Share

Chapter 14

“Aduh, adik cantik kamu gak apa-apa?” tanya si empunya musang itu tak kalah panik melihat piaraannya melukai seorang gadis kecil imut nan menggemaskan.

Masih berusaha mendiamkan anak kecil yang menangis itu, si empunya musang meniup-niup luka cakaran yang tergambar dua garis di pergelangan kaki kanannya. Sang kakak kembar juga heboh sendiri dengan keadaan adiknya.

“Adik cantik, ikut om ke klinik ya, kita obtain lukanya. Mama kalian mana?”

Semula menangis kencang, Ailin mendadak tenang. Tangisnya berhenti ketika ia lihat ketampanan si empunya musang (anak kecil, anak kecil). Malah jadi Alan yang menangis sekarang.

Mendengar suara heboh dan rebut-ribut yang sangat familiar, Zeze bergegas ke tempat kerumunan. Benar saja, ia melihat Ailin sedikit terisak dengan kondisi kaki yang mengucurkan darah dan Alan yang menangis tersedu-sedu.

Zeze langsung mengambil tissue dan membasahinya dengan air mineral yang ia pegang. Lalu mengelap ke luka anak itu. Matanya tetap fokus p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status