Share

Pengganti Diriku

Aku menggesek-gesekkan kedua telapak tangan sesekali meniupnya. Rasanya tidak sabar menunggu kemunculan Puspa dan meminum kopi itu. Ingin sekali melihat dirinya terkulai lemas di sofa. Mulutnya berbusa, matanya melotot melihatku dan air matanya jatuh seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tak mampu. 

Membayangkannya saja aku begitu senang. Apalagi jika itu benar terjadi. Mungkin dunia berasa hanya milikku seorang. 

Ini Puspa yang mulai. Dia yang menyimpan racun di kopi itu. Kalau dia meninggal, siapa yang disalahkan coba? Ya, dirinya sendiri. Anggap saja bunuh diri.

"Mas, kok senyum-senyum gitu, sih? Diminum dong kopinya." Puspa tiba-tiba muncul, langsung duduk di sampingku. Kaki kiri ia naikkan di atas paha kanannya. Terlihat anggun sekali.

"Mau tahu kenapa mas senyum-senyum begini?" Aku menatapnya, masih dengan senyuman yang tak pudar-pudar.

Dalam hati berkata, 'Enggak lama lagi kamu akan menghembuskan napas terakhir Puspa.' Rasanya ingin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status