Share

Dia Istriku!

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-08-04 10:30:20

“Untukmu, Samuel. Hanya untukmu. Aku tidak pernah berniat menggoda pria lain selain suamiku sendiri,” lirih Anne seraya menahan diri untuk tidak menangis di hadapan suaminya itu.

Namun, tatapan mata Samuel yang begitu tajam membuat Anne tidak bisa lagi menahan diri. Baru saja tangannya hendak menyentuh dada Samuel, pria itu langsung menolaknya.

"Sudahlah, lupakan saja semua ini. Aku terlalu lelah dan capek malam ini, jangan ganggu dengan hal yang tidak penting!"

Usai berkata, Samuel pun melangkah meninggalkan Anne tanpa ada rasa bersalah setelah apa yang dia lakukan pada istrinya itu.

Anne mendengus menyaksikan semua usahanya yang menemui kegagalan lagi dan lagi.

Akhirnya wanita itu berjalan menuju meja makan untuk menikmati semua hidangan yang dia siapkan sejak sore sepulang dari salon.

Tatapannya nanar melihat pada satu per satu mangkuk berisi sayur favorit suaminya itu.

Bibirnya mengulas senyum getir mengingat semua usahanya akhir-akhir ini. Sungguh dia merasa begitu bodoh mengharap sesuatu yang jelas terlihat nyata.

"Sebaiknya kusimpan saja semua ini. Besok bisa dipanasi lagi agar dibawa pelayan pulang untuk anak-anaknya," gumam Anne sambil membereskan makanan yang masih utuh di meja.

Setelah selesai membersihkan meja, dia pun masuk ke dalam kamar. Pintu terbuka, pandangan pertama langsung tertuju ke ranjang.

Di sana terlihat Samuel sudah terlelap dalam tidurnya bahkan terdengar suara dengkuran halus menandakan betapa pulas tidurnya.

"Sungguh hari yang melelahkan, yang bahkan sama sekali tidak membuatmu senang, Samuel. Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku?" gumam Anne hampir seperti bisikan.

Malam terus berjalan hingga berganti pagi. Seperti pagi sebelumnya, Samuel berangkat tanpa sarapan, hanya meneguk kopi miliknya lalu melangkah meninggalkan meja makan tanpa suara.

Hari ini Anne tidak berbuat seperti pagi sebelumnya. Dia memilih diam dan melakukan semua aktivitasnya untuk menata hatinya agar tidak terluka lagi menghadapi sikap aneh suaminya itu.

Saat Anne duduk sendiri di teras rumah, ponselnya berdering menandakan adanya panggilan masuk.

Dia kemudian meraih ponsel itu lalu melihat layarnya. Kedua matanya membulat saat menangkap satu kata di layar itu—suami. Segera Anne mengangkat panggilan itu.

"Bersiaplah, nanti aku jemput jam tujuh malam untuk menghadiri sebuah pesta pernikahan rekan bisnis!"

"Baik."

Setelah mendengar jawaban dari Anne, sambungan itu langsung terputus dan tidak ada chat lain mengenai pakaian apa yang harus Anne kenakan malam nanti.

Sekali lagi wanita itu mendengus, menghela napas panjang dengan sikap suaminya. Namun, ada secercah harapan dalam hati.

Dengan diajaknya ke pesta rekan bisnis, menandakan jika Samuel masih menganggapnya sebagia istri.

Sesuai janji, tepat jam tujuh malam, Samuel datang menjemput dan membukakan pintu untuk Anne.

Perlakuan ini membuat jantung Anne berdebar kencang. Sebuah sikap yang lama tidak didapatnya semakin menumbuhkan rasa percaya dirinya.

Samuel terlihat lebih hangat dari hari biasanya, dan ini menimbulkan rasa nyaman di hati Anne.

Ia berjalan penuh percaya diri sambil memeluk lengan suaminya saat memasuki ruang pesta itu.

Semua rekan bisnis memandang dua sejoli itu, keduanya tampak serasi meskipun tidak mengenakan pakaian senada, tapi aura keduanya memancar begitu kuat.

"Hai, Sam. Kapan akan menyusulku jadi seorang ayah?" tanya salah satu rekan bisnis pria Samuel.

"Lihat putraku. Dia sudah bisa berlarian di sana!" sambung pria itu sambil menunjuk ke arah seorang pria kecil yang berlarian bersama wanita cantik.

Samuel tersenyum tipis sambil mengusap punggung tangan Anne yang membuat wajah wanita itu bersemu merah.

"Melihat reaksi istrimu, sepertinya ida juga sedang ingin," goda rekan bisnis yang lain.

Anne menyembunyikan wajahnya di balik lengan kekar Samuel. Dia begitu malu dengan candaan dan tanya beberapa pria di sana.

Tak lama kemudian, seorang wanita berjalan menuju ke mereka sambil menggendong pria kecil.

"Hai, Anne. Coba bawa ke dokter agar tahu berapa tingkat kesuburan sel telur milikmu itu," kata wanita itu.

Anne tersenyum saja menanggapi kalimat wanita itu. Tapi, kedua matanya tidak mampu berpaling dari wajah tampan pria kecil itu.

Sungguh dalam hati dia sangat ingin segera hamil dan melahirkan anak sendiri, lalu merawatnya dengan penuh cinta kasih seorang ibu.

"Tidak baik terlalu lama menunda kehamilan, Anne. Sudah periksa ke dokter?"

"Kami masih berusaha yang terbaik, minta doanya saja," kata Anne sopan.

Di tengah perbincangan yang makin hangat, tiba-tiba datang seorang wanita cantik berjalan mendekat.

Tungkai yang panjang dan indah melangkah anggun mengikis jarak menuju ke depan Samuel.

Senyumnya mampu membuat para kumbang bertekuk lutut di bawah kaki jenjang mulus itu. Seketika para istri merapat pada suaminya masing-masing saat pesona wanita itu mengunci gairah para pria.

"Kenalkan, aku Clarissa. Apakah benar, di hadapanku ini seorang pengusaha muda berbakat--Samuel Alexander Thomson?" Suara Clarissa terdengar begitu merdu dan manja, membuat bulu kuduk setiap pria di sana seketika berontak.

Perkenalan yang menggoda membuat napas Anne memburu. Dia merasakan ada bahaya yang mengancam pernikahannya bersama Samuel.

Sosok Clarissa yang anggun dengan kecantikan paripurna telah meruntuhkan percaya diri yang sejak tadi dibangun oleh Anne.

Clarissa berpaling menatap sosok wanita di sisi Samuel yang memeluk erat lengan pria itu. Bibir tipis yang menggoda bergerak sangat pelan dan indah menimbulkan suara merdu. "Lalu wanita cantik ini siapanya Anda, Tuan Samuel terhormat?"

Untuk sesaat kedua mata Samuel terpana dengan kecantikan Clarissa hingga bibirnya tak mampu terbuka, tetapi wajah pria itu masih tetap datar.

Selang beberapa detik, kepalanya menoleh ke arah Anne dan mengusap lembut punggung tangan itu.

"Dia istriku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Tak Mampu Menahan Godaan Xavier

    Suasana restoran milik Julia sore itu cukup ramai, namun terasa hangat dan nyaman.Kayla berdiri di dekat kasir, tengah berbincang dengan Julia sambil tertawa ringan. Sesekali, matanya melirik ke arah pintu masuk.Tak lama kemudian, pintu terbuka dan masuklah seorang pria bertubuh tinggi, rapi, dengan jas hitam elegan. Tatapan matanya tajam, tapi senyumnya selalu hangat bila melihat Kayla.“Richard!” seru Kayla sambil melambaikan tangan. “Kemarilah!”Richard menghampiri dengan langkah percaya diri. “Maaf, aku agak terlambat. Jalanan macet sekali karena jam pulang kerja.”Kayla menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Kau datang tepat waktu, Richard. It’s okay.” Dia mengulas senyumnya pada Richard.“Kenalkan, ini Julia, pemilik restoran ini sekaligus sahabatku. Dulu, sebelum aku menikah dengan Xavier, aku bekerja di sini,” ucapnya lagi dengan senyum terbit di bibirnya.Julia tersenyum manis lalu mengulurkan tangannya pada Richard. “Senang bertemu denganmu, Tuan Richard.”Richard membalas

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Diakah yang Membuatmu Berubah?

    Mata Clarissa sedikit menyipit lalu senyum di bibirnya melebar tipis, seolah sedang menimbang sesuatu yang hanya ia ketahui."Oh … istri," gumamnya pelan, namun cukup jelas untuk sampai ke telinga Anne.Nada bicaranya seperti gula yang dibubuhi racun—manis di permukaan, tapi menyisakan perih di dada."Senang bertemu dengan Anda, Anne," lanjut Clarissa sambil mengulurkan tangannya pada Anne. "Samuel tidak pernah bercerita bahwa dia memiliki istri secantik ini."Anne tersenyum sopan karena berusaha menyembunyikan rasa tidak nyaman yang menyusup di balik kulitnya.Jabatannya singkat, tapi Anne bisa merasakan sesuatu dalam genggaman itu—bukan sekadar formalitas, melainkan semacam pengukuran kekuatan."Terima kasih," jawab Anne dengan singkat.Samuel berdiri di antara keduanya, jelas ingin mengalihkan arah pembicaraan. "Clarissa, bagaimana kabar—"Namun Clarissa memotong dan melangkah setengah inci lebih dekat, hingga aroma parfum mewahnya menguar di udara di antara mereka."Kita sempat be

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Dia Istriku!

    “Untukmu, Samuel. Hanya untukmu. Aku tidak pernah berniat menggoda pria lain selain suamiku sendiri,” lirih Anne seraya menahan diri untuk tidak menangis di hadapan suaminya itu.Namun, tatapan mata Samuel yang begitu tajam membuat Anne tidak bisa lagi menahan diri. Baru saja tangannya hendak menyentuh dada Samuel, pria itu langsung menolaknya."Sudahlah, lupakan saja semua ini. Aku terlalu lelah dan capek malam ini, jangan ganggu dengan hal yang tidak penting!"Usai berkata, Samuel pun melangkah meninggalkan Anne tanpa ada rasa bersalah setelah apa yang dia lakukan pada istrinya itu.Anne mendengus menyaksikan semua usahanya yang menemui kegagalan lagi dan lagi.Akhirnya wanita itu berjalan menuju meja makan untuk menikmati semua hidangan yang dia siapkan sejak sore sepulang dari salon.Tatapannya nanar melihat pada satu per satu mangkuk berisi sayur favorit suaminya itu.Bibirnya mengulas senyum getir mengingat semua usahanya akhir-akhir ini. Sungguh dia merasa begitu bodoh menghara

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Dituduh Menggoda Pria Lain

    Sarapan pagi itu begitu membekas di hati Anne, hingga membuat wanita itu makin terluka akan sikap Samuel akhir-akhir ini. Kepergian Samuel ke kantor tanpa suara juga menambah luka di hati wanita itu.Anne berjalan menuju ke jendela, menatap kepergian suaminya dalam diam. Ia hanya berani melihat dari balik tirai tanpa keluar dan mengucap selamat jalan seperti jauh sebelumnya."Apa yang membuatmu berubah sejauh ini, Samuel? Aku hanya ingin kehangatan dan kasihmu seperti dulu," gumam Anne, lalu ia berjalan berbalik arah kembali ke meja makan.Semua menu pagi ini ludes tanpa sisa, hal ini sedikit mengobati sesak di dada Anne beberapa hari lalu. Anne segera membereskan alat makan yang kotor dan membawanya ke dapur untuk dicuci.Setelah semua kembali bersih, Anne berjalan masuk ke kamar lalu duduk di depan cermin meja rias miliknya.Pandangannya tertuju pada deretan make up yang jarang dia gunakan. Bibirnya melengkung seakan sebuah ide muncul di otak kecilnya."Apa aku harus berhias diri se

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Seperti Bicara dengan Tembok

    Setelah malam penuh luka, Anne terbangun dengan semangat baru. Wanita itu seakan tidak pernah lelah untuk mendapatkan perhatian dari suaminya.Apa pun akan dia usahakan agar sikap suaminya berubah seperti dulu, hangat dan penuh kasih sayang.Seperti pagi sebelumnya, Anne kembali menyiapkan sarapan untuk Samuel sebelum pria itu berangkat kerja.Bahkan kali ini menu yang disajikan terlihat mewah dan spesial. Semua Anne lakukan hanya untuk membuat Samuel kembali padanya."Selamat pagi, Sayang." Bahkan panggilan sayang pun diucapkan Anne untuk memancing selera makan suaminya, tetapi wajah datar itu masih muncul di sana.Samuel berjalan menuju ke meja makan tanpa bersuara, tetapi tatapannya pada menu pagi itu terlihat sedikit bercahaya.Hal ini membuat Anne mengulum senyum, hatinya bergetar saat menangkap sinar minat di mata suaminya."Duduklah, akan aku siapkan sarapan untukmu," kata Anne dengan lembut.Wanita itu bergerak dengan cekatan dan terampil dalam menyiapkan sarapan, sepanjang ke

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Harapan Besar Anne

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi saat mentari hangat menyapa kulit lengan Anne yang sedikit tersingkap membuat wanita itu terbangun.Pertama yang dilihat adalah sisi kanannya yang biasa digunakan Samuel. Tempat itu kosong, dan membuatnya tersenyum kecut.Sejak pulang dari pesta itu, suaminya sama sekali tidak menyentuhnya bahkan untuk bersuara pun tidak ada. Anne mendengus lirih, lalu ia bangkit dan memaksa kakinya melangkah menuju ke kamar mandi.Beberapa saat setelah merasa tubuhnya segar, ia pun keluar dari kamar. Suasana rumah pagi hari terlihat rapi bahkan cenderung sepi tanpa aktivitas.Anne langsung berjalan menuju ke dapur tempat biasa ia menghabiskan waktu untuk membuang rasa sepi yang sering melanda beberapa bulan terakhir ini."Sebenarnya apa yang kau inginkan dengan pernikahan ini, Anne?""Suami yang gila kerja atau memang sudah menginginkan kehadiranmu?"Kedua lengan Anne terus bergerak meskipun bibirnya berbicara sendiri. Pikirannya pun ikut berkelana mencari sesuat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status