Yukine memasang wajah polosnya ketika berhadapan dengan laki-laki yang tidak bisa menyembunyikan ketertarikannya pada Yukine. Matanya tidak dapat diam terus memandangi keindahan tubuh perempuan di depannya meskipun tertutup rapat lalu bagaimana jika Yukine menggunakan pakaian seksi dan terbuka pasti sudah ada luar keluar dari mulutnya."Aku sudah menunggumu cukup lama beberapa hari ini," ucap Antanan pada Yukine yang hanya terus menunduk."Aku sudah datang tapi kamu tidak ada," jawab Yukine pelan tanpa mengangkat pandangannya."Benarkah?""Ya.""Kemana aku?" tanya Antanan pada dirinya sendiri kemudian teringat beberapa hal yang dilakukannya, senyuman itu tiba-tiba memudar dan Yukine sudah dapat menembak itu.Setelah Maina dihajar massa kemudian masuk rumah sakit dan sampai sekarang masih berbaring di rumah sakit jikapun sudah boleh pulang bukan kembali ke rumah namun langsung ke lapas. Meskipun hukumannya tidak terlalu berat setidaknya itu sedikit memberikan pelajaran padanya. Jika te
Setelah satu Minggu penuh Geum mengikuti laki-laki bernama Antanan itu dan juga bantuan dari Damar semua informasi sudah ada di tangan Yukine bahkan bahkan rutinitas anggota keluarga itu sudah ada di tangannya namun ada satu hal yang belum didapatkan. Alga tidak tinggal di rumah yang sama dengan mereka dan kebetulan baru pergi merantau ke luar pulau dan belum tahu lagi kapan binatang itu akan kembali."Jika dia pergi maka akan aku buat laki-laki itu kembali dengan sendirinya," ucap Yukine sambil melihat seorang wanita yang sedang berbicara dengan pedagang."Wanita ini sangat berisik dan berkelakuan sangat buruk," gerutu Geum sambil menggelengkan kepalanya tidak berdaya.Meskipun hanya beberapa hari mengikuti tiga orang ini Geum sedikit banyak mengetahui semua karakter mereka. Yukine hanya mendengus mendengar keluhan Geum tentang bibinya. Sedangkan Yukine sendiri pernah tinggal satu atap dengan wanita itu selama 3 tahun dan waktu tiga tahun itu sudah seperti neraka untuknya.Kedatangan
Saat Balryu kembali ada dua mobil di garasi dan satu di depan rumah, semuanya sangat familiar untuk Balryu."Banyak sekali orang di rumah," gumam Balryu ketika baru saja sampai bahkan baru akan masuk rumah sudah terdengar suara tawa dari dalam rumah.Pandangan yang dilihatnya ada dua wanita satu laki-laki duduk di sofa ruang tengah dan dihadapan mereka berdiri satu laki-laki berkumis sedang mendongeng dan tiga makhluk lainnya hanya bertugas untuk tertawa dan bertanya. Sedangkan ditengah-tengah mereka ada banyak makanan bahkan juga buah-buahan sepertinya itu oleh-oleh yang di bawa pulang Bumantara."Kamu sudah pulang?" tanya Bumantara yang berhenti sejenak menyapa Balryu yang baru saja masuk rumah."Emm," sahut Balryu. "Ayah baru sampai?" "Ya," jawab Bumantara setengah berteriak kemudian kembali menceritakan hal-hal lucu pada Yukine, Khia Na dan Kun yang masih menunggu kelanjutan cerita Bumantara.Balryu hanya ikut tersenyum ketika ketiga anak itu tertawa karena Bumantara. Balryu menu
Balryu menatap Yukine yang menuruni tangga pakaiannya hari bertolak belakang dengan yang digunakannya semalam jika semalam terlalu terbuka dan seksi namun pagi ini Yukine membungkus tubuhnya yang indah dengan sangat rapat, celana cargo hitam dengan kemeja hitam pula, bahkan topinya yang berwarna putih ditarik terlalu kebawah hingga menutupi sebagian besar wajahnya. "Pagi," sapa Balryu yang sedang sarapan."Pagi," jawab Yukine yang langsung masuk ke dapur dan menuju lemari es menuangkan segelas susu.Balryu memperhatikan punggung Yukine yang sedang menuangkan susu untuk dirinya sendiri, rambut hitam pekat yang biasanya diurai kini di kepang rapi menghiasi punggungnya.Sejak hari itu Balryu maupun anggota keluarganya yang lain hampir tidak pernah menyuruh ataupun mengajak Yukine makan, membiarkan perempuan itu menentukan sendiri kapan saatnya untuk makan karena bukan hanya sekali sudah tiga kali kejadian hanya karena masalah makan perempuan itu memaksakan dirinya."Ponsel?" tanya Balry
Saat Yukine mengikuti laki-laki itu dan berbelok-belok sampai ke jalan raya ada sebuah mobil yang nampak asing perlahan berhenti di sampingnya, kaca depan dan belakang semuanya terbuka menunjukkan semua penumpang yang ada."Baiklah," ujar Balryu pada Yukine.Balryu duduk di belakang bersama dengan wanita itu dan orang yang duduk di samping pengemudi adalah Imran dengan wajahnya yang ditekuk."Aku sedang menunggu temanku," jawab Yukine menolak secara halus."Kamu yakin tidak ingin ikut bersama kami?" Balryu memastikan."Ya.""Hati-hati di jalan. Kita bertemu di rumah." Balryu nampak kecewa namun masih tersenyum pada Yukine.Yukine membalas tersenyum melihat saudara laki-lakinya itu pergi bersama dengan orang-orang itu, Yukine juga sempat melihat senyuman manis dari Anila yang duduk di samping Balryu. Yukine punya dua alasan menolak tawaran itu.Pertama Yukine tidak ingin masuk ke dalam mobil yang sudah penuh itu berhimpitan dengan saudaranya apalagi dengan wanita itu, alasan yang kedua
Meskipun sekarang Yukine sudah dapat membawa mobil sendiri namun hari ini perempuan itu masih ingin berjalan kaki seperti dulu, semacam rutinitas kecil yang membuatnya tenang."Maafkan aku karena lama tidak pernah berkunjung," ujar Yukine pada kucing liar yang sedang asik makan makanan yang dibawa olehnya."Banyak hal terjadi akhir-akhir ini," imbuh Yukine sambil membelai kucing itu.Yukine bangkit setelah puas bermain-main dengan kucing-kucing itu. "Aku pergi dulu."Yukine berjalan menelusuri jalanan yang biasa dilewatinya, jalan ini akan menuju rooftop Geum juga rumah makan Rayi, langkah itu berhenti hampir setiap hari Yukine sudah bertemu dengan Geum hari ini tidak ingin melihat wajah yang sama lagi ketika melihat jalan yang menuju rumah makan Rayi Yukine juga tidak memilih jalan itu karena janjinya pada gadis itu belum dapat ditepati olehnya setelah sekian lama.Jadi Yukine berbalik arah mencari jalan alternatif lainnya yang belum pernah dilewatinya. Jalan yang jauh lebih besar na