Share

Masa sekarang

Penulis: Fiyaseni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-12 20:58:35

“Hei ... Gadis kecil. Siapa namamu?” tanyanya lembut.

Perlahan, pandanganya tertuju pada seseorang tersebut, masih dengan tubuh lemas tak berdaya, ia menjawab pertanyaanya. “Xena.” jawabnya lembut.

“Tenang gadis kecil. Kedua orangtua kamu, sudah saya antar ke surga.” bisiknya pada Xena dengan belaian lembut dipipi Chubby-nya.

Lelaki itu mengusap lembut kepalanya lalu mencium sekilas keningnya dan pergi. Ia bejalan menjauh dari gadis kecil itu, namun ditengah perjalanan ia menghentikan langkahnya sejenak, lalu menoleh menatap gadis itu yang masih terdiam membisu ditempatnya.

‘Kamu gadis kecil yang cantik. Tunggu ketika kamu sudah dewasa nanti, aku akan kembali membawamu kesurga bersama dengan kedua orangtuamu disana.’ batinnya.

Lelaki itu kembali melanjutkan langkahnya dan berjalan menjauhinya, berkumpul bersama segerombolan yang lain dan segera pergi dari rumah itu.

Sedangkan Xena, masih berada disana terdiam sendirian dengan tatapan kosong dan tubuh yang masih lemah. Perlahan, sakit dikepalanya mulai terasa dikepalanya, rasa mual pun muncul dalam perutnya. 

“Huek!”

Gadis kecil itu memuntahkan cairan kental dari perutnya, lalu menutup kedua matanya dan tak sadarkan diri.

Pagi hari, suara kicauan burung serta sinar mentari yang muncul membuat secara perlahan, gadis dengan bolamata coklat itu terbangun dari pingsannya. Ia membuka kedua matanya dan melihat seisi ruangan rumahnya yang berantakan. 

‘Semalam aku mimpi buruk.’ batinnya.

Gadis itu bangkit, dan kakinya turun dari atas sofa itu. Tiba-tiba, ia merasa seperti menginjak sesuatu, matanya pun langsung tertuju pada kakinya. Matanya terbelalak ketika melihat yang ia injak adalah cairan merah yang sudah setengah kering. Dengan cepat, gadis itu mengalihkan kakinya dan langsung berdiri. 

Seketika, pikirannya teringat akan kejadian semalam, yang ia maksud itu adalah sebuah mimpi. Xena berlari menuju ketaman belakang rumahnya yang berdekatan dengan kolam renang. 

Matanya langsung terbelalak ketika melihat kedua orangtuanya sudah mengapung di kolam tersebut. Kepalanya terus menggeleng, ia masih tak percaya kalau kejadian mengenaskan malam itu bukanlah sebuah mimpi.

Dengan napas yang berderu naik turun gadis itu menjerit histeris. 

“AAAaaaa!!!!”

Tok ... Tok ... Tok ...

“Xena ... Xena Bangun! Hei! Xena bangun ....”

Gadis cantik bermata coklat itu langsung membuka kedua matanya, dengan napas yang berderu naik turun serta keringat yang mengucur diseluruh tubuhnya, ia langsung terbangun dan duduk diatas kasurnya.

Gadis itu mulai mengatur napasnya, dan untuk kesekian kalinya dirinya bermimpi itu lagi, mimpi yang sama saat kejadian mengenaskan itu terjadi. Xena mengusap seluruh wajahnya yang dipenuhi oleh tetesan airmata.

“Xena!”

Suara panggilan dari luar kamarnya, membuatnya menoleh kearah pintu tersebut. Ia sudah mengetahui kalau suara tersebut adalah dari tante Tania.

“Iya Tante.” jawabnya.

“Bangun Xena sudah siang.” teriaknya lagi dari luar kamar.

Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, lalu ia hembuskan secara perlahan, dan segera bangkit dari kasur berjalan menuju pintu kamarnya.

Ceklek.

Tania sudah berdiri didepan pintu kamar tersebut dengan raut wajah marah seraya memerhatikan keponakannya tersebut. Melihat ekspresi sang tante, Xena pun langsung tertunduk.

“Ini sudah jam berapa?! Kenapa kamu baru bangun, hah?”

“Ma-maaf Tante, Xena tadi habis mim—“

“Mimpi terus, mimpi terus! Itu saja alasan kamu. Tante pusing tau nggak, dengar kamu berbicara seperti ini terus. Jangan sementang-mentang kamu ini memiliki trauma, kamu jadi punya alasan untuk tidak melakukan apapun di rumah ini!”

Xena masih tertunduk. “Ma-maaf Tante.”

Suara amarah sang Mamah membuat Arabelle yang bersebelahan dengan kamar Xena pun langsung keluar dari kamarnya. Gadis yang sudah siap dengan seragam sekolahnya itu langsung menghampiri sang mamah dan juga sepupunya. 

“Ada apa sih, Mah? Pagi-pagi udah marahin Kak Xena.” 

“Mamah pusing dengerin ucapan dia yang selalu bilang kejadian pasal orangtuanya, seperti tidak ada pembahasan lain.”

“Mah ... Kak Xena kan punya trauma jadi Mamah harus ngertiian dia dong.”

Tania yang masih merasa kesal jelas memberi jawaban ketus pada anaknya. "Kamu itu sama saja seperti Papah kamu, selalu membela dia!” Tania langsung pergi dari situ.

Arabelle langsung mendekati Xena dan mengelus pundaknya. “Maafin Mamah ya Kak, perkataan Mamah jangan diambil hati.”

Xena menoleh kearah Arabelle dengan anggukan kecil dan senyuman tipis diwajah cantiknya. “Iya, Kakak nggak papa kok.”

“Yaudah kalau gitu kita ke ruang makan yuk Kak.” ajaknya yang langsung dianggukan oleh Xena.

 Mereka pun berjalan ke ruang makan dan sudah ada Tania dan juga Ardi yang tengah sarapan disana. Xena dan Arabelle duduk bersebelahan, belum juga Xena mengambil sesuatu di meja makan tersebut, namun Tania sudah meliriknya dengan tatapan sinis.

“Heh, enak sekali kamu. Bangun tidur langsung makan tanpa melakukan apapun.”

Ardi yang berada disebelahanya pun langsung menoleh kearah sang istri. “Mah ... kamu ini bicara apa sih? Tidak baik berbicara seperti itu pada Xena.” ucapnya dengan mempelankan volume suaranya.

“Pah, dia itu Cuma buat susah aja ada di rumah kita.” sahut Tania.

“Mamah kok ngomongnya seperti itu sih, Mah.” sela Arabelle yang mulai tak suka akan sikap Mamahnya terhadap Xena yang selalu seperti itu.

“Loh ... memang kenyataannya seperti itu. Dia itu sudah membuat Papah kamu bangkrut dari perusahaannya, gara-gara ngurusin dia yang selalu saja kambuh pasal trauma karena kejadian orangtuanya, sampai-sampai hak waris kedua orangtuanya tidak bisa diwariskan ke dia karena mentalnya yang terganggu. Dan lagi, dia harus hidup bersama kita disaat kondisi ekonomi kita yang seperti ini.”

“Cukup Mah! Jangan berbicara seperti itu didepan Xena, dia ini baru seminggu yang lalu keluar dari rehabilitasi, kondisinya belum cukup pulih.” sahut Ardi.

“Pah, Mamah bicara fakta! Supaya dia tahu kehadirannya itu membuat kita semua jadi susah!”

Ardi yang sudah tak tahan lagi mendengar ocehan sang istri pun akhirnya marah, ia berdiri dan menggebrak meja makan itu dan berhasil membuat semuanya terkejut. Ia berdiri tepat didepan sang istri.

“Cukup Mah! Cukup. Jangan pernah Mamah berbicara seperti itu lagi. Kasian xena.”

“Papah selalu membela dia.” 

Tania langsung pergi dari ruangan itu, ia merasa sangat kesal karena anak dan suaminya selalu membela kehadiaran Xena dirumah ini.

Xena yang masih belum pulih akan traumanya, mendengar kegaduhan tadi membuat dirinya merasakan ketakutan, apalagi melihat Ardi menggebrak meja itu, membuatnya mengingat akan suara saat kejadian mengenaskan kedua orangtuanya.

Arabelle yang berada disebelah Xena selalu menggenggam erat tangannya, ia sangat tahu kondisi sepupunya yang masih ada rasa trauma.

Ardi mengusap seluruh wajahnya, ia menghela napasnya beberapa kali mencoba untuk menenangkan diri atas amarah yang menyelimuti dirinya ini. Perlahan, ia menatap Xena, lalu duduk disebelahnya.

“Maaf ya Xena. Kamu harus mendengar perdebatan dirumah ini.”

Gadis cantik itu hanya mengangguk, dan masih dengan perasaan takut akan kejadian tadi. Detak jantungnya pun berdetak hebat mendengar pertengkaran tersebut yang membicarakan tentang dirinya yang dianggap hanya parasit bagi Tania.

Arabelle melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya, dan waktu telah menunjukkan pukul 06:50.

“Pah, sepertinya Ara harus berangkat sekarang.”

“Yasudah, kalau begitu kita sarapan dulu ya. Kamu juga ya Xena, sarapan.”

Xena mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun. Kemudian, Arabelle pun mengambilkan Xena sepiring nasi goreng lengkap dengan telor ceplok dan tak lupa ia pun mengambilkan segelas airputih untuk sepupunya itu. 

“Kak Xena makan ya.” ucapnya yang dianggukan oleh Xena.

Mereka pun sarapan bersama tanpa Tania yang masih kesal akan kehadiran Xena dirumah ini. Perlahan, Xena mulai memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya, dengan perasaan yang masih takut akan kejadian tadi, membuatnya mengunyah sarapan itu dengan pelan-pelan. 

‘Xena, ayo ... kamu harus kuat. Aku pasti bisa keluar dari rasa takutku selama ini. Aku tidak boleh seperti ini terus. Aku tidak boleh membuat Om dan Tante merasa terbebani akan kehadiranku dirumah ini, aku tidak boleh membuat susah mereka.’ batinnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tubuhmu Milikku   Akhir Kisah

    "A-aku, titip anak kita." Jawab Xena dengan suara lirih dan juga pelan setelah itu yang langsung menutup muka Dua matanya secara perlahan.Sungguh. Perkataan itu benar-benar membuat Xavier langsung syok. Tiba-tiba saja istrinya mengatakan kalimat itu yang membuatnya semakin merasa takut dan juga cemas.Dengan cepat, dia mengecupi beberapa kali tangan serta kepala sang istri dan terus berusaha mencoba membangunkan istrinya tersebut."Xena ... Sayang ... Kamu dengar saya. Sayang ... Bangun sayang.""Xena ... Kamu tidak perlu bercanda. Sayang. Xena ...""Xena ... Jangan seperti ini, jangan membuatku khawatir."Berkali-kali, Xavier memanggil-manggil nama sang istri dan juga mengusap seluruh wajahnya, namun tetap saja wanita cantik itu tidak membuka kedua matanya bahkan tidak merespon dirinya sama sekali hingga hal itu pun benar-benar membuat Xavier menangis Ia pun langsung memanggil sang dokter."Dokter ... Dok! Dokter .... Tolong istri saya Dok." Teriam Xavier.Sang Dokter dan beberapa s

  • Tubuhmu Milikku   Xena melahirkan

    Tiba-tiba, saja. Salah satu polisi itu ada yang mendekatinya dan berdiri tepat di dekatnya.Sontak, ia pun langsung melihat kearah polisi itu."Pak Xavier, anda harus kami."Xavier langsung bangkit dari posisinya."Ada apa Pak? Apa terjadi sesuatu pada istri dan juga anakku?" Tanyanya yang cemas."Sebaiknya anda ikut kami sekarang dan akan mengetahui jika anda sudah berada di tempat yang akan kami tuju nanti."Xavier mengangguk. Mereka pun segera pergi dari tempat itu dan menaiki mobil kantor polisi selama di perjalanan pikiran Soviet pun tidak karuan ia selalu memikirkan keadaan istrinya dan takut terjadi sesuatu pada sang istri dan juga bayi yang dalam kandungannya.Tak butuh, waktu lama. Mereka pun telah sampai di rumah sakit Sentosa. Pikirannya teringat kembali akan papanya pada waktu itu yang berada di rumah sakit itu namun meninggal dunia.'Tidak, semoga tidak terjadi apa-apa dengan istriku dan juga bayi yang dikandungnya.' batinnya.Xavier dan juga para polisi itu pun berjalan me

  • Tubuhmu Milikku   Xena Merindukan Xavier

    "Pah ... Bangun Pah. Maafkan semua kesalahan Xavier." Lirihnya.Sang istri, yang selalu setia berada di sampingnya pun terus mengusap pundak sang suami ia menguatkan suaminya tersebut walaupun sebenarnya ia tahu itu sangatlah sakit karena dirinya pun mengalami hal tersebut bahkan jauh sejak ia masih kecil."Maaf, jenazah akan segera dimandikan." Ucap salah satu suster di sana."Kita harus ikut, pemakaman papah." Ucap Xena dengan lembut.Xavier mengangguk kecil. sejujurnya hatinya masih sangat teriris melihat keadaan yang terjadi pada dirinya saat ini namun sekuat tenaga ia berusaha untuk bangkit dan kuat apalagi ada istrinya yang selalu setia menemani Sampai detik ini.Beberapa jam kemudian pemakaman jam 10.00 telah usai Xavier dan Sena yang masih berada di pemakaman tersebut pun akhirnya ikut meninggalkan pemakaman itu."Ayo, Pak Xavier anda kembali lagi ke kantor polisi." Ucap salah satu polisi yang mengawal dirinya."Sebentar, Pak. Saya ingin berbicara dulu Dengan istriku.""Silahk

  • Tubuhmu Milikku   James pergi Selamanya

    Beberapa hari kemudian, Xena menjenguk papa mertuanya di rumah sakit ia pun berbicara kepadanya bahwa safir telah ditangkap oleh Polisi."Jadi bagaimana perkembangan Papah?" Tanya Xena dengan nada lembut.James yang kini sudah bisa duduk, berbicara pada menantunya itu dengan nada lembut dan juga ramah."Syukurlah, sekarang papa sudah jauh menjadi lebih baik. Oh ya, bagaimana dengan Soviet pukas berkata bahwa dia sudah di ..."ucapan James berhenti sejenak namun dengan cepat China pun langsung melanjutkan ucapan tersebut dengan mendahuluinya melakukan kepalanya."Iya Pah. Dia sudah dibawa oleh kantor polisi beberapa hari yang lalu." Sambungnya.James memanganguk. Ia tahu bahwa menantunya ini begitu merasakan perasaan yang sangat sempurna di satu sisi dia sangat mencintai suaminya tersebut tapi di sisi lain ia harus melepaskannya Karena di balik pembantaian tersebut adalah suaminya sendiri."Papah tau, apa yang kamu rasakan saat ini bahkan papa pun begitu merasakannya. papa merasa kecew

  • Tubuhmu Milikku   Xavier menyerahkan diri ke polisi

    Satu jam telah berlalu Mereka pun telah selesai menyantap makan malam tersebut savier dan juga Xena pun masuk ke dalam kamar sedangkan arah masih berada di sana untuk membantu para pelayan itu membereskan makanan tersebut.Xavier langsung duduk di kasur, ia memerhatikan istrinya yang tengah membereskan serta menyiapkan baju tidur untuknya."Xena, aku ingin berbicara sesuatu kepadamu duduklah disampingku." Ucapnya.Wanita cantik yang tengah hamil itu pun berjalan menuju sang suami lalu duduk tepat di sampingnya dengan tahu itu wajah senyum."Apa yang akan kau bicarakan padaku?" Tanyanya.Xavier menghela napasnya sejenak. Ia memperhatikan wajah cantik sang istri serta bola matanya yang coklat itu dia mengusap beberapa kali perutnya lalu mengecup perut itu dan berbicara pada bayinya secara berbisik."Sayang ... Maafkan Papah ya." Ucapnya.Perkataan, itu jelas membuat wanita cantik itu berkerut alis dia langsung bertanya kepada suaminya Apa maksud dari perkataannya tersebut."Kenapa kamu

  • Tubuhmu Milikku   Hukuman untuk Ardi dan Tania

    Sebenarnya Xena tak tega melihat Om serta tantenya bersimpuh di depan kakinya ia masih memiliki rasa Peduli dan juga perasaan baik pada mereka namun mengingat apa yang telah dilakukan mereka itu begitu kejam, hingga akhirnya wanita itu pun hanya bisa melihatnya dengan mata berkaca-kaca.Xena mengerjapkan kedua matanya ia menahan butiran bening itu yang hendak terjun bebas membasahi pipinya lalu bersikap tegas kepada kedua orang tersebut."Maaf, Tante Om. Sebelumnya Xena sangat berterima kasih kepada kalian semua karena sedari kecil setelah kepergian Papah dan mama kalianlah yang merawat aku, tapi setelah semua ini terbongkar. Aku merasa sangat kecewa kepada kalian semua."Ucapannya berhenti sejenak ia mencoba mengatur nafasnya beberapa kali dan mencoba untuk mengutarakan semua kesalahan dan kekecewaan yang ada pada dirinya."Kalian sengaja menutup berita itu karena kalian ingin mengambil hak waris dari keluargaku dan kalian sengaja mengambil aku dari panti rehabilitasi itu dan merawat

  • Tubuhmu Milikku   Ardi di pecat karena Xena

    Xavier langsung membuka pintu tersebut dna melihat sang Papah yang masih terbaring lemah di kasur itu bersama dengan Lucas yang duduk di kursi tepat disampingnya. Perlahan, ia pun langsung berjalan mendekatinya dan menghentikan langkahnya tepat di sebelahn Lucas."Pak Xavier." gumamnya.Lucas pun segera bangkit dari posisinya dan mempersilahkan sang atasan untuk duduk."Silahkan Pak, duduk." ucapnya.Xavier langsung duduk tepat di bangku yang sebelumnya di duduki oleh Lucas. Ia tersenyum menatap sang Papah."Xavier senang Papah sudah pulih." ucapnya.James pun tersneyum tipis seraya mengerjapkan kedua matanya dengan anggukan kecil kearah sang anak."Lucas, bisa kamu tinggalkan kami berdua." ucap James yang masih dengan nada lemah.Lucas mengangguk. "Baik, Pak." jawabnya, lalu ia segera berjalan kelaur dair ruangan itu.Setelah dilihat bahwa Lucas sudah keluar dan hanya ada mereka berdua disana. James pun kembali melihat kearah sang anak."Bagaimana keadaan istri serta cucuku yang berad

  • Tubuhmu Milikku   Xena ingin menggugurkan kandungannya

    Sebuah notifikasi ponsel berwarna biru muda itu berbunyi. XEna yang masih berad id kamar tengah beristirahat sambil membaca buku pun mendengar suara notif tersebut. Ia segera menoleh ekarah ponsel yang berada di meja dekat dirinya.Xena pun mengambil ponsle tersebut yang tak lai adalah ponsel miliknya.Ia meliha bahwa itu adalah pesan dari sepupunya yaitu, Arabelle. "Ara?" gumamnya.DEngan cepat, wanita cantik bermanik coklat itu pun langsung membuka pesan itu lalu membacanya.||Arabelle("Kak, apa kaka sudah diberitahu oleh Pak Xavier atas kabar pengacar Han tadi?")"Saat aku bertanya, suamiku tidak memberitahukan padaku pasal kabar tadi. Apa lebih baik aku bertanya saja pada Ara ya, apa yang terjadi tadi saat di kantor pengacar Han?" gumamnya.["Belum Ara, aku tidak sempat bertenya padanya. Tpai ... dia sepertinya enggan menceritakannya pada ku. Memangnya apa yang terjaid tadi? Aku ingin mendengar infornya darimu saja."]("Aku telpon saja ya, Kak. Biar lebih enakj aku menceirtakanny

  • Tubuhmu Milikku   Masih menghantui pikiran Xavier

    Xavier terdiam sejenak, namun secara perlahan ia mengangguk menjawab pertanyaan tersebut.Xena tak tahu apa yang ada dalam hatinya ini, apakah harus senang atau sedih. Karena jujur, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, bila bertemu dengan pembunuh kedua orangtuanya disaat pembantaian tersebut, maka ia tidak akan bisa memaafkan dan harus di hukum seberat-beratnya.Tapi, di satu sisi ia juga sedih dna kecewa karena ternyata pelakukanya itu adalah suaminya sendiri, yang sekarang sudah ia cintai. Sungguh, ini pilihan yang sangat sulit baginya."Aku, akan menyerahkan diirku ke kantor polisi. Tapi aku mohon, beri aku kesempatan untuk menunggu Papah, agar sembuh dari komanya." pinta Xavier.Xena mengangguk, dengan tetesan air mata yang membasahi kedua pipinya. Xavier pun lansung mengusap lembut butiran bening itu dan tersenyum tipis kearah sang istri.'Aku rela bila aku harus di hukum mati sekali pun, Xena. Karena aku tahu ini semua memang salahku.' batinnya.Mereka pun berpelukan dalam w

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status