Airin menuruni tangga dengan buru-buru sambil fokus berbicara dengan seseorang di balik telepon. Ia tampak sangat bersemangat, wajah Airin berseri-seri.
"Yaudah, nanti gue ketemu sama Pak Edo. Makasih yah buat infonya," ucap Airin sambil terus fokus menenteng tas miliknya. Setelah obrolan Airin selesai, buru-buru ia segera berlari ke ruang makan untuk sekedar menc*um pipi orang tuanya dan segera berangkat kesekolah.
Orang tua Airin tidak terkejut, karna memang setiap pagi Airin selalu seperti ini. Ia tidak suka sarapan, tapi ia tidak pernah lupa membawa bekal dari rumah. Entahlah, ia sangat malas sarapan dirumah.
Hari ini Airin pergi diantar oleh supir yakni Pak Yanto. Biasanya Airin akan berangkat bersama Abang nya itu tapi hari ini Airin di tinggal. Mungkin ia ada urusan mendadak di sekolah.
Setelah menempuh waktu 15 menit akhirnya Airin tiba di sekolah tapi ia tidak langsung menuju kelasnya ia buru-buru keruang olahraga untuk bertemu dengan Pak Edo guru olahraganya untuk membahas pertandingan tenis yang akan segera dilaksanakan. Setelah semua kegiatannya selesai Airin kemudian menuju kelasnya. Hari ini wajah Airin lebih ceria dari hari-hari biasa yah itu semua karna Airin lolos ke babak semifinal lomba tenis yang ia ikuti seminggu yang lalu. Airin berlari kecil menuju kelasnya sampai tidak terlalu peduli dengan orang yang juga datang dari arah depan yang fokus menatap kertas yang ada ditangannya itu.
Brukkk
Airin menabrak pria itu hingga kertas yang pria itu genggam tadi jatuh ke lantai. Airin terdiam sejenak sambil mengamati wajah pria yang saat ini sudah terlihat kesal dan tanpa Airin sadari juga kakinya perlahan menginjak kertas itu hingga sukses mendapat dorongan dari pria yang ada dihadapannya.
"Lo jalannya gimana sih?? Mata lo buta apa?! Lo ga liat badan gue yang udah segede ini? Mana kisi-kisi soal gue lu injek lagi." pria itu marah-marah pada Airin tapi Airin tidak peduli ia terus saja menatap wajah pria itu. Yang saat ini ada di batin Airin adalah pria ini sangat manis dan tampan.
"Oh my god. Mimpi apa gue semalem sampai ketemu prince charming kayak dia. Dia lucu banget." ucap Fia membatin.
"Lo ga denger gua ngomong apa? Selain buta lo tuli juga yah?!" ucap pria itu tak habis fikir.
Airin akhirnya mengerjapkan matanya berkali-kali, "Eh sorry-sorry, gue bener-bener gak sengaja tadi. Maaf yah. Oh iya kenalin nama gue Airin Alexa." Airin kemudian mengulurkan tangannya tapi pria itu justru menatap Airin dengan tatapan jengah lalu segera masuk ke kelas miliknya.
Airin melongo heran, "Astaga, jadi selama ini kelas XI Ipa 2 punya prince charming? Oh my god, kok gue yang udah hampir dua tahun disini gak ngeh bisa ada cwok kayak dia. Ahh sumpah gue baper." ucap Airin sambil senyum-senyum sendiri.
"Lo gila?" tiba-tiba Diva muncul dari pintu kelas.
"Va lo tau gak cwok yang paling ganteng di kelas depan siapaa? Lo tau gak gue tadi ketemu dan gue ngerasa kalau dia itu emang prince yang udah di takdirin buat gue. Ahhh sumpah." Airin benar-benar terlihat sangat-sangat senang. Diva hanya menggeleng melihat tingkah temannya itu. Aneh 'kan?
"Terserah elo Rin. Udah ah yok masuk," Diva langsung menarik tangan Airin agar segera masuk ke kelas.
Mulai dari awal masuk kelas Airin terus menceritakan soal laki-laki yang ia temui tadi. Ia sepertinya benar-benar tertarik. Dan Diva hanya memutar bola matanya malas ia mulai jengah mendengar semua hal tentang pria itu terus.
"Rin, udah dong ngocehnya. Bosen tau dengernya, kuping gua udah panas astgaa," keluh Diva sambil mengusap wajahnya kasar.
Sesaat kemudian wali kelasnya masuk kekelas, yah karna memang jam pertama diisi wali kelasnya.
"Selamat pagi anak-anak. Jadi hari ini kita kedatangan teman baru, pindahan dari kelas depan anak Ipa 2." ucap bu Tina memberi informasi. Semua teman kelasnya bingung terutama Airin, yah karna memang dari awal masuk sekolah Airin dan teman sekelasnya tidak akrab dengan anak kelas Ipa 2 jadi yah wajarlah jika mereka heran ada siswa anak Ipa 2 pindah ke kelasnya.
"Hai kenalin nama gue Dion Agraha pindahan dari kelas sebelah." sahutnya cepat. Setelah kegiatan perkenalan itu, Dion di persilahkan untuk duduk. Airin yang tau Dion adalah mantan anak kelas Ipa 2 punya rencana agar bisa lebih dekat dengan pria yang tadi pagi ia temui.
Saat jam istirahat buru-buru Airin menemui Dion untuk mengulik informasi tentang pria yang tadi pagi.
"Hai." sapa Airin antusias.
"Eh iya."
"Kenalin nama gue Airin Alex..."
"Semua orang juga udah tau siapa lo. Gua pun juga udah tau siapa lo. Lo kan cukup terkenal di sekolahan. Tapi ngomong-ngomong salam kenal." potong Dion cepat. Airin hanya tertawa garing.
"Em, gue mau nanya deh." ucapan Airin kemudian ia hentikan, ia tidak mungkin langsung bertanya keintinya. Ia tentu harus basa-basi dulu bukan, agar akrab.
"Mau nanya apa?" tanya Dion cepat.
"Lo pindah kesini karna apa??" tanya Airin basa-basi.
Dion tampak berfikir sejenak, "Otak gua udah gak kuat ada dikelas Ipa. Gua yang pengen pinter malah tambah jadi bego. Yaudah, gua memutuskan untuk pindah dan tentunya gua maunya disini karna... disini ada cwek cantik, yaitu elu." jawab Dion asal. Airin memutar bola matanya malas. Bisa-bisanya ia menggombal disaat orang mendengarkannya serius.
"Oh yaudah, semoga betah di kelas ini. Gue duluan yah soalnya ada urusan." Airin tidak ingin bertanya terlalu jauh soal pria tadi pagi, lagian Airin juga bakalan tiap hari bertemu Dion jadi masih punya banyak waktu untuk mencari tau siapa nama cwok kelas sebelah.
Tepat pada pukul 16.00, Airin tiba dirumah, yah harusnya sih jam 3 sore Airin sudah tiba tapi kan dia harus latihan dulu sebelum pulang. Lagi-lagi Airin tidak dijemput Abangnya itu, kali ini terpaksa ia meminta temannya untuk mengantarkannya pulang. Abangnya memang menyebalkan padahal tadi sebelum Airin mulai latihan ia telah meminta Abangnya menjemput jika pulang tapi, justru tidak. Ah mungkin karna kejadian semalam.
XI IPS 2
Anda menambahkan Dion Agraha
Airin tidak lupa menambahkan Dion ke grup kelas. Ia akan mulai mendekati Dion untuk mencari tau info tentang pria yang ia temui tadi pagi. Airin tidak habis fikir ternyata kelas Ipa 2 menyimpan prince charming."Andai aja gue ketemu pas awal-awal masuk sekolah pasti udah jadian gue. Aduh ya ampun dia ganteng banget gila. Dia tinggi, manis, ganteng pula." ucap Airin membatin. Sejak tadi ia terus memikirkan pria yang ia temui. Gila! Hari ini Airin benar-benar jatuh cinta.
_______
Next part selanjutnya.
Jangan lupa buat tambahin ke rak buku kalian. Love you gaisDiva kemudian berjalan mendekat kearah mereka berempat. Dengan segera ia duduk di samping Alvin."Vin, Pak Bambang nyuruh kita belajar bareng. Lo mau kan?" tanya Diva lembut."Iya, kenapa enggak? Ntar abis pulang sekolah kita ketemu di perpustakaan ya?" ucap Alvin sembari menyeruput minumannya. Diva terlihat puas dengan jawaban Alvin. Yah, mereka berdua bisa punya waktu berduaan tanpa Airin.Airin hanya tersenyum sambil menatap Diva. Ia bahkan tidak cemburu. Lagipula mereka belajar bersama. Dan lagipula lagi, Airin bukan siapa-siapanya Alvin jadi ia tidak berhak untuk cemburu."Rin, lo sakit?" tanya Rian yang berusaha mencairkan suasana."Enggak kok." ucap Airin sambil menggelengkan kepala."Muka lo pucet." timpal Dion."Ya semalem cuma kurang tidur aja, mungkin karna itu." Diva hanya terdiam. Kedua sahabat Alvin ternyata benar-benar peduli pada Airin. Sedangkan padanya? Tidak sama sekali."V
Sudah hampir setengah jam Airin menunggu angkutan umum tapi tak kunjung datang. Hari ini Airin berniat untuk berangkat dengan menaiki angkot karna Arkan harus berangkat lebih awal, Airin juga tidak keberatan dengan hal itu. Tapi sudah hampir setengah jam Airin menunggu angkot belum juga ada yang lewat. Padahal ini sudah lumayan siang.TingTingTing"Nungguin siapa dek?" ledek Alvin."Lo ngapain sih kesini? Mau ketemu gue?" sahut Airin cepat."Dih geer banget lo! Gua lewat sini juga gak sengaja." timpal Alvin. Airin hanya mencebikkan bibirnya kesal."Yaudah naik sini, gua anterin deh. Eh berangkat bareng." ucap Alvin sambil menepuk-nepuk jok motornya. Airin hanya memutar bola matanya malas."Lo kenapa sih mau bantuin gue? Atau jangan-jangan lo udah suka yah sama gue?!" jawab Airin asal.Buru-buru Alvin turun dari motornya dan berdiri di hadapan Airin, "Kalau lo gamau ikut gue, yaudah g
"Jika mereka bertanya padaku apakah aku menyesal, jawabanku adalah tidak. Berhasil ataupun gagal, aku bangga hidup diatas keputusan yang kubuat sendiri." - Fiersa Besari -******Airin POVHidup diatas keputusan yang telah kita buat sendiri adalah suatu hal yang sangat membanggakan bagiku. Aku berhak mengambil keputusan untuk hidupku karna yang menjalaninya tentu aku, orang lain tidak punya hak atasku sekali pun itu kedua orang tuaku.Saat ini aku dan Bang Arkan duduk berhadapan di meja makan. Hari ini aku yang memasak, jujur aku ragu tentang makananku tapi tak apa. Jika Bang Arkan mengkritik masakan yang kubuat itu bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagiku."Kamu...masak?" tanya Bang Arkan sembari menatapku. Tatapan yang sangat sulit untuk diartikan."Em iya. Makan aja dulu." jawabku gugup. Tanpa ragu Bang Arkan mulai mengambil nas
Malam ini angin berhembus sangat kencang membuat siapapun akan merasa kedinginan. Tapi tidak dengan Airin, sedari tadi ia duduk santai di balkon kamarnya sambil memainkan ponselnya. Ia terlihat sangat sibuk, tapi yang sebenarnya tidak. Ia justru sekarang sedang men-stalking Alvin. Ia tidak bosan menatap foto Alvin di Instagram pribadinya.Airin mengehela nafas panjang, "Alvin bener-bener ganteng banget yah. Pasti banyak yang suka sama dia, toh dia most wanted di sekolah." ucap Airin."Gantengan gue!" sahut Arkan tiba-tiba hingga membuat Airin terkejut. Arkan kemudian dengan santai duduk di pagar pembatas balkon Airin. Apa dia tidak takut jatuh??"Sejak kapan Bang Arkan dateng? Pasti dari tadi nguping yah!" tuding Airin."Jelas." sahutnya lagi dengan santai."Jangan banyak tingkah. Ntar jatuh terus mati, yang jadi abang Airin siapaa?!" ucap Airin memperingatkan sembari menarik tangan Arkan agar turun dari pagar pembatas balkon.
Hari ini Airin bangun terlambat. Ini semua salah Abangnya, ia mengajak Airin untuk menemaninya menonton film horor. Jika Airin menolak, Abangnya akan mengadu pada Ayah dan Ibunya kalau Airin punya pacar, padahal kan tidak. Jadi mau tidak mau Airin harus setuju untuk menemani Abangnya itu."Eh lu kok masih santai banget make sepatunya?" ledek Arkan. Airin hanya diam dan tidak berniat menanggapi ucapan Arkan."Airin udah sabar yah ngehadepin bang Arkan, tapi kenapa sih suka banget berulah? Suka banget gangguin Airin. Ihh, liat aja pasti Airin dihukum nanti dan ini semua karna bang Arkan." omel Airin sambil memasang sepatunya. Sedangkan Arkan? Ia hanya cekikikan."Siapa suruh jadi cwek tapi kebo." timpal Arkan lagi."Diem!" Airin bangkit dari kursi dan menatap sinis pada Arkan. Jujur Airin ingin sekali menjambak rambut Arkan tapi karna ia buru-buru jadi niatnya ia urungkan.****Saat tiba disekolah, benar saja pagarnya telah t
Airin tiba di sebuah rumah yang cukup besar. Pagar-pagar menjulang tinggi. Dengan cepat Airin turun dari motornya dan memencet bel.Ting!Ting!Sudah hampir 5 menit Airin menunggu sambil memencet bel tapi belum juga ada yang membuka pagar.Tingg!!"Sebentar!" pekik salah seorang dari dalam sana. Airin menunggu sambil sesekali melirik ke dalam rumah dari balik pagar."Cari siapa?" tanya laki-laki itu.Melihat tubuh laki-laki yang tidak memakai baju itu sontak Airin berteriak histeris."Aaaaaaaa!" pekik Airin sambil reflek menutup matanya."Airin kamu ngapain disini?" tanya Alvin heran."Itu... Make baju dlu gih." suruh Airin cepat. Mau tidak mau Alvin harus menurut ia kemudian menarik tangan Airin masuk lalu segera mengambil bajunya yang berada di bangku lalu memakainya."Kamu kok-... Kok bisa tau rumah aku sih?" tanya Alvin sambil berusaha memakai bajunya."Dih geer. Aku