Share

5. Terbongkar?

Aku dan Mary langsung membuka mulut lebar-lebar mendengar ucapan David.

Istri nakal? Apa maksudnya ini? Bukankah David ingin bersama Lily dan ingin menceraikanku?

Seharusnya ia bahagia karena aku tidak kembali ke rumahnya yang membuat drama atau menuntut harta gono-gini. Tapi sekarang kenapa ia datang menjemputku?

"David Walles!" Mary berteriak lalu berdiri di hadapanku. Tubuh Mary yang tinggi seakan melindungiku dari David.

"Tidak akan kubiarkan kau menyakiti temanku. Suami macam apa kau yang telah membuat istrinya masuk rumah sakit? Selama lima hari ini kau pergi ke mana? Jangan sok perhatian di hadapanku. Itu tidak akan mempan untuk mengelabuhiku." Mary mendongakkan wajahnya, menantang David.

"Ini urusan rumah tangga kami, kau tidak berhak ikut campur. Bisnis perusahaan Walles saat ini sedang sibuk. Dan saya bekerja keras karena saya ingin memberi nafkah yang layak untuk istri saya."

"Minggir, sebelum saya berbuat kasar," ucap David lagi. Kali ini, dia bahkan mendorong tubuh Mary ke samping lalu mengambil koperku.

"Ana, tidak seharusnya kau menceritakan aktifitas ranjang kita kepada orang lain. Sekalipun itu teman baikmu. Kau ingin temanmu mengejekku karena kekuranganku?" ucap David.

Apa? Kekurangan? Yang benar itu kelebihan!

Tenaga David sangat kuat. Saat aku memohon untuk berhenti, ia malah semakin kuat menyiksaku dengan permainan liarnya. Tenaga pun seperti tidak ada habisnya. Aku kalang kabut hingga terkapar pingsan karena kelelahan diserang David terus-terusan.

"Melihatmu diam, tebakanku adalah benar." Tangan David lalu menarik tanganku, sedangkan tangan kirinya menyeret koperku.

"Hei, berhenti!" Mary tidak menyerah, ia membentangkan kedua tangannya untuk menghalangi David pergi membawaku.

"Nona Martin, jangan menghalangi saya jika Anda tidak ingin berurusan dengan hukum. Wajar jika dia saya ajak istri sah saya pulang, kan?" tegasnya dengan nada mendominasi.

"Ana, katakan sesuatu! Jangan diam saja saat dia akan nembawamu pergi lalu menyiksamu." Mary sangat totalitas peduli padaku.

Namun, David tiba-tiba membungkuk dan mendekatiku.

"Ada denda besar saat kau tidak mau menuruti perintahku. Kau tidak hanya menandatangani sertifikat pernikahan, tapi kau juga menandatangani surat perjanjian untuk menjadi istriku. Dan kau pasti paham, poin-poin dalam perjanjian itu pasti memberatkanmu," bisiknya.

'Hah?' pekikku dalam hati.

Astaga … aku baru sadar akan hal itu. David bukanlah laki-laki biasa yang bertindak tanpa memperhitungkan segalanya. Jadi sebelum menikahiku, ia membuatku menandatangani surat yang menjebakku?

"Ana!" Jangan dengarkan ancamannya. Kau harus bisa menolak!" Mary kembali berteriak.

"Mary, sebaiknya aku pulang dengan David. Terima kasih kau mau datang saat aku menelponmu. Tapi aku pikir, aku harus menyelesaikan masalahku dengannya tanpa melibatkanmu."

"Apa?!" Mary melotot padaku.

"Sudah selesai bicaranya, Nona. Jangan buang-buang waktu saya." David memberi kode kepada orang-orangnya untuk menyingkirkan Mary dari hadapan kami.

"Hei, lepas!" Kulihat Mary meronta.

"Ana, pikirkan baik-baik. Jangan sampai si brengsek itu mengelabuhimu, Ana!"

Sampai di dalam mobil, suara Mary tidak terdengar lagi. Sedangkan David mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ingin aku berteriak untuk bertanya apa sebenarnya yang ia mau. Tapi kecepatan mobil membuatku mual.

"Ayo masuk," David menyeretku masuk ke penthouse-nya setelah mobilnya terparkir di garasi.

"David, lepas!" Aku benci dengan sikap semena-mena David.

"Aku sudah memikirkan penyelesaian masalah kita."

"Ya aku tahu, ceraikan aku. Dan kau bisa menikahi Lily, kau bisa hidup bahagia dengannya."

David mendekatiku lalu mendorongku ke dinding. Tubuhnya mengungkungku sehingga wajah kami berhadapan. "Aku laki-laki kaya yang punya kuasa, Ana."

Apa maksudnya? Aku punya feeling buruk dengan perkataan David.

"Aku akan segera menikahi Lily, tapi aku ingin kau … menjadi wanita simpananku."

"Apa?! Wanita simpanan?" pekikku tanpa sadar.

Dia pikir aku siapa?

Walau aku miskin, aku punya harga diri.

Walau aku mencintainya, aku tak segila itu.

Wanita simpanan adalah musuh bagi semua wanita di dunia ini. Aku tidak bisa membayangkan jika Lily mengetahui statusku di samping David. Aku yakin gadis sombong itu akan menggila untuk mengacaukan hidupku. Saat aku tidak mengusik hidupnya saja, dia begitu suka untuk membuatku menderita.

"Tidak, aku tidak mau!" tegasku pada David.

David menatapku tajam. Mata elangnya seakan berusaha untuk masuk mencari kebenaran dalam hatiku. "Sungguh?"

"Aku tahu kau menyukaiku, Ana." Pria itu tersenyum tipis, seakan mengejekku. "Baiklah, kalau kau tidak mau. Pergilah, aku melepaskanmu. Aku akan segera menceraikanmu lalu menikahi Lily dengan pesta yang lebih meriah."

Dapat kurasakan sakit saat David mengatakan akan melepasku. Aku juga tidak rela jika David menikahi Lily. David terlalu baik bagi gadis seliar Lily. Tubuhnya telah kotor dijamah oleh banyak laki-laki.

Aku tidak ingin kesucianku hilang dengan percuma. Apalagi mengingat pukulan paman George dan makian bibi Amanda. Rasanya sakit karena selama ini aku hanya diam saat ditindas mereka. Aku juga harus mencari tahu tentang tanda tangan yang dibutuhkan oleh paman George. Mungkinkah ada hubungannya dengan harta peninggalan orang tuaku?

Melihat keraguanku, David tampak tersenyum.

"Bagaimana, Ana? Lebih baik tanda tangani dan kau bisa menggunakan hartaku semaumu." David duduk di sofa lalu menyilangkan kakinya.

Dengan ragu, kuterima bolpoin dari tangan David. Ia tersenyum lebar sambil menyodorkan selembar kertas berisikan beberapa poin aturan kontrak.

Apa? Dalam kertas tersebut, David membuat peraturan. Aku dilarang dekat dengan laki-laki manapun. Sedangkan David bebas mempunyai hubungan dengan wanita selain aku. Aku baru sadar jika David ingin mengontrol hidupku melalui perjanjian kontrak itu.

"Ayo, tanda tangani." David menunjuk kertas yang kupegang dengan dagunya.

"Jangan mengelabuhiku dengan menulis nama lain di kertas itu." David sepertinya bisa membaca isi kepalaku.

Aku pun berdiri lalu balik menatapnya. "David, isi perjanjian ini tidak adil. Ini benar-benar merugikanku." aku menunjuk poin yang membuatku keberatan.

"Tidak ada pilihan lain bagimu. Kau ingin hidup menggelandang di luar sana?" cibir David meremehkanku.

"Cukup, aku sudah muak menjadi korban kalian."

Kulempar kertas perjanjian itu ke wajah David.

"Ana, Berani-beraninya kau!" David menggeram marah kepadaku.

Aku tidak mempedulikan teriakan David. Segera kuayunkan langkahku meninggalkan penthouse-nya.

Tidak akan kubalikkan badanku untuk melihat keadaan David. Aku takut hatiku akan lemah dan menuruti keinginannya. Bagaimanapun hatiku masih utuh mencintai David.

Lagipula, David adalah orang terkaya di negeri ini.

Mana mungkin dia bisa jatuh cinta padaku setelah satu malam meniduriku?

Aku yakin, aku hanya pelampiasan nafsunya saja karena wajahku mirip dengan Lily. "Selamat tinggal!" lirihku pedih.

***

Untungnya, Mary mengajakku untuk tinggal di apartemennya setelah mengetahui keadaanku.

Aku pun harus mencari kerja karena sudah dua bulan aku lulus kuliah.

David benar-benar membuktikan ucapannya. Karena penolakanku, laki-laki itu menggunakan kekuasaannya untuk menjegal langkahku saat interview di perusahaan yang kudatangi. Di setiap interview, aku ditolak tanpa ada alasan yang jelas. Bahkan map lamaranku langsung dikembalikan tanpa memanggilku interview.

Ini bahkan sudah lamaran kedua puluh aku ditolak!

Karena rasa marah dan putus asa, aku bertekad menemui David di kantornya. Aku ingin kejelasan darinya karena merecoki hidupku. Jika tidak mencintaiku. Kenapa harus mengekangku?

"Ana, jalang!" Tiba-tiba saja Lily muncul di hadapanku. Gadis itu menatapku marah.

"Ada apa?" tanyaku tanpa takut.

Lily terkejut dengan reaksiku. Namun, dia tampaknya segera mengendalikan diri.

"Apa yang kau katakan kepada David. Kenapa tiba-tiba dia berusaha menyelidiki masa laluku, jalang?" makinya.

Deg!

David mengatakan tidak mempercayai kata-kataku. Tapi ternyata, diam-diam laki-laki itu menyelidiki masa lalu Lily?

Apakah David sudah tahu akulah yang menolongnya dulu?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status