Bab 30 Aluna terkekeh, melihat wajah William yang begitu antusias. “Kartu kematian, biarlah menjadi rahasiaku,” jawab Aluna. Itu membuat William terkekeh. "Kamu serius? Tidak mau memberitahuku?" "Belum, aku mau main sama perempuan itu dulu," kata Aluna sambil nyengir. "Terserah," kata William dengan nada kecewa. Dia bangkit dari tempat tidur mereka, dan mengambil pakaiannya yang berserakan. "Wow, kau merajuk padaku?" Aluna mengejek. Wanita itu merasa senang kali ini, melihat wajah masam pria itu. Tapi William sama sekali tidak mengindahkan ejekan Aluna. Pria itu buru-buru mengenakan pakaiannya dan meninggalkan rumah rahasia mereka. Sepanjang jalan menuju apartemen. William sangat marah, memikirkan cara. Bagaimana mengetahuinya, kartu kematian Lili, wanita yang sangat ingin dia hancurkan. Hingga, mampu menyaksikan, kematian tragis dalam kehidupan wanita itu. Pesan notifikasi dari Afkar Savire, mengalihkan pikiran marah William. Saat mengendarai mobil sportnya, dia membuka pesa
Bab 27 Usai makan, Welas mengajak Lili ke ruang tamu, untuk berkenalan dengan William. Lili tidak bisa mengelak lagi, dengan goyah dia berjalan mengikuti langkah Welas. Namun Lili merasa sedikit lega, sosok William tidak ada di ruang tamu. Welas yang penasaran bertanya pada pelayan itu. "Tuan William ke kamar Nona Aluna." Hati Lili merasakan setitik kecemburuan. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin dengan situasi ini, Lili bisa memanfaatkannya untuk menghindari pertemuan dengan William di rumah Welas._____ "Apa yang terjadi?" tanya Wiliam, ketika memasuki kamar Aluna Welas. Aluna Welas mendengkus dan membelakangi Wiliam. "Dasar anak kecil," cetus Wiliam sedikit kesal. Mendengar ucapan William, Aluna kembali emosi. "Ya, aku memang anak kecil. Jika aku dewasa dan pintar, aku tidak mungkin mencintai bajingan sepertimu!" Aluna mengutuk. "Apakah kamu laki-laki yang tidak tahu diri? Mendapatkan wanita kaya, cantik, dan baik hati seperti saya, bahkan menyukai wanita ular
Bab28 "Jonas Welas, apa yang membawamu ke sini?" Welas bertanya. Dia berjalan ke keponakannya dan memeluknya dengan hangat. "Aku hanya ingin mengunjungimu," katanya santai, lalu berbalik menatap Lili. "Dia Lili, CEO Grup Perusahaan Raksasa," kata Welas, memperkenalkan wanita itu. "Lili, wanita yang terkenal hebat dalam berbisnis?" tanya Jonas kagum. Lili tersenyum bangga. "Ya, Lili dari Kota Yuzong." Mereka berjabat tangan cukup intens. “Wah, wanita yang hebat dan pintar dalam bisnis. Kecerdasanmu di dunia bisnis sudah diakui dunia,” kata Jonas melebih-lebihkan. Membuat hati Lili melambung lebih tinggi ke awan. Namun mendengar suara Welas yang jernih, Lili kembali tampil anggun. "Semua berkat Pak Welas," kata Lili lagi, mencoba menyanjung Welas yang wajahnya mulai masam. Namun mendengar pujian indah itu, membuat binar dimata Welas bercahaya dan senyum tipisnya seolah meringankan hati Lili. "Jonas, dia wanitaku," kata Welas yang mulai menyadari sorot mata Jonas menunjukkan ke
Tuan MudaBab29 Lili mengabaikan sarkasme Aluna, dia berdiri dari tempat duduknya. "Ayah, apakah ini benar? Jika ayah akan meresmikan hubunganku dengan William?" "Tentu saja." Welas menjawab dengan cepat. "Saya akan mengundang mereka untuk makan malam, sebelum William kembali ke Monarki, saya akan mengundang keluarga mereka untuk makan malam." "Ya, Aku Mencintaimu Ayah!" kata Aluna senang. Lili yang berjalan pelan, meninggalkan ruang makan, mendengar dengan jelas rencana Welas. Dia pergi ke kamarnya di lantai 2 dan menutup kamar, lalu mengunci pintu. Hati wanita itu sekarang marah, haruskah dia kalah dua kali? Dalam hal cinta. Apakah ini takdir, untuk hidup dengan lelaki tua itu? Ah, Lili bergidik, jika aku harus mengingatnya. Lili meraih ponselnya, dan mulai mencoba menghubungi William. Wanita itu terus mencari taktik, untuk menggagalkan rencana Welas yang berniat mengadakan pertemuan keluarga dengan Wiliam. Sayangnya, panggilan telepon Lili tidak mendapat jawaban. Dia sangat
Bab30 "Dimana dia?" tanya Lili, ketika berjalan menuju pintu utama gedung tua yang besar di tengah hutan. Gedung tua yang dulunya merupakan rumah laboratorium Jordan Catwalk. Gedung yang dalamnya sudah banyak bangunan yang rusak dan kotor. Tetapi Lili merubah dalam bangunan itu kembali layaknya laboratorium yang lebih canggih lagi, dengan beberapa ilmuan juga Dokter yang terbaik. Meskipun dari luar, bangunan tua itu nampak jelek dan kotor. Semenjak kejadiaan na'as keluarga Catwalk. Diana Catwalk mau pun keluarga besarnya yang tersisa, tidak pernah datang berkunjung ke rumah lab itu lagi. "Dia di dalam," sahut penjaga keamanan, yang Lili utus untuk menculik Aluna Welas. "Seperti perintah anda, saya juga telah memalsukan kematian Diana Catwalk. Publik sudah ramai membuat pemberitaannya, setelah menemukan mayat yang telah kami manipulasi," jelas anak buah Lili. "Bagus! Bagaimana keadaan wanita itu?" "Dia baik- baik saja. Mari ikut saya, Dokter menunggu anda di dalam. Kita harus
Bab 31 "Selamatkan dia!" William memerintahkan. "Peralatan di tempat ini tidak cukup! Kita harus menerbangkannya ke Negeri Awan." "Kamu jaga dia dan tetap dapatkan hatinya. Soal Aluna Welas, biar aku yang tangani." "Oke, aku percaya kalian semua," kata William. Kondisi Lili yang sangat lemah mengharuskannya mendapatkan perawatan khusus, dengan peralatan yang lengkap dan canggih, serta ditangani oleh dokter yang memiliki ilmu ketuhanan yang terpercaya. Setelah melalui masa kritis, kini kondisi Lili mengalami kemajuan. William pun senang, karena semua cita-cita dan rencananya bisa ia jalankan kembali. Meski mengaku, jauh di lubuk hatinya, dia sangat khawatir dengan nasib Aluna Welas yang terkena suntikan tersebut. Menurut para ilmuwan yang mencampur cairan itu, organ Aluna Welas tidak akan cukup kuat untuk bertahan lebih dari 10 tahun. Kondisi mental dan emosionalnya semakin kuat. Jika Aluna Welas marah, maka satu per satu jaringan di tubuhnya rusak. Namun kekuatan dan kekuatan
Bab32 "Apakah kau bersungguh- sungguh?" tanya Wiliam memastikan kebenaran ucapan Lili. "Tentu saja! Secepatnya akan diurus pengacaraku, jika kamu siap menikahiku dan menanggung resiko berhadapan dengan Welas." Wiliam tersenyum. "Mungkin aku tidak salah pilih. Kuharap kamu bisa segera sembuh dan mewujudkan semua impianmu itu." "Tentu saja! Aku harus segera sembuh." Hati Lili berbunga- bunga. Apapun akan Lili lakukan untuk mencapai kebahagiaan, wanita berusia 38 tahun ini begitu antusias dalam mencapai tujuannya. Lili hanya ingin bahagia dan melepas masa jenuh yang selama ini dia rasakan. Sementara di kediaman Welas, lelaki tua itu sangat murka pada Lili. "Jonas, katakan padaku, dimana Lili dan Wiliam?" bentak Welas, merasa snagat kesal dengan menghilangnya jejak Lili. "Aku tidak begitu tahu, Ketua. Aku hanya berfokus, untuk menyelamatkan Aluna, tanpa mengingat lagi keberadaan Wiliam mau pun Lili." "Untuk apa Ayah mencari wanita itu lagi? Dia menghancurkan hidupku, Ayah." Aluna W
Bab33 "Baiklah! Sudah selesai semuanya." Wiliam berdiri. "Tuan." Tamson Morgen pun ikut berdiri. Wiliam memandang Tamson dengan heran. "Maaf! Tolong jelaskan pada kami, siapakah anda sebenarnya," pinta Tamson, membuat Lili bingung. Wiliam menatap Tamson. "Apa maksudmu?" "Tuan! Anda jangan berlebihan pada kekasih saya," pinta Lili. "Tuan yang mengaku dirinya Wiliam, mengapa mengenakan cincin pewaris Tuan Mose." Semua terkejut mendengar ucapan Tamson. "Jika anda ada hubungannya dengan kematian Tuan kami, Jeremy Mose! Maka langkah anda akan terhenti di depan pintu istana besar ini." Tamson memanggil bagian keamanan. 10.000 orang berpakaian hitam berdiri, tepat di depan istana yang Lili tempati. "Hari ini, pernyataan anda akan kami jadikan barang bukti dan menyiarkan ke seluruh dunia, tentang lenyapnya Tuan kami yang tanpa jasad." Beberapa paparazi memasuki istana Lili dan mulai merekam pernyataan Wiliam. Wiliam berusaha tenang dan memikirkan matang-matang jawabannya. Lili