Share

Bonus Chapter (iii)

Author: Chani yoh
last update Last Updated: 2025-08-31 00:46:43

Wanita itu gugup seketika itu juga. Kegugupan yang tak dia mengerti sampai-sampai Laurensia berkata, “Siapa yang bilang iya? Aku belum bilang iya lho!” ujarnya seraya hendak menarik tangannya.

Tapi cincin itu sudah terpasang di sana.

Dan sungguh rasanya Laurensia ingin langsung melepaskannya dan melemparkan cincin itu ke wajah Raffaele.

Tapi di satu sisi, tidak mungkin dia tega mempermalukan Raffaele di restoran elit ini dengna tingkahnya yang kekanakan itu.

Menolak bisa dengan baik-baik, perlahan, dan sangat halus.

Itu rencana Laurensia.

Tapi semua itu terbengkalai saat Raffaele mengatakan, “Masa bodoh. Yang sudah kupasang, tidak boleh dilepaskan. Awas lepas!”

“Hah! Yang benar saja?”

“Ya, memang benar.”

Seperti biasa, semakin bicara pada Raffaele, Laurensia akan semakin kesal dan emosional.

Sungguh setiap kata yang diucapkan pria ini sangat menyebalkan untuk didengar.

Apalagi dicerna.

Hampir satu minggu lagi waktu berlalu dan Trevor semakin tak sabar.

Dia melihat Tamara keluar dari
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rosi Mauliana
trevor kayak kakek kakek. kan dia sendiri yg punya masalah kesuburan nya. mulai pikun agak nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Mulai Mengidamkan Honeymoon?

    Dua puluh menit kemudian barulah Tilly dan Sergio melangkah di atas marmer mewah gedung hotel Ritz Carlton.Mereka berdua berjalan mesra dengan Tilly memeluk lengan Sergio, melangkah perlahan dan anggun.Mereka tampak serasi, mesra, harmonis, dan ... elegan.Padahal isi kepala Tilly jauh dari elegan. Seluruh otaknya masih dipenuhi adegan dalam mobil tadi.Bagaimana Sergio meraup bibirnya, menarikan lidahnya dengan beringas, lalu bagaimana tangannya menjamah inci demi inci kulitnya dari balik pakaiannya.Bagaimana Sergio menaikkan roknya, menyingkap dalamannya meskipun tidak menarik sampai terlepas.Bagaimana dia juga seperti haus membelai kulit liat dan kencang Sergio dengan menyelipkan tangannya dari balik kemeja yang hanya dilepas kancing-kancingnya saja.Percintaan di mobil sangat awam bagi mereka.Tapi terasa penuh tantangan dengan space yang terbatas, cenderung sempit, tapi juga terasa liar dan lepas.Tilly tidak bisa menyangkal debar dan degup jantung mereka lima kali lebih dari

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Di Mobil? Yakin?

    [Ayo kita makan malam bersama. Aku sudah memesan meja di Ritz Carlton. Ajak Sergio, Tilly. Sudah lama kita tidak berbincang bersama.]Tilly membaca pesan dari ayahnya. Hatinya menghangat dan dia tersenyum. Tilly langsung mengiyakan lalu menelpon Sergio memberitahu undangan makan malam dari ayahnya.“Baiklah. Aku jemput kamu sekarang,” ujar Sergio di ujung telepon.Tilly mengangguk penuh semangat. “Aku menunggu!”“Jangan di parkiran. Tunggu bersama Jane atau Travish.”“Ada Jane di sini, tenang saja.”Selesai menelpon, Jane sudah mendelik Tilly tajam. “Aku menemanimu sampai dijemput, lalu apakah aku tidak ditawari tumpangan?”Tilly hanya tersenyum lebar. “Ya ... kalau kau mau. Tapi kita mampir makan malam dulu dengan orang tuaku. Mau?”“Orangtuamu? Heheehhee... kalau itu sih, tidak deh. Lebih baik aku pulang, berendam air hangat, lalu menonton drama. Aku lagi haus drama. Haus kasih sayang dari pria tampan, tinggi, berkaki panjang, berwibawa layaknya CEO. Argh ... di mana kira-kira aku b

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Pahit Hati dan Dendam

    Sore itu, Jane mengunjungi ruangan Tilly.Begitu temannya itu masuk, Jane langsung menyerocos kesal.“Hah! Romeo itu ... apalah dia itu! Aku menyuruhnya menghapus tag namamu di foto-foto itu, tapi dia malah balik memarahiku!”Tilly diam dan mendengarkan.“Maafkan aku, Till, aku tidak berhasil dengan misi kita. Tapi Sergio tidak melihatnya, kan?”“Tidak tahu. Tapi kemungkinan besar tidak. Sudahlah, tidak perlu dipermasalahkan lagi.Lagipula, aku yakin Sergio pria dewasa dan tidak akan mempermasalahkan hal yang hanya foto masa lalu saja.Juga, aku rasa aku akan menghapus medsosku saja.”“Nah! Itu ide bagus, Till! Kenapa kau baru sadar sekarang?”“Ya ... aku juga baru terpikir!”“Hah! Membuang-buang energiku saja. Mana sini medsosmu, biar kuhapus.”Tilly pun menyerahkan ponselnya pada Jane. Temannya itu mengutak atik lalu tak lama kemudian mengembalikan pada Tilly.“Sudah kuhapus. Ah, andai aku bisa melihat wajah Romeo saat mencari-cari unggahan foto-fotonya itu. Dia akan terkejut karena

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Harga Cinta dan Kepercayaan (2)

    “Hei ....” Tilly mengerling pada Sergio seraya menghampiri.“Aku sudah selesai,” katanya sambil tersenyum mengundang.Lalu Tilly membuka musik di ponselnya. Musik beritme sedang. Setelah itu, dengan senyum penuh arti dia memandangi Sergio lagi.Tubuhnya mulai meliuk-liuk mengikuti ritme musik sambil menghampiri dan akhirnya menari di hadapan Sergio.Awalnya tarian sensual, tapi makin lama Tilly makin mendekat dan menari tepat di depan Sergio.Tubuh mereka saling menyenggol.Awalnya, Sergio yang masih dipenuhi dengan kecemburuan dan kesesakannya melihat foto Tilly bersama Romeo tidak terlalu menggubrisnya.Dia melihat Tilly, tapi pikirannya melayang jauh.Namun ketika Tilly makin menggodanya dan senyum tulus Tilly memenuhi segala penglihatannya, Sergio pun tersadar.Dia mengenyahkan prasangka buruknya. Kesesakannya. Kesedihannya.Itu semua hanyalah masa lalu!Sergio berusaha menelannya semua. Biar bagaimana pun dia takkan bisa mengubah masa lalu dan semua itu akan tetap ada bersama dir

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Harga Cinta dan Kepercayaan

    Tilly baru saja tiba di rumah ketika Jane menelponnya. Melihat Tilly menjawab telepon dari Jane, Sergio pun lebih dulu memakai toilet.“Lihat medsosmu, Tilly! Si Romeo itu benar-benar menjijikkan.”Tilly segera membuka aplikasi medsosnya. Tampak foto-foto itu membuatnya mual dan merasa malu.“Dasar lelaki tak berotak! Padahal tadi dia berkencan dengan Annabella. Kau tahu kan anna? Dia sepupuku!”Jane mengangguk meskipun Tilly tidak bisa melihatnya. “Cepat remove tag-nya Till, sebelum Sergio melihatnya!” kata Jane memberikan solusi sementara.Tilly berbuat yang diarahkan Jane, tapi ternyata tag itu tidak bisa di-remove.“Tidak berhasil, Jane!”“Lah? Lalu bagaimana?”“Ah, sudah biarkan saja. Aku rasa Sergio tidak punya medsos. Aku sangat jarang melihatnya memegang ponsel. Kalapun memegang ponsel hanya saat dia mengunggah ukiran kayu bass nya ke lapak online.Tidak lama.Isi chatting nya pun hanya beberapa. Dan itu jarang sekali berbunyi.”“Oh ... tapi Tilly, siapa tau saja Sergio puny

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Berulah (1)

    Tilly menatap Sergio dengan pandangan yang tak bisa berkata-kata lagi.Dia terharu dan bahagia.“Baiklah. Sudah tentu aku menerima cincin ini. Apapun pemberianmu, aku menerimanya. Karena kamu suamiku.”Seraya mengatakan itu, Tilly mengangsurkan tangannya ke Sergio. Pria itu mengambil cincin untuk Tilly dan menyematkannya di jari manis Tilly.Lalu giliran Tilly menyematkan cincin yang lebih besar di jari manis Sergio.Setelah itu mereka saling memandangi dan memfoto kedua tangan mereka berdampingan.Tilly menyimpan foto itu dengan hati yang melimpah ruah penuh haru dan bahagia.Selesai makan, mereka berjalan sebentar di sekitar restoran.Saat itulah, Tilly melihat Romeo berjalan bersama Annabella.Tilly terkejut melihat mereka berdua berjalan mesra.Sekalipun hatinya tidak lagi merasa cemburu, tapi dia tak senang dengan sikap dan perlakuan Romeo padanya juga terhadap Sergio baru-baru ini.Karena itulah, Tilly pun sengaja memeluk Sergio mesra. Dan ketika dia tiba-tiba melihat Romeo menat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status