Share

Bertemu Guntur

Yuna tertidur pulas selama di perjalanan. Ia tidak tahan dengan bau bensin dan segala bentuk wangi-wangian yang ada di kendaraan. Di dunianya sudah tak ada lagi kendaraan yang menggunakan roda, hampir semuanya melayang dan tak menggunakan bahan bakar minyak bumi. Jadi dapat dianggap sangat ramah lingkungan dan terhindar dari limbah dan polusi. Akan tetapi di dunia kecil ini begitu terbelakang, mobil masih menggunakan minyak bumi dan suaranya sangat bising. Hal itu membuat Yuna merasa sangat mual.

'Sistem, aku mulai tidak tahan. Aku rasanya ingin bunuh diri sekarang juga. Aku tidak mau tinggal di dunia kecil ini'

Yuna sangat manja apalagi umurnya masih terbilang belia. Jadi sistem selalu berusaha untuk menghiburnya, hal ini untuk membuat Yuna tidak mudah putus asa. Karena jika Yuna gagal dalam misi ini, maka sistem juga dianggap gagal.

Sistem 10 [tenanglah Tuan Rumah, semuanya akan cepat berlalu].

'kamu selalu mengatakan hal yang sama selama berhari-hari, tapi sampai sekarang masih sama. Sehari di dunia ini terasa begitu lama dan melelahkan. Aku ingin kembali pulang makan es krim buatan mesin khusus yang baru dirilis'

Mendengar keluhan Yuna, Sistem hanya diam. Ia bertindak layaknya seorang ayah yang mendengar putrinya mengeluh tentang kesusahan hidup sepanjang hari. 

Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di sebuah lokasi kontruksi yang terbilang luas. Mobil sudah tidak diizinkan masuk, jadi Yuna segera membayar taksi dan keluar dengan segera. Untung saja ia telah menyewa sebuah kamar di hotel, jadi ia dapat menaruh barang-barangnya disana. Yuna tak bisa membayangkan kalau barang-barang itu ia bawa kemari, pasti ia akan kesusahan. 

Yuna segera keluar tadi taksi, tapi panas matahari serta debu yang berkeliaran membuatnya tak tahan lagi. Kulitnya terasa terbakar dan nafasnya menjadi lebih pelan. Hampir seumur hidupnya Yuna tak pernah ke lokasi kontruksi yang penuh dengan debu.

Butuh waktu lama untuk Yuna dapat mempersiapkan diri dan berjalan ke arah tempat konstruksi bangunan. Hanya saja setelah lama melihat ia tak melihat orang yang cocok disebut sebagai karakter penjahat. Karena menurut setting karakter, penjahat dianggap sebagai salah satu karakter penting dalam sebuah cerita. Sehingga penjahat dapat dikatakan sebagai salah satu karakter yang tampan di dunia kecil ini.

Setelah lama melihat Yuna pun akhirnya tak sabar, hal ini dikarenakan cuaca begitu cerah dan panas. Sebagai seseorang yang terbiasa hidup dalam kenyamanan, Yuna benar-benar tak tahan dengan keadaan ini.

Seorang laki-laki yang terlihat rapi datang menghampiri Yuna dan bertanya. 

"Maaf, apakah ini salah satu magang dari universitas xxxxx? Bukankah pertemuan diadakan tadi pagi, kenapa baru datang sekarang?"

Nada suara laki-laki itu terdengar tegas dan tak sabar. Ia pikir Yoona adalah salah satu mahasiswa yang ditugaskan untuk memegang di bawah komandonya. Sebagai orang yang berpengalaman dan menganggap waktu adalah sesuatu yang penting, tentu saja laki-laki itu tidak puas dengan kinerja mahasiswa yang menurutnya malas dan tidak bersungguh-sungguh.

Yuna tahu laki-laki itu sedang salah paham dengannya, jadi ia menggelengkan kepalanya dengan keras.

"Bukan, bukan, bukan. Aku bukan mahasiswa magang." ucap Yuna cepat.

"Kalau begitu nona ini siapa, kenapa berada di lokasi kontruksi seperti ini. Ini bukan tempat yang bisa seenaknya dikunjungi oleh orang lain. Apalagi oleh orang yang tidak memakai peralatan keamanan kerja. Banyak material berat dan tajam di tempat ini, rawan sekali terhadap kecelakaan. Jadi saya harap nona dapat menjauh sesegera mungkin kalau memang tidak ada keperluan penting."

Setelah mendengar bahwa Yuna bukanlah salah satu mahasiswa magang yang berada di bawah komandonya. Sikap laki-laki itu pun berubah menjadi lebih lembut, karena bagaimanapun Yuna terlihat seperti gadis baik-baik. Jadi laki-laki itu merasakan untuk bersikap kasar. Hanya saja tempat ini memang tak cocok untuk seorang gadis seperti dirinya, jadi laki-laki itu menyarankan agar Yuna dapat menjauh dari tempat itu jika tidak ada keperluan yang terlalu penting.

"Saya kemari untuk mencari seseorang."

"Seseorang? Siapa itu, kebetulan semua pegawai di sini telah tercatat namanya. Jadi kamu dapat menyebutkan siapa yang kamu cari."

"Saya mencari seseorang yang bernama Guntur."

Mendengar nama Guntur disebut, laki-laki itu pun langsung mengerti. Guntur adalah laki-laki muda yang energik dan pekerja keras. Dalam waktu singkat ia menjadi terkenal dan dikagumi oleh banyak pekerja di sana. Guntur sering membantu pekerja lain untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Perawakannya yang kekar dan umurnya yang masih muda membuat Guntur memiliki tenaga ekstra untuk bekerja lebih banyak. Hal itu membuat para mandor dan teman-teman satu profesi dengannya sangat menjaga dan menyukainya. Bahkan terkadang Guntur tak pernah susah untuk mendapatkan lauk pauk saat jam istirahat. Karena teman-temannya yang lain bersedia berbagi dengannya. Hal itu salah satu cara mereka berterima kasih pada setiap bantuan yang telah Guntur lalu lakukan.

"Oh, anak itu. Tunggu sebentar aku akan mamanggilnya untukmu." ucap laki-laki itu ramah.

Yuna pun segera berterima kasih dan menunggu dengan lebih sabar. Akan tetapi ia tak bisa membohongi perasaannya bahwa ia merasa gugup kali ini. Ini akan menjadi pertemuan pertama antara Yuna dan Guntur setelah putus beberapa bulan yang lalu.

Tak lama laki-laki yang sebelumnya diajak bicara oleh Yuna itu pun terlihat lagi. Hanya saja ia bersama seorang laki-laki lainnya dan tampak lebih muda dengan tubuh yang lebih kekar.

'sistem, apakah itu adalah karakter penjahat?'

Sistem 10 [Ya Tuan Rumah, dia adalah karakter penjahat yang menjadi target misi. Harap Tuan Rumah menjalankan misi dengan baik dan semoga berhasil].

Sistem pun langsung menghilang, hal ini dikarenakan sistem tak bisa berada 100 meter dari target misi. Hal ini untuk mencegah adanya kecelakaan dalam misi ini. Karena bagaimanapun jalannya misi tergantung pada Tuan rumah. Sistem hanya akan memberi fasilitas dan arahan berupa petunjuk-petunjuk tentang dunia kecil serta orang-orang yang ada di sekitar target misi.

Yuna masih menatap ke satu arah hingga sekarang yaitu karakter penjahat. Laki-laki itu memiliki perawakan yang tegap dan berotot, langkahnya terlihat sangat percaya diri. Tingginya bahkan terbilang ideal dan lebih tinggi dari laki-laki pada umumnya. Apalagi ditambah dengan wajah tampan serta kulit gandum yang terlihat eksotis dan nyaman dilihat untuk waktu yang lama.

"Tampan..."

Untuk beberapa saat Yuna merasa bahwa laki-laki ini sangat sesuai dengan seleranya. Tampan, tinggi dan terlihat maskulin. Ia pun terpesona dan mulai berpikir bahwa target misi sepertinya tak terlalu buruk untuknya. Hanya saja perasaan itu tak berlangsung lama, karena ia melihat Guntur menatap ke arahnya dengan tatapan dingin dan benci.

Setelah mereka berhadap-hadapan, Guntur menatap Yuna seolah muak untuk bertemu dengannya. Hal itu membuat Yoona tak berani menatap wajah laki-laki itu lagi.

"Kenapa kamu datang menemui ku lagi, apakah kamu masih mau mengejekku karena aku miskin dan lusuh? Apa kamu kurang puas dengan semua hinaan yang telah kamu layangkan padaku waktu itu? Kalau begitu kamu bisa memulainya dari sekarang. Cepatlah, masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Mendengar keluhan Guntur untuk Yuna, laki-laki yang sebelumnya berbicara pada Yuna pun langsung menurunkan kesannya pada Yuna. Ia tidak menyangka gadis yang terlihat lembut seperti itu akan mencampakkan seorang Guntur hanya karena ia miskin. 

Akan tetapi laki-laki itu tahu bahwa ia tak boleh ikut campur pada urusan para anak muda. Jadi ia segera menjauh dan membiarkan pasangan itu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Kini hanya tinggal Guntur dan Yuna saja. Hal itu membuat Yuna merasa lebih lega dan leluasa. Ia memberanikan diri untuk menatap ke arah Guntur sambil meremas tangannya sendiri dengan gugup.

"Maafkan aku."

Suara Yuna begitu lembut terdengar sedikit sendu. Hal itu membuat perasaan Guntur semakin marah. Wajah dan suara inilah yang membuatnya merasakan apa itu cinta. Akan tetapi rasa sakit dari cinta itu lebih menyakitkan dari manisnya cinta yang telah ia berikan. Guntur tak mau terkecoh pada wajah itu lagi, jadi ia mencibir di dalam hatinya semua kata maaf yang diucapkan oleh Yuna.

"Heh, sekarang kamu tau apa itu maaf. Aku ingat kamu mengatakan bahwa melihatmu saja itu adalah anugerah untuk laki-laki miskin seperti ku. Sekarang kamu menunjukkan belas kasihan mu untuk meminta maaf padaku. Apakah ini permintaan maaf yang tulus atau sebuah ejekan, aku bahkan tidak bisa membedakannya."

Suara Guntur begitu tajam dan keras. Hal itu membuat Yuna tak tahan, ia belum pernah dimarahi oleh orang lain. Bahkan orang tuanya tak pernah memarahinya, jadi Yuna pun merasa sakit hati dengan apa yang Guntur ucapkan kali ini. Akan tetapi ia ingat, kalimat yang Kakak Yuna ucapkan pada Guntur saat putus bahkan lebih menyakitkan. Jadi Yuna pun langsung memaklumi dan mencoba untuk membujuk Guntur lagi.

"Aku minta maaf atas semua ucapan ku waktu itu. Hubungan kita tidak direstui oleh kedua orang tuaku, dan aku tak bisa meyakinkan mereka tentang hubungan kita. Jadi aku menjadi pengecut dan memilih untuk meninggalkan mu. Aku menyesal, jadi bisakah kita kembali?"

"Tidak, aku tidak ingin kembali." Ucap Guntur tegas. "Pulanglah aku sudah memaafkanmu, jangan datang padaku lagi. Kita sudah tidak punya urusan."

Guntur pun langsung pergi menjauh dari tempat itu. Tapi sebelum kakinya melangkah lebih jauh, Yuna segera menariknya lagi. Kali ini Yuna terlihat putus asa, ekspresi ini adalah ekspresi yang pertama kalinya Guntur lihat. Hal itu membuat Guntur menjadi gitak untuk sesaat, namun segera menepisnya lagi.

"Apa lagi?!" ucap Guntur tak tahan.

Yuna takut misi akan gagal, jadi ia pun memberanikan diri untuk mengatakan pada Guntur secara langsung apa yang menjadi tujuannya kemari.

"A-aku hamil... dan itu adalah anakmu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status