Share

Bab 3

Penulis: Gorenganbasah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 13:58:53

Degup nafas Claire semakin cepat dan bulu kuduknya berdiri, apalagi saat Mada berbisik pelan. “Kau mencariku, kan? Kenapa saat aku muncul, kau malah takut?”

Suara itu sedikit menggema dan terdengar sangat berat, beda dengan suara Mada yang cenderung serak basah.

Claire menarik nafas dalam-dalam sebelum melakukan mengambil satu langkah mundur.

Antara takut dan khawatir akan keselamatannya, dia coba menyindir. “Kau mau melihatnya? Menjijikkan sekali kalau milikku dilihat satpam sepertimu!”

Mada tidak menjawab.

Tangannya merangul pundak Claire dan membawa wanita itu kembali mendekat. Dengan satu sentakan, bra hitam itu terlepas. Dada Claire terhempas bebas, penuh dan bulat, putingnya keras berdiri.

Kemudian tangan Mada bergerak cepat ke pinggang Claire, siap menanggalkan sisa kain tipis yang masih melingkar di lengan kanan Claire.

Saat Mada mau melepas semua pakaian Claire,

tiba-tiba…

Drrrttt!

Getaran ponsel di meja membuat tubuh Mada berhenti seketika. Aura Zero seketika memudar ketiak Claire membentak orang yang ada di ujung telepon.

“Louis.” Ia mengangkat telepon. “Apa lagi?” suaranya datar.

Mada kembali sadar. Dia bingung, kenapa miliknya terasa sangat keras dan juga besar. Dia kemudian melihat Claire. Ada sesuatu yang menonjol di balik gaun hitamnya itu. Saat menoleh ke bawah, dia melihat brenda hitam jatuh. “Hah, aku yang melakukan ini? Kapan?”

“Kau ingin aku tanda tangan? Kembalikan dulu semua hartaku yang sudah kau rampas,” kata Claire, dia sudah berada di depan TV. “Aku bukan dompetmu, dasar mokondo!”

Claire terdiam beberapa detik, mendengarkan, lalu tertawa pendek tanpa humor.

“Kau lupa? Rumah ini atas namaku sebelum kau ubah. Perusahaan kecilmu itu hidup dari suntikan dana dan nama besarku. Cih, jangan coba-coba mengancam!” Napasnya meninggi. “Kau pikir aku sendirian? Kau kira aku tak bisa mencari penggantimu?” “Kau kira aku takut? Kau kira dengan harta dan kekuasaanmu aku mundur? Tidak. Wanita sepertiku tidak akan mundur hanya karena ancaman darimu,

Claire terdiam beberapa saat, sebelum kalimat terakhirnya keluar. “Aku akan membalasmu, tunggu saja! Bukan cuma aku, akan ada satu orang lain yang akan membalas semua kekejianmu!?"

Mada tersentak dengan ucapan itu.

Dia kemudian mengingat satu nama, Louis!

Sambungan putus.

“Maaf.” Satu kata itu seperti retakan di dinding batu. Claire berdiri kaku satu detik, lalu meraih Mada. Pelukannya kuat, kali ini tidak dibarengi nafsu.

Dagu Claire menyentuh bahu Mada, kulitnya hangat.

Hanya ada napasnya yang pendek-pendek, terkendali, lalu pelan-pelan memanjang.

Claire sengaja tidak mengungkap kalau Mada memiliki alter ego lain yang hanya bangkit di saat-saat tertentu karena Mada tidak menyadarinya. Dia siap menunggu enam bulan lagi, setidaknya sampai terapi Mada benar-benar selesai.

Terapi itu mungkin tidak sepenuhnya menjamin ingatan Mada sebagai Zero kembali.

Namun, sejak Mada melakukan terapi, alter ego-nya mulai muncul di momen-momen terdesak.

Pun karena terapi itu juga, jiwa Zero semakin sering muncul.

Claire sudah mengeluarkan triliunan uang untuk menjalankan terapi rahasia ini agar tidak ada seorang pun yang tahu. Sampai ketika, dia ketemu Sofia, wanita dari Leviathan Army yang mengabari kalau Mada adalah atasannya dulu di Leviathan. Awalnya Claire ragu, tapi Claire setuju untuk memasrahkan Mada pada dokter titipan Sofia.

Claire kemudian berjanji akan membantu Mada balas dendam setelah ingatannya kembali.

Dia siap ambil resiko.

Ketika ingatan Mada kembali, otomatis Mada akan melupakannya karena dia adalah Zero. Dia siap kehilangan. Dia siap dilupakan. Dia siap melakukan itu semua asal Mada bisa mengembalikan jiwa Zero-nya. Dia siap berkorban apapun untuk Mada karena dia melihat Mada adalah orang yang tulus dan sangat menyayangi Fasya, sementara Fasya adalah sosok yang paling berarti dalam hidup Claire.

“Mulai besok,” kata Claire pelan, “Kau ikut denganku. Kita belanja. Kau akan kuberi pakaian pantas dan mobil bagus. Ini kartuku. Kau bisa gunakan untuk masuk ke Seena Center besok. Gunakan itu juga untuk membeli barang-barang mewah. Saldonya tidak terbatas!”

“A-apa ini?” Mada memandangi kartu hitam bersepuhkan naga

“Dan satu lagi,” Claire menahan, ujung senyumnya naik. “Kau tidak akan menyebutku ‘Nona” lagi.”

Mada mengangguk. “Claire.”

Kesepakatan pun dibuat, mereka resmi bekerja sama untuk satu tujuan, yaitu balas dendam dan menjadikan Mada penguasa yang sesungguhnya!

Madak kemudian pamit, meninggalkan rumah mewah itu. Dia tidak menoleh ke belakang. Dia takut, melihat Claire yang masih separuh telanjang membuat gairahnya bangkit lagi. Tanpa berbicara lagi, dia kembali ke pos satpam.

Sore ini dia ada janji dengan Romi karena Romii meminta bantuannya mengangkat barang-barang yang dipesan rumah 245 di Blok B. Total ada empat orang yang ikut angkut barang. Romi, Mada, dan dua rekan satpam lain yang lebih senior dari Mada.

Sepanjang jalan menuju pos, dia terus kepikiran tentang Claire, sampai suara Pak Romi menyadarkan lamunannya.

"Heh, kamu diapain sama Bu Claire?" Pak Romi kemudian menanyai Mada berbagai macam pertanyaan. “Kamu dikasih uang berapa? Eh, apa dikasih jatah? Hahahaha. GImana? Sexy banget, kan? Aku yang biasa lihat perempuan cantik di sini aja, ngakuin kalau cantiknya Bu Claire ga ada tandingan. Sumpah!”

“Nggak ada uang, nggak ada jatah!”

“Hah! Kamu itu bodoh ya!” Pak Romi sedikit kesal mendengar pengakuan Mada. “Aku yang membantunya menata empat mobilnya saja diberi 10 juta, apalagi kau yang menolong Bu Claire di taman. Harusnya bisa 20 juta!”

“Nggak, Pak, aku nggak dapat!”

“Ohh gitu, jadi kau nggak incer uang? Buat apa kamu kerja? Gajimu jadi satpam di sini cuma 5 juta saja. Dasar laki-laki ga tahu diri! Dikasih uang setara 4x gaji malah nolak. Tahu gitu aku yang berangkat dan terima uangnya!”

“Udahlah, Pak, nggak usah dibahas.” Mada kesal sendiri. Di tengah pikirannya yang berkecamuk tentang apa yang terjadi di rumah Claire, dia makin pusing karena Romi terus mempertanyakan hal-hal yang tidak perlu.

Mereka kemudian pergi ke rumah 245 di Blok B. Pekerjaan angkut barang itu dilakukan kurang lebih dua jam. Saat pembagian upah, Pak Romi memasrahkannya pada Bayu dan dia pulang lebih dulu karena istrinya menelepon.

Upah yang diberikan adalah 8 juta, dibagi empat orang. Harusnya, Mada mendapat upah dua juta, tapi entah kenapa Bayu hanya memberinya 500 ribu.

Ketika protes, Mada malah mendapat hinaan dari Bayu, teman satpam Mada yang sudah dua tahun bekerja.

“Satpam baru, jangan harap kamu minta jatah lebih!” Bayu mendorong Mada, badannya terjengkang dua langkah ke belakang.

“Benar kata Pak Bayu, kau itu harusnya sadar diri. Masa baru enam bulan kerja minta bayaran sama dengan kita.” Chandra, satpam lain yang lebih senior dari Bayu, ikut mengomentari. “Masih untung kita mau ngasih bagian!”

“Aku kerja lebih keras. Aku angkat dua kursi sendiri, TV dua, AC tiga, laci enam. Kenapa aku dapat 500 ribu aja? Waktu aku kerja, kalian malah duduk santai sambil ngerokok. Ga adil!”

“Heh, jaga mulutmu!” Chandra berdiri. Rokok yang baru dihisap separuh, langsung dimatikan. “Berani ya, nantang kita? Bayu, ayo kita kasih pelajaran satpam baru ini!”

Bayu memiting Mada, sedangkan Chandra sudah siap dengan tangan mengepal. Sebelum pukulan itu melayang, suara wanita terdengar melengking. “Lepaskan dia. Sampai kalian berani mengganggunya lagi, kalian dipecat!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 37

    “Mada, barusan aku dapat mandat dari Jenderal Zhang Ze. Kamu diuruh mencairkan beberapa ratus dollar di ATM yang aku berikan kapan hari lalu. Pergilah ke Bank Platina di pusat ibukota. Setelah itu, carilah villa mewah yang kelak jadi tempat tinggalmu.”Baru saja ingin menutup mata, ponselnya berdering, dan Sofia segera memberi perintah.“Hmm, aku masih ngantuk. Apa nggak bisa diundur sampai nanti siang atau sore?” Mada menguap setelah semalaman tidak tidur.“Jenderal Zhang Ze ingin kamu segera pergi. Aku sarankan, villa Phoenix yang letaknya ada di perkomplekan mewah Heaven Garden.”“Ah, sialan! Oke. Aku pergi sekarang.”Dengan kantung mata bengkak dan pakaian kusut milik Boris yang belum diseterika, Mada pergi, tanpa membangunkan Boris yang masih mendengkur pulas.Sofia mengirim titik koordinat lokasi Bank Platina.“Aneh, kenapa hanya ada satu Bank Platina di ibukota? Harusnya, ada minimal tiga atau empat bank. Kenapa pula Jenderal Zhang Ze memberi perintah dadakan seperti ini!?”Sel

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 36

    “Benar. Barusan, aku dapat info dari markas pusat. Kamu pasti tahu, kan, dia bukan laki-laki biasa. Dia mantan pembunuh bayaran terkenal. Aku takut kalian berdua terluka, atau bahkan terbunuh karena laki-laki itu.”Boris dan Mada saling tukar pandang. “Tenang, Sofia, kami tidak semudah itu mati. Percaya pada kami. Kami akan membereskan orang ini, seberapapun mengerikannya dia.”Kekhawatiran Sofia ternyata tidak terjawab.Louis, yang rencana awalnya datang ke Cliff Inna untuk memburu Mada, tiba-tiba menghilang tanpa jejak.Padahal, lima menit sebelumnya, Mada mendapat kabar jika Louis dalam perjalanan menuju perbatasan mengendarai jeep dengan kaca anti peluru.Pun hingga pagi menyongsong, Mada tak kunjung menutup mata. Sementara Boris, dia sudah terlelap sebelum matahari terbit tadi. Mungkin pria itu capek setelah pertempuran tengah malam tadi.Merenung menatap latar pergudangan tua, Mada masih kepikiran, bagaimana nasib Kristal setelah rencana pembunuhan itu gagal.Serigala Merah past

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 35

    Sekarang, sisa satu perampok yang menggunakan topi baseball hitam. Dia memberondongkan senjata, menembak acak orang-orang sipil di sana.Mada menunggu kesemptan hingga perampok itu teralihkan perhatiannya oleh Boris, dan tidak menatapnya lagi.Julukan Zero tidak main-main. Kecepatan dan keakuratan serangan yang dimiliki Mada dalam menotok leher perampok itu, sangat cepat. Bagai ular, tepat di nadi meridian tengahnya.Perampok itu tumbang sebelum sempat membabi-buta lebih lama lagi. Urat nadinya mati sementara. Jangankan membalas pukulan Mada, untuk berteriak saja, dia tidak mampu.“Sssttt...”“Jangan berisik!”Mada menoleh ke seluruh pelanggan, memberi kode menggunakan gerakan bibir sembari menautkan telunjuknya. Mereka mengangguk paham. Tidak satu pun membuat kegaduhan sampai Mada selesai.Kecerdikan Mada didukung oleh prediksi akurat Boris, dia sudah menghitung estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mengalihkan perhatian, sampai Mada berhasil mengalahkan perampok satunya.Usai menenan

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!    Bab 34

    Mada terkenal dengan julukan Zero.Di Leviathan Army, ada kode tertentu yang diberikan sesuai kekuatan dan kepiawaian anggota dalam menjalankan misi. Makin kecil angkanya, makin tinggi pula pangkatnya.Zero sendiri merupakan julukan yang hanya diberikan pada militer-militer terkuat di zamannya.Di antara semua pasukan khusus Leviathan Army, hanya Mada yang menunjukkan kemajuan signifikan sejak dia bergabung.Hanya butuh waktu empat tahun dia menguasai semua ilmu beladiri, senjata, juga obat-obatan yang harusnya ditempuh dalam waktu minimal 15 tahun.Dalam empat tahun itu juga, Mada berhasil menyelesaikan misi-misi sulit, yang bahkan menurut anggota Leviathan Army lainnya, mustahil untuk diselesaikan.Salah satunya adalah, memberantas organisasi hitam yang merugikan dunia bernama Red Lotus, seorang diri, tanpa bantuan petinggi Leviathan Army yang lain.Dan, sekarang, para petinggi Red Lotus berkumpul, membentuk afiliasi baru bersama mafia-mafia kejam dunia, lalu menamai diri mereka seb

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 33

    “Berhasil atau tidak, kita belum tahu, sampai kita mencoba rencana ini! Tapi, ada satu hal yang perlu kamu ingat. Aku tidak bawa identitas apapun. Kemungkinan besar, aku diusir petugas keamanan. Jadi, keluar lah sebelum aku diusir!”Bertepatan juga, Nabila ingin membahas perceraian itu dengan Mada.Sesuai kata pepatah, tanpa perlu menebar umpan, jika timing mu sesuai, ikan pasti menyambar. Hal itu yang dialami Mada kala tatapan tajamnya direspon Nabila.Menggandeng mesra tangan Robby, Nabila mendekati posisi duduk Mada, lalu mengata-ngatainya. Tapi, kali ini, Nabila tidak terlalu ngotot.Sekali lagi, mereka membuat keributan dan memancing atensi tamu undangan. Semua perhatian terpusat.Sofia menggunakan kesempatan ini untuk mencari dua anggota Serigala Merah lain yang menyamar. Dan, benar kata Mada, ada empat anggota yang bertugas masuk hotel.“Sial! Begitu ingatannya pulih, akurasi pengamatannya jauh lebih hebat dari tiga tahun lalu!?” Sofia menggeleng, masih tidak percaya dengan apa

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 32

    “Diancam putus kontrak? Ti-tidak mungkin!”Gleg!Nabila meneguk ludah.Majalah Beautyness adalah satu-satunya majalah kecantikan terkemuka yang digunakan Nabila meraih follower serta popularitas. Tanpa majalah itu, dia hanya gadis biasa, tak punya pengikut, ataupun fans sejati.Meski cantik, perilaku arrogan dan lidahnya yang tajam, seringkali membuat netizen enggan untuk mengikuti segala postingan aktivitasnya.“Maafkan aku, Ris, bukan maksudku mengacau-”“Sekali lagi aku melihatmu mengacau, aku tidak segan memutus kontrakmu, juga seluruh aset-asetmu di salon kecantikan Beautyness. Camkan itu!”Nada dingin Risa membuat Nabila mati kutu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Amarah yang tertahan, dia luapkan dengan sorotan tajam ke arah Mada.Seolah gadis itu berkata, “lihat aja, Mada, kamu pasti terima akibatnya!?”Pesta berlanjut seperti biasa. Kali ini, Tuan Bram meminta orang-orang berkumpul di aula hotel yang disulap menjadi restoran prasmanan bNabilag lima.Malam ini terlihat sangat m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status