Share

Kejutan

Author: DeealoF3
last update Last Updated: 2022-10-31 16:26:23

"Udah, yuk, Bu, masuk. Acaranya sebentar lagi mau dimulai." Bu Dian menggandeng tangan Bu Rani. 

"Makasi ya, Man," bisik Bu Dian kepada Kasman. Ternyata hanya Bu Dian seorang yang mengenali Kasman walaupun penampilannya sangat jauh berbeda.

Melihat rombongan Ibu-ibu akan segera menuju taman belakang, Mba Sri yang masih mengenakan baju daster lusuh siap-siap berdiri menyambut.

"Silakan ibu-ibu, lewat sini. Silakan langsung menempati meja yang telah disediakan," sambut Mba Sri dengan senyum terpasang di wajahnya.

"Ealah Mba Sri, ternyata jenengan juga diundang tho, ke sini." Bu Rani langsung memulai. Ia melihat Mba Sri dari atas kepala sampai ujung kaki. "Tapi kok, yo, cuma diundang sebagai pelayan," ejeknya kemudian tertawa. Ibu-ibu yang lain ikut tertawa. Sedangkan Bu Dian hanya geleng-geleng kepala mendengar perkataan Bu Rani. Mba Sri yang diejek malah terlihat santai.

Seketika Bu Rani teringat dengan perkataan penjaga di depan tadi, "Eh iya, Mba Sri. Jenengan diminta bantu-bantu di sini dibayar berapa?" bisiknya.

"Saya ga dibayar Bu. Malam ini saya malah disuruh anggap kalau rumah ini seperti milik saya sendiri oleh majikan saya," ucap Mba Sri santai hingga membuat Bu Rani melebarkan mata. 

"Selamat malam, Mba Sri. Senang bertemu Mba Sri di sini," Bu Dian menyapa Mba Sri dengan ramah.

"Selamat malam, Bu Dian. Silakan duduk dan menikmati acaranya, ya, Bu."

"Selamat datang para tamu undangan.  Selamat datang di kediaman Bapak Pai dan Ibu Sri," sambut pembawa acara bersuara  berat yang terdengar di seluruh tempat berlangsungnya acara. Sebagai tanda kalau acara akan segera di mulai.

Mba Sri segera bergegas masuk ke rumah, menuju ke kamarnya. Ia berganti pakaian yang lebih sesuai. Mba Sri juga sedikit memoles tipis wajah dan menghias dirinya dengan perhiasan di leher dan tangannya. Kali ini ia benar-benar terlihat seperti orang berada.

"Silakan menempati kursi yang telah disediakan, karena sebentar lagi, acara akan kita mulai. Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih atas kehadirannya di rumah ini. Baiklah, Bapak-ibu para undangan," ucap sang pembawa acara lagi. "Langsung saja kita sambut sang pemilik rumah, Bapak Pai dan Ibu Sri." 

Mba Sri memasuki taman belakang dengan langkah anggun. Ia berjalan berdampingan dengan sang suami sembari menggandeng mesra tangan Mas Pai. Sambil berjalan, tidak lupa Mba Sri memberikan senyum termanisnya untuk para tamu yang sudah hadir. Mereka berdua langsung menuju ke tempat yang disediakan oleh pembawa acara. Mas Pai berdiri di depan bersiap untuk menyampaikan kata sambutan, sedangkan Mba Sri berdiri lebih ke pinggir, dekat dengan tempat ibu-ibu lain berada. 

Rombongan ibu-ibu langganan warung sayur yang waktu itu sedang sibuk mengambil penganan, tidak menyadari bahwa si pemilik rumah sudah berdiri di tengah-tengah mereka.

"Selamat malam. Pertama-tama, kami ucapkan terima kasih banyak atas kesediaan Bapak dan Ibu semua yang telah memenuhi undangan kami dan sudah bersedia hadir di sini dalam rangka acara syukuran rumah baru kami." Mas Pai, suami Mba Sri, mengawali kalimatnya.

"Perkenalkan, nama saya Ahmad Rifai. Bapak-ibu bisa memanggil saya, Pai, saja," ucapnya sambil tersenyum, "Dan itu istri saya, Asri Sekali, biasa dipanggil Sri. Kami baru saja pindah. Harapan kami, semoga kami bisa diterima dengan baik di lingkungan ini dan kita semua bisa menjadi tetangga yang baik."

Riuh rendah suara tepuk tangan memenuhi tempat berlangsungnya acara setelah Mas Pai selesai berbicara.

Di lain tempat, Bu Rani yang penasaran dengan sosok istri si pemilik rumah, mendekat ke arah depan. Ia mendekati Mba Sri yang sudah berpenampilan mewah.

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tukang Sayur itu Ternyata Milliuner   Ending

    Selamat membaca, jangan lupa subs, rate, love dan komen di setiap babnya ya kak. Makasi udah mampir. Semoga suka. Alhamdulillah end ...! **Dua orang pemuda yang kini berada di taman belakang rumah Mba Sri hanya saling terdiam memandang pemandangan kolam renang di depan mereka. Sudah sejak lima belas menit berlalu, tapi tidak satupun yang memulai pembicaraan. Sang pria sedang berpikir apa yang sebaiknya ia katakan. Sedangkan sang wanita sedang menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut sang pria. "Sebenarnya Pak Dika mau bicara apa?" tanya Askia memberanikan diri. Ia mencoba bertanya, agar degup jantungnya yang sedari tadi mulai berdentum tidak sampai terdengar oleh pria di sampingnya. "Gak, gak mau ngomong apa-apa," jawab Dika, yang akhirnya merutuki dirinya sendiri. "B*g*, kenapa gue malah ngomong gitu," batinnya.Alis Askia bertaut, lalu perlahan ia mulai bangkit dari duduknya. "Eh, kamu mau ke mana?" tanya Dika yang tiba-tiba juga ikut berdiri. "Mau ke dalem lagi, Pak.

  • Tukang Sayur itu Ternyata Milliuner   Makan Malam

    Malam itu, Mba Sri sengaja mengundang Askia dan keluarganya untuk makan malam bersama keluarga mereka. Tak lupa pula Mba Sri juga mengundang keluarga Coki dan Bu Rani. Tapi karena Bu Rani dan Pak Ishak sedang ada acara lain, mereka tidak bisa hadir. "Mari Bu, mari kita langsung ke ruang makan saja," ajak Mba Sri pada Ibu Askia. "Askia kamu ajak adik-adikmu makan, ya.""I-i, ya, Bu," jawab Askia sambil terbata. Ia masih merasa malu dan canggung berada di tengah-tengah keluarga Dika. Pagi itu, saat Dika memberitahu kalau Mba Sri mengundang ibu dan ketiga adiknya untuk makan malam di rumah mereka, Askia sempat bingung. Ia tidak tahu harus menjawab apa, sedangkan untuk menolaknya Askia juga tidak berani, karena yang mengundangnya langsung adalah Dika. ***"Makasi banyak, ya, Pak, udah mau mengundang Ibu dan adik-adik saya untuk makan malam di sini," ungkap Askia. "Hmm. Mama yang nyuruh saya untuk ngundang kamu! Saya juga ga tau maksudnya apa!" Dika menjawab ketus. Raut wajah Askia

  • Tukang Sayur itu Ternyata Milliuner   Undangan Spesial

    "Gimana, Dik, hasil kunjungan kamu kemarin ke rumah Askia? Benar kondisi keluarganya seperti yang kemarin kamun ceritakan?" tanya Mba Sri di tengah aktivitasnya membaca laporan hasil penjualan perusahaan sayur milik mereka per hari ini. Ia sibuk menaik turunkan mouse yang ada di tangan. Matanya menatap lekat ke layar datar di hadapan, sambil sesekali menautkan alis.Saat ini, Mba Sri dan Dika sedang berada di ruang kerja Mba Sri. Mba Sri duduk di kursi kulit berwarna hitam yang terletak tepat di sisi jendela, sedangkan Dika duduk di sofa panjang yang ada di tengah ruangan, yang jaraknya sekitar satu meter dari meja kerja Mba Sri. "Bener, kok, Ma. Kemarin waktu Dika kasih beasiswa itu untuk Askia dan ketiga adiknya, Ibu mereka menangis, ia sampai memeluk Dika kenceng banget,"jawab Dika yang juga sedang asik membaca surat kabar di tangan. Mba Sri tidak merespon jawaban Dika tadi, ia masih serius memperhatikan layar laptop di depannya. Dika yang sudah selesai membaca koran, lalu men

  • Tukang Sayur itu Ternyata Milliuner   Hati Dika

    "Eh, Pak. Bukan, bukan siapa-siapa, kok? Saya tadi cuma lagi ngomongin aktor Korea aja." Alis Kasman bertaut. "Lee Min Ho. Iya, Lee Min Ho. Dia itu kan ganteng, tapi sayang, galak."Askia berusaha untuk meyakinkan Kasman. Kasman menggeleng pelan. "Kamu itu ada-ada aja, ngapain pake jauh-jauh mikirin aktor Korea yang ga kamu kenal sama sekali. Sudah sana cepat kerja, kamu udah hampir telat!"Askia menghela napas lega, senang kalau Kasman tidak mencurigai sikapnya tadi. Tapi di wajahnya masih menampakkan senyum bahagia karena masih terus teringat akan ulah Dika tadi. ***Sementara itu, Dika di dalam kantornya berusaha untuk mencari tahu informasi lebih lanjut mengenai gadis bernama Askia yang sejak semalam suka menabraknya itu. Ia ingin tahu se-menyedihkan apa kehidupan sehari-hari karyawati yang belum lama ini bergabung di perusahaan sayuran milik kedua orangtuanya. Akhirnya lembaran yang ia cari sudah berada di tangan, "Jadi dia sudah tidak punya ayah. Anak pertama dari empat ber

  • Tukang Sayur itu Ternyata Milliuner   Mulai Luluh

    Sebelum membaca mohon bantuannya untuk vote ya Kak. Makasi***Acara pertunangan Salsa dan Coki semalam, menyisakan sedikit gerimis di hati Dika, sang kakak tertua. Ia merasa kalau adik yang selama ini dimanjakan akan segera mempunyai orang lain yang bisa lebih diandalkan dibanding dengan dirinya. Berbeda dengan saat Salsa dulu bertunangan dengan Ardan, pertunangan Salsa dengan Coki kali ini justru membuat Dika yakin, kalau Coki memang adalah jodoh Salsa dan secara pribadi ia sudah memberikan restunya kepada Coki."Pas ntar Salsa nikah, yah, jadi kesepian deh, Gue. Siapa lagi cewek yang mau gue pamerin ke temen-temen kalau ada undangan acara ngumpul-ngumpul? Masa iya ngajak Mama," batin Dika. "Maaf, maaf, Mas. Saya ga sengaja."Seorang gadis tiba-tiba menabrak tubuh Dika, saat itu Dika memang sedang merenung sendirian di taman samping rumah, memikirkan nasibnya jika nanti Salsa menikah. Dika sempat terhuyung sebentar. Untung saja saat itu ia tidak sedang membawa minuman seperti sema

  • Tukang Sayur itu Ternyata Milliuner   Dua Keluarga

    "Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Saya benar-benar tidak sengaja," ucap Askia lagi seraya menangkup kedua tangan di depan dada. "Maaf, maaf! Kamu pikir dengan minta maaf baju saya bisa bersih lagi? Mana bentar lagi tamu udah pada dateng." Dika menjeda kalimatnya. "Siapa nama Kamu? Karyawan di bagian apa? Mulai besok, kamu ga usah datang lagi untuk bekerja! Kamu di pecat!"Tangis Askia seketika pecah, tubuhnya sampai melorot ke bawah."Dika, ada apa, Nak? Kenapa kamu teriak-teriak begitu?"Mba Sri dan Kasman yang mendengar suara keras Dika seketika datang menghampiri. Kasman bahkan segera menyuruh Askia untuk segera berdiri. "Ini lihat, Ma. Baju Dika sampai kotor begini gara-gara dia!" Tunjuk Dika pada Askia yang masih menangis."Maaf, Bu. Tadi saya ga sengaja menabrak Pak Dika. Saya sedang terburu-buru."Mba Sri menghela napas. "Ya sudah, Dika. Dia, kan, sudah minta maaf. Ga enak didengar banyak orang kalau kamu marah-marah begitu. Sekarang, cepat ganti bajumu sebelum para tamu da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status