Share

71. Gundukan tanah

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-06-27 19:21:29

Permainan mereka sudah selesai di kota ini dan pagi ini mereka bersiap untuk pulang, mereka berdua tidak perlu banyak berkemas Yukine maupun Geum tidak membawa banyak barang bahkan Yukine tidak membawa baju ganti laki-laki itu selama berada di sini juga hanya membeli beberapa pakaian saja.

Saat keduanya keluar dari homestay itu tidak berharap untuk bertemu dengan orang dikenalnya, Yukine dan laki-laki itu saling pandang, Yukine sedikit terkejut melihat laki-laki itu begitu pula sebaliknya.

"Fe Fei?" ucap Damar terkejut melihat Yukine.

Damar melihat perempuan itu kemudian laki-laki di sampingnya setelah itu melihat dari mana mereka keluar, Damar terus melihat ketiga arah itu secara bergantian.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Yukine lebih dulu bertanya karena nampak Damar tiba-tiba merasa canggung akibat hal-hal yang ada di otaknya.

"Aku sedang lewat kebetulan ada pedagang buah di pinggir jalan aku berhenti untuk membeli," ujar Damar sambil menunjuk pedagang yang tidak jauh dari mereka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   151. Maafkan ibu

    Yukine sedang berjalan sambil membawa peralatan medis namun langkahan terhenti ketika melihat seorang wanita sedang berdiri termangu melihatnya. Yukine akan masuk ke salah satu bangsal namun pandangannya malah melihat wanita yang familiar sedang menatapnya lekat-lekat."Ibu," gumam Yukine pelan.Yukine melihat bergantian kearah pasien yang perlu dirawatnya dan ibunya yang sedang menatapnya. Yukine bingung sendiri harus mendahulukan yang mana. "Aku akan menemui ibu sebentar saja," gumam Yukine memantapkan hati.Kemudian Yukine menggunakan langkah lebar untuk menemui ibunya yang sedang menunggu. "Ibu. Kenapa ibu datang?" "Aku ... tidak ada," jawab Xiyun dengan sedikit ragu."Aku masih harus menemui pasien. Tolong tunggu aku."Xiyun mengangguk sebagai persetujuan dan senyuman canggungnya nampak di bibirnya."Tunggu aku," seru Yukine lagi sambil kembali berjalan pergi.Xiyun terus melihat punggung putrinya yang berjalan menjauh dan menghilang masuk ke dalam sebuah ruangan, Xiyun tidak me

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   150. Kafetaria

    Jika tidak kehabisan tenaga mungkin Yukine akan lupa dengan rutinitas orang normal jika tubuh manusia fananya masih membutuhkan asupan energi bernama makanan, rutinitas makan Yukine sangat berantakan. Sekarang sudah pukul 14:21 sedangkan perempuan itu baru masuk kafetaria yang ada di area rumah sakit, bukan lagi makan siang tapi sarapan dan makan siang dijadikan satu dalam waktu bersamaan.Kali ini Yukine punya waktu satu jam untuk mengistirahatkan tubuhnya juga memberikan asupan pada tubuhnya yang sudah hampir remuk karena sejak kemarin perempuan itu sudah tidak punya waktu untuk memikirkan pernikahan Balryu yang gagal karena yang ada di otaknya sekarang terus dikejar para senior yang terus menghubunginya mengerjakan begitu banyak tugas. Apalagi terjadi kebakaran kemarin yang menimbulkan banyak korban jiwa juga korban luka-luka yang jumlahnya membuat para tenaga medis ingin menangis darah.Tidak ada waktu untuk Yukine memikirkan perasaan orang tuanya ataupun saudaranya, perhatiannya

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   149. Semakin canggung

    Ruangan itu begitu sunyi meskipun ada banyak napas di sana, 4 orang sedang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Suasana tenang yang canggung begitu damai meskipun otak mereka begitu berisik, mereka pernah dekat sangat dekat namun karena kejadian hari ini membuat mereka saling diam. Bumantara dan Xiyun saling bertatapan kemudian melihat ke arah Balryu yang duduk dengan tenang seolah tidak pernah terjadi apapun.Pasangan itu merasa tidak enak hati pada putra mereka karena keinginan mereka berdua yang meminta Balryu untuk menikah dengan Anila jika bukan karena keegoisan mereka Balryu tidak akan berinisiatif menerima niat baik Batanta untuk menjadikan putra mereka sebagai menantu. Bumantara dan Xiyun merasa bersalah pada Balryu namun mereka lebih merasa canggung pada putri mereka sendiri, hubungan mereka masih memiliki renggang dan sekarang karena hal itu jarak itu semakin melebar.Sejauh ini Yukine tidak mengatakan apapun walaupun sebenarnya jika perempuan itu mau ini adalah kesemp

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   148. Aku bisa membuat orang mati berstatus hidup

    Anila duduk dengan manis menggunakan gaun pengantin yang sangat indah, wanita itu tidak bisa berhenti tersenyum karena setelah penantian panjang akhirnya dalam hitungan menit lagi Anila bisa memiliki, mendapatkan, meraih, laki-laki yang didambakan olehnya untuk waktu yang lama.Acara akan segera dimulai setelahnya mereka berdua akan resmi di mata negara menjadi suami istri, Anila sungguh tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, bibirnya kesulitan berhenti tersenyum kebahagiaan terbesarnya akan segera terwujud. Akan tetapi senyuman itu perlahan pudar ketika melihat pamannya yang telah bertahun-tahun tidak ditemuinya datang, bukan untuk menemuinya ataupun keluarganya laki-laki itu malah bicara pada Bumantara dan Xiyun.Jarak Anila dan mereka cukup jauh membuatnya tidak dapat mendengar percakapan mereka namun Anila punya sedikit firasat buruk ketika wajah ceria Bumantara dan Xiyun hilang seketika tetkala berbicara dengan laki-laki itu, Anila semakin merasa tidak tenang ketika Bumantara

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   147. Seonggok manusia ini

    Hubungan Yukine dan orang tuanya masih sedikit canggung terlebih mereka sangat jarang berkumpul bersama. Yukine sibuk dengan rutinitasnya sendiri sedangkan orang tuanya memang sudah sibuk sejak awal apalagi mempersiapkan banyak hal untuk pernikahan Balryu. Sampai hari pernikahan Balryu hubungannya dengan ibunya masih seperti itu. Dipernikahan Balryu Yukine menjadi seorang yang sangat kesepian, kelurganya sibuk dengan tamu-tamu undangan sedangkan Yukine tidak memiliki kepentingan dengan orang-orang itu mungkin saja jika hubungannya dengan ibunya tidak canggung wanita itu pasti akan memanggil putrinya untuk dikenalkan pada para tamu itu akan tetapi tidak untuk sekarang. Yukine sama sekali tidak menyangka jika suatu hari orang yang ada di sampingnya ketika merasa kesepian di tengah keramaian ini adalah orang yang sering membutuhkan kesal. Yukine duduk dengan tenang di sudut dan Imran datang menghampirinya tidak mengatakan apapun hanya menikmati minumannya. Keduanya hanya memperhatikan

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   146. Begitu sibuk

    Kursi stainless itu sudah mengembun juga terasa dingin akan tetapi tidak dapat membuat Geum pindah dari kursi panjang itu, tubuhnya menolak pergi sedangkan pandangannya hanya tertuju pada perempuan yang sedang melakukan pelayanan pada korban-korban yang memenuhi ruangan itu, sudah berjam-jam Geum duduk mengawasi Yukine tidak ada rasa bosan sedikitpun laki-laki itu menatapnya malah begitu menikmati juga kagum dalam bersamaan melihat mantan nona besarnya yang terus bergerak kesana kemari.Rambutnya yang panjang di kepang namun karena sudah terlalu lama terus bergerak membuat anak rambutnya lolos hingga menutupi wajahnya yang nampak lelah apalagi wajar cantik itu berkeringat ingin rasanya Geum menghampiri Yukine dan memberinya sebuah tisu namun itu hanyalah sebuah angan. Yukine sedikit merenggangkan punggungnya yang kaku setelah membantu seseorang senior membalut luka pasien terakhir. Yukine memindai sekeliling seperti sedang mencari keberadaan seseorang dan pandangannya berhenti ketik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status