Home / Rumah Tangga / Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku / Dituduh Menggoda Pria Lain

Share

Dituduh Menggoda Pria Lain

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-08-04 10:17:55

Sarapan pagi itu begitu membekas di hati Anne, hingga membuat wanita itu makin terluka akan sikap Samuel akhir-akhir ini. Kepergian Samuel ke kantor tanpa suara juga menambah luka di hati wanita itu.

Anne berjalan menuju ke jendela, menatap kepergian suaminya dalam diam. Ia hanya berani melihat dari balik tirai tanpa keluar dan mengucap selamat jalan seperti jauh sebelumnya.

"Apa yang membuatmu berubah sejauh ini, Samuel? Aku hanya ingin kehangatan dan kasihmu seperti dulu," gumam Anne, lalu ia berjalan berbalik arah kembali ke meja makan.

Semua menu pagi ini ludes tanpa sisa, hal ini sedikit mengobati sesak di dada Anne beberapa hari lalu. Anne segera membereskan alat makan yang kotor dan membawanya ke dapur untuk dicuci.

Setelah semua kembali bersih, Anne berjalan masuk ke kamar lalu duduk di depan cermin meja rias miliknya.

Pandangannya tertuju pada deretan make up yang jarang dia gunakan. Bibirnya melengkung seakan sebuah ide muncul di otak kecilnya.

"Apa aku harus berhias diri seperti kaum sosialita di luar sana?" gumamnya kemudian.

"Apa aku ini terlihat jelek akhir-akhir ini, hingga membuat Samuel jadi bersikap dingin padaku?"

Anne menatap dirinya di depan cermin sejenak, lalu bangkit dan memutar tubuhnya, menekan beberapa sudut kemeja yang dikenakan pagi itu.

"Apa tampilanku saat ini sangat membosankan, hingga Samuel tidak mau melirikku?"

Kemudian Anne berjalan menuju ke lemari pakaiannya, dibuka salah satu pintu. Pandangannya memilah satu per satu beberapa koleksi pakaiannya di sana.

Lengannya terulur menyibak deretan gaun yang dia miliki, lalu meraihnya satu yang berwarna maroon.

Gaun indah itu ditempelkan pada tubuhnya, lalu dia berputar. Perlahan kepalanya menggeleng menandakan ia tidak puas.

"Bagaimana begitu bodohnya aku hingga tidak memanfaatkan semua fasilitas dari suamiku. Mungkin dengan sedikit berhias, Samuel akan menatapku penuh gairah," gumam Anne penuh keyakinan dan semangatnya kembali menggelora.

Ia pun berjalan tergesa menuju ke garasi. Siang ini Anne berniat merubah semua penampilannya dengan memanjakan diri di salon langganan ibu mertuanya.

Anne keluar dengan mengendarai mobil kesayangannya. Tidak butuh waktu lama ia sampai di lokasi yang dimaksud, ia masuk dengan wajah ceria.

"Ada yang bisa saya bantu, Nyonya Anne?" tanya salah satu pekerja di salon itu.

"Aku ingin terlihat lebih segar dari biasanya. Bisakah kau rubah model rambutku?" ucap Anne dengan suara lembutnya.

"Baik, silakan duduk di sini.”

Kemudian pelayan itu memerhatikan keseluruhan rambut dan wajah Anne, bibir tipis yang merah alami itu mengulum senyum puas.

"Bersiaplah menghadapi penampilan baru Anda, Nyonya!"

Usai berkata, pelayan salon itu segera bekerja melakukan make over pada tampilan Anne.

Cukup lama Anne berada di salon itu untuk mendapat hasil yang memuaskan dan apa yang dilakukan oleh pekerja salon mampu membuat Anne melongo melihat hasil akhir pada wajahnya.

"Bagimana?" tanya pelayan itu penuh harap.

"Saya puas, terima kasih."

Anne pun bangkit dari duduknya. Dia berjalan ke meja kasir untuk membayar semua pelayanan salon itu. Kemudian dia kembali mengendarai kendaraannya menuju ke arah pulang.

Malam harinya, Anne mencoba berdandan cantik. Cukup lama ia merias diri agar mampu membuat Samuel menatapnya penuh gairah.

Gaun terbaiknya pun dikenakan malam itu dengan hasil make over salon menambah aura yang berbeda di wajah Anne.

Tidak hanya berdandan, Anne juga menyiapkan makan malam romantis.

Setelah semua siap, dia menunggu di ruang tamu dan duduk di sofa yang menghadap ke pintu utama sambal berharap saat pintu itu terbuka, wajah Samuel dihias dengan senyum kepuasan penuh gairah.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya suara mobil milik Samuel terdengar memasuki garasi yang berada di samping ruang tamu.

Anne pun segera membenarkan cara duduknya. Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, menandakan malam masih terlalu awal untuk memulai kisah asmara. Bibir Anne melengkung sempurna membayangkan sikap suaminya.

Tidak ada suara ketukan di pintu, hanya derap langkah panjang yang berjalan mendekat mengikis jarak.

Lampu sengaja dinyalakan redup oleh Anne, hal ini menambah kesan romantis. Namun, suara dengusan kasar terdengar di ujung sana dan itu pasti milik Samuel.

Cahaya lampu berganti terang benderang, saat itu juga Anne dapat melihat raut wajah heran Samuel.

"Selamat malam, Sayang," sapa Anne dengan lembut sambil tersenyum malu.

Akan tetapi, reaksi Samuel di luar ekspektasinya. Pria itu menatapnya dengan penuh kecurigaan.

Ia berjalan makin dekat, tatapannya menghujam manik mata Anne.

Dengan lirih bibirnya bergerak, "Kenapa dandan seperti itu? mau bertemu dengan siapa?” tanyanya dengan suara dinginnya.

Kalimat itu membuat tubuh Anne menegang, tatapannya redup menahan gairah yang sudah lama terpendam,"Tidak, semua ini hanya untukmu."

Jawaban Anne justru makin membuat Samuel meradang, "Untukku? Sejak kapan kau menjadi wanita yang haus sentuhan, Anne?"

Pertanyaan dari Samuel serasa seperti pisau belati yang menancap dalam ke jantung hati Anne, hingga membuat bibir wanita itu bergetar.

"Apakah tubuhmu ingin disentuh pria lain? Katakan siapa pria itu, Anne?!" tanya Samuel bertubi-tubi tanpa jeda, hingga membuat Anne bingung mendengar pertanyaan itu.

Anne menggeleng dengan kuat. Dia kemudian berdiri dan berusaha menjelaskan keadaannya saat itu yang semua dilakukan hanya untuk Samuel.

Namun, pria itu sama sekali tidak percaya, lalu dia berjalan lebih masuk ke dalam.

Pandangannya menjadi lebih gelap dari sebelumnya saat dilihatnya tatanan meja makan yang terlihat romantis.

"Apa lagi yang kau lakukan di sini, Anne? Apakah begini caramu saat suami kerja hingga larut malam, kau malah bermain dengan pria lain di belakangku?”

Anne yang berjalan menyusul Samuel seketika terhenyak kaget dengan semua kalimat tajam suaminya. ia berdiri mematung tak jauh dari meja makan.

"Tidak seperti yang kau pikirkan, Samuel. Semua kulakukan sejak pagi menyiapkan segalanya hanya untukmu! Untukmu agar kau mau melihatku lagi dan lagi," jelas Anne dengan nada rendah dan mencoba meraih lengan Samuel.

Dengan tegas dan kasar Samuel mengibaskan lengan Anne hingga membuat wanita itu sedikit terdorong ke belakang.

Tatapan Samuel makin tajam dengan dengus napas yang tidak teratur menandakan jika pria itu sedang menekan emosi agar tidak berbuat lebih kasar lagi.

Samuel menghela napas panjang lalu berjalan menuju ke arah Anne.

Jarak yang semakin dekat membuat Anne meningkatkan kewaspadaan. Dia kemudian berjalan mundur, bersiap untuk menghadapi keadaan yang mendesak.

Samuel terus mengikis jarak hingga akhirnya tubuh Anne menempel di dinding.

Kedua lengan Samuel mengukung tubuh Anne, lalu berkata lirih tepat di telinga Anne, "Katakan siapa pria itu, Anne? Siapa yang ingin kau goda malam ini hingga berpenampilan seperti ini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
AlbyMalik
kumeel salaah dandan lebih salaahh jadi serba salaahh astaaaaagaaa
goodnovel comment avatar
wieanton
kenapa ya Samuel itu, serba salah ngadepin dia. klo gk cinta lg knp gk blng jujur, klo bosan sm Anne knp gk konseling ke psikiater biar tau bosan Krn aow
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Akhirnya Siuman

    Suasana kamar ICU dipenuhi suara mesin yang berdengung pelan. Bau antiseptik yang khas memenuhi udara, dingin dan menusuk.Di samping ranjang putih bersih itu, Samuel duduk dengan tubuh yang sedikit membungkuk.Wajahnya tampak lelah, mata merah karena berhari-hari tidak tidur. Tangannya tak lepas menggenggam jemari Anne yang terasa dingin dan lemah.Sudah hampir seminggu Anne koma setelah kecelakaan mengerikan di panti asuhan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan bagi Samuel.Ia hanya bisa memohon pada Tuhan agar perempuan yang dia cintai kembali membuka matanya.Samuel mengusap rambut Anne dengan lembut.Suaranya parau ketika ia berbisik,“Anne tolong, bangunlah. Aku tidak peduli seberapa marah kau padaku, seberapa kecewamu padaku, asalkan kau tetap di sini bersamaku.”Air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan. Ia merasa hancur, merasa gagal melindungi wanita yang selama ini menjadi pusat dunianya.Tiba-tiba, jemari Anne bergerak pelan di genggamannya. Samuel terhenyak dan jan

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Perang Ibu dan Anak

    “Apa ini benar, Samuel?” teriak Tyas dengan wajah amarah dan luka. “Kau anakku sendiri, mencopot ibumu dari perusahaan yang kubangun bersama ayahmu?!”Samuel menatapnya tanpa gentar dan raut wajahnya penuh ketegasan. “Benar, Ma. Mulai hari ini, kau bukan lagi bagian dari perusahaan ini. Semua wewenangmu telah dicabut secara hukum.”Ruangan langsung riuh. Beberapa direksi saling berbisik, sebagian tampak terkejut, sebagian lagi tersenyum tipis karena sudah lama ingin melihat Tyas jatuh.Namun, sebagian direksi yang setia pada Tyas justru terlihat panik dan marah.Tyas berdiri dengan gerakan kasar hingga kursinya terjungkal ke belakang. “Apa kau sudah gila?!” teriaknya dengan wajah merah padam.Ia meraih tumpukan berkas di meja dan melemparkannya ke arah Samuel. Beberapa kertas berhamburan di udara dan jatuh berserakan di lantai.“Kau pikir kau bisa menghancurkan aku begitu saja? Aku yang membesarkanmu! Aku yang menjaga perusahaan ini saat kau belum bisa apa-apa!”Samuel tetap berdiri t

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Aku Merindukanmu, Anne

    Ruang kerja Samuel dipenuhi oleh ketegangan. Tumpukan dokumen berserakan di atas meja kayu mahoni, layar laptop menampilkan grafik, rekaman video, dan data transaksi keuangan.Lampu meja menyinari wajah Samuel yang tampak letih namun penuh tekad. Matanya merah karena kurang tidur, tetapi genggamannya pada pena tetap kuat.Di hadapannya, Daryl berdiri sambil membawa beberapa map tebal. Ia menatap tuannya dengan ekspresi khawatir.“Tuan Samuel,” katanya pelan, “ini semua bukti yang berhasil saya kumpulkan. Rekaman panggilan telepon, transfer dana ke rekening Jeane, dan dokumen yang menunjukkan Nyonya Tyas menggunakan wewenangnya untuk mengalihkan dana perusahaan. Tapi ….”Samuel mengangkat kepalanya dan sorot matanya menatap tajam Daryl. “Tapi apa, Daryl?”Daryl menelan ludah sebelum menjawab. “Tapi langkah ini berbahaya. Nyonya Tyas memiliki banyak pendukung di jajaran direksi. Jika Anda salah langkah, mereka bisa membalikkan keadaan dan menyerang Anda balik. Anda akan dianggap sebagai

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Ada Campur Tangan Tyas

    Setelah beberapa jam berlalu. Samuel akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruang ICU di mana sang istri masih berada di sana karena mengalami kritis dan kondisinya terus menurun.Samuel berdiri di sisi ranjang, tubuhnya kaku namun jemarinya menggenggam tangan Anne erat-erat.Jemari itu dingin, rapuh, seakan hanya sehelai benang yang menahan hidupnya.“Anne?” panggil Samuel dengan suara lirih namun penuh rasa sakit. “Kumohon, jangan tinggalkan aku.”Air mata yang selama ini dia tahan jatuh juga membasahi kulit tangan Anne. Ia menunduk dan keningnya menempel pada punggung tangan istrinya.“Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpamu, Anne. Kau satu-satunya alasan aku bertahan menghadapi semua ini. Jika aku pernah membuatmu terluka, kumohon, maafkan aku.”Di balik kelopak matanya yang tertutup, Samuel membiarkan pikirannya terhanyut pada kenangan-kenangan mereka.Anne yang pertama kali dia temui di kafe kecil, senyumnya hangat namun malu-malu.Anne yang memeluknya erat saat mereka

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Tidak Punya Hati dan Belas Kasih

    Suara mesin di ruang ICU meraung, menciptakan ketegangan yang mengguncang seluruh lorong rumah sakit.BEEP! BEEP! BEEP!Nada panjang yang mengancam itu menusuk telinga Samuel, membuat dadanya serasa diremas oleh tangan tak kasatmata.Napasnya tersengal, matanya liar menatap ke dalam ruangan melalui kaca bening yang memisahkan dirinya dari Anne.“Anne!!!” jerit Samuel dan kedua tangannya menghantam kaca dengan putus asa.“Tolong dia! Lakukan sesuatu! Jangan biarkan dia mati!”Di balik kaca, tubuh Anne tampak lemah tak berdaya di atas ranjang ICU.Wajahnya pucat pasi, selang oksigen menutupi hidung dan mulutnya, sementara beberapa dokter dan perawat bekerja keras menyelamatkannya.Darah terlihat merembes dari perban di bahunya, bekas luka internal yang parah akibat kecelakaan di panti asuhan kemarin.“Tekanan darahnya turun drastis!” teriak seorang perawat.“Cepat, tingkatkan dosis obat penstabil! Jangan biarkan dia kehilangan kesadaran penuh!” balas dokter dengan suara keras penuh kepa

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Jangan Tinggalkan Aku, Anne

    Lampu-lampu putih rumah sakit menyilaukan mata Samuel saat dia berlari melewati lorong yang terasa begitu panjang dan dingin.Napasnya memburu, langkahnya berat, tetapi rasa takut yang mencengkeram dadanya membuatnya terus maju tanpa berhenti.Aroma antiseptik menusuk hidung, menambah ketegangan yang semakin menyesakkan dada.Di depan pintu ruang ICU, seorang perawat menyambutnya dengan wajah panik.“Tuan Samuel, istri Anda masih dalam kondisi kritis. Dokter sedang memantau—”“Aku ingin melihatnya sekarang.” Suara Samuel serak dan penuh tekanan.Ia tidak peduli pada aturan, dorongan emosinya terlalu kuat untuk dihalangi siapa pun.Tanpa menunggu izin, Samuel mendorong pintu ICU dan masuk. Seketika, dunia seperti berhenti berputar.Di hadapannya, Anne terbaring lemah di ranjang putih dengan tubuh penuh perban.Wajahnya pucat, bibirnya kering, dan berbagai alat medis terpasang di sekujur tubuhnya.Selang infus, monitor jantung, dan tabung oksigen membuat Anne terlihat rapuh, begitu berb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status