Inicio / Fantasi / Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz / Bab 11. Apakah Kakak Masih Mengingat Janji Kakak

Compartir

Bab 11. Apakah Kakak Masih Mengingat Janji Kakak

last update Última actualización: 2025-11-22 00:21:21

Alana dan Alena cepat mengangguk lalu mengikuti Nathan masuk ke rumah.

Nathan melangkahkan kaki ke dalam rumah. Seketika kenangan tentang ayah dan ibunya kembali muncul, membuatnya emosional. Namun tiba-tiba Alena memeluknya dari belakang.

"Kakak, aku masih rindu kakak," ucapnya lirih sambil mulai menangis.

Sementara itu, Alana berjalan ke samping Nathan, lalu perlahan maju dan berhenti tepat di depan Nathan. Mata tajamnya menatap mata biru Nathan. Karena tinggi badannya hanya sebahu Nathan, ia sampai mendongak demi menatap wajahnya.

"Apa selama lima tahun kau melupakan aku?" tanya Alana tegas, seolah menginterogasi.

"Aku... emm..." Nathan hanya bisa menggaruk kepala.

"Apa? Kenapa kau ragu? Apakah kakak sama sekali tidak mengingat aku? Apa di pulau itu ada seorang gadis cantik yang menemanimu sampai kau lupa padaku?" tanya Alana makin tegas.

Belum sempat Nathan menjawab, Alana kembali bertanya.

"Apakah kakak masih ingat dengan janji kakak pada kami?" tanyanya sambil me
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 85. Sambutan Hangat Mertua (bagian 1)

    “Tentu saja, Bibi. Aku akan menjaga Rania dengan baik, aku janji bi,” jawab Nathan meyakinkan. “Coba ceritakan, bagaimana bisa seseorang memusuhi pria sopan sepertimu?” lanjut Naina bertanya. “Tunggu dulu! Apa tadi aku tidak salah dengar? Kau adalah tuan muda keluarga Middleton?” tanya Paul penasaran. “Bibi, Paman, bisakah kalian bertanya satu-satu? Aku jadi bingung harus menjawab yang mana dulu,” ujar Nathan tak berdaya. “Lihatlah, karena kau terlalu banyak bertanya, menantu kita jadi bingung, kan!” tegur Naina. “Baiklah… baiklah, kau jawab saja pertanyaannya lebih dulu,” ujar Paul mengalah. “Sebenarnya bukan musuh seperti itu, Bi. Maksud Nasha tadi, takutnya ada orang yang tidak suka denganku. Bukankah mereka akan mencoba berbuat jahat pada orang-orang di dekatku juga,” jawab Nathan mencoba meredakan ketegangan Naina. Jika dia mengatakan semuanya dengan jujur, mungkin menantu perempuannya itu akan pingsan seketika karena ketakutan. Secara bersamaan, Nasha juga menger

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 84. Sumpah Agung Para Gadis Ras Naga Kuno

    Saat mereka berdua keluar dari akar pohon tempat mereka tinggal, mereka melihat seorang pria sedang tergeletak di tanah, dengan darah yang mengucur deras dari luka di dadanya. Tanpa banyak bicara, mereka langsung bergegas mencoba menyelamatkan pria itu. ... Kembali ke masa sekarang... Nathan hampir saja memasuki alam jiwa karena merasakan kegelisahan Ravina, sampai saat sebelum ia memejamkan mata sepenuhnya, tiba-tiba saja ia teringat pada taruhan di antara mereka. Hari ini tepat tiga tahun sejak taruhan itu ditetapkan, dan tinggal beberapa jam lagi sampai saat kemenangan Nathan tiba. “Hahaha, aku tahu kau pasti memancingku untuk masuk ke alam jiwa, kan?! Jangan terlalu yakin pada dirimu, Kak. Hal terbaiknya adalah kau menganggap remeh diriku, dan sekarang aku bisa meminta tiga hal penting darimu,” batin Nathan. Meskipun mereka tidak berkomunikasi, namun Ravina dapat merasakan gejolak emosi kebahagiaan dari jiwa Nathan. Dia benar-benar cemas sekarang, karena tantangan ya

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 83. Pertaruhan yang Mengikat Takdir

    “Kakak, kau itu terlalu percaya diri! Aku sama sekali tidak membutuhkan bantuanmu untuk apa pun,” gumam Nathan sinis. “Bocah mesum, kalau begitu mari kita lihat siapa yang akan membutuhkan bantuan lebih dulu,” tantang Ravina. “Baik, kau lihat saja,” jawab Nathan acuh. “Tampaknya kau yakin sekali. Bagaimana kalau kita bertaruh sesuatu? Apa kau berani melakukannya?” tantang Ravina lagi. Jika saja Nathan sedikit lebih peka, seharusnya dia sadar jika Ravina menginginkan sesuatu darinya. Tapi sayangnya, Nathan hanyalah remaja enam belas tahun yang polos, jadi dia sama sekali tidak waspada saat itu. “Baik, apa taruhannya?” tantang Nathan balik. “Begini saja… siapa pun yang kalah harus mengikuti perintah yang menang sebanyak tiga kali, dan dia harus melakukannya tanpa batas dan tanpa syarat. Apa kau berani?!” “Tentu saja aku berani, karena aku sama sekali tidak akan membutuhkan bantuanmu. Mulai sekarang aku tidak akan pernah lagi memasuki alam jiwa dan juga altar kuno ini,” uja

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 82. Melanjutkan Perjalanan

    Di dalam ruang VIP... Nathan kembali tersenyum. “Ayo cepat selesaikan makan, kita harus segera melanjutkan perjalanan. Masih ada tiga tempat yang harus kita datangi sebelum malam,” ujarnya lembut. “Bos, bisakah aku dan Bela juga ikut?” tanya Richard sopan. “Tentu saja boleh, semakin ramai tentu akan semakin seru,” jawab Nathan santai. “Kalau begitu beberapa dari kalian bisa ikut di mobilku,” ajak Richard. “Mobilku juga kosong,” sambung Billy. “Baiklah, kalau begitu siapa yang mau naik mobil Richie?” tanya Nathan. “Lena, kak. Lena ingin mengobrol dengan Kak Bela.” “Kalau begitu Lana juga, kak,” sahut dua gadis kembar itu bergantian. “Lalu mobil Billy?” “Mila, kak. Mila akan pergi bersama Kak Billy, dan Mila akan ajak Kak Laras juga,” teriak Mila bersemangat. Nathan mengangguk dan tersenyum seolah mengerti maksud Mila. “Bagaimana, Bill? Kau tidak keberatan, kan?” “Tidak, tentu saja tidak...” “Eh... kenapa Kak Billy bersemangat sekali?” tanya Rania menggod

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 81. Awal yang Tak Pernah Dipilih

    Ruangan VIP itu kembali hening, namun tidak lagi terasa menekan seperti sebelumnya. Ketegangan telah berganti menjadi suasana canggung yang sulit dijelaskan. Tidak ada teriakan, tidak ada pertikaian, hanya sisa-sisa perasaan yang belum sempat menemukan tempatnya. Laras masih berdiri di tempatnya, kedua tangannya saling menggenggam erat di depan perut. Pipi gadis itu masih memerah, entah karena malu atau karena jantungnya yang sejak tadi berdetak terlalu cepat. Billy berdiri beberapa langkah di depannya. Untuk pertama kalinya, putra wali kota itu tidak tampil dengan sikap santai dan percaya diri yang biasa ia miliki. Bahunya sedikit tegang, satu tangannya dimasukkan ke saku celana seolah mencari pegangan, sementara pandangannya sesekali melirik ke arah Laras lalu cepat-cepat mengalihkan mata. Keheningan itu akhirnya dipecahkan oleh Gina. “Ras,” panggilnya pelan. Laras tersentak kecil, lalu menoleh. “Iya, Ma?” Gina menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan perasaannya sendir

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 80. Pembalasan yang Tak Pernah Dibayangkan

    Ruangan itu perlahan menjadi sunyi. Satu per satu orang yang tadi memenuhi kamar VIP kini telah pergi. Leon, Revan, Rosa, Nicky, Rowman, bahkan Dicky, semuanya meninggalkan ruangan dengan kepala tertunduk. Tidak ada yang berani menoleh kembali, seolah takut tatapan Nathan akan menyusul mereka. Tinggallah Laras sendirian. Berdiri di tempatnya dengan tubuh yang masih gemetar, Laras menatap kosong ke arah pintu yang telah tertutup. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasakan perasaan yang asing dan menyakitkan, 'ditinggalkan.' Bukan karena ia tidak penting, tetapi karena ia keliru menilai segalanya. Semua orang yang selama ini ia banggakan, semua yang ia yakini sebagai 'lingkungan yang tepat', pergi meninggalkannya tepat saat ia terpuruk. Harga dirinya runtuh perlahan. “Ma…” suara itu lirih, nyaris tak terdengar. Gina yang sejak tadi berdiri di sampingnya dengan wajah cemas segera meraih tangan Laras. Dengan hati-hati ia membantu putrinya berdiri lebih tegak, menopan

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status