Home / Romansa / Tuan Lumpuh, I Love You / Bab 18 Skin To Skin

Share

Bab 18 Skin To Skin

Author: Tri Setyorini
last update Huling Na-update: 2025-03-07 19:42:53

Jaden masih duduk di atas kursi rodanya sembari menatap wajah Kiara yang tampak masih memejamkan kedua matanya dan ada kompres di atas kepalanya.

"Aku akan coba cari di dalam kamarnya saja. Siapa tau ada obat-obatan yang pelayan ini simpan."

Jaden menjalankan kursi rodanya masuk ke dalam kamar Nara. Di dalam kamar Nara hanya ada satu buah koper dan tidak ada hal lain di sana.

"Dia hanya membawa koper ini? Dasar!"

Jaden mulai membuka setiap laci di dalam kamar Nara, tapi Jaden tidak menemukan apapun di sana.

"Apa mungkin di dalam kopernya dia membawa obat?" Jaden mengambil koper Nara dan dia letakkan di atas tempat tidur.

Jaden membuka koper Nara, dia memeriksa setiap kantong yang ada di sana, tapi tangannya malah memegang sesuatu yang seharusnya tidak Jaden pegang.

"Pakai dalamnya cantik sekali." Jaden malah tersenyum miring melihat satu set pakaian dalam Nara. Jaden juga melihat jika Nara hanya membawa satu bedak dan satu lipstik. "Dia benar-benar wanita yang sederhana, atau bisa di
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 92 Kebahagiaan Mereka (Ending)

    Nara masih serius mendengarkan cerita dari Jaden tentang rencana Jaden memberi kejutan untuk Kalista dan Devon. Jaden juga bercerita jika dirinya tidak memperbolehkan Reno ataupun Nenek Miranti menghubungi Nara setelah acara itu. Jaden membutuhkan banyak waktu. Ada perasaan lega dan bahagia saat Nara mengetahui jika pria lumpuhnya yang kini sudah bisa berjalan itu tidak jadi menikah dengan Kalista. Nara tiba-tiba ditarik pinggangnya oleh Jaden dengan tangan yang masih bebas sampai wajah Nara sangat dekat dengan wajah pria itu. "Sekarang, apa kamu mau menikah denganku tidak?" "Apa? Aku?" Nara pun tentu saja tersentak kaget dengan pertanyaan dan gerakan Jaden yang tiba-tiba."Tentu saja, Nara! Aku ini ingin menjadi ayah sambung bagi Nio.""Em ...." Nara malah bingung sendiri. Nara bukannya bingung hanya saja dia masih benar-benar tidak percaya dengan semua ini."Kenapa kamu lelet sekali menjawabnya? Kalau orang bicara, kamu harus fokus mendengarnya!" omel Jaden.Kedua alis Nara malah

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 91 Kejutan Tak Diinginkan

    Devon berdiri di antara kerumunan orang-orang yang hadir di acara akad nikah Jaden Luther dan Kalista. Pria itu tampak tersenyum miring saat mengakhiri panggilan teleponnya dengan Kalista. "Dev, kenapa kamu bisa datang ke sini? Apa kau dan si lumpuh itu sudah berteman lagi?" tanya Andrew yang tiba-tiba menghampiri temannya itu. Andrew tetap bersikap seolah-olah dia tidak terlalu akrab dengan Devon."Iya, aku dan si lumpuh itu kembali berteman dan aku senang sekali karena aku nanti bisa dengan mudah menghancurkannya sekali lagi. Kakak tirimu itu benar-benar pria yang sangat bodoh," umpat Devon lirih."Dia tidak hanya bodoh, tapi juga lumpuh." Andrew pun tersenyum miring.Reno yang berdiri tidak jauh dari sana, tampak geram melihat dua orang yang sedang berbicara itu. Meskipun dia tidak mendengar apa yang sedang dikatakan oleh Devon dan Andrew. Namun, Reno tahu, pasti dua orang itu memiliki niat jahat pada Tuna Muda Jadennya, mengingat, Reno sangat tahu apa yang sudah Devon dan Andrew

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 90 Kamu Tetap Milikku

    Nara berjalan keluar menemui seseorang yang ingin bertemu dengannya. Saat berada di luar cafe. Tepatnya meja pelanggan yang ada di bagian halaman luar. Nara memindai pria yang berdiri tegap dengan membelakanginya. Kedua mata Nara tampak heran melihat penampilan pria yang saat ini mengenakan suit lengkap itu."Selamat pagi, maaf, apa Anda orang yang ingin bertemu dengan saya?" tanya Nara dengan sopan. "Ibu!" seru seseorang yang baru saja turun dari dalam mobil tepat di depan cafe miliki Nara."Nio? Kamu kenapa bisa ke sini? Ibu juga di sini?" Kedua mata Nara pun mendelik kaget. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat putranya dan ibunya di sini."Nio, jangan berlarian, Sayang!" pekik sang Nenek, tapi bocah tampan itu malah sudah menyambar pelukan di pinggang Nara.Nara yang masih berdiri di sana tampak tercengang, tapi tangannya membalas memeluk tubuh putranya. Bocah laki-laki itupun terlihat tidak melepaskan pelukannya. Dia seolah sangat bahagia bisa berada di tempat selain ruma

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 89 Jatuh Cinta Itu Tidak Mudah

    Sudah hampir sebulan Nara berada di Belanda. Dia sengaja pergi di saat pria yang sangat dia cintai memilih untuk memiliki masa depan dengan wanita lain. Sakit? Tentu saja sangat sakit, oleh karena itu Nara memutuskan untuk pergi ke Belanda. Setidaknya di sana dia bisa menghabiskan waktu dengan putra yang baginya sebagai obat akan kesedihan yang sedang dia alami. "Ibu, kenapa kemarin malam aku lihat Ibu menangis dia sudut sofa? Apa ada yang membuat Ibu sedih?" tanya polos Nio yang sekarang sedang disuapo oleh Nara. "Ibu tidak apa-apa, Nio. Mungkin Ibu hanya sedih karena lusa Ibu harus pulang. Ibu harus bekerja juga soalnya." Nara sebenarnya berbohong pada putranya itu. Dia teringat kembali akan kebersamaannya dengan Jaden. "Ibu, kata dokter Nio sudah lebih baik dan beberapa bulan lagi, Nio sudah dibolehkan pulang jika keadaan Nio semakin membaik. Kita bisa tinggal bersama." "Iya, Sayang. Nio nanti menurut pokoknya dengan semua ucapan yang dokter suruh agar keadaan Nio semakin memba

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 88 Ingin Bertemu Sekali Lagi

    Jaden yang sedang berada di dalam kantornya, tampak melihat beberapa berkas di tangannya. Dia terlihat sangat serius membaca setiap tulisan yang ada di sana. Tak lama pintu ruangannya di ketuk."Pak, ada yang ingin bertemu dengan Anda," ucap wanita dengan rambut sebahunya yang adalah sekretaris Jaden Luther.Pandangan Jaden seketika dialihkan pada pria yang baru saja memasuki ruangan itu. Pria dengan sorot mata nanar itu memandang Jaden Luther."Ada apa kau datang ke sini?" tanya Jaden dingin."Selamat, akhirnya kamu mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu, Tuan Jaden Luther," ujar pria itu datar."Kalista maksudmu?" jawab Jaden dingin."Iya, kau dan dia akan menikah bukan? Aku menghubunginya, tapi dia marah padaku dan mengatakan sebentar lagi dia akan menikah denganmu."Jaden mendorong kursi rodanya berjalan mendekat ke arah Devon yang berdiri tepat di depannya. "Tentu saja, dia akan menjadi milikku seperti seharusnya. Namun, aku sama sekali tidak merasa menang karena

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 87 Memilih Pergi

    Nenek Miranti sudah kembali ke rumahnya. Keadaan wanita tua itu sudah dinyatakan baik-baik saja. Nara sesuai janjinya akan pergi dan kembali pada kehidupannya seperti biasanya. Nenek dan Nara bisa bertemu hanya melalui telepon karena Jaden tidak ingin jika neneknya akan kenapa-napa karena terlalu dekat dengan wanita itu."Reno, bagaimana dengan persiapan hari pernikahannya?" tanya Jaden disela-sela makan malamnya bersama dengan para keluarganya.Reno yang berdiri di sana tampak melihat pada Nenek Miranti yang memperlihatkan wajah datarnya. Reno malas sebenarnya harus diminta mempersiapkan acara pernikahan Jaden dan Kalista. Dirinya seolah menjadi pengkhianat bagi Nara."Persiapannya sudah hampir seratus persen, Tuan Jaden.""Bagus kalau begitu." Wajah Jaden tampak puas."Apa kamu sudah benar-benar memikirkan masalah ini, Jaden?" tanya wanita tua itu lembut."Sudah, Nek. Aku ingin segera menikah dengan Kalista. Aku ingin menyelesaikan semuanya agar setelah ini kehidupanku jauh lebih te

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status