangan," ujar Anila yang mengomentari Balryu yang terus merangkul Yukine sejak kedatangannya sampai detik ini.Balryu menggunakan tangan kanannya untuk merangkul Yukine dan ketika merasa lelah maka akan menggantinya dengan kanan kirinya. Balryu masih harus menemani Anila berbicara yang ada di sebelah kanannya dari waktu ke waktu karena masih menghormati perempuan itu tidak sepenuhnya bisa mengabaikan begitu saja seperti yang dilakukannya pada wanita-wanita yang lain.Yukine sudah lelah melihat modus yang digunakan oleh Anila terlebih teringat a

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   55. Tiga bodyguard

    Yukine dan Khia Na seperti memiliki tiga bodyguard di belakang mereka, keduanya menikmati pertunjukan sedangkan tiga laki-laki itu nampak canggung dan kaku namun tampang mereka begitu mencuri perhatian terlebih itu Balryu yang membuat banyak orang melihat ke mereka meskipun itu hanya sekilas, tidak hanya gadis yang tertarik namun karena wajahnya sungguh enak dipandang bahkan ibu-ibu maupun laki-laki juga melihatnya."Aku merasa seperti idola, padahal mereka melihat Balryu bukan aku," bisik Khia Na ke Yukine sambil melirik ke arah Balryu."Kamu juga cantik, itu buktinya," ujar Yukine sambil melihat ada dua laki-laki yang nampaknya sejak tadi melihat kearah mereka."Sayang bukan seleraku," sahut Khia Na.Semakin malam ruang bergerak mereka semakin menyempit karena banyak orang yang baru berdatangan yang membuat mereka semakin berhimpitan namun tidak terasa karena suasana yang menyenangkan dan alunan musik yang semangat. Yukine melirik ke arah dua laki-laki itu yang nampaknya sedikit dem

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   54. Festival

    Tiba-tiba kepala Yukine merasa pusing melihat lautan manusia di depan matanya dan harus menemukan dua orang itu diantara manusia-manusia ini. Yukine tidak mau menggunakan otak dan matanya secara berlebihan untuk mencari keberadaan Khia Na dan Kun maka yang dilakukannya adalah mengirimkan pesan pada Khia Na."Aku ada didekat maskot sapi, di sebelah kiri pintu masuk."Dengan cepat Khia Na membalasnya. "Ok, aku dan Kun masih terjebak mencari tempat parkir."Yukine cukup lama menunggu dua manusia itu, Yukine dilanda kebosanan karena mereka tidak kunjung juga menunjukkan tampang mereka."Xiao Gui."Awalnya Yukine kira jika dirinya salah dengar, di lautan manusia seperti ini ada yang memanggilnya menggunakan panggilan itu. Yukine mengabaikan itu kepalanya tertunduk melihat sepatunya sendiri sambil terus berpikir keras, meskipun Yukine nampak tenang namun otaknya sangat berisik. Ada banyak hal yang dipikirkan, siasat demi siasat dikumpulkannya untuk menghadapi laki-laki bernama Alga yg ada d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status