Share

Tanggungjawab

Saat matahari masih belum terlihat, Guntur yang terbiasa bangun pagi langsung bersiap untuk pergi ke tempat kerja. Ia tidak enak pada rekan-rekannya karena telah mengambil cuti sebelumnya. Apalagi sekarang ia sangat membutuhkan uang mengingat ada tanggungan baru yang harus ia nafkahi.

Guntur melihat istrinya yang masih tertidur pulas. Hal tersebut membuatnya merasa lega, mengingat Yuna sedikit demi sedikit mulai beradaptasi dengan kehidupan miskinnya.

"Sangat cantik."

Tak ada yang bisa menolak pernyataan yang diucapkan Guntur saat ini. Yuna memang wanita yang sangat cantik, bahkan jika Yuna ingin mungkin dia bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik darinya. Tapi apa yang tidak duga adalah, tak mengatakan padanya bahwa Yuna telah diciptakan untuk menjadi miliknya.

Guntur lalu beralih melihat perut Yuna dan akhirnya semangatnya untuk bekerja lebih keras menjadi berkobar. Ia pun segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk istrinya. Walaupun itu sederhana, tapi ia akan pastikan bahwa itu sangat enak. Tak lupa ada rebusan jahe dengan gula merah untuk menekan rasa mual yang biasanya seorang ibu hamil rasakan. Setelah menyiapkan segalanya, Guntur pun merasa lega dan meninggalkan rumah untuk pergi bekerja.

Saat Guntur sudah pergi dan berada jauh lebih dari 100 meter, maka Sistem pun langsung kembali aktif. Ia ingin mengingatkan Tuan Rumah untuk menjadi seorang ibu yang baik dan melahirkan anak yang sehat.

Sistem 10 [Selamat Pagi Tuan Rumah. Hari yang cerah untuk berolahraga. Seorang wanita hamil harus sering berolahraga agar anda dan bayi anda menjadi lebih sehat].

Mendengar ocehan Sistem, Yuna segera menutup telinganya dengan bantal. Ia sudah lama tidak tidur nyenyak, ia ingin tidur lebih lama lagi. Akan tetapi Yuna lupa kalau Sistem masih tetap terdengar karena sistem terletak di otaknya.

Sistem 10 [Jika Tuan Rumah tidak segera bangun, maka dengan terpaksa sistem akan menyalakan alarm. 3... 2... 1...]

Drtttttt drtttttt drtttt

Suara itu sangat kencang hingga membuat Yuan langsung membuka mata. Ia kaget dengan suara alarm yang memenuhi otaknya.

"Berhenti, berhenti. Aku sudah bangun!"

Sistem 10 [Baiklah, karena Tuan Rumah sudah bangun maka sudah saatnya untuk pergi mandi dan sarapan. Lalu kita akan pergi berjalan-jalan sambil berolahraga di sekitar rumah].

Yuna pun terpaksa bangun, rambutnya sedikit berantakan dan matanya masih tertutup. Untuk beberapa saat ia lupa bahwa ia sedang hamil. Kalau saja Sistem tidak mengingatkannya tentang kesehatan bayinya. Ia pasti akan lupa dan merasa seperti gadis 16 tahun lainnya.

Saat Yuna bangun, ia melihat sarapan telah disiapkan di meja. Walaupun sederhana, tapi entah kenapa Yuna melihatnya terlihat sangat lezat. Ia juga membaca sebuah catatan yang diberikan oleh Guntur untuknya. Selain mengingatkannya untuk makan, Guntur juga mengingatkannya untuk jangan terlalu banyak berfikir tentang sesuatu yang berat.

"Dia sangat perhatian."

Sistem 10 [Tentu saja, kami tidak mungkin menjebak Tuan Rumah untuk memiliki anak dengan orang jahat]

Mendengar hal tersebut membuat Yuna merasa heran. Ia masih berumur 16 tahun, ia dimanjakan dan cenderung berfikiran sederhana. Jadi saat mendengar Sistem mengisyaratkan bahwa Guntur bukan orang jahat, ia pun merasa sangat bingung.

"Kalau Guntur bukan orang jahat. Tapi kenapa dia disebut karakter jahat?"

Sistem 10 [Guntur disebut karakter jahat dari sudut pandang protagonis. Tapi dia tidak sepenuhnya jahat pada orang lain, dia juga terkadang menjadi orang baik terutama untuk Tuan Rumah. Pada dasarnya manusia itu sama, mereka tidak sepenuhnya jahat atau baik. Mereka terkadang membuat kesalahan dan kebaikan. Hanya saja pada orang yang berbeda dan dari sudut pandang orang yang berbeda. Jika dari sudut pandang protagonis maka Guntur dianggap jahat. Tapi jika dari sudut pandang Tuan Rumah, maka Guntur masuk dalam kategori orang baik].

Yuna pun terdiam untuk beberapa saat. Lalu menggaruk kepala dengan pasrah.

"Aku masih tetap tidak mengerti. Penjelasannya terlalu rumit dan tidak sampai ke otak ku. Ahh terserah sajalah, aku mulai lapar jadi lebih baik aku makan saja."

Sistem yang mendengar hal tersebut hanya mampu diam dan pasrah atas kebodohan Tuan Rumahnya. Ia berfikir bahwa misi ini mungkin akan sulit untuk dilewati.

Setelah sarapan, Yuna pun langsung bersiap untuk pergi berjalan-jalan. Ia memakai pakaian olahraga sambil membawa satu botol air mineral. Saat ia turun ke lantai dasar, ia melihat para ibu-ibu sedang asyik membuat kue bersama sambil bergosip. Hal tersebut membuat Yuna tertarik dengan kehidupan sosial di gedung ini. Akan tetapi Yuna sadar bahwa ia adalah orang yang sangat jarang berinteraksi dengan orang asing, jadi ia pun mengurungkan niatnya. Akan tetapi saat ia akan meninggalkan tempat itu, seseorang segera memanggilnya.

"Nona!"

Yuna adalah gadis yang cantik, jadi penampilannya sangat mencolok. Hal tersebut membuat para ibu-ibu langsung menarik perhatian padanya dengan cepat. Yuna yang menoleh langsung melihat ibu-ibu yang tersenyum padanya. 

"Nona sedang mencari siapa? Silahkan tanyakan pada kami. Kami mengenal semua penghuni yang ada di tempat ini." ucap Ibu itu ramah.

Para ibu-ibu berfikir bahwa Yuna adalah seorang tamu yang ingin mengunjungi seseorang. Tapi dia tidak tau dimana rumah orang yang dituju, akan tetapi Yuna terlalu malu untuk bertanya. Penampilan Yuna yang pendiam membuat para ibu-ibu pun berinisiatif untuk memberi bantuan.

Yuna pun langsung bingung, ia bukan seorang tamu dan dia sedang tidak mencari siapapun. Ia adalah penghuni tempat ini mulai sekarang bersama dengan Guntur. Yuna pun langsung menggelengkan kepalanya.

"Maaf saya sedang tidak mencari siapa-siapa. Saya juga tinggal disini, dan saya hanya keluar untuk berjalan-jalan."

Mendengar pernyataan Yuna, para ibu-ibu pun langsung bangun dan mendekat. Setidaknya ada 7 ibu-ibu yang mengelilinginya saat ini. Mereka terlihat penasaran dengan kedatangan Yuna ke kontrakan ini sebagai seorang penghuni baru.

"Apakah kamu penghuni baru?"

"Ya, saya penghuni baru." ucap Yuna ramah.

"Wah, kalau begitu salam kenal."

Semuanya pun bersalaman secara bergiliran. Hal tersebut membuat Yuna merasa sangat senang karena disambut dengan sangat baik. 

"Ayo duduk, kami sedang membuat kue. Kamu bisa mencicipinya jika kamu ingin."

Mereka pun duduk bersama dan Yuna pun dipersilahkan untuk mencicipi kue yang mereka buat. 

"Bagaimana rasanya?"

"Ini sangat enak."

Yuna tidak tau jenis kue apa ini, tapi rasanya sedikit lengket dan enak. Ia juga baru pertama kali melihat kue yang dibungkus dengan daun pisang. Yuna berfikir bahwa daun pisangnya bisa dimakan, akan tetapi seorang ibu mengupas kan nya untuk Yuna jadi Yuna pun langsung menyadari bahwa daun pisangnya tidak bisa dimakan. Kalau saja ibu itu tidak melakukannya, mungkin Yuna akan sangat malu karena memakan daun pisang di depan orang banyak.

"Jadi kamu berada di gedung mana?"

"Aku berada di gedung yang berwarna oranye cerah. Di lantai dua."

Mendengar hal itu, ibu-ibu pun langsung merasa heran. Mereka semua tau bahwa penghuni gedung oranye telah terisi penuh. Jadi mereka pun langsung menebak bahwa Yuna mungkin salah satu kerabat dari penghuni disana. Lagipula hampir semua orang ditempat ini saling kenal, karena hampir semuanya bekerja di lokasi kontruksi yang sama.

"Owh, apakah kamu tinggal bersama kerabat mu. Siapa namanya? Siapa tau kami mengenalnya."

Yuna pun langsung tersipu malu. Ia tidak terbiasa ditanyai seperti itu, akan tetapi mungkin karena kehidupan sosial ditempat ini seperti itu, maka ia pun mencoba untuk menjawab. Walaupun ia sedikit malu untuk mengatakan bahwa dirinya tinggal bersama seorang laki-laki.

"Saya tinggal bersama dengan Guntur."

Mendengar nama Guntur disebut, para ibu-ibu pun langsung kaget. Guntur merupakan eksistensi yang menghebohkan ditempat mereka. Laki-laki itu sangat tampan dan pekerja keras. Bahkan suami-suami mereka pernah dibantu olehnya di lokasi kerja. Apalagi Guntur sangat muda, jadi mereka sangat menyayangi Guntur seperti anak mereka sendiri. Tapi ini pertama kalinya mereka mendengar Guntur bersama seseorang untuk tinggal bersama. Hal tersebut membuat jiwa ibu-ibu untuk mencari sumber gosip pun langsung meningkat.

"Apakah kalian saudara?"

Yuna pun langsung menggeleng.

"Bukan, kami adalah pasangan. Dia adalah... Suami saya." 

Mendengar hal tersebut para ibu-ibu semakin antusias. Apalagi saat melihat wajah Yuna yang polos dan tidak ragu untuk menjawab pertanyaan mereka lebih banyak.

"Kapan kalian mendapatkan surat nikah? Kenapa Guntur tidak mengundang kami ke acara pernikahan kalian?"

Yuna pun langsung memiringkan kepala karena bingung. Ia bingung kenapa menikah membutuhkan surat. Di kehidupannya, seseorang yang sudah menikah hanya perlu mengisi surat administrasi melalui internet. Dengan begitu di gelang identitas mereka akan tertulis status sudah menikah. Mereka tak memerlukan surat apapun. Karena pohon sudah menjadi eksistensi yang sangat dilindungi.

"Apakah seseorang memerlukan surat nikah?" ucap Yuna penasaran.

"Tentu saja. Seseorang yang belum memiliki surat nikah belum bisa disebut pernikahan. Mereka tidak akan diakui oleh negara kalau tidak memilihnya."

Mendengar hal tersebut Yuna pun langsung kaget. Ia ingat bahwa Guntur berkata akan bertanggungjawab padanya dan dia telah memanggilnya istri. Tapi kenapa itu masih belum dianggap menikah? Hal tersebut membuat Yuna bingung dan matanya mulai berkaca-kaca dan akhirnya ia menangis setelahnya. Hal tersebut membuat para ibu-ibu itu panik dan khawatir.

"Tenang, tenanglah. Kami akan menyuruhnya untuk menikahi mu. Kalau tidak kami akan memukulnya dengan panci."

"Hiks benarkah?"

"Ya, tentu saja. Lagipula kenapa kamu mau-mau saja tinggal satu rumah dengan seorang laki-laki tanpa surat nikah?"

Mendengar omelan para ibu-ibu, Yuna pun langsung menangis lebih keras. 

"Tapi, tapi aku sudah mengatakan pada Guntur soal kehamilanku. Dia awalnya ingin aku menggugurkannya, tapi akhirnya dia mengatakan akan bertanggung jawab, lalu kami akan tinggal bersama." ucap Yuna mengadu sambil menangis.

"Kamu hamil?!" 

Yuna pun mengangguk sambil mengusap air matanya. Hal tersebut membuat para ibu-ibu menggelengkan kepalanya dengan kaget. Bahan gosip ini terlalu berlebihan untuk mereka.

Wajah Yuna yang terlihat polos dan menyedihkan, seperti seorang gadis yang kena tipu oleh seorang bajingan. Hal tersebut membuat para ibu-ibu bersimpati dan marah.

"Ambilkan aku sapu bambu yang ada di depan rumah. Aku akan pergi ke lokasi kontruksi dan menyeret Guntur untuk pulang dan bertanggung jawab. Kamu tenang saja, hari ini kalian akan mendapatkan surat nikah."

Sekitar 4 ibu-ibu langsung pergi ke lokasi kontruksi dan membawa spatula, sapu, bahkan panci. Mereka bersiap untuk menyerbu Guntur untuk bertanggungjawab. Lagipula mereka telah menganggap Guntur seperti anak mereka sendiri, jadi mereka merasa bertanggung jawab untuk mendidiknya.

Sedangkan Sistem yang diam selama percakapan berlangsung hanya bisa berdoa dan turut berduka cita pada Guntur, karena memiliki istri yang 'unik' seperti Yuna.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tika Imut
ceritanya bagus banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status