Kerja di kantor harus siap alih profesi. Mati kau! - Alea Zahira
____________________
Pagi yang cerah ini membuat Alea enggan menuju kantor. Ceramah para bos masih terngiang jelas di telinga. Jika bisa memilih, angkat tangan mungkin menjadi solusinya.
Ia masih duduk diam di kursi trotoar. Entah kenapa melihat mobil yang berlalu lalang selalu penjadi pengingat bahwa penghasilannya masih sangat jauh untuk bisa membeli barang mewah itu.
Boro-boro mobil, kontrakan saja masih nunggak. Besok adalah hari terakhir pembayaran, tapi dompet dan sakunya kering kerontang. Salahkan saja si Alvin kampret yang belum mengembalikan uangnya untuk membayar skincare laknat itu.
Suara klakson truk menyadarkannya. Alea akan berjalan untuk sampai ke kantor. Kira-kira membutuhkan waktu 15 menit untuk bisa sampai disana tepat waktu.
Sepanjang jalan, hanya ada suara kendaraan yang menemaninya. Tak ada teman yang bisa diajak mengobrol. Ia iri saat melihat para gadis yang bergandengan tangan sambil bersenda gurau.
Gedung kantor tempatnya bekerja sudah terlihat. Tulisan Hero Advertising yang terpampang seketika membuatnya tersenyum. Ia bangga pada dirinya yang bekerja di perusahaan periklanan itu.
Dengan penuh semangat, Alea memasuki area kantor. Tak lupa juga menyapa para satpam yang telah menjadi kebiasaannya sejak dulu.
Ia menaiki lift untuk sampai di lantai 5 yang merupakan tempatnya bekerja. Saat menginjakkan kaki di lantai ini, hanya terlihat segelintir orang bahkan bisa dihitung dengan jari. Ternyata ini masih pagi, pantas saja belum ada ceramahan yang terdengar.
Rekan seperjuangannya juga belum nampak batang hidungnya. Ia akan memulai bekerja dan fokus untuk menaikkan gajinya. Hari ini, Alea diberi tugas oleh atasan untuk ikut serta dalam pembuatan iklan produk kopi kemasan.
Suatu penghargaan baginya bisa turut andil dalam pembuatan iklan produk yang digemarinya itu. Karena tidak ingin mengecewakan, Alea lagi-lagi memastikan sesuatu agar proses nanti berjalan dengan lancar.
Kini mulai terdengar suara rusuh karena sudah memasuki jam kerja. Pukul 10 nanti pembuatan iklan akan dimulai. Ah senangnya, menjadi bagian dari fashion stylist adalah impiannya sejak dulu.
"ALEA ZAHIRA" teriakan yang memanggil namanya membuat Alea tersadar. Ada apa ini? Apa ia berbuat kesalahan?
"Masih pagi jangan ngelamun. Saya daritadi manggil malah ngga nyaut"
"Maaf Bu" Alea sungguh tidak mendengar apa-apa sejak tadi. Entahlah, mungkin telinganya bermasalah.
"Ikut saya" perintah dari Dian selaku manager tim kreatif membuat bulu kuduknya merinding.
Dengan jantung yang tidak berdetak normal, Alea duduk di kursi depan atasannya. Ia mengamati Dian yang sedang mengambil berkas di laci kemudian menyerahkan padanya.
Alea membuka berkas itu dan mulai membacanya. Perusahaan fashion ternama akan menggunakan jasa Hero Advertising untuk memasarkan beberapa produk baru. Apa jangan-jangan ia juga akan jadi stylist pada pembuatan iklan itu. Ah senangnya.
"Begini, Nisa kan sedang cuti karena lahiran, dan para rekannya sudah memiliki job masing-masing. Jadi tidak ada yang bertanggung jawab untuk mengurus model iklan ini"
Oh, jadi itu masalahnya. Terus, hubungannya dengan Alea?
"Kamu sendiri uda sering banget bikin masalah. Bahkan atasan pernah mecat kamu tapi saya bantu untuk menghalanginya. Jadi untuk menebus semua kesalahan kamu, saya amanahkan tugas Nisa untuk kamu kerjakan"
Sebentar, gimana-gimana? Jadi dia sebagai stylist harus beralih profesi mengurus model iklan? Begitu? Kenapa jauh sekali dengan bakat dan pekerjaannya.
"Keuntungan jika berhasil, kamu akan naik gaji. Tapi jika kamu gagal, maaf saya tidak bisa bantu kalau kamu dipecat"
Duar.
Jantungnya seperti disambar petir saat mendengar kata dipecat. Bagaimana nasibnya jika ia tidak memiliki penghasilan.
Alea melanjutkan membaca berkas itu. Ia mencari-cari model iklan yang diinginkan klien. Ah, akhirnya ketemu. Ia mengernyitkan dahinya saat membaca nama yang asing di ingatannya."Davichi Park?"
"Aktor pemain drama yang sekarang lagi panas-panasnya. Saya beri waktu tiga hari, ingat jika kamu gagal, saya ngga ikut campur kalau kamu dipecat.
Tugas kamu sendiri hanya menyelesaikan tanda tangan kontrak. Nisa sudah mengurus semua. Ini kartu nama managernya. Sana balik kerja"
"Baik Bu" Alea mengambil kartu nama itu dan langsung kembali ke tempat semula. Jika hanya tanda tangan kontrak, sepertinya tidak sulit baginya.
Sebelum menghubungi manager aktor itu, Alea menyempatkan untuk mencari informasi tentang Davichi Park. Sebelum meyakinkan aktor itu, ia harus tau dulu kan tentangnya.
"Duuh gantengnya"
Rasanya ia ingin muntah melihat Sella, rekan kerjanya, yang menatap foto Davichi dengan mata berbinar. Ia jadi sangsi takut ada liur yang menetes.
"Biasa aja liatnya mbak"
"Heh, cewek kayak lo mana paham"
"Hm" malas sekali jika harus meladeni perempuan satu ini. Sella terkenal memiliki mulut ember dan teriakan yang membahana. Ia sudah seperti lambe turah di tim kreatif.
"Buat apa lo nyari info tentang bias gue?"
"Gue disuruh bu Dian gantiin tugas mbak Nisa"
"Iiih kok lo sih, kan gue juga mau. Tau gitu gue langsung ngajuin diri kemaren"
"Aduh sakit bego" Alea berusaha melepaskan tangan Sella dari rambutnya. Gadis satu ini kenapa bar bar sekali sih.
"Gue ngga ridho lo ketemu Ichi" teriakan Sella menarik perhatian para rekan kerjanya. Mendengar nama aktor terkenal itu, membuat semuanya berkumpul di meja Alea.
Dan lagi, siapa Ichi? Oh nama panggilan aktor terkenal ini. Lucu juga namanya. Seperti nama sebuah merek minuman. Alea jadi senyum-senyum sendiri sekarang.
"Ketemu Ichi? Sumpah?" Alea hanya mengedikkan bahu menjawab pertanyaan salah satu rekannya. Ia benar-benar tidak tau.
"Eh eh tapi bener ngga sih berita itu? Sayang banget si Ichi balikan sama mak lampir" hembusan nafas keras keluar dari bibir Alea. Niatnya ingin bekerja malah terperangkap diantara cewek-cewek tukang gosip.
"Gue yakin itu cuma hoax. Foto sarapan berdua bukan brarti mereka balikan"
"Masalahnya itu di hotel, mungkin aja kan mereka abis begituan"
Aduh, Alea harus menutup telinga sepertinya. Otak polosnya tidak boleh tercemar dengan pikiran jorok mereka.
"Gue ngga sabar nunggu klarifikasinya" kompak semua mengangguk setuju dengan ucapan Sella, kecuali Alea tentunya. Ia tidak paham tentang pembahasan mereka.
"Itu ngapain pada ngumpul, KERJA. Mau saya potong gaji?"
Mendengar suara menggelegar dari Dian, membuat mereka lari terbirit-birit ke meja masing-masing. Alea sendiri hampir tidak bisa menahan tawa melihatnya.
Ia pun melanjutkan kembali mencari informasi mengenai Davichi. Alea yang malas membaca, memutuskan untuk mencari di youtube dengan hpnya. Tak lupa ia juga memakai earphone.
"Setelah sukses dengan drama Between Us, kini Davichi akan kembali memerankan drama Kill Me Now"
Sontak Alea langsung mem-pause video itu. Between Us? Drama itu menjadi favoritnya karena alur cerita yang sangat menyayat hati. Pemain utama drama itu juga sangat tampan dan bakat aktingnya sungguh luar biasa.
Karena penasaran, Alea pun berniat mencari pemain drama itu. Tapi sepertinya tidak bisa karena jam yang sudah menunjukkan pukul 9. Ia harus segera pergi ke lokasi syuting iklan di lantai 6.
*****
Fans mencerminkan idolanya, benar kan? - Alea Zahira____________________"Apalagi sekarang? Ngga cukup buat para Inch cemburu gara-gara kamu deket dengan cewek ngga jelas ini?" Tanya Farah dengan wajah bersungut-sungut."Kamu salah paham. Aku cuma nolongin Alea yang mau ke kamar mandi.""Bohong. Nyatanya kalian malah tindih-tindihan di lantai!!!"Uhuk uhukAlea sampai tersedak ludahnya sendiri. Ucapan Farah, ketua fans club Davichi itu sungguh membuatnya sakit kepala. Dia bilang apa tadi? Tindih-tindihan?Oh god. Bukan mau Alea jatuh menimpa pria itu. Salahkan saja Davichi yang berinisiatif menolongnya. Jadi begini kan sekarang? Belum selesai satu masalah, tapi pria itu menambah kesalahpahaman lagi.Susah memang jika menjadi cecunguk pria menyebalkan macam Davichi."Uda mbak. Jangan memperkeruh suasana. Mbak Alea lagi sakit, jadi biarin dia istirahat." Timpal Dimas berusaha melerai."Ya ngga bisa gitu dong. Gue juga butuh penjelasan Dim. Mbak Ais mana sih? Padahal dia loh yang nyuruh
Siapa yang pernah menolong orang, tapi malah terkena getah? Angkat tangan - Davichi Park____________________Suasana fans meeting kali ini sangatlah berbeda dari yang dulu-dulu. Biasanya para Inch akan menyambutnya dengan hyme yang tak henti-hentinya dialunkan.Namun sekarang, beberapa inch sedang memberikan laporan di kantor polisi karena kejadian tadi. Termasuk Farah yang merupakan ketua fans club nya.Tragedi penganiayaan Alea tadi benar-benar membuatnya syok. Ia tidak menyangka bahwa para Inch bisa mengeroyok gadis itu dengan sadis. Ia dengar dari mbak Ais bahwa gadis itu sampai dilarikan ke rumah sakit.Karena kejadian itu, pihak mall pun langsung memanggil para polisi untuk mengkondusifkan kondisi disana. Bahkan kini ia dijaga ketat karena tadi ada haters yang berusaha mencelakainya.Setelah acara penandatanganan dan foto bareng selesai, Davichi langsung meminta pada Dimas untuk membawanya ke rumah sakit dimana Alea dirawat. Juj
Mengagumi seseorang memang boleh, tapi jangan terlalu terobsesi sampai fanatik. Karena sesuatu itu baik dalam kadar yang cukup - Alea Zahira____________________Fans meeting yang di adakan di Elle Mall kali ini sangatlah meriah. Tidak seperti fans meeting biasanya, sebab di mall tersebut juga sedang mengadakan promo khusus untuk para Inch yang sudah meluangkan waktu berdesak-desakan demi bertemu dengan idola mereka.Saking meriahnya, Alea yang tadi mengekori Dimas kini telah terpisah dan tak tau arah jalan pulang. Iya benar. Ia terjebak di antara lautan manusia yang histeris karena idola yang ditunggu-tunggu telah datang. Oh god, sepertinya nasibnya lebih miris daripada kucing liar di jalanan, Hiks."Al, Aleaaaa. Kamu dimana Al?""Disini, disini" Alea mengangkat tangannya ke udara. Entah siapa yang mencarinya itu, ia hanya ingin segera diselamatkan.Melihat Ais yang menyuruh para Inch untuk memberi ruang untuknya, membuat Alea bernafa
Jangan menyimpulkan sesuatu hanya dari apa yang kau lihat - Davichi Park____________________Setelah 2 bulan bergelung menjadi stylist di drama Kill Me Now membuat Alea lupa bahwa pekerjaan itu hanya bersifat sementara. Sebenarnya ia bisa ikut dengan staff disana, tapi mereka juga sedang tidak ada job. Hanya beberapa staff yang memang memiliki pekerjaan tetap di agency.Alea menatap jenuh laptopnya yang tidak menampilkan satupun lowongan saat ia mencari dengan kata kunci fashion stylist atau stylist. Duh, bisa-bisa ilmunya hilang karena kebanyakan menganggur. Ehm, apa ia meminta bantuan saja pada Alvin? Sepertinya itu ide bagus.Memakai baju kasual dengan rambut kuncir kuda membuatnya bak gadis yang habis mandi. Padahal menyentuh air saja tidak. Ia hanya berganti pakaian dan sedikit merapikan penampilan agar tidak terlihat kucel.Ia melangkahkan kakinya menuju Happy Apartement. Senyumnya langsung terbit saat bertemu dengan para satpam. Satpam disi
Salah satu kata terindah adalah ucapan terima kasih yang tulus - Davichi Park____________________Alea ingin menangis rasanya. Bagaimana bisa ia yang merupakan fashion stylist beralih profesi menjadi pemain pengganti. Ya sebenarnya ia senang sih sekali-kali bisa turut andil dalam sebuah drama, tapi kenapa harus akting bersama iblis itu."Pak, saya ngga ada bakat akting, sumpah" ucap Alea memohon."Saya ngga suruh kamu akting. Cuma adu mata aja sama Davichi""Kenapa harus saya pak?""Mata kamu mirip sama Vio, dan untuk rambut, tolong staff dibenerin dulu"Melihat salah satu staff yang menariknya ke suatu tempat membuat Alea panik. Heh, apa-apaan ini? Ia kan belum mengatakan setuju. Oh god, tolong bantu hamba.Alea hanya pasrah saat rambutnya disemprot dengan cairan, entahlah ia tidak tau. Yang pasti tubuhnya sedang tremor karena panik. Mana ia kebelet kencing. Duuh, kandung kemihnya memang tidak bisa di ajak kompromi."D
Makna takdir di hidupku adalah sesuatu yang muncul saat berhenti untuk berusaha - Davichi Park____________________"Banguuuuun. Ya ampun, kebo banget sih"Davichi semakin merapatkan selimut mendengar teriakan Dimas yang memekakkan telinga. Kenapa sih pria itu selalu menganggu tidurnya? Ia tidak liat apa matanya yang masih menghitam karena kurang tidur.Semalam ia baru sampai di apartemen pukul 1 pagi karena ada rapat dadakan yang di adakan oleh Agency. Dan saat perjalanan pulang juga ada problem yang menyebabkan jalanan menjadi macet.Alhasil, pagi ini ia benar-benar masih mengantuk. Ditambah dengan suhu yang dingin membuatnya semakin enggan untuk turun dari kasur."Dav, bangun. Lo ngga lupa kan ada syuting jam 8? Ini uda jam 7 bego. Buru bangun. Apa mau gue mandiin disini?""Ok ok gue bangun" ucap Davichi ogah-ogahan sambil bangkit dari tidurnya.Lihat saja kelaukan asistennya itu, kurang ajar sekali kan. Dan lagi, asisten ma