Share

Bonus Chapter (ii)

Author: Chani yoh
last update Huling Na-update: 2025-08-30 22:57:34

Tamara memang menertawakan Trevor, meski hatinya mengalir kehangatan.

Tidak pernah disangka-sangkanya bahwa pria seperti Trevor akan bersedia bermain bersama anak-anak mereka dengan cara yang se feminin ini.

Kini mengetahui Trevor memperhatikannya, Tamara semakin menunjukkan bahwa dia sedang mengamati aktivitas mereka.

Disandarkannya bahu di tembok dan ditatapnya mereka dengan kedua lengan terlipat santai.

Senyum di wajahnya mengatakan, lanjutkan saja, mommy menonton kalian.

“Nah, daddy sudah kan,” ucap Thea sambil memandangi ayah mereka yang akhirnya didandani dengan bedak berfoundation, lalu alis yang rapi dan kelopak mata yang diberi pewarna.

Sedangkan bibirnya diberi lipstik merah muda.

Trevor rasanya ingin meninju cermin ketika dilihatnya wajahnya seperti orang tak waras.

“Yang benar saja, Thea, Tilly, masa aku kalian buat seperti ini?”

“Hihihi.” Yang ditegur malah terkikik.

“Tak apa-apa lah, Dad, sekali-sekali menyenangkan anak.”

“Menyenangkan anak kan tidak perlu begini ...” uj
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Bonus Chapter (viii)

    “Nonton di bioskop dengan tiga bocah lucu itu?”Raffaele berbinar ceria ketika mendengar ajakan yang keluar dari bibir Laurensia.Mengangguk senang, Laurensia juga melemparkan senyum lebar yang tak kalah antusias.“Iya, mereka ingin mengajakmu menonton film. Katanya seru.”“Oh! Kapan?”“Sabtu ini.”“Berarti kita ke sana? Kau juga ikut, kan?”“Iya, aku ikut. Tentu saja! Kau mau, kan?”“Ya, kalau dipaksa, apa boleh buat ...”Terang saja senyum Laurensia berganti pelototan matanya. “Tidak ada yang memaksamu!”Yang dipelototi hanya mengulum senyum. “Jangan terlalu baper,” ujarnya lagi.Laurensia langsung membalas, “Siapa yang cepat baper? Perihal diperkenalkan pada lady boy saja langsung merambat ke mana-mana.”“Hei, kenapa mengungkit itu lagi? Aku jadi mual lagi!”“Tuh kan? Baper kan?”“Bukan baper, tapi mual.”“Hah! Terserah kau lah! Yang pasti aku akan selalu mengungkit itu setiap kali kau menuduhku atau triplet tanpa bukti. Perihal lady boy akan selalu kubahas. Agar kau ingat dan tak

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Bonus Chapter (vii)

    “Ini tolong baca, lalu tanda tangan kalau setuju. Kalau tidak setuju silakan robek saja,” ujar Laurensia di pagi hari itu ketika dia datang pagi ke kantor dan entah kenapa Raffaele juga datang pagi.Apakah pria itu menaruh alat pelacak di mobilnya, atau mungkin di tasnya sehingga tahu pergerakannya, kapan dia datang ke kantor?Karena seperti hari ini, mereka hanya berselisih 5 menit saja. Hebat sekali!Seakan Raffaele memang tahu jika Laurensia sudah beranjak ke kantor lalu pria itu cepat-cepat berangkat ke kantor juga.Dan untuk inilah Laurensia mempergunakan waktunya.Raffaele mengambil kertas dari tangan Laurensia dengan keingintahuan yang besar. Dia membaca dan dalam sekejap saja wajahnya berubah masam.Kernyitan dalam di keningnya telah membuatnya tampak seperti orang tua.“Apa-apaan ini?” tanyanya dengan nada berang pada Laurensia.Dia sungguh tidak menyangka Laurensia akan menghadangnya dengan lembaran kertas ini setelah mereka melalui berbagai kebersamaan hangat di rumah orang

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Bonus Chapter (vi)

    “Ini Raffaele, Mom, Dad.”Akhirnya kunjungan ke rumah orang tua Laurensia pun terjadi. Raffaele tidak terlihat gentar. Dia malah datang dengan gagah berani. Hanya saja, ada satu perbedaan saat ini. Setidaknya dia terlihat lebih menjaga bicaranya saat ini.Fiuuuuh ... padahal Laurensia berharap Raffaele seperti biasa saja. Siapa tahu ayahnya tersulut emosi karena kata-kata Raffaele, dengan begitu dia memiliki alasan untuk menghentikan pernikahan ini.Tapi entah dari mana, ada angin apa, Raffaele bersikap sangat gentle dan penuh kharisma.Dia berbincang seperti pria penuh pesona pada ayah dan ibu Laurensia.Laurensia sendiri sampai takjub sampai-sampai rasanya dia akan percaya jika Raffaele mengaku bahwa saat ini dirinya bukanlah dirinya sendiri y ang sesungguhnya.Ooops! Apa mungkin Raffaele benar-benar sudah ganti otak?“Kalau dipikir-pikir, aku sendiri juga tidak tahu sejak kapan dan apa tepatnya yang membuatku terpesona pada putri Anda.Aku hanya tahu tiba-tiba saja aku sering meman

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Bonus Chapter (v)

    Gara-gara Raffaele memberitahu Lorenzo, orang tua mereka jadi ingin berkenalan dengan Raffaele.“Kalian sudah berkenalan dengannya. Di pesta pernikahan Tamara dan Trevor,” ujar Laurensia dengan sedikit malas.Di benaknya, dia mengira orang tuanya akan memberikan komentar, “Oh, Raffaele yang sedikit ceriwis dan menyebalkan itu?”Tapi ternyata orang tuanya malah berkata yang terlalu bagus tentang Raffaele.“Oh, pria tampan yang menyenangkan yang datang bersama mu itu Raffaele? Dia boss mu bukan?”Laurensia terperangah. Dia sangat tidak menyangka bahwa Lorenzo serta kedua orang tua mereka malah senang dengan Raffaele.Apa tidak salah? Pria seperti itu kenapa bisa disukai orang tuanya dengan mudah? Bahkan tanpa ada upaya apapun.Apalagi di mata Laurensia, Raffaele tidak mempunyai karisma apapun.Tapi orang tuanya mengatakan Raffaele tampan. Oh, no!Pastilah itu karena orang tuanya belum berbincang lebih lama lagi dengan Raffaele. Jika mereka sudah bincang-bincang satu jam saja dengan Raff

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Bonus Chapter (iv)

    Laurensia mengamati cincin di jari manisnya.Meskipun dia suka dengan cincin ini, tapi hatinya tetap saja merasa belum siap. Gila saja, usianya belum mendekati 30 tahun, kenapa harus menikah?Raffaele memang aneh. Dia sendiri juga belum 30 tahun tapi sudah melamar. Hah! Pake alasan mama dan nenekku menyukaimu!Cuih! Tahi kucing!Memikirkan itu, Laurensia mengeluarkan cincin dari jari manisnya lalu memasukkannya lagi ke kotak cincin.Rencananya, besok dia akan menghadap Raffaele dan mengembalikan cincin ini.Cincin bersama kotaknya pun disimpannya di dalam tas.Begitu dia menutup tas, ponselnya berbunyi.Laurensia meliaht bahwa yang menelponnya adalah Lorenzo.“Ya, kenapa?” sahutnya tanpa sapaan pada kakaknya itu.“Kau masih di rumah ortu kita?”“Iya, besok baru aku kembali ke Venezia. Kenapa?”“Kalau begitu aku ke sana sekarang. Ada yang harus kita bicarakan.”Laurensia merasa kesal karena Lorenzo selalu seperti ini. Tidak pernah menjawab dengan tuntas apa yang dia tanyakan. Itu sungg

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Bonus Chapter (iii)

    Wanita itu gugup seketika itu juga. Kegugupan yang tak dia mengerti sampai-sampai Laurensia berkata, “Siapa yang bilang iya? Aku belum bilang iya lho!” ujarnya seraya hendak menarik tangannya.Tapi cincin itu sudah terpasang di sana.Dan sungguh rasanya Laurensia ingin langsung melepaskannya dan melemparkan cincin itu ke wajah Raffaele.Tapi di satu sisi, tidak mungkin dia tega mempermalukan Raffaele di restoran elit ini dengna tingkahnya yang kekanakan itu.Menolak bisa dengan baik-baik, perlahan, dan sangat halus.Itu rencana Laurensia.Tapi semua itu terbengkalai saat Raffaele mengatakan, “Masa bodoh. Yang sudah kupasang, tidak boleh dilepaskan. Awas lepas!”“Hah! Yang benar saja?”“Ya, memang benar.”Seperti biasa, semakin bicara pada Raffaele, Laurensia akan semakin kesal dan emosional.Sungguh setiap kata yang diucapkan pria ini sangat menyebalkan untuk didengar.Apalagi dicerna.Hampir satu minggu lagi waktu berlalu dan Trevor semakin tak sabar.Dia melihat Tamara keluar dari

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status