“Untuk apa kita ke sana? Bicara di sini aja!” Criss berjalan menuju ke dalam ruang kerjanya.
Begitu pun dengan Gea. Ia pun ikut masuk ke dalam juga, mengekor di belakang Criss. Ia berjalan dengan cepat dan segera menutup pintu.Criss merapikan meja yang dipenuhi berkas-berkas penting yang berserakan. Kemudian ia pun duduk tumpang kaki di kursi kerjanya.“Cepatlah! Saya sedang sibuk. Kamu juga ‘kan tahu kalau ini adalah hari pertama saya masuk kantor lagi,” kata Criss.“I-iya. Maaf mengganggu, Tuan,” ucap Gea.“Duduk!” suruh Criss.Gea begitu kikuk. Ia sampai gemetar saat duduk di kursi yang biasa digunakan orang-orang penting itu.“Jadi hal penting apa yang mau kamu sampaikan?” tanya Criss.“Ini tentang ....”“Cepat katakan!” sosor Criss tak sabar.“Aku hamil,” celetuk Gea yang kemudian membekap mulut dengan tangannya sendiri.“Apa?!”Perkataan Gea sukses membuat Criss terkejut. Matanya kini tertuju pada perut Gea yang masih rata. Gea pun memperliKasian sih sebenernya ama nasibnya si Gea. Ga tega juga. Maafin author yang absurd ini 🙏🏻🤭 Jangan lupa vote, ya! Kali-kali komen juga dong! 😂 Makasi~
Gea menjatuhkan diri berlutut di hadapan Bella. Ia tak kuasa menahan tangis. Semua penghuni rumah yang sedang berkumpul pun menatap heran padanya.“A-ada apa, Gea?” tanya Bella yang ikut berlutut bersamanya. Tanpa ragu Bella melakukan hal tersebut meskipun ada kedua orang tuanya dan juga Criss di sana.Seberapa pun Gea menahan, air mata itu luruh begitu saja bak tanggul yang jebol karena derasnya aliran sungai.“Maaf, Nona. Sepertinya saya harus berhenti bekerja di rumah ini,” tutur Gea di sela isak tangisnya dan membuat Criss meliriknya. Memberi tatapan tajam.“Tapi ... kenapa? A-apa maksudmu? Apa ada di antara kami yang berkata atau berlaku kasar padamu?” selidik Bella. Ia merasa ada yang tidak beres pada Gea.Mata Bella beredar melihat satu-persatu penghuni rumah. Criss mengangkat bahunya seolah berkata bahwa ia pun tak tahu menahu masalah asisten rumah tangganya itu. Ya, Criss berpura-pura.“Tidak, Nona. Sua
Criss mengotak-atik ponselnya sambil berjalan. Ia mengirim pesan kepada seorang temannya. Teman yang dikenalnya saat di Bar. Kemudian secara diam-diam Criss mencari sepatu kecil berwarna merah di dalam kantong-kantong belanjaan istrinya. “Kenapa semua wanita menginginkan ini?” Pikiran Criss bertanya-tanya. Ia berhasil menemukan dan memegang sepatu merah kecil itu. Mata Criss kemudian melihat Bella yang masih terpejam. Ia pun buru-buru memasukkan sepatu kecil tersebut ke dalam saku celananya. Muat ternyata. “Maaf, Bella. Nanti kita beli lagi yang lebih bagus dari ini,” batinnya. “Berbagilah sedikit.” Criss kembali ke kamar Gea sambil berlari. Lalu ia menyerahkan barang yang dimintanya. “Tuan ....” Gea tak pernah menyangka jika Tuannya akan kembali dan membawakan sesuatu yang dimintanya. Ia menangis terharu. “Udah, jangan nangis lagi! Sembunyikan itu! Jangan sampai Nona tahu jika sepatu itu ada padamu! Biar nanti saya bel
Bi Iyum pun tak mengerti dengan apa yang dilakukan Tuan yang sejak kecil diasuhnya. Yang ia tahu memang Criss itu orangnya jahil dan nakal.“Aku mau bawa Bibi ke rumahku dan Bella,” sahut Criss dengan entengnya.Hena mengernyitkan dahi. Ia dibuat bingung dengan kelakuan anaknya. “Maksudnya?”“Aku mau Bibi jagain Bella. Ya ... menjaga kehamilannya,” jelas Criss penuh penekanan. Matanya mendelik.“Tapi ... rumah ini gimana? Siapa yang mau masak dan bersih-bersih?”Hena mencemaskan rumahnya jika tanpa seorang asisten rumah tangga. Terlebih Bi Iyum sudah bekerja selama berpuluh-puluh tahun. Bahkan lebih dari umur Chiko sekarang. Bi Iyum sudah mengabdi sangat lama. Hena sama sekali tak berpikir akan mencari penggantinya.Sementara dirinya sama sekali tak pernah melakukan tugasnya baik sebagai istri mau pun sebagai ibu. Akan tetapi, setidaknya nasi goreng buatannya cukup enak. Ya, sayangnya ia jarang turun ke da
“Ah, aku enggak kuat liat dia nangis, hatiku sakit,” pikir Criss. Ia kembali ke ruangan tempat Bella berada, masuk dan hanya mendapati Bi Iyum di sana.“Bi, Papa dan Mama ke mana?” tanya Criss.“Mereka pergi ke bagian administrasi. Pak Eman kembali ke parkiran,” jawab Bi Iyum yang sedang merapikan ari-ari bayi Bella. Ia masukkan ke dalam sebuah guci kecil.“Kenapa mereka enggak minta aku buat bayar biaya persalinan Bella? Apa karena aku bukan ayah kandungnya? Ah, aku juga salah, kenapa aku terlambat mengurusnya?” batin Criss.“Criss, kamu dari mana?” tanya Bella.“Aku dari toilet,” sahut Criss yang kemudian duduk di ranjang tempat Bella berbaring. Ia memegang tangan istrinya dan saling memandang.Bi Iyum merasa tak enak dan canggung dengan keadaan itu. Ia tak mau mengganggu momen romantis majikannya.“Ya udah, Bibi pulang dulu, ya? Selamat Tuan, akhirnya kau jadi seorang
Criss mengajak Bella ke hotel yang tidak jauh dari restoran tadi. Ia sudah siap bertempur malam ini.“Izinkan aku memberimu seorang anak,” ucap Criss dengan nafas yang memburu.“Criss ....”Seakan bulan madu yang tertunda. Criss melepas satu-persatu kain yang menutupi tubuh istrinya. Melemparnya ke sembarang tempat. Sementara Bella hanya bisa pasrah.Criss mulai beraksi. Ia membaringkan Bella yang tanpa sehelai benang pun. Mengecup adalah tindakan favoritnya.Bibir Bella adalah sasaran pertama. Ia memberi pautan yang begitu dalam. Merasakan setiap detik kebersamaannya dengan istri tercinta.Bella pun sangat menikmati. Ia membalas setiap perlakuan suaminya. Kecupan Criss turun dan membubuhi setiap jengkal leher Bella yang menggoda. Tubuh Criss memanas.Diputarnya gunung kembar di sana. Mana mungkin ia membiarkannya begitu saja.“I love you,” bisik Criss.Tak bisa membalas, Bella hanya bisa mengerjapkan mata menikmati sensasi itu. Dirinya seakan melayang. Ti
Kedatangan Keysha membuat semua penghuni rumah terkejut sekaligus bahagia. Suasana rumah pun kembali menjadi ramai dan hangat. Criss memeluk Bella erat.Semua tampak normal setelah kehadiran Keysha. Ya, rona wajah Bella tak murung lagi. Aura keibuannya semakin terpancar.Criss belajar banyak dari Bi Iyum tentang mengurus anak. Kala itu, ia sedang bermain dengan Keysha yang berusia empat bulan. Merelakan dirinya terkena pipis Keysha hingga membuat Bella tertawa. Kegigihan dan perhatiannya membuat hati Bella terenyuh.“Syukurlah dia mau nerima Keysha,” batin Bella.Pernah Criss mencoba memandikan Keysha. Ia terlihat begitu telaten, meskipun tetap harus didampingi Bi Iyum. Ia semakin mahir mengenai bayi.Berbulan-bulan, Criss selalu menyempatkan diri untuk bermain dengan Keysha meskipun pekerjaannya di kantor sangat banyak. Bella senang akan hal itu.Ding!Bunyi pesan masuk terdengar dari ponsel Criss. Bella mendengarnya juga dan bertanya, “Apa sebuah pesan? Dari s
Di usia Keysha yang menginjak genap satu tahun, Criss mengajaknya dan juga Bella untuk pergi ke taman hiburan. Taman yang pernah dikunjungi oleh dirinya dan Bella dulu.“Apa kamu masih ingat waktu dulu, di atas sana kamu menyatakan cintamu?” tanya Bella sambil menunjuk biang lala yang sedang berputar.Tak ada perubahan yang signifikan. Warna cat dari kerangka besi biang lala itu pun masih tetap sama. Kursi yang diduduki oleh mereka bertiga pun masih kursi yang sama.“Tentu dan aku sangat sedih dengan penolakanmu.” Criss menunduk malu.“Hahaha. Maaf, saat itu aku masih ragu, tapi sebenarnya aku tuh mau ngungkapin perasaanku juga, cuman kamu keburu marah,” kata Bella. Ia mengakui jika memang dirinya saat itu tak diberi kesempatan untuk melanjutkan perkataannya.“Yang benar?” tanya Criss antusias.“Iya.” Bella mengangguk.Criss memegang kedua tangan Bella. “Coba diulang! Aku pengen deng
“Dia Ellena ... dia anak suamimu. Aku dan Tuan Arnold dikenalkan juga oleh Tuan Criss,” batin Gea. Rasanya ia ingin sekali mengatakan hal tersebut. Namun, kembali lagi, Gea tak mau menyakiti hati Bella. Sebagai sesama wanita, ia pun tak mau sampai mengalami hal seperti itu. "Aku enggak sejahat itu," batinnya. Ya, begitulah sifatnya. Ia rela menderita dan mengubur niatnya untuk berkata yang sebenarnya. “Biar, biar waktu yang mengungkapnya,” pikir Gea sambil menatap kebersamaan Bella dengan Keysha. Mereka terlihat sangat bahagia. Gea pikir, mana mungkin dirinya sanggup menghancurkan keluarga yang bahagia itu? Mata Bella kini tertuju pada Gea. Ia menunggu sebuah jawaban, bahkan sampai berhenti menyuapi Keysha. Bella merasa hubungan Gea dengan Arnold terlalu aneh. Terlebih Arnold adalah teman Criss juga. “Dia ... Ellena. A-aku dan Tuan Arnold enggak sengaja bertemu dulu,” jawab Gea tanpa menatap lawan bicaranya. “Oh ... begitu.” Be