Share

Bab 4. Si Mantan

Tidak ada kesempatan kedua untuk wanita ular - Davichi Park

____________________

Davichi sibuk dengan hpnya saat sang manager sedang memberikan klarifikasi terkait masalah sarapannya dengan Angela. Ia sangat malas berbicara sekarang, apalagi membahas sesuatu yang tak penting seperti itu.

Asal kalian tau, berita tentangnya yang disebarkan di media massa tidak sepenuhnya benar. Ia memang makan satu meja dengan Angela, tapi tidak ada kecupan kecil di pipi seperti yang tertera di berita. 

Ia jadi muak dengan reporter yang membuat berita hoax itu. Apa untungnya sih membuat berita yang tidak sesuai dengan kenyataan. Memangnya mereka tidak takut jika dimintai pertanggungjawaban.

Jujur, Davichi ingin pulang sejak tadi. Ia risih mendengar pertanyaan maupun pernyataan para reporter yang semakin nyeleneh. Bayangkan saja bagaimana murkanya Davichi saat seorang pria seolah membuat pernyataan bahwa dirinya tidur sekamar dengan Angela. 

Sabar-sabar. Jika tidak ada kamera disini, pasti Davichi sudah memelintir telinga pria itu. Memangnya ada bukti jika ia sekamar dengan wanita ular. Ia saja baru ketemu saat di restoran hotel. Reporter zaman sekarang semakin ganas ternyata.

15 menit akhirnya berakhir, ia pun langsung digiring oleh manager dan asistennya untuk menuju ke lokasi meeting. Kali ini Davichi akan mendapatkan peran di sebuah drama thriller yang ia pun belum tau peran apa yang akan dimainkannya.

Ia hanya menyetujui saat Ais mengatakan bahwa sutradara drama tersebut memintanya untuk ikut berkontribusi. Memainkan drama thriller sepertinya lebih seru daripada drama percintaan.

Meeting kali ini diadakan di sebuah rumah minimalis di dekat mall besar. Begitu masuk, ia langsung dipersilahkan duduk dan meeting pun dimulai.

Kali ini Davichi tidak akan memainkan peran utama. Ia mendapat peran sebagai psikopat yang menjadi konflik utama pada drama ini. Menarik bukan?

"Sekarang gue lebih unggul daripada lo" ucap pria yang duduk di sebelahnya. Davichi tentu mengenalnya, dia menjadi salah satu saingan terberat di dunia peraktoran.

Lian tersenyum mengejek ke arahnya. Dia pasti sudah merasa bangga karena mendapatkan peran utama.

Dilihat dari sinopsis drama, karakter utamanya tidak menarik. Jika bisa memilih, Davichi akan tetap memilih memerankan Jason dengan sifat psikonya.

"Davichi gimana? Setuju dengan keputusan ini? Saya sedikit ragu sebenarnya. Soalnya kamu baru pertama kali memerankan drama thriller"

"Saya memang belum pernah bermain di genre thriller. Tapi setelah membaca sinopsisnya, saya langsung jatuh cinta dengan karakter Jason. Tenang saja Pak, saya akan menampilkan yang terbaik"

Sutradara hanya menganggukkan kepala. Bukan tanpa sebab ia memilih Davichi untuk peran ini. Dilihat dari postur tubuh dan bakat aktingnya, dia sangat cocok dengan peran itu.

"Baik, kalau begitu cukup sampai disini meeting kita kali ini. Syuting trailer drama akan diadakan 1 minggu kemudian. Jaga kondisi agar bisa tampil maksimal"

Riuh tepuk tangan sebagai penyemangat mengakhiri meeting ini. Davichi sendiri langsung menuju mobilnya untuk melanjutkan jadwal berikutnya.

Ia ada jamuan makan siang di sebuah restoran untuk merayakan drama Between Us yang sukses besar. Davichi sebagai pemeran utama bahkan mendapatkan banyak pujian.

"Nanti jam 3 ada janji temu buat tanda tangan kontrak dengan Hero Advertising" ucap Dimas selaku asisten yang merangkap sebagai supirnya.

"Kontrak apa?"

"Model iklan brand Infinite. Gue uda capek denger omelan mbak Ais gara-gara lo yang suka kabur kalo bahas kontrak iklan"

"Gue ngga ada waktu"

"Ngga usah sok sibuk, jam 3 ke atas lo ngga ada jadwal lagi"

Kampret sekali asistennya satu itu. Ia lebih tua 2 tahun, tapi tuyul itu tidak pernah bersikap sopan. Lihat saja, bahkan dia berani menggunakan bahasa informal dengannya.

"Gue males"

"Alesan. Pikirin keuntungan yang lo dapet. Baju-baju lo aja banyak yang dari Infinite"

Davichi hanya memutar bola mata malas. Berbicara dengan Dimas membuat darahnya naik. Asistennya itu hanya bisa bungkam jika ia menuruti kemauannya.

Ia akan tidur sebentar, jalanan yang macet parah membuatnya gerah. Davichi juga tidak ingin mendengar omelan Dimas lagi. Biar saja pria itu mengobrol dengan spion.

*******

Mood Davichi benar-benar anjlok sekarang. Baru tadi pagi managernya membuat klarifikasi tentang pertemuan tak disengaja antara ia dan Angela, sekarang si wanita ular itu sudah duduk manis di seberangnya. 

Ia tidak tau ada keperluan apa wanita itu ikut bergabung dalam perayaan ini. Dia juga bukan salah satu aktris yang ikut serta dalam drama Between Us. Kenapa semesta seolah ingin mempertemukan mereka?

Entah kenapa suasana perayaan kesuksesan kali ini begitu canggung. Davichi sendiri hanya memainkan hpnya karena bosan.

Sutradara drama Between Us mulai mencairkan suasana dengan lawakan-lawakan yang mengundang gelak tawa. Tapi itu tidak berlaku baginya. Ia sudah terlanjur malas karena keberadaan wanita itu.

"Saya bangga banget, drama kali ini sukses besar. Bahkan banyak yang menginginkan season dua. Dan untuk Davichi, terima kasih atas kerjasamanya. Akting kamu sungguh totalitas bahkan melebihi ekspektasi saya"

Davichi hanya tersenyum menganggapi ucapan seorang wanita yang entah siapa ia pun tidak tau. 

Saat syuting drama Between Us emosinya benar-benar ikut bermain. Ia sangat menghayati perannya sampai terbawa ke alam mimpi. Totalitas sekali bukan.

Acara perayaan diakhiri dengan jargon yang menandakan bahwa kerjasama telah berakhir. Davichi pun bergegas keluar dari restoran. Bukan bermaksud untuk menghindar, tapi ia ingin merebahkan tubuhnya di kursi mobil yang empuk.

Langkah kakinya sontak terhenti saat seseorang menggapai tangan kanannya. Dari bau parfumnya, Davichi sudah tau siapa pelakunya. Ia menghempaskan tangan kasar agar Angela melepaskannya.

"Gue tau lo masih cinta sama gue, jadi plis jangan ngehindar lagi. Kita bisa mulai dari awal"

"Cuma orang bodoh yang mau jatuh di lubang yang sama"

"Kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya, gue janji ngga bakal ngecewain lo lagi"

Kepalan tangannya semakin erat. Emosinya sudah di ubun-ubun sekarang. Untung saja Davichi membelakanginya, jika tidak, mungkin ia tidak akan bisa mengontrol emosi.

"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua kan?"

"Wanita ular kayak lo, dikasih seribu kesempatan juga ngga bakal puas"

Davichi bernafas lega saat mendengar sahutan Dimas. Untung saja asistennya itu berada tak jauh darinya. Akhirnya, ia bisa lepas juga dari percakapan yang memuakkan ini.

Mendengar ucapan Dimas, wanita itu langsung pergi dengan hentakan kaki yang cukup keras. Davichi tidak peduli, mau dia salto juga tidak berpengaruh di hidupnya.

"Ayo, uda ditungguin mbak Ais di lobi apartemen lo"

Davichi pun langsung mengikuti langkah Dimas menuju mobil. Ia harus meredakan emosinya sebelum bertemu dengan sang manager.

Jika ia emosi, Ais juga akan terbawa emosi. Ia tidak bisa membayangkan mendapat amukan lagi dari singa betina itu.

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status